Anda di halaman 1dari 2

SUMMARY NOTES – 2110HPU04

PENGADILAN
oleh: Nisa Istiani, SH., MLI.

Peran Pengadilan
Untuk perkara persaingan usaha, maka pengadilan berperan untuk:
1. Memeriksa dan memutus perkara keberatan yang diajukan oleh pelaku usaha atas
putusan KPPU dalam waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan tersebut oleh
Pengadilan Niaga (UU Cipta Kerja pasal 118), dengan tata cara sebagaimana diatur
dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2021
2. Menerima, memeriksa, dan menetapkan pelaksanaan putusan perkara persaingan
usaha yang telah berkekuatan hukum tetap (Perma No. 3 Tahun 2021), dengan tata
cara sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata

Pemeriksaan Perkara Keberatan Atas Putusan Kppu Oleh Pengadilan (Perma No.
3 Tahun 2021)

Pemeriksaan keberatan dilakukan terhadap aspek formil dan/atau materiil


berdasarkan Salinan putusan KPPU dan berkas perkaranya. Majelis hakim menolak
permohonan keberatan yang tidak memuat alasan keberatan. Berdasarkan persetujuan
majelis hakim, Pemohon Keberatan dapat mengajukan saksi dan/ a tau ahli yang
pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU namun keterangannya tidak dimuat atau
tidak dipertimbangkan dalam Putusan KPPU, atau ditolak kehadirannya memberikan
keterangan, untuk didengar keterangannya dalam persidangan. Dalam hal Pemohon
Keberatan mengajukan saksi dan/ atau ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPPU
dapat mengajukan saksi dan/ atau ahli yang pernah diajukan dalam pemeriksaan di
KPPU, untuk memperkuat dalilnya. Pemohon Keberatan tidak dapat mengajukan bukti
surat dan/ atau dokumen, baik yang pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU,
maupun bukti surat dan/atau dokumen baru.
Pemeriksaan dilakukan dalam jangka waktu paling cepat 3 bulan dan paling lama
12 bulan. Dalam hal telah pemeriksaan sebagaimana dimaksud di atas, majelis hakim
dapat mengucapkan putusan tanpa harus menunggu 3 (tiga) bulan. Dalam hal majelis
hakim mengucapkan putusan dalam jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan, majelis
hakim wajib menuangkan alasan dan pertimbangan menyelesaikan pemeriksaan dalam
jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan dalam putusan. Pengucapan putusan dilakukan
dalam sidang yang terbuka untuk umum.

Pelaksanaan Putusan
Putusan KPPU baik yang tidak diajukan Keberatan maupun yang telah diperiksa
dan diputus melalui prosedur Keberatan, serta telah berkekuatan hukum tetap, harus

Halaman | 1
SUMMARY NOTES – 2110HPU04

dilaksanakan secara sukarela oleh Terlapor / Pemohon Keberatan paling lambat 30 (tiga
puluh) Hari sejak tanggal pengucapan putusan dan/atau sejak Terlapor/Pemohon
Keberatan menerima pemberitahuan putusan. Dalam hal putusan KPPU tidak diajukan
Keberatan namun tidak dilaksanakan dengan sukarela, KPPU mengajukan permohonan
eksekusi kepada ketua Pengadilan Niaga tempat kedudukan hukum Terlapor.
Permohonan eksekusi sebagaimana dimaksud di atas diajukan setelah KPPU
mendaftarkan salinan putusan KPPU yang telah berkekuatan hukum tetap ke
kepaniteraan di Pengadilan Niaga tempat kedudukan hukum Terlapor. Terhadap
pendaftaran sebagaimana dimaksud di atas, Pengadilan Niaga memberikan catatan
pendaftaran pada halaman terakhir salinan putusan KPPU. Dalam hal putusan telah
diperiksa dan diputus melalui prosedur Keberatan serta telah berkekuatan hukum
tetap namun tidak dilaksanakan dengan sukarela oleh Pemohon Keberatan, KPPU
mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Niaga yang memutus
perkara tersebut. Berdasarkan permohonan eksekusi yang diajukan oleh KPPU,
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dilakukan eksekusi sesuai dengan
ketentuan hukum acara perdata.

Peran Mahkamah Agung

Mahkamah Agung berperan untuk memeriksa dan memutus upaya hukum


kasasi atas putusan Pengadilan Niaga yang telah memutuskan keberatan yang diajukan
oleh pelaku usaha atas putusan KPPU (UU Cipta Kerja pasal 118), dengan tata cara
sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2021. Upaya
hukum kasasi bersifat final dan tidak dapat dilakukan upaya hukum peninjauan
kembali.
1

Penulis: Nisa Istiani, SH., MLI.


Sumber Referensi:
1. Lubis, A. F. et al. (2017). Hukum persaingan usaha; edisi kedua. Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
2. Pardede, S.M. (2010). Persaingan sehat dan akselerasi pembangunan ekonomi. Pustaka Sinar Harapan.

Halaman | 2

Anda mungkin juga menyukai