(1) Pasal 37 ayat (1) berisikan Pada Undang-undang No. 5 tentang penjelasan mengenai Tahun 1990 menjelaskan bahwa peran serta rakyat Indonesian pada pelestarian keanekaragaman dalam konservasi sumber daya hayati, baik keanekaragaman alam hayati dan ekosistemnya. hayati hutan maupun bukan, baik Peran serta rakyat ini akan didalam kawasan hutan negara diarahkan oleh Pemerintah maupun diluarnya. Sedangkan melalui kegiatan-kegiatan yang terdapat Undang-undang No. 41 berhasil guna. Tahun 1999 yang mengatur juga (2) Pada Pasal 37 ayat (2) tentang konservasi sumberdaya menjelaskan maksud dari peran alam hayati, yaitu tentang serta rakyat dalam konservasi konservasi hutan negara, namun sumber daya alam hayati dan tidak hanya mencakup konservasi ekosistemnya. Maksud keanekaragaman hayati, penjelasan ini guna untuk melainkan meliputi pula menumbuhkan dan perlindungan fungsi penunjang meningkatkan rasa kesadaran kehidupan pada kawasan hutan rakyat Indonesia dalam tersebut. konservasi sumber daya alam Selain itu, ketentuan lebih lanjut hayati dan ekosistemnya dengan sebagaimana dimaksud dalam cara memberikan ilmu Undang-undang No. 5 Tahun pengetahuan melalui 1990 ayat (1) dan (2) yang diatur pendidikan dan penyuluhan dengan Peraturan Pemerintah. yang dilakukan oleh Pemerintah. BAB X
PENYERAHAN URUSAN DAN TUGAS PEMBANTUAN
DESKRIPSI EKSPLANASI KOMPARASI
Pada Pasal 38 ayat (1) dijelaskan Pada Undang-undang No 5 bahwa Pemerintah Indonesia Tahun 1990 pada pasal 38 ayat menyerahkan urusan pada bidang (1) menjelaskan bahwa pelaksanaan konservasi sumber daya Pemerintah menyerahkan urusan alam hayati dan ekosistemnya kepada dalam bidang konservasi sumber Pemerintah Daerah yang telah daya alam hayati kepada tercantum dalam Undang-undang Pemerintah Derah. Sedangkan Nomor 5 Tahun 1974. terdapat Undang-undang lainnya yang menjelaskan tentang penyerahan urusan dan tugas pembantuan terhadap konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang tercantum dalam Undang-undang No 23 Tahun 2014 pada Bab V Pasal 27 ayat (2) yang menjelaskan bahwa Kewenangan Daerah Provinsi untuk mengelola sumber daya alam tentang konservasi. Selain itu, Undang- undang ini juga menjelaskan sub urusan tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ditugasi oleh Pemerintah Puat dengan penyelenggaraan konservasi tumbuhan dan satwa liar. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XI
PENYIDIKAN
DESKRIPSI EKSPLANASI KOMPARASI
(1) Dalam kegiatan pembinaan Pada Bab XI ayat (1), (2), (3) konservasi sumber daya alam Undang-undang No. 5 Tahun hayati dan ekosistemnya, 1990 menjelaskan tentang Pejabat Penyidik Kepolisian kewenangan penyidik dalam Negara Republik Indonesia kegiatan konservasi sumber daya dan juga Pejabat Pegawai alam hayati dan ekosistemnya Negeri Sipil bertanggungjawab yang sebagaimana berkaitan atas kegiatan tersebut dan dengan Undang-undang No. 8 diberi wewenang khusus Tahun 1981 tentang hukum acara sebagai penyidik yang telah pidana yang menjelaskan bahwa diatur dalam Undang-undang penyidik akan mencari serta Nomor 8 Tahun 1981 tentang mengumpulkan bukti tentang Hukum Acara Pidana. tindak pidana yang telah (2) Kegiatan konservasi sumber dilakukan untuk menemukan daya alam hayati dan tersangkanya. ekosistemnya, tidak akan mengurangi kewenangan penyidik dan hal itu telah tercantum dalam Undang- undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan. (3) Dalam Pasal 39 ayat (1), penyidik berwenang untuk : a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindakan pidana dibidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya c. melakukan pemeriksaan seperti tanda pengenal bagi seseorang yang berada di kawasan suaka alam dan pelestarian alam d. melakukan penggeledaan dan menyita barang bukti tindak pidana e. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang yang telah melakukan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya f. melakukan tandatangan berita acara g. menghentikan penyidikan apabila kurangnya barang bukti bagi tindak pidana dibidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya (4) Pada ayat ke-4 berisikan bahwa proses penyidikan dan hasil penyidikan terhadap tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya akan diberikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyelidik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sesuai dengan ketentuan Pasal 107 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.