Kppu
Kppu
Halaman | 1
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
yang sama atau mengambil alih beberapa kewenangan lembaga negara di sektor yang
sama.
Jika dibandingkan dengan state auxiliary organ lainnya seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), maka terdapat persamaan dan perbedaan antara KPK
dengan KPPU. Beberapa persamaan di antara keduanya adalah kedua Komisi ini
dibentuk berdasarkan ketentuan undang-undang. KPK dibentuk dengan UU No. 30
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK),
sedangkan KPPU dibentuk dengan UU No. 5 Tahun 1999. Namun demikian, sejalan
dengan pemikiran Jimly Asshiddiqie, kedua Komisi ini berbeda dalam hal kedudukan.
KPK disebut sebagai Komisi negara yang independen berdasarkan konstitusi atau yang
memiliki constitutional importance. Hal ini dikarenakan, walaupun pembentukan KPK
dengan undang-undang, keberadaan KPK memiliki sifat constitutional importance
berdasarkan Pasal 24 ayat (3) UUD 1945. Sementara itu, KPPU merupakan lembaga
independen lain yang dibentuk berdasarkan undang-undang.462
Perbedaan lain yang berkaitan dengan latar belakang pembentukan kedua Komisi
ini adalah bahwa KPK dibentuk sebagai respon tidak efektifnya Kepolisian dan
Kejaksaan dalam memberantas korupsi yang semakin merajalela. Diharapkan dengan
adanya KPK dapat mendorong penyelenggaraan good governance. Sehingga keberadaan
KPK sangat penting, hanya saja diperlukan koordinasi dengan instansi yang memiliki
kewenangan yang serupa. Sedangkan pembentukan KPPU bertujuan untuk menjamin
iklim usaha yang kondusif, dengan adanya persaingan yang sehat, sehingga ada
kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah,
dan pelaku usaha kecil. Selain itu, KPPU dibentuk juga untuk mendorong terciptanya
efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usaha.
Selanjutnya, KPPU merupakan suatu organ khusus yang mempunyai tugas ganda
selain menciptakan ketertiban dalam persaingan usaha juga berperan untuk
menciptakan dan memelihara iklim persaingan usaha yang kondusif. Meskipun KPPU
mempunyai fungsi penegakan hukum khususnya hukum persaingan, namun KPPU
bukanlah lembaga peradilan khusus persaingan usaha. Dengan demikian, KPPU tidak
berwenang menjatuhkan sanksi baik pidana maupun perdata. Kedudukan KPPU lebih
merupakan lembaga administratif karena kewenangan yang melekat padanya adalah
kewenangan administratif, sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan sanksi
administratif.
KPPU diberi status sebagai pengawas pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999. Status
hukumnya adalah sebagai lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan
kekuasaan pemerintah dan pihak lain. Anggota KPPU diangkat dan diberhentikan oleh
presiden atas persetujuan DPR. Anggota KPPU dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada presiden. Hal ini sejalan dengan praktik di Amerika Serikat
di mana Federal Trade Commission (FTC) bertanggung jawab kepada presiden.
Halaman | 2
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
Halaman | 3
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
Halaman | 4
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
Halaman | 5
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
Adapun wilayah kerja KPPU dilakukan melalui 1 kantor pusat dan 5 kantor daerah,
sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:
Halaman | 6
SUMMARY NOTES – 2110HPU04
UU 5/1999 tidak secara tegas mengatur mengenai tata cara keberatan terhadap
Putusan KPPU. Peraturan MA mengatur mengenai tata cara pengajuan keberatan
terhadap Putusan KPPU dan ketiadaan pengaturan tata cara tersebut menjadi
hambatan bagi pengadilan negeri dalam melakukan pemeriksaan terhadap upaya
keberatan. PerMA terbaru adalah PerMA No. 3 Tahun 2021, yang pada pokoknya
mengatur mengenai:
a. keberatan adalah upaya hukum bagi pelaku usaha yang tidak menerima putusan
kppu;
a. keberatan atas putusan kppu diajukan oleh pelaku usaha di domisili hukumnya;
b. keberatan atas putusan kppu diperiksa dan diputus oleh majelis hakim
c. dalam hal diajukan keberatan, kppu merupakan pihak;
d. upaya hukum kasasi bersifat final dan tidak dapat dilakukan upaya hukum
peninjauan kembali1
Halaman | 7