Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

“Liputan Analisis dan Data Makroekonomi”

Disusun Oleh Kelompok 1:


ASISAH C20332072
CHAIRIL C20332073
BAMBANG WAHYUDI C20332075
SUPRI C20332076
ROCHMA KURNIAWATY C20332082
DEWI WAHYUNINGSIH C20332085
ANDI MARDEWI C20332089
RISNA C20332093
AMIRUDDIN C20332112
MUH.AMIN C20332115

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


PASCASARJANA STKIP-PI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan ridho-NYA yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-
Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.
Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya.

            Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Liputan Analisis dan Data Makroekonomi” yang merupakan tugas mata kuliah Ekonomi
Makro. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh mata
kuliah Ekonomi mikro Dr.Elpisah,S.E,M.Pd dan semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.

            Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan


baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

            Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.

Makassar, 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI.........................................................................2
A. DARI MIKRO KE MAKROEKONOMI...................................................................................2
B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN................................................................5
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI....................................................10
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI.........................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................14
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.............................................................................14
A. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional.....................................................................................14
B. CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.........................................................17
C. Hubungan antara GNP dan NI.................................................................................................23
2. DISPOSABLE INCOME (PENDAPATAN DISPOSABEL)..............................................24
Rumus disposable income (Pendapatan Disposabel).......................................................................24
D. Menentukan Tingkat Pertumbuhan ekonomi...........................................................................25
E. Masalah penghitungan dan kegunaan data...............................................................................25
BAB IV...............................................................................................................................................32
PENUTUP...........................................................................................................................................32
A. Kesimpulan..............................................................................................................................32
B. Saran........................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................33

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang lingkup ekonomi makro atau biasa juga disebut makro ekonomi adalah
usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengolah factor produksi secara efisien.
Selain pengertian, variable, dan ruang lingkup, hal yang dapat menjabarkan perbedaan
ekonomi mikro dan makro, yaitu unit dan tujuan analisis dari masing-masing ekonomi
tersebut. Salah satu aspek yang membedakannya adalah corak dari setiap analisis
yang dibuat. Analisis-analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi
bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro
ekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau
suatu pasar.

Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih


menyeluruh sifatnya. Dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan
konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan
perubahan-perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Atas dasar corak analisis yang
berbeda ini ahli-ahli ekonomi membedakan teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi
kepada teori mikro dan makro.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah yang dikaji yaitu
1. Bentuk masalah dari mikro ke masalah makro
2. Masalah utama dalam perekonomian
3. Alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi
4. Bentuk kebijakan makro ekonomi
5. Beberapa istilah pendapatan nasional
6. Cara penghitungan pendapatan nasional
7. Pendapatan pribadi dan pendapatan disposable
8. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
9. Masalah perhitungan dan kegunaan data

1
BAB II

RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

A. DARI MIKRO KE MAKROEKONOMI


Ekonomi Mikro atau biasa disebut juga sebagai mikro ekonomi adalah ilmu
ekonomi yang mempelajari tentang kurva permintaan dan penawaran yang kemudian
turut membantu memahami pula hubungan antara perubahan upah, pola pekerjaan
yang sesuai serta memahami pula variable biaya dalam suatu produksi barang dan
jasa.

Unit analisis dari mikro yaitu pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual
(contoh: permintaan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi dari perusahaan), sedangkan unit analisis dari ekonomi
makro, yaitu pembehasan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan (contoh: pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi)

Disamping perbedaan di atas, yang lebih penting lagi, mikroekonomi dan


makroekonomi berbeda dalam ruang lingkup dan titik berat (focus) analisisnya.

Mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat


pilihan untuk:

i. Mewujudkan efesiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (resources)


ii. Mencapai kepuasan yang maksimal

Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang:


i. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam
perekonomian.
ii. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
iii. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah
ekonomi yang dihadapi.

ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MIKROEKONOMI

2
Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi dari pandangan yang menganggap
bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah
terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Maka masyarakat haruslah
membuat pilihan-pilihan. Kegiatan memilih ini perlu dibedakan kepada dua aspek,
yaitu. (i) dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa (ii) dalam kegiatan
menggunakan barang dan jasa. Kedua persoalan ini merupakan isu-isu utama yang
dianalisis dalam teori mikroekonomi.

Masalah memilih isu-isu tersebut dianalisis dalam teori mikroekonomi dengan


mengemukakan tiga pertanyaan:

i. Apakah jrnis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan?


ii. Bagaimanakah caranya memproduksikan berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan tersebut?
iii. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa tersebut diproduksikan?

Menentukan jenis barang yang perlu diproduksi

Pertanyaan pertama, yaitu apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus
diproduksikan, merupakan persoalan yang akan menentukan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang dijalankan dalam perekonomian. Dengan perkataan lain, pilihan-
pilihan para konsumen (pembeli) merupakan factor penting dalam menentukan jenis-
jenis kegiatan memproduksi yang harus dijalankan.

Menentukan cara memproduksi yang paling efisien

Untuk mewujudkan barang dan jasa diperlukan factor-faktor produksi yang sering
dinamakan juga sebagai sumber-sumber atau resources, factor-faktor produksi yang tersedia
dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan
untuk memperolehnya. Oleh sebab itu para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat
mencapai efesiensi yang tinggi dalam menggunakan factor-faktor produksi.

Untuk siapa barang akan diproduksi?

Setelah mengetahui jenis-jenis factor produksi yang dibutuhkannya untuk melakukan


kegiatan memproduksi, produsen akan pergi kepasar factor untuk mendapatkan factor-faktor
produksi yang diperlukannya.

Isu-isu yang tidak diliputi teori mikroekonomi

3
i. Factor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara
dalam suatu periode tertentu?
ii. Mengapa setiap negara menghadapi masalah pengangguran, yang adakalanya
semakin lama semakin buruk keadaannya?
iii. Mengapakah masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang seringkali juga diikuti
oleh masalah pengangguran yang cukup serius?
iv. Mengapakah berbagai perekonomian tidak mengalami pertumbuhan yang sama
cepatnya?
v. Mengapakah kegiatan ekonomian tidak mengalami perkembangan yang stabil,
yaitu adakalanya ia cepat berkembang, tetapi pada periode lain ia mengalami
perkembangan yang lambat atau kemunduran?

ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MAKROEKONOMI

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi sesuatu


perekonomian. Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan dibagian yang lalu, yaitu: factor-faktor apakah yang menentukan tingkat
kegiatan suatu perekonomian? Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? Mengapa
kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil? Mengapa pengangguran dan kenaikan
harga-harga selalu berlaku?.

Penentuan kegiatan ekonomi

Analisis mengenai penentuan tingkatan kegiatan yang dicapai sesuatu perekonimian


merupakan bagian terpenting dari analisis makroekonomi. Analisis tersebut menunjukkan
bagaimana pengeluaran agregat (permintaan agregat) dan penawaran agregat akan
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian dalam satu periode tertentu dan pendapatan
nasional/produksi nasional yang tercipta. Dalam suatu perekonomian modern komponen dari
pengeluaran agregat dibedakan kepada empat golongan:

i. Pengeluaran konsumsi rumah tangga


ii. Investasi perusahaan-perusahaan
iii. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah, dan
iv. Ekspor (pembelian barang buatan dalam negeri oleh penduduk negera-negara
lain).

4
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan kepada
tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga-tiga jenis analisis tersebut adalah:

i. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap


dan suku bunga tetap. Dalam menunjukkan penentuan kegiatan perekonomian
berdasarkan kepada dua pemisalan tersebut, analisis dibuat secara bertahap, yaitu
bermula dari menerangkan keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, kepada
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor, dan akhirnya dalam
perekonomian yang terdiri dari empat sektor.
ii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan dalam tingkat
kegiatan perekonomian.
iii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku
bunga mengalami perubahan. Melalui analisis ini dapatlah diterangkan bagaimana
perubahan-perubahan penawaran uang dan suku bunga mempengaruhi
keseimbangan kegiatan perekonomian.

Masalah dan kebijakan makroekonomi

Setiap perekonomian akan selalu menghadapi masalah pengangguran, kenaikan


harga-harga, dan pertumbuhan ekonomi yang tidak teguh. Masalah-masalah ini menimbulkan
akibat buruk kepada masyarakat dan harus dihindari. Menerangkan sebab-sebab dari
berlakunya masalah dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut merupakan aspek penting lain yang dibicarakan dalam
makroekonomi. Kebijakan fiskal (langkah pemerintah dibidang perpajakan dan
pengeluaran). Kebijakan moneter (langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan
suku bunga). Kebijakan segi penawaran (perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor
dan impor).

B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN


Masalah-masalah utama dalam perekonomian terdiri atas:

i. Masalah pertumbuhan ekonomi.


ii. Masalah ketidakstabialan kegiatan ekonomi
iii. Masalah pengangguran
iv. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi)
v. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

5
Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena factor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya.

Kurva kemungkinan produksi dan pertumbuhan ekonomi

Kuva AB dalam gambar 1.1 adalah kurva kemungkinan produksi, yaitu batas
maksimum produksi yang dapat diciptakan sesuatu negara pada suatu waktu tertentu.
Dalam negara yang kurva batas produksinya adalah AB, kemakmuran masyarakat
mencapai paling maksimum apabila kombinasi barang industry dan barang pertanian
adalah seperti ditunjukkan oleh salah satu titik pada kurva AB misalnya dititik P.
berarti untuk memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara itu harus
menghasilkan X0 barang industry Y0 barang pertanian. dalam kenyataannya misalkan
tingkat produksi yang dicapai negara tersebut hanyalah seperti ditunjukkan oleh titik
M, yaitu menhasilkan X1 barang industry dan Y1 barang pertanian. Tingkat kegiatan
ekonomi dibawah potensi ini menyebabkan sebagian factor-faktor produksi
menganggur termasuk tenaga kerja, dan ini terutama disebabkan oleh kekurangan
pengeluaran agregat

Gambar 1.1

Pertumbuhan potensial dan pertumbuhan sebenarnya

6
Pendapatan nasional potensial dan sebenarnya

Perbedaan di antara pertumbuhan ekonomi potensial dan pertumbuhan ekonomi


sebenarnya dapat pula ditunjukkan oleh grafik yang menggambarkan potensi perkembangan
pendapatan nasional dalam jangka panjang dan perkembangan sebenarnya pendapatan
nasional. Perhatikan gambar 1.2

Gambar 1.2

Pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasional sebenarnya

Grafik (a) menggambarkan pendapatan nasional potensial, yaitu tingkat pendapatan


nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Pendapatan nasional yang
sebenarnya terwujud dari tahun ke tahun digambarkan oleh grafik (b) yaitu grafik yang
menunjukkan pendapatan nasional yang sebenarnya pada berbagai tahun.

Perbedaan antara pendapatan nasional potensial dengan pendapatan nasional


sebenarnya dinamakan jurang produk nasional bruto (jurang PNB). Apabila jurang tersebut
wujud, pengangguran akan berlaku; semakin besar jurang PNB, semakin besar pula tingkat

7
pengangguran dalam perekonomian. Disamping keburukan ini, jurang PNB menyebabkan
masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapainya.

Konjungtur (siklus kegiatan perusahaan)


Suatu siklus (cycle) dalam satu periode konjungtur berbeda dengan siklus pada
periode yang lain. Namun demikian sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah sama.
Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda. Bentuk khas dari suatu fluktuasi
atau siklus dalam konjungtur ditunjukkan dalam gambar 1.3. grafik yang digambarkan
menerangkan hubungan di antara periode (waktu) dengan pendapatan nasional yang
diwujudkan pada waktu tersebut.

Gambar 1.3

Satu siklus kegiatan ekonomi dalam konjungtur

Masalah pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam


angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Sebab berlakunya pengangguran. Factor utama yang menimbulkan pengangguran adalah


kekurangan pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan
maksud untuk mencari keuntungan.

.Akibat Buruk Penangguran

1. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, dan mengurangi tingkat kemakmuran


masyarakat.

8
2. Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang
mengalaminya.

3. Ketiadaan pendapatan menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran


konsumsinya, dan akan mengganggu tarap kesehatan keluarga.

4. Pengangguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk atas diri
penganggur dan keluarga

5. Keadaan pengangguran di suatu Negara sangat buruk, akan menimbulkan kekacauan


politik dan sosial, serta menghambat pembangunan nasional.
Masalah inflasi. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam sesuatu perekonomian.

Factor-faktor penyebab inflasi

i. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan


untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan
barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang
itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para pengusaha akan mencoba
menahan barangnya dan hanya menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia
membayar pada harga yang lebih tinggi.
ii. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila
para pengusaha mulai menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan pekerja
untuk menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk
menuntut kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas,
akan terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan
mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.

Akibat buruk inflasi. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin
memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi
bertambah cepat apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk
mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor.
Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Akibat Buruk Inflasi juga dapat berupa :

9
1. Menurunkan tarap kemakmuran sebagian besar golongan masyarakat.

2. Upah riil tenaga kerja akan merosot ( turun) sehingga tingkat kemakmuran menurun.

3. Prospek pembangunan Ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk


sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan.
Ketidakseimbangan neraca pembayaran. Ketidakseimbangan di antara ekspor dan impor
dan aliran keluar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius terhadap kestabilan suatu
perekonomian.

Efek dari defesit dalam neraca pembayaran. Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan
pembukaan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain
kedalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
Pembayara-pembayaran tersebut meliputi:

i. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa.
ii. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal keluar
negeri.
iii. Aliran keluar dan aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang
di luar negeri).

C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI


Beberapa jenis data makro ekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi
kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari satu perIode
lainnya.

Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indikator makro ekonomi


(macro economic indicator) yang terutama adalah:

1. Pendapatan Nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita,

2. Penggunaan tenaga kerja, dan pengangguran

3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi

4. Kedudukan neraca perdagangan & neraca pembayaran

5. Kestabilan nilai mata uang Domestik.

10
6. Tingkat pertumbuhan ekonomi

7. Tingkat perambahan kemakmuran

D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan suatu negara sangat
tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Setiap kebijakan ekonomi bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan makroekonomi
dapat dibedakan dari lima aspek yaitu antara lain:

a. Menstabilkan kegiatan ekonomi

b. Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi

c. Menghindari masalah inflasi

d. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh

e. Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

a. Menstabilkan kegiatan ekonomi

Kestabilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya


diartikan sebagai suatu keadaan ekonomi di mana tidak terdapat pengangguran yang
serius dan perekonomian menikmati kestabilan harga-harga. Tujuan menstabilkan
ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam
kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang
sangat cepat dapat menimbulkan inflasi.

b. Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi

Pada umumnya berbagai negara tidak dapat terus menerus mencapai


penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan pengeluaran agregat merupakan faktor
yang terpenting yang menimbulkan keadaan tersebut. Kebijakan-kebijakan
pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran agregat biasanya hanya mampu
mengurangi pengangguran tetapi tidak selalu dapat mencapai kegiatan perekonomian
pada penggunaan tenaga kerja penuh.

c. Menghindari masalah inflasi

11
Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi
suatu negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar
dikendalikan. Tetapi sering sekali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan
masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan
kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi
masalah inflasi seperti itu.

d. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh merupakan tujuan


makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya faktor-faktor
produksi mengalami pertambahan dalam kuantitas dan kualitasnya. Pertambahan
penduduk pada akhirnya akan menambah jumlah tenaga kerja. Pendidikan dan
pengalaman kerja menambah keterampilan dan kemampuan tenaga kerja. Penawaran
modal menambah barang-barang modal dan meningkatkan penggunaan teknologi
yang lebih modern. Keahlian keusahawanan akan semakin berkembang. Berbagai
perkembangan dan perbaikan ini akan menambah kemampuan sesuatu negara untuk
memproduksikan barang dan jasa.

Ada dua alasan yang menyebabkan sesuatu negara harus berusaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang yaitu:

1. Menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah

2. Menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat

e. Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun
1997-1999 merupan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri
dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran
yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah
pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai
akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat.
Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak
pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan

12
ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu
tetap teguh keadaanya.

Ada beberapa bentuk kebijakan ekonomi yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mencapai tujuan-tujuan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negaranya
yaitu:

1. Kebijakan fiksal

2. Kebijakan moneter

3. Kebijakan segi penawaran

1. Kebijakan fiksal

Kebijakan fiksal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam


bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan
ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga
sudah semakin pesat, langkah yang harus dijalankan yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran
pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi
dapat dikurangi.

2. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh


Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Salah satu komponen dari pengeluaran
agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Apabila
pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk
mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan
penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Kebijakan segi penawaran

Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan


perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang

13
lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Salah satu kebijakan segi penawaran adalah
kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan
berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang
tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu
akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.

Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada:

a. Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja

b. Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan


memproduksinya

Untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja
yaitu pajak pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari
golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Sedangkan untuk mencapai tujuan dalam
menigkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya
yaitu pemerintah akan memberi insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau
pembebasan pajak) kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat
penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang di produksikan.

BAB III

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

14
A. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional di negara-negara AsiaTenggara mengalami pertumbuhan

yang pesat pada awal tahun 1990an. Produk Domestic Bruto pada tahun 2003

mengalami pertambahan sebanyak 4,1 persen. Dalam tahun 2003 Produk Nasional

Bruto Indonesia bertambah lebih lambat dari yang dicapai Thailand. Perhatikan istilah

: “ Pendapatan Nasional “, “Produk Domestic Bruto”, dan “ Produk Nasional Bruto

“ yang digunakan dalam pernyataan-pernyataan tersebut.

1. Produk Domestik Bruto

Di negara-negara berkembang, konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep

yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep pendapatan lainnya. Produk

Domestik Bruto ( PDB ) atau dalam istilah Inggrisnya Gross Domestic Product

( GDP ) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan

di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.

Didalam suatu perekonomian, di negara-negara maju maupun negara-negara

berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik

penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi

nasional diciptakan oleh factor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri.

2. Produk Nasional Bruto

Produk Nasional Bruto ( PNB ), atau dalam Bahasa Inggris dinamakan Gross

National Product ( GNP ) adalah konsep yang mempunyai arti yang sama dengan

GDP/PDB, tetapi ,emgperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam

menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam

pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh factor-faktor

15
produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya

dihitung.

Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB di atas dapatlah

dirumuskan sifat hubungan diantara Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional

Bruto, yaitu seperti yang dinyatakan oleh persamaan di bawah ini :

PDB = PNB - PFN = dari LN

Dimana PFN dari LN adalah pendapatan factor neto dari luar negeri. PFN

dari LN adalah pendapatan factor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri

dikurangi dengan pendapatan factor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

3. Pengertian Pendapatan Nasional

Dalam analisis makraekonomi selalu digunakan istilah “ Pendapatan

Nasional “ atau “ National Income “ dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk

menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan

demikian istilah Pendapatan Nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto

atau Produk Nasional Bruto. Disamping itu Pendapatan Nasional memiliki arti lain

yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yang digunkan

untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.

4. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-

jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu suatu tahun dan dinilai menurut

harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu

dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu priode ke priode lainnya.

16
Untuk dapat menghitung kenaikan dari tahun ketahun, barang dan jasa yang

dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap yaitu harga yang berlaku pada

suatu tahun tertentuyang seterusnnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang

dihasilkan pada tahun-tahun yang lain, yang biasa dinamakan pendapatan nasional

pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

5. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor

Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat

dinilai dengan dua acara, (1)dengan menggunakan harga pasar dan (2)dengan

menggunakan harga factor. Suatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar

apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.

Sedangkan dalam penghitungan pendapatan nasional menurut harga factor

tergantung pada jumlah pendapatan factor-faktor produksi yang digunakan untuk

menghasilkan barang-barang tersebut. Hubungan diantara harga pasar dan harga

factor dapat dinyatakan dalam persamaan di bawah ini :

Harga Pasar = Harga Faktor + Pajak tak Langsung – Subsidi

6. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto

Dalam setiap harga suatu barang termasuk nilai penyusutan ( deprsiasi ).

Industry-industri akan menggunakan barang-barang modal ( mesin, peralatan

produksi, bagunan dan perabot kantor ) untuk menghasilkan barang-barang mereka.

Nilai barang-barang modal tersebut akan semakin susut dari satu period eke periode

lain. Kesusutan nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab

itu dalam setia harga penjualan suatu barang termasuk nilai depresiasi barang modal.

Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai

penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.

17
Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional

Bruto. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari

Produk Nasional Bruto. Dengan demikian, Produk Nasional Neto adalah Produk

Nasional Bruto kurang Depresiasi.

B. CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Hasil penghitungan pendapatan nasional tergantung pada metode atau
pendekatan yang digunakan. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan
nasional yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran.

1. Cara Perhitungan 1 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach )


Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan pengeluaran ke atas
barang dan jasa yang dihasilkan dalam pereonomian kepada 4 komponen yaitu
konsumsi, rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal sector swasta (
investasi ) dan ekspor neto ( ekspor dikurangi impor ), yaitu dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan
seperti rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, rumah tangga negara, dan
masyarakat luar negeri.

Keterangan:

eluaran masyarakat / konsumen


eluaran pengusaha
eluaran pemerintah
or
or

Komponen pengeluaran Agregat dalam perekonomian

a. Konsumsi Rumah tangga


Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah

18
tangga atau dalam analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi
rumah tangga. Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan
sebagai konsumsi ( rumah tangga ), kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah
digolongkan sebagai investasi, dan sebagian pengeluaran mereka seperti membayar
asuransi dan mengirim uang kepada orang tua atau anak yang sedang bersekolah tidak
digolongkan sebagai konsumsi karena tidak merupakan perbelanjaan terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.

b. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, pengeluaran untuk
menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan
perbelajaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan
masyarakat. Pembelian pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan dalam 2
golongan yaitu konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah.

c. Pembentukan modal tetap sector swasta


Pembentukan modal tetap sector swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai
investasi, pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang
dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Dalam
pengumpulan data mengenai investasi penegeluaran dibedakan kepada tiga jenis yaitu
1) Pengeluaran ke atas barang modal dan peralatan produksi
2) Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
3) Pengeluaran – pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal
Konsep pendapatan nasional perlu dibedakan antara neto dan bruto. Pendapatan
Nasional Bruto ( PNB ) perlu dikurangi oleh depresiasi untuk memperoleh pendapatan
nasional netto atau net national product ( NNP ), NNP dapat dibedakan menurut harga pasar
dan menurut harga fakator. NNP menurut harga factor adalah Pendapatan Negara. Di
banayak Negara hubungan di antara produk nasional bruto (PNB) dan pendapatan Negara
(PN) dapat dinyatakan denga persamaan :

PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi -


Depresiasi
Akan tetapi perhitungan di Indonesia subsidi tidak dihitung . Oleh sebab itu di
antara PNB dan PN terdapat hubungan berikut :

PN = PNB – Pajak tak langsung - Depresiasi

19
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
nilai perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksikan dalam perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa –
jasa yang diimpor tidak dimasukkan dalam perhitungan ini. Begitu juga barang-
barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan
perusahaan lain untuk dijadikan barang lain tidak turut dihitung untuk mennetukan
besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang akan diproses lagi nilainya tidak
turut ditambahkan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran
adalah untuk menghindari berlakunya perhitungan dua kali.

Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah


penting untuk membedakan dengan sebaik-baiknya antara barang-barang jadi dan
barang-barang setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan untuk menghindari
perhitungan dua kali atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dan
dihitung dalam pendapatan nasional.

Apabila semua nilai jual beli yang berlaku dalam perekonomian dijumlahkan ke
dalam pendapatan nasional maka nilai yang diperoleh adalah lebih besar dari nilai
produksi yang sebenarnya telah diciptakan. Perhitungan nilai pendapatan nasional
yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa kali
dijumlahkan dalam pendapatan nasional. Untuk menghindari hal seperti ini yang
harus dijumlahkan di dalam menghitung pendapatan nasional adalah :

1) Nilai barang-barang jadi saja


2) Nilai-nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi
Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan
mennjumlahkan nilai barang-barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian, dan cara ke
dua adalah cara produk neto yaitu pendapatan nasional dihitung menjumlahkan nilai tambah
yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan.

2. Cara Perhitungan 2 , Cara produk neto / pendekatan produksi ( production


Approach )
Produk neto berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi, yaitu dengan
menjumlahkan nilai produksi tiap-tiap sektor ekonomi atau dengan menjumlahkan

20
secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang
dihasilkan perusahaan. Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi yang terdiri
atas 17 sektor ekonomi berikut:

1) Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

2) Sektor pertambangan dan penggalian.

3) Sektor industri pengolahan.

4) Sektor pengadaan listrik dan gas.

5) Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.

6) Sektor konstruksi.

7) Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.

8) Sektor transportasi dan pergudangan.

9) Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.

10) Sektor informasi dan komunikasi.

11) Sektor jasa keuangan dan asuransi.

12) Sektor real estate.

13) Sektor jasa perusahaan.

14) Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan sosial wajib.

15) Sektor jasa pendidikan.

16) Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

17) Sektor jasa lain.

Untuk menghindari penghitungan ganda, dalam menghitung PDB dengan metode produksi
yang dijumlahkan adalah nilai tambah tiap-tiap sektor. Nilai tambah adalah sumbangan
perusahaan terhadap produksi nasional. Penghitungan nilai tambah adalah biaya atau
harga bahan baku output dikurangkan dari harga produk perusahaan atau input.

Tabel Contoh Penghitungan Nilai Tambah

No Jenis Kegiatan ai Produksi (Rp) ai Tambah (Rp)

21
1. gambil singkong 120.000 120.000
2. mbuat tepung 350.000 230.000
3. mbuat kue 680.000 330.000

Dari penghitungan di atas, besar sumbangan bagi pendapatan nasional adalah jumlah seluruh
nilai tambah produk kue sebesar Rp680.000,00 atau harga akhir dari produk kue dari
singkong. Proses penghitungan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang
dihasilkan berbagai sektor perekonomian bertujuan mengetahui sumbangan berbagai
sektor ekonomi dalam penghitungan pendapatan nasional dan menghindari
penghitungan ganda karena yang dihitung hanya nilai produk neto.

Y = P1Q1 + P2Q2 + P3Q3 + ....+ PnQn

Keterangan: P = Tingkat Harga Q = Jumlah Produk

3. Cara Perhitungan 3 Pendekatan pendapatan ( income Approach )

Faktor-faktor produksi dibedakan menjadi 4 golongan yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan
keahlian. Apabila factor-faktor produksi itu digunakan untuk mewujudkan barang dan
jasa akan diperoleh berbagai jenis pendapatan yaitu tanah dan harta tetap lainnya
memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga
dan keahlian memperoleh keuntungan. Dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan
atas faktor produksi, sebagai berikut:

1) Upah/gaji sebagai penerimaan bagi tenaga tenaga kerja.

2) Sewa sebagai penerimaan pagi pemilik property.

3) Bunga sebagai penerima bagi pemilik modal.

4) Laba sebagai imbalan atas kerjanya sebagai pengusaha yang di dalamnya


termasuk deviden.

Berdasarkan metode pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan nasional


dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang

22
diproduksi di suatu negara selama satu tahun. Pendapatan dari faktor produksi meliputi
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan laba.

Dalam penghitungan pendapatan nasional yang sebenarnya, penggolongan


pendapatan faktor-faktor produksi seperti yang dinyatakan di atas tidak ditentukan
dengan menghitung dan menjumlahkan seluruh gaji dan upah, sewa, bunga, dan
keuntungan yang diterima oleh seluruh faktor-faktor produksi dalam satu tahun tertentu.
Hal ini dikarenakan dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan di mana
pendapatannya merupakan gabungan dari gaji atau upah, sewa bunga, dan keuntungan.
Contoh dari bentuk pendapatan yang demikian adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan-perusahaan perorangan. Untuk suatu perusahaan perorangan (misalnya
restoran yang dikelola anggota keluarga) yang dimaksud keuntungan usaha adalah
gabungan dari gaji, upah, bunga, sewa, dan keuntungan yang sebenarnya dari usaha yang
dilakukan oleh keluarga. Oleh karenanya, penghitungan pendapatan nasional dengan cara
pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor
produksi sebagai berikut:

1) pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah

2) pendapatan dari usaha perorangan

3) pendapatan dari sewa

4) bunga neto

5) keuntungan perusahaan.

Dalam penghitungan pendapatan nasional terdapat bunga neto, yaitu jumlah bunga
yang dibayar dalam perekonomian dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan bunga atas
pinjaman pemerintah dan bunga atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah
bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif
dan oleh sebab itu tidak termasuk dalam pendapatan nasional yang meliputi pendapatan
factor – factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam
perekonomian. Meminjam uang untuk membeli mobil misalnya adalah pinjaman yang bukan
membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman pemerintah, kerap kali
digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak produktif misalnya apabila pinjaman itu
digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pension pegawai.

23
Y=r+w+i+p

Keterangan:

Y : Yearly income (pendapatan nasional)

r : rent (sewa), yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah

w : wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja

i : interest (bunga) yaitu balas jasa atas faktor produksi modal

p : profit (laba) yaitu balas jasa atas faktor produksi kewirausahaan

C. Hubungan antara GNP dan NI


Dalam perhitungan cara pengeluaran nilai pendapatan nasional yang diperoleh adalah

Produks Nasional Bruto atau GNP sedangkan perhitungan cara pendapatan menghasilkan

pendapatan nasional ( National Income ) atau NI. Untuk memperoleh Pendapatan Nasional

pajak tak langsung harus dikurangi dari produk Nasional Netto sedangkan subsidi

ditambahkan.

1. PERSONAL INCOME (PI)

Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh penduduk suatu negara

dari berbagai macam sumber. Pendapatan yang bahkan diperoleh tanpa memberikan balas

jasa melakukan apapun seperti subsidi dari pemerintah, juga termasuk dalam pendapatan

pribadi. Subsidi yang didapat dari pemerintah tanpa balas jasa tersebut misalnya seperti BLT

dan Kartu Pra Kerja di Indonesia.

Pendapatan pribadi dalam beberapa bagian memiliki hubungan dengan pendapatan

nasional. Namun dalam beberapa bagian pendapatan pribadi memiliki item yang tidak terkait

24
dengan pendapatan nasional. Secara sederhana, hubungan pendapatan nasional dan

pendapatan pribadi dapat digambarkan sebagai berikut:

PENDAPATAN NASIONAL

Dikurangi:

1. Keuntungan perusahaan tak dibagi


2. Pajak keuntungan perusahaan

3. Kontribusi kepada dana pension (kalau ada)

Ditambah:

1. Subsidi
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah

= PENDAPATAN PRIBADI

Pada bagian yang dikurangi diatas, merupakan item yang ada dalam
pendapatan nasional namun bukan termasuk dalam pendapatan pribadi. Sedangkan
bagian yang ditambahkan merupakan bagian yang termasuk dalam pendapatan
pribadi.

2. DISPOSABLE INCOME (PENDAPATAN DISPOSABEL)

Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan yang siap

dibelanjakan. Pendapatan yang siap dibelanja disini berarti pendapatan yang memang dapat

dipergunakan oleh pemilik pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. Karena dalam

konteks pembicaraan pendapatan nasional, maka pendapatan ini merujuk pada pendapatan

yang dimiliki oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tersebut yang bisa digunakan

untuk belanja.

25
Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan yang dihitung dari

pendapatan pribadi dikurangi pajak. Sebelumnya diketahui bahwa pendapatan pribadi

menyangkut seluruh pendapatan yang diterima. Pendapatan pribadi yang diterima harus

dikeluarkan pembayaran pajaknya (bila kena pajak). Sisa dari pendapatan pribadi yang

dikurangi pajak inilah yang disebut disposable income (pendapatan disposabel).

Rumus disposable income (Pendapatan Disposabel)

Dari pe mahaman yang telah disampaikan diatas, sehingga rumus disposable income

(pendapatan disposabel) dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Yd = Yp – T          …………………… (1)

Yd = C + S             …………………… (2)

Dimana: Yd adalah disposable income, Yp adalah pendapatan pribadi, T adalah pajak, C adalah

konsumsi, dan S adalah tabungan.

Rumus disposable income (pendapatan disposabel) yang pertama memberikan pemahaman bahwa

disposable income diperoleh dari pendapatan pribadi dikurangi pajak.

Sedangkan dari rumus disposable income (pendapatan disposabel) kedua

menunjukkan bahwa disposable income merupakan persamaan dari konsumsi ditambah

tabungan. Kita memahami bahwa disposable income merupakan pendapatan yang siap

dibelanjakan. Oleh sebab itu disposable income difungsikan dari konsumsi. Namun

keseluruhan disposable income apakah seluruhnya digunakan untuk konsumsi? Tentu tidak.

Ada sebagian disposable income yang dijadikan tabungan. Itulah mengalami fungsi

disposable income dirumuskan sebagai fungsi dari konsumsi ditambah tabungan.

D. Menentukan Tingkat Pertumbuhan ekonomi

26
Persentase Pertumbuhan adalah kenaikan suatu hal yang berbentuk angka persentase
dari satu periode waktu ke periode waktu selanjutnya. Persentase pertumbuhan digunakan
untuk berbagai kebutuhan, seperti kinerja perusahaan, pertumbuhan ekonomi negara,
hingga tingkat pertumbuhan penduduk. Laju Pertumbuhan ekonomi dari tahun t-1 ke tahun t.
Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu
tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan produksi barang dan jasa.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan membandingkan


Gross National Product (GNP) dan Gross Domestic Product (GDP), pada tahun yang
sedang berjalan dengan tahun sebelumnya. Kedua tolak ukur ini membantu
perhitungan total output perekonomian suatu negara.

E. Masalah penghitungan dan kegunaan data

1. Masalah-Masalah Penghitugan

Menghitung pendapatan nasional sesuatu negara bukanlah mudah Beberapa


masalah perlulah diatasi untuk memastikan penghitungan pendapatan nasional yang
cermat dan teliti.

a. Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi

Tidak semua kcgiatan ekonomi di dalam suatu ncgara dicatatkan dengan baik.
Dan apabila dicatatkan. tidaklah selalu informasi tersebut diperoleh dengan mudah. Di
banyak kegiatan ekonomi ukuran perusahaan adalah kecil dan dalam sesuatu negara
terdapat banyak sekali perusahaan dalam suatu industri yang sama. Dalam keadaan
seperti itu tidaklah mudah mengetahui nilai produksi yang diwujudkan oleh berbagai
perusahaan dan industri Pada uinumnya nilai pioduksi yang diperolch hanyalah
merupakan taksiran yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik dan bukan yang diberikan
oleh setiap perusahaan dalam negara.

b. Memilih Kegiatan yang Nilai Produksinya Dihitung

Dalam prinsip penghitungan pendapatan nasional. yang dihitung dalam


pendapatan nasional adalah nilai barang-barang yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan yang produktif dan barang- barang tersebut adalah diproduksikan untuk

27
keperluan pasar (dijual). Dengan demikian memasak di rumah, mencuci mobil
sendiri, mejjmbuat baju sendiri dan memelihara ayam di rumah tidak akan dihitung
dalam pendapatan nasional oleh karena walaupun mereka diwujudkan oleh kegiatan
yang produktit tetapi tidak dipasarkan. Sebaliknya ada pula hasil kegiaian produktit
dan dipasarkan tetapi tidak dihitung dalam pendapatan nasional, seperti menanam
ganja dan kegiatan pasar gelap. Ini disebabkan kegiatan tersebut adalah salah menurut
hukum negara. Pada umumnva yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah: nilai
produksi dari kegiatan ekonomi yang produktif dan hasilnya dipasarkan. Tetapi
disamping prinsip ini, dibuat pula beberapa pengecualian yang berikut:

i. Hasil pertanian petani tradísional Di sebagian kegiatan pertanian hasil yang


diproduksikan tidak dijual ke pasar tetapi digunakan sendiri. Sebagai contoh, petani-
petani tradisional biasanya tidak menjual semua hasil padi atau bahan makanan
lainnya. Mereka memproduksikan hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia produksi seperti itu
nilainya ditaksir dan dihitung ke dalam pendapatan nasional.
ii. Kegiatan menyalahi hukum. Kegiatan menyalahi hukum seperti menanam dan
mengedarkan ganja. kegiatan yang berkaitan dengan pelacuran dan judi dan
perdagangan pasar gelap adalah kegiatan yang produktif. Oleh karena kegiatan
tersebut adalah salah menurut undang-undang negara, nilai produksinya tidak dihitung
dalam pendapatan nasional.
iii. Kegiatan disekitar rumah. Dalam kehidupan di rumah terdapat banyak kegiatan yang
produktif seperti memasak. membersihkan rumah atau kebun, mencuci mobil dan
menjahit pakaian. Nilai kegiatan seperti itu. apabila dilakukan oleh anggota keluarga
tersebut, tidak dihitung dalam pendapatan nasional. Tetapi apabila ia dilakukan oleh
pembantu rumah tangga dan dibayar, ia dihitung dalam pendapatan nasional.
iv. Ganjaran yang bukan berupa uang. Sebagian perusahaan, di samping memberi gaji,
memberi pula fasilitas lain seperti perumahan dan kendaraan. Fasilitas ini termaasuk
sebagai "gaji” pekerja dan dihitung dalam pendapatan nasional.

c. Masalah Perighitungan Dua Kali

Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam rnenentukan apakah Sesuatu


barang itu barang jadi atau barang setengah jadi. Kerumitan ini menyebabkan masalah

28
penghitungan dua kali mungkin wujud. Kelapa sawit dan karet adalah dipandang sebagai
barang jadi apabila diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri.
Maka apabila nilai produksi kelapa sawit dan karet dihitung dan sesudah itu dihitung pula
nilai rninyak masak (yang dibuat dari kelapa sawit) dan nilai sepatu dan barang-barang, dari
karet yang lain, penghitungan. dua kali telah berlaku. Satu contoh lain; apabila tepung dan
gula dibeli ibu rumah tangga, maka. Kedua-dua barang itu adalah barang jadi; akan tetapi
apabila tepung dan gula dibeli pembuat-pembuat roti dan restoran-restoran, maka mereka
adalah barang setengah jadi. Dengan demikian apabili nilai produksi tepung dan gula
ditambahkan kepada nila produksi roti dan kue maka akan berlaku penghitungan dua kali.

d. Menentukan Harga Barang-Barang

Masalah ini merupakan satu hal yang rumit. Pada suatu masa tertentu harga
adalah berbeda di antara satu kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di
pasaraya dan di pasar malam Di sarnping itu dalam jangka masa satu tahun harga
barang dapat berubah. Karet dan kelapa sawit, misalnya, harganya berubah setiap
hari. Keadaan-keadaan seperti ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga
yang akan dipilih dalam merighitung sumbangan sesuatu kegiatan kepada pendapatan
nasional.Sebagai contoh„ walaupun dengan mudah dapat dihitung jumlah produksi
karet dan kelapa sawit, tetapi adalah sukar untuk rnenentukan nilai produksi karet dan
kelapa sawit dalam pendapatan nasional oleh karena harga barang-barang itu beruba
setiap hari.

e. Investasi Bruto dan Investasi Neto

Perbedaan antara investasi neto dan investasi bruto adalah depresiasi. Dengan
perkataan Iain untuk menghitung investasi neto, yang perlu dilakukan adalah mengurangi
depresiasi investasi bruto. Dalam suatu perusahaan tidak susah untuk menentukan nilai
depresiasi, karena perusahaan sudah mempunyai dasar tertentu mengenai hal itu, dan juga.
catatan keuagan perusahaan adalah lengkap. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di
sesuatu negara. Untuk menaksir besarnya. depresiasi dalam sesuatu negara adalah sukar
oleh karena (i) tiada catatan yang lengkap mengenai depresiasi di berbagai kegiatan
ekonorni, dan (ii) depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan menurut
pandangan negara. Sebagai contoh, dari negara kemajuan teknologi menyebabkan mesin
dalam sesuatu industri perlu didepresiasikan tetapi dari segi perusahaan depresiasi itu belum

29
diperlukan oleh karena barang produksi dari mesin lama masih dapat dijual dengan
menguntungkan.

f. Masalah Kenaikan Harga dan Perubahan Kualitas Barang

Data pendapatan nasional bukan saja digunakan untuk melihat nilai produksi dalarn
suat tahun tertentu tetapi juga perubahannya dari tahun ke tahun. Untuk tujuan ini, seperti
telah diterangkan perlulah dihitung pendapatan nasionaI riil dengan bantuan indeks harga.
Indeks harga memberikan gambaran rnengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun ke
tahun. Terdapat beberapa masalah dalam menghitung indeks harga, seperti misalnya memilih
barang yang akan digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan
weightage dan sebagainya. masalah-masalah itu mungkin menyebabkan indeks harga tidak
dihitung dengan repat. Selanjutnya hal ini menyebabkan penabahan-perubahan dalam
pendapatan nasional yang dihitung dengan bantuan indeks harga tidak secara tepat
menggambarkan perubahan jumlah produksi negara yang sebenarnya dicapai.

Seterusnya dari waktu ke waktu produsen-produsen akan menggunakan teknologi


yang lebih baik dan ini akan menambah mutu barang yang diproduksikan. Kenaikan harga
ke atas barang-barang seperti itu meliputi pula kenaikan "nilai dari barang yang
diproduksikan, Dengan demikian penghitungan produksi negara pada harga tetap dari masa
ke masa mengabaikan kenaikan kualitas barang-barang yarig diproduksikan.

2. KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

Data pendapatan nasional memberikan informasi yang berguna mengenai


berbagai aspek dari kegiatan ekonorni. Data pendapatan nasional pada suatu tahun
tenentu memberi garnbaran tentang: (i) tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai
dan nilai output yang diproduksikan,(ii) kornposisi dari perbelanjaan agregat, (iii)
sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional, dan (iv) taraf
kemakmuran yang dicapai.

Seterusnya, membandingkan data pendapatan nasional dari tahun ke tahun


akan memberikan gambaran. tentang: (i) tingkat perturnbuhan ekonomi, (ii)
perubahan struktur ekonomi dan (iii) peningkatan taraf kernakmuran rnasyarakat. Di
samping itu data pendapatan nasional berguna sebagai dasar daiam membuat ramalan
dan perencanaan ekonomi di masa depan. Uraian berikut menerangkan dengan lebih
mendalam berbagai kegunaan tersebut.

30
a. Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi

Pendapatan nasional pada hakikatnya. merupakan ukuran dari sejauh mana


perusahaan-perusahaan beroperasi dan mengeluarkan barang-barang dan jasa.
Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin besar jumlah output yang diciptakan
dalam sesuatu negara. dan semakin tinggi kapasitas barang-barang modal yang
digunakan oleh perusahaan.-perusahaan. Kenaikan pendapatan nasional juga
berkaitan rapat dengan kenaikan kesempatan kerja,

Apabila negara tersebut membuat ramalan mengenai pendapatan nasional


potensialnya, perbedaan di antara PDB pontensial dan PDB sebenarnya akan memberi
gambaran tentang sejauh mana PNB-sebenarnya adalah berbeda dengan PNB
pontesialnya yaitu sejauh mana kegiatan ekonomi yang sebenarnya berbeda dengan
potensi yang dapat dicapainya.

Cara lain dalam menggunakan data pendapatan nasional sebagal pengukur


prestasi kegiatan ekonomi adalah dengan melihat keadaan pengangguran dalarn
perekonomian tersebut. Apabila pengangguran masih tinggi tingkatnya keadaan itu
berarti pendapatan nasional yang dicapai adalah masih di bawah potensinya yang
maksimum. Keadaan itu berarti kegiatan ekonomi belum mencanai taraf yang
menggalakkan.

b. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang Dicapai

Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun


tertentu dengan pendapatan naaional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Setiap negara menghendaki pertumbuhan ekonomi yang, pesat
sehingga, kesempatan kerja penuh dapat dicapai secara terus-menerus. Tetapi keadaan
ini sukar dicapai, Perturnbuhan ekonomi sudah dapar digolongkan “menggalakkan"
apa bila tingkat yang dicapai marnpu mengurangi tingkat pengangguran, Paling
minimurn setiap negara harus berusaha. agar tingkat perturnbuban ekonominya
melebihi dari ringkat pertambahan penduduk, agar pendapatan perkapita (atau taraf
kemakmuran masyarakat) dapat ditingkatkan.

c. Memberi Informasi Mengenai Struktur Kegiatan Ekonomi

Data pendapatan nasionaI yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat


menunjukkan nilai dan komposisi perbelanjaan agregat. Dengan menggunakan data

31
ini akan diketahui persentasi konsumsi rumah tangga, perbelanjaan pemerintah,
investasi, ekspor danimpor, Maka dari data ini dapat diketahui kepentingan relatif dari
berbagai jenis perbelanjaan ini kepada pendapatan nasional. Sebagai contoh: dari data
pendapatan nasional indonesia dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi rumah
tangga sangat penting peranannya dalam perbelanjaan agregat indonesia.

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto memberikan
garnbaran tentang peranan berbagai sektor dalam perekonomian yaitu menunjukkan
nilai output yang mereka ciptakan dan persentasi sumbangan berbagai sektor dalam
pendapatan nasional.

Apabila data untuk berbagai tahun dibandingkan, dapat pula diperoleh


gambaran mengenai pola perubahan kegiatan ekonomi dalarn negara tersebut, Dalam
perekonomian yang berkembang, peranan sektor industri meningkat manakala
peranan sektor pertanian merosot. Data pendapatan nasional yang dihitung menurut
cara produk neto dapat memberikan informasi secara angka (kuantitatifi tentang
perubahan sebenarnya yang berlaku.

d. Memberi Gambaran Mengenai Taraf Kemakmuran

Pendapatan perkapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai


ukuran kasar untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu
memberikan gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia kepada
seorang individu untuk dibelanjakan dalam satu tahun. Pada tahun 2000 pendapatan
perkapita Malaysia adalah USS3,832 dan pendapatan perkapiita Singapura adalah
US52.2.,984, yaitu di Singapura pendapatan per kapitanya adalah 6 kali ganda dari di
Malaysia. Keadaan tersebut berarti secara rata-rata penduduk Singapura dapat
melakukan perbelanjaan yang jauh lebih banyak dari penduduk Malaysia.

Dalam jangka panjang apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran
yang dicapai penduduk sesuatu negara, Seterusnya data pendapatan per kapita di
berbagai negara dalam satu periode tertentu dapat digunakan untuk mernbandingkan
kesuksesan berbagai negara dalam usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakatnya.

e. Data Asas untuk Membuat Ramalan dan Perencanaan

32
Data Pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi
informasi pentingnya mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan
pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor manufaktur ( industri) dan sektor ekspor,
dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan untuk landasan dalam
membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa datang . Ramalan tersebut
dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk merencanakan kegiatan
ekonominyadi masa depan. Data tersebut juga berguna kepada pemerintah untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa
mendatang, seperti meramalkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai,
membuat ramalan mengenai perkembangan investasi dan ekspor, dan pertambahan
kesepatan kerja yang akan berlaku.

Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

Ketidakseimbangan di antara Ekspor dan Impor, serta aliran ke luar/masuk


modal dapat menimbulkan masalah serius terhadap kestabilan suatu perekonomian.
Defisit dalam Neraca Pembayaran menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi:

1. Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri, karena konsumen akan mengganti barang
produk dalam negeri dengan barang-barang impor.

2. Harga valuta asing akan meningkat dan akan mengakibatkan barangbarang impor mahal.

3. Kegiatan Ekonomi dalam Negeri yang menurun akan mengurangi kegairahan pengusaha-
pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.

33
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekomoni. Teori dasar lainnya
adalah mikroekonomi. Makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan
gambaran kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Dari segi analisisnya dibedakan menjadi 3
bentuk yaitu (i) analisis mengenai pengeluaran agregat dalam penentuan kegiatan ekonomi,
(ii) analisis pada penentuan kegiatan ekonomi pada harga yang dapat berubah dan (iii)
analisis penentuan kegiatan ekonomi pada suku bunga dan tingkat harga yang dapat berubah.
Kegiatan ekonomi yang tidak efisien menimbulkan ebberapa masalah maksroekonomi
yaitu masalah-masalah yang mempengaruhi keseluruhan ekonomi. Masalah masalah tersebut
adalah pengangguran, pertumbuhan yang lambat, inflasi dan ketidakseimbangan neraca
pembayaran.

B. Saran
Pemerintah dalam mengatasi masalah yang dihadapi keseluruhan ekonomi memiliki
beberapa kebijakan dan kebijakan tersebut mempunyai tujuan-tujuan untuk menstabilkan
kegiatan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi, dan menghindari masalah – masalah
yang lebihh besar. Oleh karena itu sebagai warga negara seyogyanya kita turut andil dalam
membantu pemerintah untuk selalu menciptakan kestabilan perekonomian.

34
35
DAFTAR PUSTAKA

Kuncororo, Sri. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, TingkatPengangguran, dan


Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan diProvinsi Jawa Timur Tahun 2009-
2011, skripsi, Surakarta:UniversitasMuhammadiyah Surakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi, Ed.2, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan, Jakarta:PT Grafindo
Persada.

Nopirin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, Yogyakarta: BPFE

Sukirno, Sadono. 2021. Makroekonomi Teori Pengantar.PT Raja grafindo Persada. Depok

36

Anda mungkin juga menyukai