Anda di halaman 1dari 5

TAHAP KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Nama Mahasiswa : Putri Auliya Rahmah


NIM : J230502065

I. Identitas Diri Klien


Nama : Ny. D
Tempat/tanggal lahir : Solo, 29 Mei 1975
Umur : 45Tahun
Jenis kelamin : Perempuan

II. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan dirawat:
Pasien masuk IGD tgl 23 September 2020 dengan keluhan lemas nyeri perut, mual
dan muntah. Hasil pemeriksaan menunjukkan diagnosa peritonitis dan dilakukan
operasi laparotomy. Hasil TTV menunjukkan TD=100/80 mmHg, RR=27x/menit,
S=36,8, N=98x/menit.
2. Keluhan utama:
Terasa gatal dan di nyeri dengan skala 2-3 di luka post op.
3. Faktor pencetus
Tindakan laparotomi.
4. Lama keluhan
Post op hari ke-4.
5. Diagnosa Medik
Paratonitis

III. Riwayat kesehatan dahulu


Sejak 2 tahun lalu pasien ada riwayat diagnosa gagal ginjal kronis dan menjalani
hemodialisa 2 minggu sekali.
IV. Data Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Medis
Hb : 7,8 mg/dl
V. Data Fokus
a. Data Subyektif : pasien mengeluh luka bekas operasi terasa gatal dan nyeri dengan
skala 2-3 (P= Luka post op, Q= cekit cekit, R= Abdomen, S= 2-3, T= Kadang
muncul), dan pasien mengeluh lemas dan merasa mual.
b. Data Obyektif : hasil pemeriksaan fisik didapatkan balutan luka dan kulit sekitar
balutan tampak kotor. Hb 7,8 mg/dl. Wajah pasien terlihat pucat, tampak meringis
menahan nyeri dan pasien muntah. Hasil TTV menunjukan TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit, S=36,8, N=98x/menit.

ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1. Ds: - pasien Penurunan konsentrasi Perfusi perifer
mengatakan lemas hemoglobin tidak efektif
dan mual
Do:
- pasien terlihat pucat
dan muntah.
- HB rendah yaitu 7,8
mg/dl
- TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit,
S=36,8,
N=98x/menit.

2. Ds: Kekurangan volume cairan Gangguan


- pasien mengatakan intregitas kulit
gatal dan nyeri (P=
Luka post op, Q= -,
R= Abdomen, S= 2-
3, T= Kadang
muncul).
Do:
- kulit disekitar
balutan tampak
kotor.
- TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit,
S=36,8,
N=98x/menit.

3. Ds: Imobilitas Intoleransi


- pasien mengatakan aktivitas
luka terasa gatal dan
nyeri (P= Luka post
op, Q= -, R=
Abdomen, S= 2-3,
T= Kadang muncul)
Do:
- terdapat balutan
luka di abdomen.
- Hb rendah yaitu 7,8
mg/dl
- TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit,
S=36,8,
N=98x/menit.

4. Ds: Efek prosedur invasif Risiko infeksi


- pasien mengatakan
luka terasa gatal dan
nyeri
(P= Luka post op, Q=
-, R= Abdomen, S=
2-3, T= Kadang
muncul)
Do:
- terdapat balutan
luka yang tampak
kotor.
- TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit,
S=36,8,
N=98x/menit.

5. Ds: Agen pencedera fisik Nyeri akut


- pasien mengatakan
luka terasa gatal dan
nyeri
(P= Luka post op, Q=
cekit-cekit, R=
Abdomen, S= 2-3,
T= Kadang muncul).
Do:
- pasien tampak
meringis menahan
nyeri.
- TD=100/80 mmHg,
RR=27x/menit,
S=36,8,
N=98x/menit.
Prioritas diagnosa keperawatan:
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan konsentrasi haemoglobin d.d warna kulit
pucat, nyeri dan penyembuhan luka lambat
3. Gangguan intregitas kulit b.d Kekurangan volume cairan d.d kerusakan jaringan,
nyeri, kemerahan.
4. Intoleransi aktivitas b.d Imobilitas d.d merasa lemas, merasa tidak nyaman saat
beraktifitas
5. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif d.d efek prosedur invasif

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria hasil ( NOC ) Intervensi ( NIC )
.
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Observasi tingkat
Agen pencedera diharapkan nyeri akut nyeri
fisik d.d mengeluh berkurang dengan kriteria 2. Lakukan terapi
nyeri, tampak hasil: relaksasi
meringis 1. Keluhan nyeri berkurang 3. Ajarkan teknik
(menjadi skala 1) relaksasi nafas
2. Nyeri terkontrol dengan dalam
skala 1 4. Kolaborasi
pemberian obat
analgesik

2. Perfusi perifer Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Observasi hasil


tidak efektif b.d diharapkan perfusi perifer laboratorium
Penurunan menjadi efektif dengan 2. Berikan terapi
konsentrasi kriteria hasil: oksigen
haemoglobin d.d 1. Penyembuhan luka 3. Anjurkan
warna kulit pucat, meningkat mengkonsumsi
nyeri dan 2. Haemoglobin dalam makanan tinggi zat
penyembuhan luka rentan normal (12-16 besi
lambat g/dL) 4. Kolaborasi
pemberian tranfusi
darah

3. Gangguan Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Observasi tanda-


intregitas kulit b.d diharapkan gangguan tanda infeksi
Kekurangan integritas kulit teratasi 2. Lakukan
volume cairan d.d dengan kriteria hasil: perawatan luka
kerusakan jaringan, 1. Kemerahan berkurang 3. Anjurkan
nyeri, kemerahan. 2. Area luka oprasi mengkonsumsi
membaik makanan tinggi
protein
4. Kolaborasi
pemberian
antibiotic

4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Observasi TTV


b.d Imobilitas d.d diharapkan intoleransi 2. Managemen
merasa lemas, aktivitas teratasi dengan nutrisi
merasa tidak kriteria hasil: 3. Edukasi latihan
nyaman saat 1. perasaan lemah fisik
beraktifitas berkurang 4. Kolaborasi dengan
2. frekuensi nafas normal fisioterapis untuk
(16-24x/menit) melakukan ROM

5. Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Observasi tanda-


Efek prosedur diharapkan risiko infeksi tanda infeksi
invasif d.d efek tidak terjadi dengan kriteria 2. Lakukan
prosedur invasif hasil: perawatan luka
1. nyeri berkurang dengan 3. Anjurkan
skala 1 mengkonsumsi
2. kemerahan berkurang makanan tinggi
3. mampu mengidentifikasi protein
factor resiko 4. Kolaborasi
pemberian
antibioti

D.0013 risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif d.d penurunan konsentrasi hemoglobin
Setelah dilakukan 2x24 jam diharapkan perfusi gastrointestinal (L.02010) meningkat dan
tingkat perdarahan menurun ditandai dengan mual dan muntah menurun, dan haemoglobin
meningkat serta hematokrit juga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai