Suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan,
dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan, rasa cinta tanah air yang mendalam terhadap bangsa itu
sendiri. Nasionalisme didasari oleh empat prinsip dasar yaitu, hasrat untuk mencapai kesatuan,
hasrat untuk mencapai kemardekaan, hasrat untuk mencapai keaslian dan hasrat untuk mencapai
kehormatan bangsa. Nilai-nilai dasar nasionalisme di Indonesia adalah Nasionalisme Pancasila,
dimana kelima sila tersebut sebagai dasar bernegara. Perwujudan sikap nyata dalam kehidupan
sehari-hari ialah bentuk nyata nasionalisme Pancasila.
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik, dimana Etika publik menekankan pada aspek nilai
dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan
public
2) Dimensi Modalitas, Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Pemerintahan korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik dan
penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik,
kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan. Unsur-Unsur modalitas dalam etika
publik yakni akuntabilitas, transparansi dan netralitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak
melakukan korupsi atau kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang
sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang
tercermin dalam kesederhanaan hidup.
Mutu ialah cerminan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja, Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain: penghematan, ketercapaian
target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat
dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan
pegawai itu sendiri. Karakteristik nilai-nilai dasar orientasi mutu layanan publik adalah,
Komitmen terhadap kepuasan masyarakat; Pemberian layanan yang cepat, tepat, dan ramah;
Pemberian layanan yang menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
(melayani dengan hati); Pemberian layanan yang dapat memberi perlindungan kepada publik,
terutama ketika terjadi perubahan, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients, perkembangan teknologi, maupun sebagai konsekuensi dari lahirnya kebijakan
baru; Pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara seperti, pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark. Tujuan utama pelayanan berbasis nilai-
nilai dasar komitmen mutu adalah, Mengutamakan kepentingan sebagai pelanggan;
Menumbuhkan kepercayaan terhadap institusi pemerintah; meningkatkan kesetiaan dan kepuasan
sebagai pelanggan; Menjalankan tugas, peran, dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan secara akuntabel, profesional, dan inovatif.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan
dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjangKPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut :
1) Jujur,
2) Peduli,
3) Mandiri,
4) Disiplin,
5) Tanggung jawab,
6) Kerja keras,
7) Sederhana,
8) Berani,
9) Adil
Seringkali korupsi terjadi atau dilakukan karena tekanan dari mereka yang memiliki
kekuasaan yang lebih besar, terjadi pertemuan antara individu yang tidak bisa berkata “tidak”
atau lemah dalam prinsip dengan tekanan dari mereka yang memiliki kekuasaan, berikut adalah
beberapa faktor yang diduga menyebabkan korupsi:
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual (akuntabilitas
spiritual), dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat
menjadi benteng kuat untuk perilaku anti korupsi.
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
OLEH :
M. FADILAH HARSANDI, S.Psi.
NIP. 19940613 202012 1 009
NIP : 199406132020121009
Agama : Islam
Kabupaten Bengkalis
Email : m.fadilahharsandi@gmail.com
Nomor HP : +6285264192774
Riwayat Pendidikan : S-1 Psikologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau (2012 - 2017)
Disahkan :
Bengkalis, 00 Oktober 2021
Hamba Allah, S.Ag. Hj.Yuniarti Ramli Walid, SE, M.Si Hj. Ernawati
NIP. NIP. 196306121988032002 NIP. 197001181994011001
Mengetahui:
H. JONI IRWAN
Pembina Utama Madya
NIP. 196306291989101001
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
Hamba Allah, S.Ag. Hj.Yuniarti Ramli Walid, SE, M.Si Hj. Ernawati
NIP. NIP. 196306121988032002 NIP. 197001181994011001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, perekat
dan pemersatu bangsa. Peraturan baru tentang tentang ASN ini secara implisit
menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar
merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan
publik. Oleh karena itu, ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar seperti
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA). Dengan memahami nilai-nilai dasar ini, diharapkan ASN bisa menjadi
lebih profesional, bebas dari intervensi politik dan terhindar dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.