KONFERENSI KASUS
A. Pengertian
Artinya, tidak semua pihak bisa disertakan dalam konferensi kasus, hanya
konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para
ketergantungan narkoba.
B. Tujuan
data secara lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak
permasalahan itu oleh konselor dan pihak-pihak lain yang hadir dalam
aktualitasnya.
Secara khusus konferensi kasus bertujuan untuk :
keputusan.
berikut:
sebelumnya.
(konseli)
5. Setelah berdiskusi atau mungkin juga berdebat, maka selanjutnya
D. Komponen
Ada tiga komponen utama dalam konferensi kasus yaitu kasus itu
bermasalah.
yang memadai.
mengalami masalah.
masalah.
masalah yg di bahas.
E. Teknik
sebagai berikut :
dihindari).
menang.
menerima.
kenormatifan.
mengukuti pembicaraan.
b. Mendorong para peserta untuk berperan optimal dalam
pembahasan kasus.
isi pembicaraan.
F. Pelaksanaan kegiatan
madrasah yang menyangkut siswa atau personil sekolah dan madrasah dan
asas-asas konseling.
berikut :
1. Perencanaan
kasus.
2. Pelaksanaan
peserta.
3. Evaluasi
4. Tindak lanjut
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah :
lanjutan.
5. Laporan
A. Latar Belakang
perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase
perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling
menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para
pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Masa remaja
lingkungan.
salah satunya yaitu, kleptomania Kondisi tidak mampu menahan keinginan untuk
mengumpulkan atau menimbun hal. Orang dengan gangguan ini dipaksa untuk
nilai yang signifikan, seperti pena, klip kertas, pita, dan mainan kecil.
sesuatu yang remeh. Gangguan ini biasanya dimulai pada masa remaja dan
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Meskipun demikian, anak-anak juga
1.1 Masalah
dari Ibu Milawati (Almh) dan Bapak Dodi (Alm). Adr sekarang tinggal
bersama nenek dan tantenya, karena kedua orang tuanya sudah meninggal
anak ceria namun menurut teman sekelasnya ia juga cenderung lebih diam
dan juga terkadang usil kepada teman-temannya dan Adr juga sering
A. Definisi Kleptomania
mengumpulkan atau menimbun hal. Orang dengan gangguan ini dipaksa untuk
mencuri barang-barang, umumnya benda-benda yang remeh atau tidak ada nilai
yang signifikan, seperti pena, klip kertas, pita, cone lalu lintas, tanda-tanda, dan
mainan kecil.
sesuatu yang remeh. Gangguan ini biasanya dimulai pada masa remaja dan
mencuri karena mereka secara mental tidak stabil, dan bukannya dikategorikan
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Meskipun demikian, anak-anak juga
C. Bentuk-Bentuk Kleptomania
menolaknya.
D. Penyebab Kleptomania
mencuri.
Terkait dengan system opioid otak. Dorongan atau motivasi juga diatur
A. Identifikasi kasus
1. Klien
Nama : Adr
Kelas : 7-2
Anak ke : 1 (satu)
2. Ayah
Kewarganegaraan : Indonesia
3. Ibu
Kewarganegaraan : Indonesia
4. Wali
B. Pengumpulan Data
Adr adalah anak tunggal, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia,. Ia
tinggal bersama nenek dan tantenya, usianya sekarang 13 tahun. Saat dikelas
Adr cenderung lebih diam namun terkadang usil pada teman-teman nya, dan
juga sering mengambil barang milik teman-teman nya seperti pensil, pulpen
dan penghapus.
2. Keadaan Keluarga
Ayah dan Ibu Adr sudah terlebih dahulu meninggalkan nya, Adr sudah
kehilangan ayahnya dari kecil kemudian Ibunya pun meninggal saat Adr
sekolah di bangku sekolah dasar kelas 6. Ia kini tinggal bersama nenek dan
tantenya.
3. Keadaan Lingkungan
Karena Adr tinggal tidak bersama orang tuanya sudah jelas Adr kehilangan
cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, namun sosok nenek dan tantenya
4. Kedaan fisik
5. Keadaan di kelas
Lebih sering diam saat pelajaran dan terkadang usil pada teman-temannya.
C. Klasifikasi Data
b. Anak tunggal
c. Anak yang lebih sering diam saat pelajaran namun terkadang usil
b. Usil
D. Diagnosa
Adr sering usil kepada teman-temanya dengan cara mengambil alat tulis
milik teman-temannya tanpa meminta ijin terlebih dahulu, dan hal ini
disebabkan karena Adr merasa butuh terhadap barang itu dan juga merasa
bahwa mengambil barang itu tidak berdosa meskipun pada akhirnya barang
tersebut di kembalikan.
E. Prognosa
Keadaan Adr memang tidak tidak termasuk tindakan kriminal karena
dari hal kecil itulah akan menimbulkan hal besar sehingga berakibat buruk
F. Treatment
1. Untuk klien
2. Untuk keluarga
d. Wali murid harus mampu bekerja sama dengan pihak guru terhadap
3. Untuk sekolah
anak didiknya.
lingkungannya
d. Guru menempatkan situasi yang membuat anak disayang dan
diperhatiakn
G. Evaluasi
Pendekatan belum dilakukan oleh pihak guru mata pelajaran juga guru bk.
4. Kemajuan klien
perbuatan itu.
H. Follow up
1. Karena masih ada treatment yang belum terlaksana bagi klien maka Adr
perlu diperhatikan lagi oleh pihak sekolah dan terus diberikan treatment
BK agar peserta didik betul-betul merasakan peran guru itu seperti apa.
terpenuhi.
A. Simpulan
Dari analisis kasus ini maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
membutuhkan pada saat itu namun Adr tidak meminta ijin terlebih
B. Saran
2. Untuk orang tua atau wali murid sebaiknya lebih menanamkan karakter
yang baik untuk anak-anak nya agar anak mampu bersikap baik, baik
agar anak-anak tidak berani mengambil barang yang bukan hak nya.
KASUS II (Heri Frima 201301579010)
A. Latar Belakang
menunjukkan bahwa terdapat salah satu siswa dalam kelas tersebut yang
yang saya dapat yaitu siswa sering datang terlambat berturut-turut dan
B. Penanganan Kasus
1. Perencanaan
Observasi
DCM
Wawancara : Konseli, teman konseli, guru BK.
2. Data Identitas
2.1 Klien
Nama : CR
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Selatan
2.2 Ayah
Nama : RM
Selatan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Buruh
2.3 Ibu
Nama : MW
Selatan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3. Pengumpulan Data
sakit.
yang tidak tetap dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Bahkan
keluarga lainnya.
konseli termasuk anak yang biasa saja dan sedikit memiliki teman,
ini dikarenakan sikap konseli yang sering tidak masuk sekolah
4. Verifikasi Data
didapati bahwa semua data saling terkait dan menunjang serta sesuai
studi kasus.
5. Klasifikasi Data
bangunan
umum
6. Pengolahan Data
disiplin pada diri anak. Istilah disiplin berasal dari kata “disiplin”
a. Peraturan
kelompok tersebut,
b. Konsistensi
diantaranya:
c. Hukuman
Hukuman mempunyai tiga fungsi yang mempunyai peran
penting, diantaranya:
d. Penghargaan (Reinforcement)
lain:
(Hurlock, 1999:91).
6.2 Diagnosa
Keadaan perekonomian keluarga yang kurang mampu
6.3 Pragnosa
7. Terapi
a. Untuk Konseli
b. Untuk Keluarga
Orangtua khususnya memberikan perhatian lebih kepada
c. Untuk Sekolah
8. Evaluasi
9. Tindak Lanjut
Kesimpulan
Dari hasil analisis kasus maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
Faktor penyebab utama masalah konseli adalah masalah
A. Saran
memacu rasa percaya diri konseli untuk bersekolah dan belajar dan
A. Lantar Belakang
Tidak ada yang menyangkal jika anak adalah tunas bangsa yang
ini tumbuh dengan baik, lengkap dengan jernih tawa dan bening sorot
akan banyak ditemukan juga bahwa tidak semua berjalan sesuai dengan
harapan dan rencana apalagi ketika mulai muncul berbagai perilaku yang
tidak diharapkan.
B. Masalah
ibunya juga sama –sama orang Jawa. Mad tinggal bersama kedua orang
Jarang belajar dan tidak suka menggerjkan pr pada tepat waktu, dan
C. Rumusan Masalah
Atmaja P,2013:319)
uraikan berikut:
seseorang.
belajar.
segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik
itu, motivasi instrinstik lebih utama dalam belajar. Anak didik yang
pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam
penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan
belajarnya, tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada
mengejek.
rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna,
hati yang resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya
diri. Biarpun ada anak didik lain membuka catatan ketika ulangan
dia tak terpengaruh dan tetap tenag menjawab setiap item soal dari
mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajar jika isi mata
berikut:
Pertama, mengarahkan dan mengatur tingakah laku
sebelumnya.
Atmaja Prawira,2013:320-321).
sebagai berikut :
dengan lingkungannya.”
sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
yang maksimal.
faktor ekstrinsik.
1) Faktor Intrinsik
2) Faktor Ekstrinsik
didik mau belajar. Berbagai, macam cara dilakukan agar anak didik
(keluarga),
A. Identifikasi Kasus
1. Klien
Nama : Amd
Kelas : VII
Anak ke :2
2. Ayah
Nama : AB
Pekerjaan : wirausaha
Kewarganegaraan : Indonesia
3. Ibu
Nama :HL
Kewarganegaraan : Indonesia
Susunan Keluarga
tangga
Es P Jakarta Kakak kandung karyawan
Amd L Jakarta Adik Smp
B. Pengumpulan data
motivasi belajar.
2. Keadaan keluarga
3. Keadaan lingkungan
Amd kurang bergaul dengan teman dan hanya suka bermain sendiri.
4. Keadaan fisik
konsep bilangan.
5. Keadaan di kelas
C. Klasifikasi Data
a.baik
D. Diagnosa
Amd.
E. Prognosa
seorang pelajar.
F. Treatment
a. Untuk klien
Bermain peran
b. Untuk keluarga
c. Untuk sekolah
menyayangi
cara tertentu
kekerasan.
Guru membuat situasi yang membuat anak di
G. Evaluasi
pihak sekolah.
sekolah
4. Kemajuan klien
H. Follow Up
itu perlu adanya kerja sama dari pihak sekolah dan orang
tua.
Simpulan
Dari analisis kasus ini maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
ekstrinsik.
Saran
mengerjakan tugas
bermalas-malasan belajar.
anak.
rumah.
KASUS IV ( Ahmad Khoirul M 201401500183)
A. Latar Belakang
anak yang percaya diri memiliki modal penting untuk masa dewasanya
kelak, rasa percaya diri yang tinggi terbentuk karena anak mempunyai
membutuhkan bantuan orang tua (saat dirumah) dan guru (saat di sekolah).
kepada peserta didik maka para pendidik atau guru BK perlu memahami
B. Masalah
sebagai anak yang tidak suka terhadap sifat jahil teman laki-lakinya,
dengan kepribadiannya.
C. Rumusan Masalah
Guru)
dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk percaya atas
diri selain karena konsep diri yang negatif dapat juga timbul dari
komunikasi.
berkembang lebih kuat dan ada pula yang kurang kuat berkembang.
1. Minder
anak, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak tersebut. Situasi ini
percaya diri yang rendah cenderung melihat segala sesuatu dari sisi
negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua hal
negatif berasal.
1. Klien
Nama : AR
Kelas : 9-1
Anak Ke : 3 ( Tiga )
2. Ayah
Nama : AD
Kewarganegaraan : WNI
3. Ibu
Nama : RA
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, XX/YY/ZZ
Kewarganegaraan : WNI
Susunan Keluarga
Tanggal
Nama L/P Status Pekerjaan
Lahir/Usia
Driver Ojek
AD L 46 Tahun Ayah Kandung
Online
Ibu Rumah
RA P 43 Tahun Ibu Kandung
Tangga
RP P 19 Tahun Kakak SPB
FU L 17 Tahun Kakak SMA
AD L 15 Tahun Adik SMP
B. Pengumpulan Data
dikenal sebagai anak yang tidak suka terhadap sifat jahil teman
kelas lain.
2. Keadaan Keluarga
AR mempunyai seorang kakak perempuan berusia 17 tahun dan
3. Keadaan Lingkungan
menyalurakan bakatnya.
4. Keadaan Fisik
5. Keadaan di Kelas
atau Olahraga.
C. Klasifikasi Data
dan minat
a. Pendiam
D. Diagnosa
tua dan keluarga mengenai bakat dan minat yang ia miliki, sehingga AR
F. Treatment
a. Untuk Klien
b. Untuk Keluarga
c. Untuk Sekolah
menyenangkan
G. Evaluasi
dimiliki siswa
Terbatasnya ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah
H. Follow Up
1. Karena masih ada treatment yang belum terlaksana bagi klien maka
A. Identitas Klien
1. Kode :
2. Nama : M.R
4. Umur : 15 tahun
1. Masalah
Klien adalah seorang pelajar dan masih duduk dibangku SMP kelas
IX. Klien mengaku bahwa ia seorang perokok aktif hingga saat ini.
2. Gambaran Masalah
merokok.
3. Hubungan awal
Dalam memulai hubungan awal antara konselor dengan klien, konselor
konseling individu.
6. Tujuan perubahan
merokok.
dengan yang belum dilakukan klien agar klien mengerti dari mana
8. Pelaksanaan usaha
merokok.
merokok.
Kasus VI (Anita Prasasti.S 201401500003)
A. Identitas Klien
1. Kode :
2. Nama : V.N
4. Umur : 15 tahun
1. Masalah
Klien adalah seorang pelajar dan masih duduk dibangku SMP kelas
dijauhi oleh temannya sehingga klien merasa tidak nyaman dan merasa
2. Gambaran Masalah
sekolah.
3. Hubungan Awal
Dalam memulai hubungan awal antara konselor dengan klien, konselor
yang berbeda, klien diejek dan dijauhi oleh temannya di kelas. Klien
Dari hasil penjelajahan terhadap masalah yang dialami oleh klien maka
6. Tujuan Perubahan
sosial klien, agar klien percaya diri dan yakin menerapkan sikap asertif
8. Pelaksanaan Usaha
hidupnya.
teman-temannya menjauhinya.
d. Klien sangat mengerti apa yang harus dilakukan dalam
menyelesaikan masalahnya.
3. Kelas : VIII-3
Masalah:
pesantren
Gambaran masalah:
Klien merupakan siswa kelas VIII di MTs Al-Islamiyah, yang mana klien ini
mempunyai permasalahan dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya, klien
hanya memiliki beberapa teman saja di sekolah tersebut. Sehari-hari klien hanya
berteman dengan orang yang itu-itu saja. Orang tuanya memaksa klien untuk
melanjutkan ke pesantren setelah selesai Mts nanti, namun klien menolak karena
tidak sesuai dengan keinginan dan minatnya. Dengan adanya paksaan dari orang
tua tersebut kini klien terlihat kurang bersemangat dalam menjalani proses belajar,
bahkan prestasinya kalah oleh adiknya yang masih duduk di bangku SD. Sehingga
Hubungan awal :
Klien merupakan siswa kelas VIII di MTs Al-Islamiyah, klien merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
itu klien didapati memiliki permasalahan di bidang sosial, hal ini terlihat dari
himpunan data (DCM) yang telah diisi oleh klien. Pada pertama kali bertemu
klien terlihat ceria dan gembira, namun ketika kami memulai pembicaraan baru
dan ceria.
bahwa klien tidak mampu menolak dan harus mengikuti kemauan orang
tua teersebut
pendidikan di pesantren.
5. Dikaji apa saja yang sudah dilakukan klien untuk mengurangi kecemasan
klien; terungkap bahwa kien telah ikut sebagai anggota OSIS, hal ini agar
Tujuan Perubahan:
sangat menyayanginya
3. Klien tidak lagi curiga dan dengki terhadap adinya karena adiknya
PELAKSANAAN USAHA
permasalahan klien dan juga dapat merubah persepsi serta perasaan takut akan
pendidikan pesantren.
Memberikan asumsi bahwa sebenarnya orang tua lebih mengerti dan memahami
A. Latar Belakang
akibat yang luas dari masa peralihan masa remaja ini (puber) sangat rentan
dengan kenakalan remaja, karena pada masa ini anak masih labil dalam
menentukan mana yang negative dan mana yang positif atau mana yang
baik serta mana yang buruk. Hal demikian menjadikan anak bertindak
kanak-kanak ke masa remaja merupakan masa yang sulit untuk orang tua
mapun guru karena pada masa ini butuh perhatian yang khusus dalam
segala hal. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan sikap
dan perilaku yang terjadi pada masa remaja merupakan akibat dari
B. Masalah
kandungan. Ibu SS adalah rumah tangga biasa dan ayah tirinya pekerja
C. Rumusan Masalah
tersebut adalah.
2. Membuat keributan di kelas karena ada berapa anak yang ia tidak suka
tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan di mana semua fungsi
sempuna seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri
lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat (lifelong process), dan manusia
pada masa penyesuaian diri, remaja menemui bnyak hal yang berbeda dari
dirirnya dan dia harus mengikuti hal tersebut. Oleh karena itu terkadang
remaja akan bersikap kontra pada lingkungan yang tidak disukainya dan
baik apabila memenuhi kriteria sosial dan hati nuraninya. Ketiga, mastery
yaitu orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik mempunyai
yaitu ada perbedaan individual pada perilaku dan respons yang muncul
rumah.
2. Model yang diperoleh anak di rumah, terutama dari orang tuanya. Anak
biasanya akan meniru perilaku orang tua yang menyimpang, maka anak
diri.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
1. Klien
Nama : SS
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 29 Agustus 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : 8.2
Anak ke : 1 (satu)
2. Ayah
Nama : WN
Tempat tanggal lahir : -
Pekerjaan : Wirausaha
Kewarganegaraan : Indonesia
3. Ibu
Nama : NH
Tempat tanggal lahir : -
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Kewarganegaraan : Indonesia
Susunan Keluarga
Tanggal lahir/
Nama L/P Status Pekerjaan
Usia
WN L Indonesia,- Ayah tiri Wirausaha
NH P Indonesia,- Ibu kandung Ibu rumah tangga
SS P 14 tahun Kakak SMP/MTs
NL P 4 tahun Adik -
B. Pengumpulan Data
1. Keadaan klien
2. Keadaan keluarga
3. Keadaan lingkungan
4. Keadaan fisik
5. Kondisi di kelas
C. Klasifikasi Data
1. Keadaan klien
d. Sosilisasi kurang
e. Prestasi kurang
2. Keadaan keluarga klien
a. Aktif
b. Rajin
D. Diagnosa
E. Prognosa
F. Treatment
a. Untuk klien
- Bimbingan kelompok
b. Untuk keluarga
c. Untuk sekolah
G. Evaluasi
sekolah
H. Follow Up
Karena masih ada treatment yang belum terlaksana bagi klien, maka
treatment yang dengan cara yang berfariasi tetapi sesuai dengan tujuan.
A. Kesimpulan
pada masa penyesuaian diri, remaja menemui bnyak hal yang berbeda dari
lingkungan.
B. Saran
lingkungan sosial.
A. Latar Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai masalah dan akan sangat
pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa
salah satu cara yang dapat di ambil untuk dapat membantu klien yang
tentang individu. Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan
Berdasarkan dari pemaparan yang ada di atas maka dari itu dilakukan
studi kasus secara nyata di MTS AL- ISLAMIYAH Jakarta untuk mendalami
seorang penjahit dirumah dan ibunya hanya ibu rumah tangga. Br tinggal Bersama
orang tuanya. Kedua orang tuanya berasal dari Jakarta. Br belajar dikelas 7.1,
didalam kelas Br sangat pendiam tetapi aktif ketika diminta untuk memberikan
pertanyaan.
C. Rumusan Masalah
seperti, angket kebiasaan siswa, daftar cek masalah, dan wawancara, maka
2) Malas / membolos.
4) Banyak bermain.
tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana
konseling.
didalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun
kehidupannya.
memperoleh informasi.
kemampuanya.
2004:4 ).
melaksanakan layanan.
2) Peserta
pemuda dan sosial politik, karyawan intansi dan dunia usaha / industry
kelompok.
3) Informasi
dalam :
diinginkan.
b. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat
sambil bekerja.
dihadapan siswa.
kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode dan
sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat
dikunjungi.
tulis, Lembar Kerja Siswa ( LKS ) paket layanan BK, LCD, dan laptop.
a. Pengertian Kemandirian
bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala
sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan
yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain
b) Orang Tua
terarah dengan baik, orang turut ikut campur agar anaknya memilih
- lain, anggapan orang tua anak yang mampu memasuki program ini
tinggi, mereka mungkin merasa tidak enak jika tidak sama dalam
e) Karakteristik Individu
Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi
yaitu :
minat, cita - cita, kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya,
menekuni bidang kejuruan dan bidang karier yang akan dipilih serta
sedang ditekuni dan pilihan karier yang diinginkan. Dalam hal ini
karier adalah :
yang sedang ditekuni dan karier yang akan dipilih karena sadar
akan diri dan masa depannya agar kehidupan yang akan dijalani
dan sungguh - sungguh dalam menekuni bidang karier yang saat ini
karier kejuruannya karena sadar akan tujuan / cita - cita yang ingin
A. Identifikasi Kasus
1. Klien
Nama : Br
Anak Ke : Pertama
2. Ayah
Nama : XX
Kewarganegaraan : Indonesia
3. Ibu
Nama : XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Susunan keluarga
B. Pengumpulan data
14 Tahun, saat Br berada dikelas sering diam dan merasa tidak tenang.
2. Keadaan Keluarganya
perekonomiannya.
3. Keadaan Lingkungan
4. Keadaan Fisik
C. Klasifikasi Data
a. Aktif
b. Cerdas dikelas
Karena kondisi klien kurang perhatian dari orang tuanya menimbulkan Br sering
berdiam diri, selain itu kurang pengetahuannya dalam dunia karier dan jurusan
E. Prognosa
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan / treatmen yang dapat diberikan
2. Bimbingan Karier
F. Treatment
yang ada dalam dirinya. Tahapan pemberian bantuan konseling gestalt dengan
harus berperan sebagai top dog dan kapan ia harus memainkan peran
sekitar kita dan jenjang pendidikan yang sesuai dengan karir tersebut.
yang dialami oleh klien yaitu pada masalah perencanaan karir yang masih
rendah.
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh
efek atau pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi
berikut :
H. Follow Up
1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dan percaya
motivasi kepada siswa dalam pembelajarannya.. Selain itu, orang tua juga
dengan cita-citanya.
Penutup
A. Kesimpulan
anak
b. Bimbingan karir.
B. Saran
komunikasi yang efektif dengan siswa sehingga siswa / konseli ini dapat
masalah.
Daftar Pustaka
D. Lantar Belakang
Tidak ada yang menyangkal jika anak adalah tunas bangsa yang
ini tumbuh dengan baik, lengkap dengan jernih tawa dan bening sorot
akan banyak ditemukan juga bahwa tidak semua berjalan sesuai dengan
harapan dan rencana apalagi ketika mulai muncul berbagai perilaku yang
tidak diharapkan.
E. Masalah
ibunya juga sama –sama orang Jawa. Mad tinggal bersama kedua orang
Jarang belajar dan tidak suka menggerjkan pr pada tepat waktu, dan
F. Rumusan Masalah
Atmaja P,2013:319)
uraikan berikut:
seseorang.
belajar.
segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik
itu, motivasi instrinstik lebih utama dalam belajar. Anak didik yang
pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam
penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan
semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
belajarnya, tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada
mengejek.
rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna,
hati yang resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya
diri. Biarpun ada anak didik lain membuka catatan ketika ulangan
dia tak terpengaruh dan tetap tenag menjawab setiap item soal dari
mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajar jika isi mata
berikut:
sebelumnya.
Atmaja Prawira,2013:320-321).
sebagai berikut :
dengan lingkungannya.”
sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
yang maksimal.
faktor ekstrinsik.
3) Faktor Intrinsik
4) Faktor Ekstrinsik
didik mau belajar. Berbagai, macam cara dilakukan agar anak didik
(keluarga),
I. Identifikasi Kasus
4. Klien
Nama : Amd
Kelas : VII
Anak ke :2
5. Ayah
Nama : AB
Kewarganegaraan : Indonesia
6. Ibu
Nama :HL
Kewarganegaraan : Indonesia
Susunan Keluarga
tangga
Es P Jakarta Kakak kandung karyawan
Amd L jakarta Adik Smp
J. Pengumpulan data
motivasi belajar.
7. Keadaan keluarga
Ayah bekerja berjualan buah keliling menggunakan gerobak dan
8. Keadaan lingkungan
Amd kurang bergaul dengan teman dan hanya suka bermain sendiri.
9. Keadaan fisik
konsep bilangan.
K. Klasifikasi Data
a.baik
L. Diagnosa
Amd.
M. Prognosa
seorang pelajar.
N. Treatment
d. Untuk klien
Bermain peran
e. Untuk keluarga
f. Untuk sekolah
menyayangi
cara tertentu
kekerasan.
O. Evaluasi
pihak sekolah.
sekolah
4. Kemajuan klien
P. Follow Up
itu perlu adanya kerja sama dari pihak sekolah dan orang
tua.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari analisis kasus ini maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
ekstrinsik.
B. Saran
mengerjakan tugas
bermalas-malasan belajar.
anak.
rumah.