Anda di halaman 1dari 11

BUPATI PEKALONGAN

PROVINSI JAWA TENGAH

INSTRUKSI BUPATI PEKALONGAN


-TAHUT\ e.Dal
NOMOR oq

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM)
LEVEL 4 CORONA y/RUS DTSEASE 2Ol9 (COVID- 19)
DI KABUPATEN PEKALONGAN

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor


27 Tahun 2O2l tanggal 2 Agustus 2O2l tentang Pemberiakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level3, dan l,evel 2 Corona
Vints Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2021 tanggal 2 Agustus 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, l,evel 2 dan
Level 1 serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Vints Disease
2Ol9 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran
Corona Virus Disease 2Ol9 dan Instruksi Gubernur Jawa Tengah
Nomor 7 Tahun 2O2L tanggal 3 Agustus 2021 tentang Implementasi
Pengetatan Aktivitas Masyarakat pada Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dan Level 3 Corona Vints Di,sease
2019 di Provinsi Jawa Tengah, untuk itu dengan ini diinstruksikan:

Kepada 1. Forkopimda Kabupaten Pekalongan;


2. Kepala Kepolisian Resor Pekalongan Kota;
3. Kepala Instansi VertikallBUMN/BUMD se-Kabupaten
Pekalongan;
4. Kepala Organisasi Perangkat Daerah se-Kabupaten
Pekalongan;
5. Camat se-Kabupaten Pekalongan;
6. Lurah dan Kepala Desa se-Kabupaten Pekalongan
Untuk

KESATU Menerapkan PPKM Kriteria Level 4 di Kabupaten


Pekalongan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sekolah,
Perguruan Tinggi, Akademi, Tempat
Pendidikan/Pelatihan) dilakukan secara
daring/online;

Jl. Alun-Alun Utara I TELP (0285) 381OOO - 381001


No. F'AX. 38 iOO6
KAJENKodePos:51161
b. pelaksanaankegiatan pada sektor non esensial
diberlakukan 1OO7o (seratus persen) Work From
Home (WFH);
c. pelaksanaan kegiatan pada sektor:
1) Esensial seperti :
a. keuangan dan perbankan hanya meliputi
asuransi, bartk, pegadaian, dana pensiun, dan
lembaga pembiayaan (yang berorientasi pada
pelayanan fisik dengan pelanggan {cttstomefll ;
b. teknologi informasi dan komunikasi meliputi
operator seluler, data center, internet, po$,
media terkait dengan penyebaran informasi
kepada masyarakat;
c. perhotelanlpenginapan/losmen/homestay / dan
sejenisnya non penarlganan karantina; dan
d. industri orientasi ekspor dimana pihak
perusahaan harus menunjukkan bukti contoh
dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
selama 1.2 (dua belas) bulan terakhir atau
dokumen lain yang menunjukkan rencana
ekspor dan wajib memiliki Izin Operasional dan
Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
dapat beroperasi dengan ketentuan :
1. Untuk huruf a dapat beroperasi dengan
kapasitas maksimal 5Ao/o (lima puluh persen)
staf untuk lokasi yang berkaitan dengan
pelayanan kepada masyarakat, serta 25o/o {dua
puluh lima persen) untuk pelayanan
administrasi perkantoran guna mendukung
operasional;
2. Huruf b dan huruf c dapat beroperasi dengan
kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen)
staf; dan
3" Untuk humf d hanya dapat beroperasi 1
(satu! shift dengan kapasitas maksimal SOYo
(lima puluh persen! staf hanya difasilitas
produksl/pabrik, serta LOa/" {sepuluh persen}
untuk pelayanan administrasi perkantoran
guna mendukung operasional.
2) esensial pada sektor pemerintahan yang
memberikan pelayanan publik yang tidak bisa
ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25a/" (dua
puluh lima persen) maksimal staf WFO dengan
protokol kesehatan secara ketat;
3) kritikal seperti :

a. kesehatan;
b. keamanan dan ketertiban masyarakat;
c. penanganan bencana;
d. energi;
e. logistik transportasi dan distribusi terutama
untuk kebutuhan pokok masyarakat;
f. makanan dan minuman serta penunjangnya,
termasuk untuk ternak/hewan peliharaan;
g. pupuk dan perokimia;
h. semen dan bahan bangunan;
i. obyek vital nasional;
j. proyek strategis nasional;
k. konstruksi (infrastruktur publik);
1. utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan
sampah)
dapat beroperasi dengan ketentuan :

1. Untuk huruf a sampai dengan huruf c dapat


beroperasi rcAo/o (seratus persen) staf tanpa
ada pengecua-lian antara lain Dinas Kesehatan,
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Sentra
Vaksinasi, BPBD serta Satpol PP dan Damkar;
2. Untuk huruf d sampai dengan huruf I dapat
beroperasi l00oh (seratus persen) maksimal
staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/
pelayanan kepada masyarakat dan untuk
pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional, diberlakukan
maksimal 25 o/o (dua puluh lima persen)
staf WFO.
4) toko kelontong dan toko modern yang menjual
kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional
sampai pukul 20.00 WIB dengan kapasitas
pengunjung SOYo (lima puluh persen);
5) pasar tradisional dibatasi jam operasional sampai
pukul 15.00 WIB dengan kapasitas pengunjung
50% (lima puluh persen);
6) pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan
sehari-hari dapat beroperasi dengan kapasitas
maksimal 5oo/o (lima puluh persen) dan jam
operasional sampai pukui 15.00 WIB;
7l Agen I outlet uoucher, barbershop I pangkas rambut,
laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian
kendaraan, dan lain sejenisnya diizinkan buka

3
dengan protokol kesehatan ketat sampai dengan
pukul 20.00 WIB;
8) untuk apotek dan toko obat dapat buka selama
24 (dua puluh empatljam.
d. pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempat
umum (warung makan, rumah makan, kafe,
pedagang kaki lima, lapak jajanan) dibatasi jam
operasional sampai pukul 20.00 WIB, dilarang
menyelenggarakan live music/ karaoke;
1) warung makan/warteg, pedagang kaki lima,
lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan buka
dengan protokol kesehatan yang ketat sampai
dengan pukul 2O.OO 1[IIB dengan maksimal
pengunjung makan ditempat 3 (tigaf orang dan
waktu makan maksimal 2O (dua puluh) menit.
2lRestoran/rumah makan, cafe dengan lokasi yang
berada da-lam gedung/toko tertutup yang berada
pada lokasi tersendiri hanya menerima
deliuery/take awag dan tidak menerima makan
ditempat (dine-in).
e. pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur
publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek)
beroperasi l}Oo/o (seratus persen) dengan
menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
f. tempat tbadah (Masjid, Mushola, Gereja, Pura,
Vihara dan Klenteng serta tempat lainnya yang
difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak
mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan
berjamaah dan mengoptimalkan pelaksanaan
ibadah di rumah;
g. fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat
wisata umum dan area publik lainnya) ditutup
sementara;
h. kegiatan pertemuan Rapat, Seminar, FocusGroup
Dscnssion (FGD), Workshop dan pertemuan sejenis
lainnya dilaksanakan secara Luring/Daring atau
gabungan keduanya dengan protokol kesehatan yang
sangat ketat;
i. kegiatan keagamaan, seni, budaya, olahraga dan
sosial kemasyarakatan (lokasi keagamaan, seni,
budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang
dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)
ditutup sementara;
j. transportasi umum {kendaraan umum, angkutan
masal, taksi (konvensional dan online| dan
kendaraan sewa/rentalf diberlakukan dengan
pengaturan kapasitas maksimal 50% (lima puluh
persen| dengan menerapkan protokol kesehatan
secara lebih ketat;
k. pelaksanaan resepsi pernikahan dan hajatan
lainnya ditiadakan;
1. pelaku perjaianan domestik yang menggunakan
mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi umum
jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta
api) harus :

1) menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi


dosis pertama);
2l menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara
serta Antigen (H-1) untuk moda transportasi
mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan
kapal laut;
3) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dan angka 2\ hanya berlaku untuk kedatangan
dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali
serta tidak berlaku untuk transportasi dalam
wilayah aglomerasi; dan
4l untuk sopir kendaraan logistik da-n transportasi
barang lainnya dikecualikan dari ketentuan
memiliki kartu vaksin.
m. tetap memakai masker dengan benar dan konsisten
saat melaksanakan kegiatan di luar rumah serta
tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa
menggunakan masker;
n. pelaksanaan PPKM di tingkat RTI RW,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan tetap diberlakukan
dengan mengaktifkan Posko-posko di setiap
tingkatan dengan melihat kriteria zonasi
pengendalian wilayah;
o. dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan
COVID-19 di wilayah Kabupaten Pekalongan agar:
1) Kepala Dinas Kesehatan untuk :
a. Meningkatkan rasio tracing minimal 8 (delapan)
orang pada setiap kasus baru dan
meningkatkan rasio testing sesuai dengan
positiuitg rate mingguan, serta penambahan
kasus harian yang ada di masing-masing
Desa/Kelurahan/Kecamatan mengacu pada
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27
Tahun 2O2t;

5
b. Memastikan distribusi vaksin dengan
menggunakan sistem "Rantai Dingin" sesuai
ketentuan dalam rangka menjaga mutu
vaksin; dan
c. Membenahi dan membantu seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan untuk secara tertib dan
real time memasukkan data-data pelayanarinya
menggunakan sistem/aplikasi yang telah
disediakan.
2\ Kepala BKD Diklat dan Kepala Dinkominfo dapat
berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan
untuk mengatur ASN dan Non ASN di sekitar
Fasyankes untuk membantu melaksanakan input
data terkait dengan testing, tracing dan vaksinasi
di Fasyankes serta jumlah orang yang
melaksanakan isolasi mandiri, karantina terpusat
dan kejadian kematian;
z)l
o, Kepala Dinas PMD, P3A dan PPKB untuk
memaksimalkan Satgas Jogo Tonggo di tingkat
Desa/Kelurahan dalam melaporkan
perkembangan warga yang melakukan isolasi
mandiri melalui aplikasi Jogo Tonggo, yang
datanya dapat digunakan juga sebagai dasar
pemberian bantuan logistik beras dan obat-
obatan oieh TNi/Polri;
4l Kepala Satpol PP dan Damkar agar melakukan
edukasi kepada masyarakat dengan pendekatan
secara persuasif terkait penerapan protokol
kesehatan COVID- 19 di lingkungan pasar
khususnya pada dini hari/pagi hari saat
pedagang/pembeli mulai beraktivitas di pasar;
s) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menegah
(Disperindagkop UKM) untuk :

a) menginisiasi pembentukan "Polisi Covid"


berbasis masyarakat yang bertugas
mengingatkan kepada masyarakat dalam
lingkungan pasar (pengunjung dan pembeli)
terkait penerapan protokol kesehatan sebagai
bagian konsep eling lan ngelingke kepada
masyarakat;
b) pengaturan jarak lapak antar pedagang di
dalam maupun di luar pasar,
yang pengaturan tata tempat lapak clapat

6
dilakukan secara inovatif sesuai dengan
protokol kesehatan;
c) mendorong petugas pemungut retribusi untuk
ikut berperan melakukan pendataan dan
menghimbau pedagang lansia di lingkungan
pasar untuk dilakukan vaksinasi;
d) berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan
untuk pelaksanaan vaksinasi pedagang lansia
di lingkungan pasar sesuai protokol
kesehatan;
e) memastikan agar warung/toko keiontong/PKL
dan usaha mikro/kecil/menengah lainnya
yang terdampak kebijakan PPKM
terinventarisir dan masuk dalam program
bantuan yang akan disalurkan oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah,
termasuk memfasilitasi UMKM untuk dapat
berpartisipasi sebagai penyedia dalam
pengadaan barang dan jasa secara online;
f) mendorong pelaksanaan gerakan "PEKAN
JAJAN" dalam rangka meningkatkan
kepedulian terhadap keberlangsungan
ekonomi mikro di sektor riil dengan cara
membeli/belanja/jajan produk UKM (kuliner,
fashion, kerqjinan tangan, hasil pertanian,
peternakan, perikanan dan lain-lain) baik
untuk dikonsumsi sendiri maupun diberikan
kepada warga yang membutuhkan.
6) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menegah
(Disperindagkop UKM) dan Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja (Dinas PM PTSP dan
Naker) untuk :
a) meiakukan koordinasi dengan pengurus
Kamar Dagang dan Industri
Daerah/Pengusaha atau Pengelola Kawasan
Industri terkait pelaksanaan aturan Work
Form Office (WFO) di kegiatan usaha sektor
esensial dan kritikal sesuai ketentuan
termasuk kemungkinan dilakukannya
pengaturan sistem kerja secara bergantian
{shffinsl;
b) teknis pelahoanaan dan pengawasan kegiatan
sektor esensial, non esensial dan kritikal
mengacu pada ketetntuan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2A21.
7l Kepala Dinas Sosial (Dinsos) untuk melakukan
pendataan dan verifikasi secara cermat,
percepatan serta pemantauan realisasi bantuan
sosial dari pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah, berkoordinasi dengan Dinas Sosial
Provinsi Jawa Tengah dan unsur TNI/Polri secara
efektif dan tepat sasaran;
8) Camat agar mengoptimalkan Pos Komando
(Posko) di Desa/Kelurahan dan Kecamatan
bersama Satgas Jogo Tonggo melakukan
pendataan dan melaporkan kontak tracing
(pelacakan kasus) di dalam wilavah
Desa/Kelurahan, serta di luar wilayah
Desa/Keluarahan dan berkoordinasi dengan
Puskesmas, unsur TNIIPolri dan Dinas Kesehatan
secara beq'enjang.

KEDUA Melarang setiap bentuk aktivitas/kegiatan yang dapat


menimbulkan kerumunan.

KETIGA Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi 5M


dan 3T dengan prinsip sebagai berikut :
a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup,
pertemuan pertemuan panjang (lebih dari 15 menit),
interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan
bernapas kuat misalnya bernyanyi, berbicara dan
tertawa dan tidak memakai masker seperti pada
saat makan bersama;
b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten
adalah protokol kesehatan paling minimal yang
harus d.iterapkan setiap orang;
c. mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
secara berulang terutama setelah menyentuh benda
yang disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau
pegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengan
tangan perlu dihindari;
d. jenis masker yang lebih baik, akan lebih melindungi
(sebagai contoh masker bedah sekali pakai lebih
baik dari masker kain, dan masker N95 lebih baik
dari masker bedah). Saat ini penggunaan masker
sebanyak 2 [dua) lapis merupakan pilihan yang
baik. Masker sebaiknya perlu diganti setelah
digunakan (>4 (lebih dari empat)jam);
8
e. penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor ventilasi udara, durasi,
dan jarak interaksi, untuk meminimalisir risiko
penularan dalam beraktivitas;
c
I. pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai
berikut:
1. beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi
hanya dengan orang-orang yang tinggal
serrrmah;
2. jika harus meninggalkan rumah, maka harus
selalu mengupayakan jarak minimal 2 (dua)
meter dalam berinteraksi dengan orarig lain.
Mengurangi/menghindari kontak dengan orang
lain 5,'ang tidak tinggal serumah; dan
3. mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di
tempat umum terkait pencegahan dan
penanganan COVID- 19.
g
b' pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai
berikut:
1. jika harus berinteraksi dengan orang lain atau
menghadiri suatu kegiatan, dilakukan dengan
durasi yang singkat untrr-k mengurangi risiko
penularan; dan
2. dalam perkantoran dan situasi berkegiatan
lainnya, penjadwalan dan rotasi dapat membantu
untuk mengurangi durasi interaksi,
h. pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai
berikut:
1. berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko
penularan yang jauh lebih rendah dibandingkan
di dalam ruangan; dan
2. ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki
venti"lasi udara y-ang baik. Membuka pintu,
jendela dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
penulara-n. Dalam kondisi pintu atau jendela
tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan High
Efficiencl, Particulate Air (HEPA) filter dapat
digunakan di dalam ruangan.
1. dalam kondisi penularan sudah meluas di
komunitas, maka intervensi yang lebih ketat dengan
membatasi mobilitas masyarakat perlu dilakukan;
j penguatan 3T {testing, tracing, treatment);
1) testing di.tingkatkan sesuai dengan tingkat
positiuity rate mlngguan dengan targe-u positiuity
rate <107" (sepuluh) persen;
2l tracing dilakukan sampai mencapai lebih dari 15
kontak erat per kasus konfirmasi;
3) treatmenf dilakukan dengan komprehensif
sesuai dengan berat gejala, hanya pasien
bergejala sedang, berat dan kritis yang perlu
dirawat di rumah sakit.
k. upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan untuk
melindungi sebanyak mungkin orang dan upaya ini
dilakukan untuk menurunkan laju penularan serta
mengutamakan keselamatan mereka yang rentan
untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan
komorbidi mengingat kapasitas kesehatan yang
terbatas dan dampak jangka panjang dari infeksi
COVID- 19.

KEEMPAT : Untuk Pelaku Usaha, Restoran, Pusat Perbelanjaan,


Transportasi Umum sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU huruf c, huruf d, dan huruf j yang
tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur
dalam Instruksi ini dikenakan sanksi administratif
sampai dengan penutupan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
b. Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang
melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian
wabah penyakit menular berdasarkan:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212
sampai dengan pasal 218;
2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984
tentang Wabah Penyakit Menular;
3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan
4) Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor
2 tahun 2012 tentang Ketertiban Umum;
5) Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 33 Tahun
2O2O tentang Pedoman Pelaksanaan Adaptasi
Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Sehat dan
Produktif pada Masa Pandemi Corona Vints
Disease 2Ol9 di Kabupaten Pekalongan;
6) Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 41 Tahun
2O2O tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan
Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2OL9 di Kabupaten Pekalongan;
7) Ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya yang terkait;

10
KELiMA Kepala Kepolisian Resor Pekalongan, Kepala Kepolisian
Resor Pekalongan Kota, Komandan Komando Distrik
Militer OTlO/Pekalongan, Pimpinan Instansi Vertikal di
Kabupaten Pekalongan, Pimpinan OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Pimpinan
BUMN/BUMD, Camat, Lurah dan Kepala Desa
di Kabupaten Pekalongan agar mendukung
pelaksanaan di lapangan sesuai kewenangan masing-
masing.

KEENAM : Instruksi Bupati ini mulai beriaku pada tanggal


03 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 09 Agustus
2021.

Dikeiuarkan di Kajen
Agustus 2021,

AN

Tembusan :
1. Menteri Dalam Negeri Republik IndoiEia;
2. Gubernur Jawa Tengah;
3. Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan.

11

Anda mungkin juga menyukai