Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan ridho-NYA yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-
Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.
Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Liputan Analisis dan Data Makroekonomi” yang merupakan tugas mata kuliah Ekonomi
Makro. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh mata
kuliah Ekonomi mikro Dr.Elpisah,S.E,M.Pd dan semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
Makassar, 2021
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI.........................................................................2
A. DARI MIKRO KE MAKROEKONOMI...................................................................................2
B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN................................................................5
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI....................................................10
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI.........................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................14
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.............................................................................14
A. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional.....................................................................................14
B. CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.........................................................17
C. Hubungan antara GNP dan NI.................................................................................................23
2. DISPOSABLE INCOME (PENDAPATAN DISPOSABEL)..............................................24
Rumus disposable income (Pendapatan Disposabel).......................................................................24
D. Menentukan Tingkat Pertumbuhan ekonomi...........................................................................25
E. Masalah penghitungan dan kegunaan data...............................................................................25
BAB IV...............................................................................................................................................32
PENUTUP...........................................................................................................................................32
A. Kesimpulan..............................................................................................................................32
B. Saran........................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................33
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup ekonomi makro atau biasa juga disebut makro ekonomi adalah
usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengolah factor produksi secara efisien.
Selain pengertian, variable, dan ruang lingkup, hal yang dapat menjabarkan perbedaan
ekonomi mikro dan makro, yaitu unit dan tujuan analisis dari masing-masing ekonomi
tersebut. Salah satu aspek yang membedakannya adalah corak dari setiap analisis
yang dibuat. Analisis-analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi
bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro
ekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau
suatu pasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah yang dikaji yaitu
1. Bentuk masalah dari mikro ke masalah makro
2. Masalah utama dalam perekonomian
3. Alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi
4. Bentuk kebijakan makro ekonomi
5. Beberapa istilah pendapatan nasional
6. Cara penghitungan pendapatan nasional
7. Pendapatan pribadi dan pendapatan disposable
8. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
9. Masalah perhitungan dan kegunaan data
1
BAB II
Unit analisis dari mikro yaitu pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual
(contoh: permintaan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi dari perusahaan), sedangkan unit analisis dari ekonomi
makro, yaitu pembehasan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan (contoh: pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi)
2
Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi dari pandangan yang menganggap
bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah
terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Maka masyarakat haruslah
membuat pilihan-pilihan. Kegiatan memilih ini perlu dibedakan kepada dua aspek,
yaitu. (i) dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa (ii) dalam kegiatan
menggunakan barang dan jasa. Kedua persoalan ini merupakan isu-isu utama yang
dianalisis dalam teori mikroekonomi.
Pertanyaan pertama, yaitu apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus
diproduksikan, merupakan persoalan yang akan menentukan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang dijalankan dalam perekonomian. Dengan perkataan lain, pilihan-
pilihan para konsumen (pembeli) merupakan factor penting dalam menentukan jenis-
jenis kegiatan memproduksi yang harus dijalankan.
Untuk mewujudkan barang dan jasa diperlukan factor-faktor produksi yang sering
dinamakan juga sebagai sumber-sumber atau resources, factor-faktor produksi yang tersedia
dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan
untuk memperolehnya. Oleh sebab itu para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat
mencapai efesiensi yang tinggi dalam menggunakan factor-faktor produksi.
3
i. Factor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara
dalam suatu periode tertentu?
ii. Mengapa setiap negara menghadapi masalah pengangguran, yang adakalanya
semakin lama semakin buruk keadaannya?
iii. Mengapakah masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang seringkali juga diikuti
oleh masalah pengangguran yang cukup serius?
iv. Mengapakah berbagai perekonomian tidak mengalami pertumbuhan yang sama
cepatnya?
v. Mengapakah kegiatan ekonomian tidak mengalami perkembangan yang stabil,
yaitu adakalanya ia cepat berkembang, tetapi pada periode lain ia mengalami
perkembangan yang lambat atau kemunduran?
4
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan kepada
tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga-tiga jenis analisis tersebut adalah:
5
Pertumbuhan Ekonomi
Kuva AB dalam gambar 1.1 adalah kurva kemungkinan produksi, yaitu batas
maksimum produksi yang dapat diciptakan sesuatu negara pada suatu waktu tertentu.
Dalam negara yang kurva batas produksinya adalah AB, kemakmuran masyarakat
mencapai paling maksimum apabila kombinasi barang industry dan barang pertanian
adalah seperti ditunjukkan oleh salah satu titik pada kurva AB misalnya dititik P.
berarti untuk memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara itu harus
menghasilkan X0 barang industry Y0 barang pertanian. dalam kenyataannya misalkan
tingkat produksi yang dicapai negara tersebut hanyalah seperti ditunjukkan oleh titik
M, yaitu menhasilkan X1 barang industry dan Y1 barang pertanian. Tingkat kegiatan
ekonomi dibawah potensi ini menyebabkan sebagian factor-faktor produksi
menganggur termasuk tenaga kerja, dan ini terutama disebabkan oleh kekurangan
pengeluaran agregat
Gambar 1.1
6
Pendapatan nasional potensial dan sebenarnya
Gambar 1.2
7
pengangguran dalam perekonomian. Disamping keburukan ini, jurang PNB menyebabkan
masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapainya.
Gambar 1.3
Masalah pengangguran
8
2. Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang
mengalaminya.
4. Pengangguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk atas diri
penganggur dan keluarga
Akibat buruk inflasi. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin
memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi
bertambah cepat apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk
mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor.
Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
9
1. Menurunkan tarap kemakmuran sebagian besar golongan masyarakat.
2. Upah riil tenaga kerja akan merosot ( turun) sehingga tingkat kemakmuran menurun.
Efek dari defesit dalam neraca pembayaran. Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan
pembukaan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain
kedalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
Pembayara-pembayaran tersebut meliputi:
i. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa.
ii. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal keluar
negeri.
iii. Aliran keluar dan aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang
di luar negeri).
10
6. Tingkat pertumbuhan ekonomi
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan suatu negara sangat
tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Setiap kebijakan ekonomi bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan makroekonomi
dapat dibedakan dari lima aspek yaitu antara lain:
11
Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi
suatu negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar
dikendalikan. Tetapi sering sekali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan
masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan
kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi
masalah inflasi seperti itu.
Ada dua alasan yang menyebabkan sesuatu negara harus berusaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang yaitu:
1. Menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah
Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun
1997-1999 merupan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri
dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran
yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah
pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai
akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat.
Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak
pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan
12
ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu
tetap teguh keadaanya.
Ada beberapa bentuk kebijakan ekonomi yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mencapai tujuan-tujuan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negaranya
yaitu:
1. Kebijakan fiksal
2. Kebijakan moneter
1. Kebijakan fiksal
2. Kebijakan moneter
13
lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Salah satu kebijakan segi penawaran adalah
kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan
berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang
tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu
akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.
Untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja
yaitu pajak pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari
golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Sedangkan untuk mencapai tujuan dalam
menigkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya
yaitu pemerintah akan memberi insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau
pembebasan pajak) kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat
penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang di produksikan.
BAB III
14
A. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional di negara-negara AsiaTenggara mengalami pertumbuhan
yang pesat pada awal tahun 1990an. Produk Domestic Bruto pada tahun 2003
mengalami pertambahan sebanyak 4,1 persen. Dalam tahun 2003 Produk Nasional
Bruto Indonesia bertambah lebih lambat dari yang dicapai Thailand. Perhatikan istilah
yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep pendapatan lainnya. Produk
Domestik Bruto ( PDB ) atau dalam istilah Inggrisnya Gross Domestic Product
( GDP ) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan
berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik
penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi
nasional diciptakan oleh factor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri.
Produk Nasional Bruto ( PNB ), atau dalam Bahasa Inggris dinamakan Gross
National Product ( GNP ) adalah konsep yang mempunyai arti yang sama dengan
menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam
pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh factor-faktor
15
produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya
dihitung.
Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB di atas dapatlah
dirumuskan sifat hubungan diantara Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional
Dimana PFN dari LN adalah pendapatan factor neto dari luar negeri. PFN
dari LN adalah pendapatan factor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
Nasional “ atau “ National Income “ dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk
menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan
demikian istilah Pendapatan Nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto
atau Produk Nasional Bruto. Disamping itu Pendapatan Nasional memiliki arti lain
yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yang digunkan
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-
jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu suatu tahun dan dinilai menurut
harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu
dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu priode ke priode lainnya.
16
Untuk dapat menghitung kenaikan dari tahun ketahun, barang dan jasa yang
dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap yaitu harga yang berlaku pada
suatu tahun tertentuyang seterusnnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain, yang biasa dinamakan pendapatan nasional
dinilai dengan dua acara, (1)dengan menggunakan harga pasar dan (2)dengan
menggunakan harga factor. Suatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar
apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.
Nilai barang-barang modal tersebut akan semakin susut dari satu period eke periode
lain. Kesusutan nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab
itu dalam setia harga penjualan suatu barang termasuk nilai depresiasi barang modal.
Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai
17
Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional
Bruto. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari
Produk Nasional Bruto. Dengan demikian, Produk Nasional Neto adalah Produk
Keterangan:
18
tangga atau dalam analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi
rumah tangga. Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan
sebagai konsumsi ( rumah tangga ), kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah
digolongkan sebagai investasi, dan sebagian pengeluaran mereka seperti membayar
asuransi dan mengirim uang kepada orang tua atau anak yang sedang bersekolah tidak
digolongkan sebagai konsumsi karena tidak merupakan perbelanjaan terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
b. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, pengeluaran untuk
menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan
perbelajaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan
masyarakat. Pembelian pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan dalam 2
golongan yaitu konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah.
19
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
nilai perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksikan dalam perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa –
jasa yang diimpor tidak dimasukkan dalam perhitungan ini. Begitu juga barang-
barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan
perusahaan lain untuk dijadikan barang lain tidak turut dihitung untuk mennetukan
besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang akan diproses lagi nilainya tidak
turut ditambahkan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran
adalah untuk menghindari berlakunya perhitungan dua kali.
Apabila semua nilai jual beli yang berlaku dalam perekonomian dijumlahkan ke
dalam pendapatan nasional maka nilai yang diperoleh adalah lebih besar dari nilai
produksi yang sebenarnya telah diciptakan. Perhitungan nilai pendapatan nasional
yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa kali
dijumlahkan dalam pendapatan nasional. Untuk menghindari hal seperti ini yang
harus dijumlahkan di dalam menghitung pendapatan nasional adalah :
20
secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang
dihasilkan perusahaan. Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi yang terdiri
atas 17 sektor ekonomi berikut:
6) Sektor konstruksi.
7) Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Untuk menghindari penghitungan ganda, dalam menghitung PDB dengan metode produksi
yang dijumlahkan adalah nilai tambah tiap-tiap sektor. Nilai tambah adalah sumbangan
perusahaan terhadap produksi nasional. Penghitungan nilai tambah adalah biaya atau
harga bahan baku output dikurangkan dari harga produk perusahaan atau input.
21
1. gambil singkong 120.000 120.000
2. mbuat tepung 350.000 230.000
3. mbuat kue 680.000 330.000
Dari penghitungan di atas, besar sumbangan bagi pendapatan nasional adalah jumlah seluruh
nilai tambah produk kue sebesar Rp680.000,00 atau harga akhir dari produk kue dari
singkong. Proses penghitungan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang
dihasilkan berbagai sektor perekonomian bertujuan mengetahui sumbangan berbagai
sektor ekonomi dalam penghitungan pendapatan nasional dan menghindari
penghitungan ganda karena yang dihitung hanya nilai produk neto.
Faktor-faktor produksi dibedakan menjadi 4 golongan yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan
keahlian. Apabila factor-faktor produksi itu digunakan untuk mewujudkan barang dan
jasa akan diperoleh berbagai jenis pendapatan yaitu tanah dan harta tetap lainnya
memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga
dan keahlian memperoleh keuntungan. Dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan
atas faktor produksi, sebagai berikut:
22
diproduksi di suatu negara selama satu tahun. Pendapatan dari faktor produksi meliputi
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan laba.
4) bunga neto
5) keuntungan perusahaan.
Dalam penghitungan pendapatan nasional terdapat bunga neto, yaitu jumlah bunga
yang dibayar dalam perekonomian dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan bunga atas
pinjaman pemerintah dan bunga atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah
bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif
dan oleh sebab itu tidak termasuk dalam pendapatan nasional yang meliputi pendapatan
factor – factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam
perekonomian. Meminjam uang untuk membeli mobil misalnya adalah pinjaman yang bukan
membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman pemerintah, kerap kali
digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak produktif misalnya apabila pinjaman itu
digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pension pegawai.
23
Y=r+w+i+p
Keterangan:
w : wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja
Produks Nasional Bruto atau GNP sedangkan perhitungan cara pendapatan menghasilkan
pendapatan nasional ( National Income ) atau NI. Untuk memperoleh Pendapatan Nasional
pajak tak langsung harus dikurangi dari produk Nasional Netto sedangkan subsidi
ditambahkan.
Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh penduduk suatu negara
dari berbagai macam sumber. Pendapatan yang bahkan diperoleh tanpa memberikan balas
jasa melakukan apapun seperti subsidi dari pemerintah, juga termasuk dalam pendapatan
pribadi. Subsidi yang didapat dari pemerintah tanpa balas jasa tersebut misalnya seperti BLT
nasional. Namun dalam beberapa bagian pendapatan pribadi memiliki item yang tidak terkait
24
dengan pendapatan nasional. Secara sederhana, hubungan pendapatan nasional dan
PENDAPATAN NASIONAL
Dikurangi:
Ditambah:
1. Subsidi
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah
= PENDAPATAN PRIBADI
Pada bagian yang dikurangi diatas, merupakan item yang ada dalam
pendapatan nasional namun bukan termasuk dalam pendapatan pribadi. Sedangkan
bagian yang ditambahkan merupakan bagian yang termasuk dalam pendapatan
pribadi.
dibelanjakan. Pendapatan yang siap dibelanja disini berarti pendapatan yang memang dapat
konteks pembicaraan pendapatan nasional, maka pendapatan ini merujuk pada pendapatan
yang dimiliki oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tersebut yang bisa digunakan
untuk belanja.
25
Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan yang dihitung dari
menyangkut seluruh pendapatan yang diterima. Pendapatan pribadi yang diterima harus
dikeluarkan pembayaran pajaknya (bila kena pajak). Sisa dari pendapatan pribadi yang
Dari pe mahaman yang telah disampaikan diatas, sehingga rumus disposable income
Dimana: Yd adalah disposable income, Yp adalah pendapatan pribadi, T adalah pajak, C adalah
Rumus disposable income (pendapatan disposabel) yang pertama memberikan pemahaman bahwa
tabungan. Kita memahami bahwa disposable income merupakan pendapatan yang siap
dibelanjakan. Oleh sebab itu disposable income difungsikan dari konsumsi. Namun
keseluruhan disposable income apakah seluruhnya digunakan untuk konsumsi? Tentu tidak.
Ada sebagian disposable income yang dijadikan tabungan. Itulah mengalami fungsi
26
Persentase Pertumbuhan adalah kenaikan suatu hal yang berbentuk angka persentase
dari satu periode waktu ke periode waktu selanjutnya. Persentase pertumbuhan digunakan
untuk berbagai kebutuhan, seperti kinerja perusahaan, pertumbuhan ekonomi negara,
hingga tingkat pertumbuhan penduduk. Laju Pertumbuhan ekonomi dari tahun t-1 ke tahun t.
Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu
tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan produksi barang dan jasa.
1. Masalah-Masalah Penghitugan
Tidak semua kcgiatan ekonomi di dalam suatu ncgara dicatatkan dengan baik.
Dan apabila dicatatkan. tidaklah selalu informasi tersebut diperoleh dengan mudah. Di
banyak kegiatan ekonomi ukuran perusahaan adalah kecil dan dalam sesuatu negara
terdapat banyak sekali perusahaan dalam suatu industri yang sama. Dalam keadaan
seperti itu tidaklah mudah mengetahui nilai produksi yang diwujudkan oleh berbagai
perusahaan dan industri Pada uinumnya nilai pioduksi yang diperolch hanyalah
merupakan taksiran yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik dan bukan yang diberikan
oleh setiap perusahaan dalam negara.
27
keperluan pasar (dijual). Dengan demikian memasak di rumah, mencuci mobil
sendiri, mejjmbuat baju sendiri dan memelihara ayam di rumah tidak akan dihitung
dalam pendapatan nasional oleh karena walaupun mereka diwujudkan oleh kegiatan
yang produktit tetapi tidak dipasarkan. Sebaliknya ada pula hasil kegiaian produktit
dan dipasarkan tetapi tidak dihitung dalam pendapatan nasional, seperti menanam
ganja dan kegiatan pasar gelap. Ini disebabkan kegiatan tersebut adalah salah menurut
hukum negara. Pada umumnva yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah: nilai
produksi dari kegiatan ekonomi yang produktif dan hasilnya dipasarkan. Tetapi
disamping prinsip ini, dibuat pula beberapa pengecualian yang berikut:
28
penghitungan dua kali mungkin wujud. Kelapa sawit dan karet adalah dipandang sebagai
barang jadi apabila diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri.
Maka apabila nilai produksi kelapa sawit dan karet dihitung dan sesudah itu dihitung pula
nilai rninyak masak (yang dibuat dari kelapa sawit) dan nilai sepatu dan barang-barang, dari
karet yang lain, penghitungan. dua kali telah berlaku. Satu contoh lain; apabila tepung dan
gula dibeli ibu rumah tangga, maka. Kedua-dua barang itu adalah barang jadi; akan tetapi
apabila tepung dan gula dibeli pembuat-pembuat roti dan restoran-restoran, maka mereka
adalah barang setengah jadi. Dengan demikian apabili nilai produksi tepung dan gula
ditambahkan kepada nila produksi roti dan kue maka akan berlaku penghitungan dua kali.
Masalah ini merupakan satu hal yang rumit. Pada suatu masa tertentu harga
adalah berbeda di antara satu kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di
pasaraya dan di pasar malam Di sarnping itu dalam jangka masa satu tahun harga
barang dapat berubah. Karet dan kelapa sawit, misalnya, harganya berubah setiap
hari. Keadaan-keadaan seperti ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga
yang akan dipilih dalam merighitung sumbangan sesuatu kegiatan kepada pendapatan
nasional.Sebagai contoh„ walaupun dengan mudah dapat dihitung jumlah produksi
karet dan kelapa sawit, tetapi adalah sukar untuk rnenentukan nilai produksi karet dan
kelapa sawit dalam pendapatan nasional oleh karena harga barang-barang itu beruba
setiap hari.
Perbedaan antara investasi neto dan investasi bruto adalah depresiasi. Dengan
perkataan Iain untuk menghitung investasi neto, yang perlu dilakukan adalah mengurangi
depresiasi investasi bruto. Dalam suatu perusahaan tidak susah untuk menentukan nilai
depresiasi, karena perusahaan sudah mempunyai dasar tertentu mengenai hal itu, dan juga.
catatan keuagan perusahaan adalah lengkap. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di
sesuatu negara. Untuk menaksir besarnya. depresiasi dalam sesuatu negara adalah sukar
oleh karena (i) tiada catatan yang lengkap mengenai depresiasi di berbagai kegiatan
ekonorni, dan (ii) depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan menurut
pandangan negara. Sebagai contoh, dari negara kemajuan teknologi menyebabkan mesin
dalam sesuatu industri perlu didepresiasikan tetapi dari segi perusahaan depresiasi itu belum
29
diperlukan oleh karena barang produksi dari mesin lama masih dapat dijual dengan
menguntungkan.
Data pendapatan nasional bukan saja digunakan untuk melihat nilai produksi dalarn
suat tahun tertentu tetapi juga perubahannya dari tahun ke tahun. Untuk tujuan ini, seperti
telah diterangkan perlulah dihitung pendapatan nasionaI riil dengan bantuan indeks harga.
Indeks harga memberikan gambaran rnengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun ke
tahun. Terdapat beberapa masalah dalam menghitung indeks harga, seperti misalnya memilih
barang yang akan digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan
weightage dan sebagainya. masalah-masalah itu mungkin menyebabkan indeks harga tidak
dihitung dengan repat. Selanjutnya hal ini menyebabkan penabahan-perubahan dalam
pendapatan nasional yang dihitung dengan bantuan indeks harga tidak secara tepat
menggambarkan perubahan jumlah produksi negara yang sebenarnya dicapai.
30
a. Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi
31
ini akan diketahui persentasi konsumsi rumah tangga, perbelanjaan pemerintah,
investasi, ekspor danimpor, Maka dari data ini dapat diketahui kepentingan relatif dari
berbagai jenis perbelanjaan ini kepada pendapatan nasional. Sebagai contoh: dari data
pendapatan nasional indonesia dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi rumah
tangga sangat penting peranannya dalam perbelanjaan agregat indonesia.
Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto memberikan
garnbaran tentang peranan berbagai sektor dalam perekonomian yaitu menunjukkan
nilai output yang mereka ciptakan dan persentasi sumbangan berbagai sektor dalam
pendapatan nasional.
Dalam jangka panjang apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran
yang dicapai penduduk sesuatu negara, Seterusnya data pendapatan per kapita di
berbagai negara dalam satu periode tertentu dapat digunakan untuk mernbandingkan
kesuksesan berbagai negara dalam usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakatnya.
32
Data Pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi
informasi pentingnya mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan
pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor manufaktur ( industri) dan sektor ekspor,
dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan untuk landasan dalam
membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa datang . Ramalan tersebut
dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk merencanakan kegiatan
ekonominyadi masa depan. Data tersebut juga berguna kepada pemerintah untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa
mendatang, seperti meramalkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai,
membuat ramalan mengenai perkembangan investasi dan ekspor, dan pertambahan
kesepatan kerja yang akan berlaku.
1. Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri, karena konsumen akan mengganti barang
produk dalam negeri dengan barang-barang impor.
2. Harga valuta asing akan meningkat dan akan mengakibatkan barangbarang impor mahal.
3. Kegiatan Ekonomi dalam Negeri yang menurun akan mengurangi kegairahan pengusaha-
pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekomoni. Teori dasar lainnya
adalah mikroekonomi. Makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan
gambaran kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Dari segi analisisnya dibedakan menjadi 3
bentuk yaitu (i) analisis mengenai pengeluaran agregat dalam penentuan kegiatan ekonomi,
(ii) analisis pada penentuan kegiatan ekonomi pada harga yang dapat berubah dan (iii)
analisis penentuan kegiatan ekonomi pada suku bunga dan tingkat harga yang dapat berubah.
Kegiatan ekonomi yang tidak efisien menimbulkan ebberapa masalah maksroekonomi
yaitu masalah-masalah yang mempengaruhi keseluruhan ekonomi. Masalah masalah tersebut
adalah pengangguran, pertumbuhan yang lambat, inflasi dan ketidakseimbangan neraca
pembayaran.
B. Saran
Pemerintah dalam mengatasi masalah yang dihadapi keseluruhan ekonomi memiliki
beberapa kebijakan dan kebijakan tersebut mempunyai tujuan-tujuan untuk menstabilkan
kegiatan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi, dan menghindari masalah – masalah
yang lebihh besar. Oleh karena itu sebagai warga negara seyogyanya kita turut andil dalam
membantu pemerintah untuk selalu menciptakan kestabilan perekonomian.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan, Jakarta:PT Grafindo
Persada.
Nopirin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, Yogyakarta: BPFE
Sukirno, Sadono. 2021. Makroekonomi Teori Pengantar.PT Raja grafindo Persada. Depok
36