Anda di halaman 1dari 9

13

ISSN 2338-980X Elementary School 2 (2015) 13-21


Volume 2 nomor 1 Januari 2015

MODEL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING


KOMPREHENSIF SEKOLAH DASAR DI SD MUHAMMADIYAH
PROGRAM KHUSUS KOTA SURAKARTA
* Minsih
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diterima: 21 Desember 2014. Disetujui: 15 Januari 2015. Dipublikasikan: Januari 2015

Abstrak
SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta salah satu sekolah dasar yang berupaya
menghantarkan siswanya menjadi insan kamil. Tujuan penelitian ini di tahun pertama adalah
mendeskripsikan model konseptual ideal pelaksanaan layanan bimbingan konseling komprehensif di
SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta dan di tahun kedua untuk mendeskripsikan
implementasi proses layanan-layanan BK Komprehensip yaitu layanan dasar bimbingan, layaanan
responship, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem yang dilaksanakan di SD
Muhammadiyah Program Khusus Kota SurakartaPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologis naturalistik. Pendekatan fenomenologis berusaha memahami
perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak orang-orang itu sendiri. Layanan
bimbingan dan konseling komprehensif yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah Program
Khusus Kota Surakarta merupakan program pendamping yang diperuntukkan bagi seluruh siswa di
bawah bimbingan psikolog dan konselor. Layanan ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu layanan
dasar bimbingan, layanan responsive dan layanan perencanaan individual. Layanan dasar bimbingan
merupakan layanan yang diberikan kepada seluruh siswa agar mencapai proses perkembangan diri
secara optimal melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal yang disajikan secara sistematis. Layanan
ini juga bertujuan mencegah terhadap timbulnya permasalahan dalam proses pendidikan di sekolah.
Adapun layanan responsif merupakan layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki masalah
dan kebutuhan khusus yang memerlukan penanganan tersendiri.
Kata Kunci : Bimbingan, Konseling dan Komprehensif

Abstract
SD Muhammadiyah Surakarta Special Program one of the elementary school students who
strive to be perfect man to deliver. The purpose of this study in the first year is to describe a
conceptual model of the ideal implementation of comprehensive guidance and counseling services in
SD Muhammadiyah Surakarta and Special Programs in the second year to describe the
implementation process of comprehensive services BK is the basic guidance services, Responship
services, individualized service planning, and support system implemented in SD Muhammadiyah
Surakarta Special Programs. This study is a qualitative study with a phenomenological approach
naturalistic. Phenomenological approach seeks to understand human behavior in terms of a
framework of thinking and acting people themselves. Guidance and counseling services
komprehensif held in SD Muhammadiyah Surakarta Special Program is a companion program that is
intended for all students under the guidance of psychologists and counselors. This service consists of
several activities, namely basic guidance services, responsive services and service planning guidance
is individual.Layanan basic services provided to all students in order to achieve optimal process of
self development through activities classically presented systematically. This service also aims to
prevent the onset of problems in the educational process in schools. The responsive service is a
service provided to students who have problems and special needs that require separate handling.

*Alamat Korespondensi
Program Studi PGSD FKIP UMS
minsihbae@gmail.com /minsih@ums.ac.id
14
Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program
Khusus

PENDAHULUAN memiliki kompetensi akademik yang


Kualitas pendidikan sebuah baik, juga diarahkan memiliki
negara tidak terwujud secara instan, wawasan tentang diri, lingkungan, dan
melainkan melalui proses panjang arah kehidupannya melalui berbagai
secara bertahap. Salah satu tahapan kegiatan yang diselenggarkan oleh
penting yang harus diperhatikan adalah sekolah, baik yang bersifat formal
jenjang pendidikan dasar yang menjadi akademik maupun non akademik yang
landasan kokoh bagi pengembangan dirangkum melalui layanan bimbingan
pada tahapan berikutnya, serta dan konseling komprehensif. Pengasuh
terbentuknya pemahaman, sikap, dan SD Muhammadiyah Program Khusus
perilaku belajar sepanjang hayat (long menyadari bahwa proses perkembangan
life learning). siswa tidak selalu berjalan dalam alur
Sekolah merupakan lembaga linier atau searah dengan potensi,
pendidikan yang memiliki peran harapan dan nilai-nilai yang dianut.
penting dalam membentuk pribadi Layanan bimbingan dan
siswa, baik sebagai individu maupun konseling komprehensif yang
sebagai anggota masyarakat. Sekolah diselenggarakan di SD Muhammadiyah
merupakan suatu sistem yang Program Khusus Kota Surakarta
komponen-komponen didalamnya merupakan layanan dasar bimbingan
terintegrasi dengan baik. Bimbingan merupakan layanan yang diberikan
Konseling adalah salah satu komponen kepada seluruh siswa agar mencapai
sekolah yang bertugas membantu proses perkembangan diri secara
menyelesaikan masalah yang dihadapi optimal melalui kegiatan-kegiatan
komponen sekolah yang lain. secara klasikal yang disajikan secara
Pendidikan dasar yang dilaksanakan sistematis
secara formal di Sekolah Dasar Siswa diberikan layanan
selayaknya memberikan dasar-dasar perencanaan individual dalam
yang kuat bagi pengembangan merencanakan masa depannya. Melalui
kepribadian, moral, sikap, nilai, sosial, layanan ini diharapkan siswa
dan potensi siswa. memahami kelebihan dan kekurangan
Mendasarkan pada hal tersebut, yang ada pada dirinya, serta memahami
dewasa ini sekolah-sekolah dasar lingkungan terkait peluang dan
berupaya mengembangkan konsep kesempatan yang bisa diraihnya. Ketiga
pendidikan seimbang yang tidak hanya layanan dalam program bimbingan dan
menghantarkan siswa pada pencapaian konseling komprehensif tersebut akan
kecerdasan akademik, namun juga efektif manakala didukung sebuah
menjamin pencapaian perkembangan sistem yang baik melalui manajemen
diri yang sehat dan produktif. Dimana yang tertata baik.
siswa adalah individu yang berada Diharapkan hasil penelitian ini
dalam proses berkembang atau menjadi memberikan kontribusi positif bagi
(becoming) kearah kematangan yang pelaksanaan layanan bimbingan dan
memerlukan bimbingan secara konseling komprhenship sebagai
terstruktur (Yusuf, 2009:2). penunjang keberhasilan pelaksanaan
Salah satu sekolah dasar yang pendidikan dasar di SD
berupaya menghantarkan siswanya Muhammadiyah Program Khusus Kota
menjadi insan kamil adalah SD Surakarta secara khusus dan menjadi
Muhammadiyah Program Khusus Kota model layanan di sekolah-sekolah dasar
Surakarta. Siswa SD Muhammadiyah lainnya. Hal yang menjadi rumusan
Program Khusus selain dituntut untuk dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
Elementary School 2 (2015) 13-21 15

implementasi proses pelaksanaan BK bersama”. Sedangka Petterson (1983)


Komprehensif yang dilaksanakan di SD mendefinisikan konseling sebagai
Muhammadiyah Program Khusus Kota proses antar-pribadi, dimana seseorang
Surakarta? dibantu oleh seseorang lainnya untuk
Moh Surya (1988) meningkatkan pemahaman dan
mengemukakan definisi bimbingan kecakapan menemukan masalahnya.
adalah suatu proses pemberian bantuan Selanjutnya mortensen menjelaskan
yang terus menerus dan sistematis dari pula konseling merupakan inti dan alat
pembimbing kepada yang dibimbing yang paling penting dalam keseluruhan
agar tercapai kemandirian dalam sistem dan kegiatan bimbingan
pemahaman diri, penerimaan diri, (Counseling is the heart of guidance
pengerahan diri dan perwujutan diri program). Bimbingan dan konseling
dalam mencapai tingkat bertolak dari beberapa asumsi
perkembanganyang optimal dan sebagaimna berikut :
penyesuaian diri dengan lingkungan. 1. Pencapaian tugas-tugas
Hal ini senada dengan pasal 27 perkembangan merupakan tujuan
Peraturan Pemerintah No 20/90, “ bimbingan dan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan yang 2. Perkembangan pribadi yang optimal
diberikan kepada siswa dalam rangka terjadi melalui interaksi yang sehat
upaya menemukan pribadi, mengenal antara individu dengan
lingkungan, merencanakan masa lingkungannya.
depan.”(Depdikbud, 1994). Menurut 3. Konseli tidak dipandang sebagai
Suryo (2003) mendefinisikan bahwa: manusia yang sakit mentalnya.
Bimbingan merupakan bantuan yang Konsep sakit mental dipandang
diberikan pada sesorang atau kelompok kurang tepat bagi suatu proses
agar dapat berkembang menjai pribadi perkembangan yang memfokuskan
yang mandiri. Kemandirian ini kepada perubahan perilaku dan
mecakup lima fungsi pokok yang pengalaman. Disini konseli
hendak dijalankan oleh pribadi mandiri dipandang sebagai individu yang
adalah: (a) mengenal diri sendiri dan mampu memilih tujuan, membuat
lingkungannya, (b) menerima diri keputusan, dan berpartisipasi secara
sendiri dan lingkungan secara positif bertanggung jawab dalam mencapai
dan dinamis, (c) mengambil keputusan, perkembangan dirinya.
(d) mengarahkan diri dan (e) 4. Konseli adalah pribadi yang unik,
mewujudkan diri. DR. Rachman dan berharga yang berjuang untuk
Natawidjaja (1987) menyatakan: mengembangkan dirinya. Dia adalah
Bimbingan adalah suatu proses anggota kelompoknya, bagian dari
pemberian bantuan kepada individu budayanya, dan tidak pernah
yang dilakukan secara terisolasi dari lingkungan sosialnya.
berkesinambungan, supaya individu 5. Konselor tidak bersifat atau amoral;
tersebut dapat memahami dirinya, dia memiliki nilai-nilai, perasaan,
Istilah konseling (counseling) dan komitmen terhadap dirinya
berasal dari bahasa inggris “to counsel” (Yusuf, 2009).
yang secara etimologis berarti to give Dalam praktek di lapangan
advice (memberi nasehat) (Sweenye, Bimbingan dan Konseling memiliki
1981). Selanjutnya dijelaskan pula empat fungsi, antara lain : Fungsi
istilah konseling (counseling) berasal Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan
dari bahasa latin yaitu counselium yang dan konseling membantu konseli agar
berarti “bersama” atau “berbicara memiliki pemahaman terhadap dirinya
16
Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program
Khusus

(potensinya) dan lingkungannya naturalistik. Pendekatan


(pendidikan, pekerjaan, dan norma fenomenologis berusaha memahami
agama). Fungsi Preventif, yaitu perilaku manusia dari segi kerangka
fungsi yang berkaitan dengan upaya berfikir maupun bertindak orang-
konselor untuk senantiasa orang itu sendiri (Moleong, 2002: 31).
mengantisipasi berbagai masalah yang Penelitian kualitatif naturalistik
mungkin terjadi dan berupaya untuk dilakukan atas dasar induktif yang
mencegahnya, supaya tidak dialami mengedepankan pengembangan yang
oleh konseli. Fungsi Pengembangan, berawal dari spesifik seperti konsep,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling pandangan dan pengertian yang
yang sifatnya lebih proaktif dari berasal dari bentuk data yang ada,
fungsi-fungsi lainnya. Fungsi untuk kemudian menuju pada
Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan kesimpulan atau hasil akhir (Sukardi,
dan konseling yang bersifat kuratif. 2006: 11). Pemilihan pendekatan
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya penelitian ini didasarkan atas
pemberian bantuan kepada konseli pertimbangan bahwa data yang
yang telah mengalami masalah. hendak dicari adalah data yang
Fungsi Penyaluran baik, yaitu fungsi menggambarkan proses pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam program bimbingan dan konseling di
membantu konseli memilih kegiatan SD Muhammadiyah Program Khusus
ekstrakurikuler. Fungsi Adaptasi, Kota Surakarta. Disamping itu
yaitu fungsi membantu para pelaksana pendekatan ini juga bertujuan untuk
pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah memperoleh pemahaman dan
dan staf, konselor, dan guru untuk penafsiran secara mendalam dan
menyesuaikan program pendidikan natural tentang makna dari fenomena
terhadap latar belakang pendidikan. yang ada di lapangan.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi Dalam penelitian ini, subjek
bimbingan dan konseling dalam penelitian berasal dari internal SD
membantu konseli agar dapat Muhammadiyah Program Khusus
menyesuaikan diri dengan diri. Fungsi Kota Surakarta. Penentuan subjek
Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan penelitian ini didasarkan pada
dan konseling untuk membantu informasi yang diperlukan oleh
konseli sehingga dapat memperbaiki peneliti dalam mendapatkan data yang
kekeliruan dalam berfikir, berperasaan utuh dan naturalis sesuai dengan fokus
dan bertindak (berkehendak). Fungsi penelitian.
Fasilitasi, fungsi fasilitasi Pengumpulan data dilakukan
memberikan kemudahan kepada melalui teknik wawancara,
konseli dalam mencapai pertumbuhan pengamatan, dan dokumentasi
dan perkembangan yang optimal. (Nasution, 1996). Pemeriksaan
Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi keabsahan data pada penelitian ini
bimbingan dan konseling untuk mengikuti kriteria yang diajukan oleh
membantu konseli supaya dapat Moleong (2002:173) dan Nasution
menjaga diri dan mempertahankan (1993: 111) yaitu derajat kepercayaan
situasi kondusif yang telah tercipta (credibility), keteralihan
dalam dirinya. (transferbility), kebergantungan
METODE PENELITIAN (dependability) dan kepastian
Penelitian ini merupakan (confirmability).
penelitian kualitatif dengan Analisis data penelitian
pendekatan fenomenologis kualitatif pada dasarnya sudah
Elementary School 2 (2015) 13-21 17

dilakukan sejak awal kegiatan berbeda karena setiap siswa memiliki


penelitian sampai akhir penelitian. kebutuhan dan gaya belajar yang
Dengan cara ini diharapkan terdapat beda-beda . Kelima, masalah
konsistensi analisis data secara penyesuaian diri dan kelainan tingkah
keseluruhan. Untuk menyajikan data laku, dalam hal ini siswa memiliki
tersebut agar lebih bermakna dan karakteristik tingkah laku yang
mudah dipahami, maka langkah berbeda-beda, ada yang memiliki
analisis data yang digunakan dalam kemampuan sosial (Interpersonal
penelitian ini ialah Analysis Intelegence) baik tetapi belum
Interactive Model (Miles 1992) yang memiliki kemampuan individual
membagi kegiatan analisis menjadi (Intrapersonal Intelegence) yang baik
beberapa bagian yaitu : pengumpulan demikian juga sebaliknya, dengan kata
data, pengelompokkan menurut lain bahwa teori Multiple Intelegence
variabel, reduksi data, penyajian data, yang dibawa Gardner sangat relevan
memisahkan uotlier data dan dengan perkembangan seseorang.
penarikan kesimpulan atau verifikasi Permasalahan belajar
data. merupakan suatu kondisi tertentu yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dialami siswa yang dapat menghambat
Paparan berikut dimaksudkan kelancaran proses belajar.
untuk memberikan gambaran tentang Permasalahan belajar siswa yang
proses siswa di SD Muhammadiyah masih ditemui di SD Muhammadiyah
Program Khusus Kota Barat Program Khusus Surakarta, antara
Surakarta. Penelitian ini menggunakan lain:
pendekatan kualitatif agar data yang a. Prestasi belajar rendah
dikumpulkan lebih luas dan pemberian b. Sikap dan kebiasan belajar yang
makna diharapkan dapat dilakukan kurang baik
lebih mendalam. c. Motivasi belajar rendah
Implementasi bimbingan dan d. Kurang dapat berkonsentrasi
konseling di SD Muhammadiyah dalam belajar
Program Khusus Surakarta mengacu e. Kesulitan dalam menyelesaikan
pada lima hal yang melatarbelakangi tugas yang diberikan
perlunya layanan bimbingan dan f. Rendahnya rasa ingin tahu dan
konseling di sekolah yaitu: Pertama, keinginan menjadi pembelajar sejati
Permasalahan akademik berupa g. Rendahnya sifat kreatif dan
permasalahan belajar dalam kelas, keinginan untuk selalu maju
kesulitan belajar, guru mengajar tidak Adapun permasalahan non
menyenangkan dan permasalahan akademik berupa permasalahan yang
belajar karena faktor teman sebaya. terkait dengan pribadi dan sosial siswa.
Kedua, Non akademik berupa Permasalahan pribadi dan sosial siswa
permasalahan perkembangan individu yang masih ditemui di SD
seperti kegiatan-kegiatan ekstra- Muhammadiyah Program Khusus
kulikuler yang ada di sekolah. Ketiga, Surakarta, antara lain:
masalah perbedaan individual, yaitu a. Kurangnya pemahaman diri terkait
perbedaan status sosial, perbedaan dengan kecerdasan intrapersonal
ekonomi, perbedaan kemampuan dan b. Kurangnya pemahaman diri
kompetensi siswa. Keempat, Masalah terhadap lingkungan sosial terkait
kebutuhan individu adalah hal-hal dengan kecerdasan interpersonal
yang terkait aspek-aspek yang
dibutuhkan oleh siswa dalam belajar
18
Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program
Khusus

c. Siswa berada pada usia anak yang mampu mengembangkan dirinya


merupakan masa perkembangan secara optimal dan menyesuaikan
yang memerlukan bimbingan dirinya dengan lingkungan secara
d. Siswa yang ada di sekolah dinamis dan konstruktif.
merupakan individu yang unik c. Fungsi Perbaikan
memiliki keinginan, potensi, Fungsi perbaikan yang dilaksanakan
kebutuhan, dan pengalaman oleh SD Muhammadiyah Program
tersendiri yang perlu terus menerus Khusus Surakarta mengarah pada
dikembangkan. upaya pember Fungsi preventif yang
Menyadari hal tersebut SD dilaksanakan oleh SD
Muhammadiyah Program Khusus Muhammadiyah Program Khusus
Surakarta melakasanakan kegiatan Surakarta mengarah pada upaya
bimbingan dan konseing mendasarkan pemberian bantuan kepada siswa
pada fungsinya: yang telah mengalami masalah, baik
a. Fungsi Preventif menyangkut aspek pribadi, sosial,
Fungsi preventif yang dilaksanakan belajar, maupun orientasi masa
oleh SD Muhammadiyah Program depan.
Khusus Surakarta mengarah pada d. Fungsi Pengembangan
upaya pencegahan terhadap Fungsi pengembangan yang
kemunkinan timbulnya dilaksanakan oleh SD
permasalahan. Implementasi fungsi Muhammadiyah Program Khusus
preventif berupa layanan yang Surakarta mengarah pada upaya
diberikan kepada siswa agar membantu siswa dalam memelihara
terhindar dari berbagai masalah yang dan mengembangkan keseluruhan
dapat menghambat pribadinya secara mantap, terarah,
perkembangannya. Fungsi ini masih dan berkelanjutan. Disini sekolah
bersifat pemberian wawasan dan berupaya mengembangkan potensi
pengetahuan secara eksplisit yang positif yang pada dasarnya sudah ada
terintegrasi dalam pelaksanaan pada diri siswa agar berkembang
kegiatan belajar mengajar di kelas. secara actual dan berkelanjutan.
Sebagai contoh, guru memberikan Berdasarkan hasil penelitian
pengatahuan/wawasan kepada siswa dan analisis data dapat diketahui
terkait dengan hal-hal yang tidak bahwa pelaksanaan bimbingan dan
boleh karakter buruk dan tidak boleh konseling di SD Muhammadiyah
dilakukan: malas, tidak perduli Program Khusus Surakarta sudah
terhadap orang lain, saling memberi berjalan baik walaupun
dan berbagi, rajin, bertanggung pelaksanaannya belum terprogram.
jawab, tekun dalam belajar. Berdasarkan analisis data dapat
b. Fungsi Pemahaman diketahui bahwa pelaksanaan BK di
Fungsi pemahaman yang SD Muhammadiyah PK sudah
dilaksanakan oleh SD berjalan dengan baik walaupun
Muhammadiyah Program Khusus pelaksanaannya belum terprogram,
Surakarta mengarah pada upaya terencana dan terstruktur dengan baik.
membantu siswa memiliki Pola pelaksanaan BK SD
pemahaman terhadap dirinya Muhammadiyah PK sudah berjalan
(potensi, kelebihan, dan baik walau belum sesuai dengan
kekurangan), lingkungan (sosial, pedoman penyelenggaraan Kurikulum
budaya, dan agama). Berdasarkan Berbasis Kompetensi bidang
pemahamannya siswa diharapkan Bimbingan Konseling (2004) dan
Elementary School 2 (2015) 13-21 19

sesuai dengan amanah permendikbud “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan


111 tahun 2014 pasal 6 dan pasal 7 mengembangkan manusia Indonesia
yang akan dibahas pada sub bab seutuhnya, yaitu: manusia beriman
dibawah, seyogyanya pelaksanaan BK dan bertaqwa terhadap tuhan yang
komprehensif di SD Muhammadiyah maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
PK Surakarta dapat dilaksanakan memiliki pengetahuan dan
sesuai dengan empat komponen fungsi keterampilan, kesehatan jasmani dan
( fungsi preventif, fungsi pemahaman, rohaniberkepribadian mantab dan
fungsi perbaikan dan fungsi mandiri serta rasa tanggung jawab
pengembangan) kegiatan/program kemasyarakatan dan kebangsaan”
diatas. Seyogyanya strategi Amanah Permendikbud No
pelaksanaan layanan BK dilaksanakan 111 Tahun 2014 dan Permendikbud
secara ideal dan komprehensif melalui 2014 No. 81A a yang menyatakan
beberapa cara: pelayanan informasi, bahwa pelaksanaan BK harus dimulai
Konseling Individual, konseling dari tingkat Sekolah dasar. Program
kelompok, bimbingan kelompok dan bimbingan dan konseling di sekolah
klasikal, kunjungan ke rumah, ditujukan agar siswa berakhlak mulia,
kolaborasi dengan guru lain dan orang memiliki kemampuan intelektual,
tua, konsultasi, bimbingan dengan serta memiliki kepribadian unggul
teman sebaya, dan lain-lain. ( Yusuf, yang memberikan kontribusi
2008). Pelaksanaan layanan BK bermakna bagi kemajuan diri dan
sudah dilaksanakan di SD lingkungannya. Seyogyanya Program
Muhammadiyah PK seperti layanan bimbingan dan konseling di sekolah
bimbingan klasikal dan home visit diarahkan pada pencapaian catur
serta kolaborasi dengan wali murid, sukses, yaitu: sukses pribadi, sukses
sedangkan layanan yang lain belum sosial, sukses akademik, dan sukses
berjalan karena memang pelaksanaan karier (Pasal 6 Permendikbud No
BK di SD Muhmmadiyah PK belum 111 Tahun 2014).
terstruktur dengan baik. Pencapaian catur sukses
Berdasarkan Visi SD tersebut sudah disesuaikan dengan
Muhammadiyah Program Khusus tahapan perkembangan anak
Kota Surakarta yaitu terwujudnya berdasarkan konsep Developmentally
sekolah dasar yang unggul dalam Approriate Practices (DAP), yaitu
ketauhidan dan keilmuan serta konsep pendidikan yang patut dan
membentuk manusia yang sesuai dengan tahapan perkembangan
berkualifikasi ulul albab yang anak (Megawangi et al, 2005:1)
tercermin dalam motto sekolah a. Patut Menurut Umur
“Sholeh, Cerdas, Kreatif, dan Para ustadz/ ustadzah di sekolah
Mandiri”, maka diperlukan upaya harus memahami tahapan
yang sistematis dan terprogram dalam perkembangan anak dalam setiap
mewujudkan visi tersebut, diantaranya rentang usianya. Tahapan
melalui program bimbingan dan perkembangan anak memberikan
konseling di sekolah. Seyogyanya SD informasinya mengenai materi,
Muhammadiyah PK harus aktivitas, pengalaman dan interaksi
mengembangkan layanan-layanan sosial yang sesuai, aman, mendidik,
Bimbingan Konseling yang menarik, dan menantang bagi siswa
dimanahkan oleh UU SIKDINAS NO yang berada pada usia anak.
20 tahun 2003 pasal 3 tujuan b. Patut Menurut Lingkungan Sosial
Pendidikan Nasional yang berbunyi: dan Budaya
20
Minsih, Model Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah Program
Khusus
Dalam mempersiapkan materi yang pemahaman, fungsi perbaikan,
relevan dan berarti bagi kehidupan dan fungsi pemeliharaan dan
siswa, para ustadz/ustadzah harus pengembangan. Pelaksanaan BK
mengetahui latar belakang sosial di SD M PK seharusnya
dan budaya siswa. mengarah pada keempat fungsi
c. Patut Menurut Anak sebagai tersebut.
Individu yang Unik 2. Berdasarkan Visi SD
Hal terpenting lain yang harus Muhammadiyah Program Khusus
diperhatikan oleh para Kota Surakarta yaitu terwujudnya
ustadz/ustadzah adalah pemahaman sekolah dasar yang unggul dalam
bahwa setiap anak adalah unik, ketauhidan dan keilmuan serta
mempunyai bakat, minat, membentuk manusia yang
kelebihan, kekurangan, dan berkualifikasi ulul albab yang
pengalaman yang berbeda-beda. tercermin dalam motto sekolah
Untuk mendukung pencapaian “Sholeh, Cerdas, Kreatif, dan
catur sukses tersebut sebenarnya Mandiri”, maka diperlukan upaya
sudah sesuai sebagaimana yang yang sistematis dan terprogram
tergambarkan dalam visi SD dalam mewujudkan visi tersebut,
Muhammadiyah Program Khusus diantaranya melalui program
Surakarta diperlukan maka diperlukan bimbingan dan konseling secara
program bimbingan dan konseling komprehensip di sekolah. Saran
komprehensif meliputi empat yang akan diusulkan dalam
komponen, yaitu: layanan penelitian ini adalah:
perencanaan individual, layanan 1. Pihak sekolah harus memiliki
responsif, layanan perencanaan kesadaran tentang pentingnya
individual, dan layanan dukungan penerapan bimbingan dan
sistem (Yusuf, 2008). konseling komprehensip di
SIMPULAN DAN SARAN sekolah.
Berdasarkan teori dan hasil 2. Guru kelas harus benar-benar
penelitia yang dibahas dalam memberikan pelayanan BK
penelitian ini, maka dapat komprehensip bukan hanya
disimpulkan sebagai berikut: melakukan layanan responsif
1. Pelaksanaan BK di SD saja, tetapi harus memberikan
Muhammadiyah PK sudah layanan kuratif, yang bersifat
berjalan dengan baik walaupun layanan dasar bimbingan dan
pelaksanaannya belum layanan perencanaan individual
terprogram, terencana dan seperti bimbingan karier.
terstruktur dengan baik karena 3. Peneliti berkoordinasi
pelaksanaan BK Komprehensif dengan guru kelas untuk
yang dilaksanakan oleh guru kelas mengembangkan model
dan guru pendamping dalam pelaksanaan BK komprehensip
proses belajar mengajar. di SD Muhmammadiyah PK dan
pelaksanaan BK di SD penerapannya.
Muhammadiyah PK lebih bersifat
layanan responsif dan kuratif,
padahal jika menilik lebih dalam
terkait dengan fungsi layanan BK
Komprehensif ada 4 fungsi yaitu
fungsi pencegahan, fungsi fungsi
21
Elementary School 2 (2015) 13-21

DAFTAR PUSTAKA Stone, Gerald L, (1986), Counseling


Miles, M.B., & Huberman, M.A. (1992). Psychology; Perspective and
Analisis data qualitatif. (Terjemahan funcitons, Monterey, California,
Tjejep Rohendi Rohidi). London: Brooks/Cole Publishing Company.
Sage Publication Ltd. (Buku asli
diterbitkan tahun 1985). Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007).
Metode Penelitian Pendidikan.
Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
penelitian kualitatif. Bandung :
Remaja Rosda Karya. Sukardi, Zamzani, Dardiri. (2006).
Penelitian kualitatif naturalistik.
Nasution, S. (1996). Metodologi penelitian Yogyakarta: Lembaga Penelitian
kualitatif. Bandung : Tarsito. Universitas Negeri Yogyakarta.

Natawidjaja, Rochman. (1987) Pendekatan- Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan


pendekatan Penyuluhan Kelompok. (Konseling). Depdikbud dirjwn Dikti
Bandung: Diponegoro PPLPTK Jakarta.

Petterson, Lewis E., and Eisenberg, Shodon, Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling.
(1983), The Counseling Process, Bnaadung: Bani Quraisy
Third Edition, Boson: Houghton
Inifflin Company. Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Bandung:
Spiegher, Inichael D., (1984), Rizqi.
Contemporary Behavior Therapy,
Paloalto, California; Haodisld Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2008.
Publishing Company. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai