Anda di halaman 1dari 9

MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

p-ISSN: 1412-4920
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

DOI : _10.14710/mkmi.20.4.291-299

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat di


Wilayah Kerja Puskesmas Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19
Sintia Mashitoh1*, Septo Pawelas Arso1, Nurhasmadiar Nandini1
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang
*Corresponding author : misssintiamashi109@gmail.com

Info Artikel : Diterima 17 Juni 2021 ; Disetujui 25 Juli 2021 ; Publikasi 1 Agustus 2021

ABSTRAK
Latar belakang: Selama dua tahun berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 Kabupaten Magelang menjadi
kabupaten/kota yang memiliki presentase rumah tangga sehat terrendah di Provinsi Jawa Tengah dengan
presentase 59.69%. Puskesmas Mertoyudan 1 merupakan puskesmas di Kecamatan Mertoyudan yang memiliki
PHBS tatanan Rumah Tangga cukup baik. Namun terdapat dua indikator penilaian yang tergolong masih rendah
serta cakupan pendataan rumah sehat yang belum maksimal yakni indikator aktivitas fisik dan tidak merokok
dengan presentase masing masing 53.7% dan 42.0%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas
Mertoyudan 1 pada tahun 2019, terdapat 12.893 rumah tangga yang seharusnya masuk dalam pendataan PHBS
Rumah Tangga namun baru sebesar 7.454 rumah tangga yang di data. Itu berarti masih terdapat 42.2% rumah
tangga yang belum di data. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang pada
tanggal 25 November 2020, diketahui bahwa Kecamatan Mertoyudan merupakan kecamatan dengan kasus
konfirmasi COVID-19 tertinggi se Kabupaten Magelang dengan rincian 166 orang terkonfirmasi sembuh, 13
orang terkonfirmasi meninggal, 98 orang terkonfirmasi isolasi dan 10 orang terkonfirmasi di rawat. Kegiatan
PHBS pada masa pandemi COVID-19 belum dapat dilaksanakan dengan baik seperti sebelum pandemi. Kegiatan
yang berisiko tinggi memungkinkan penyebaran COVID-19 seperti pendataan dari rumah ke rumah dan kegiatan
yang melibatkan banyak masyarakat berhenti. Dari hal tersebut maka diperlukan evaluasi mengenai bagaimana
pelaksanaan PHBS rumah tangga pada masa pandemi Covid-19 dari aspek konteks, aspek input, aspek proses dan
aspek produk.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan metode
indepth interview yang dipilih berdasarkan Teknik purposive sampling. Subjek penelitian merupakan Kepala
Puskesmas, Koordinator Program PHBS dan Kader Kesehatan sebagai informan utama. Sedangkan informan
triangulasi yaitu Penanggung Jawab Program PHBS Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dan Masyarakat.
Aspek yang dianalisis terdiri dari aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek produk.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan proses pelaksanaan masih mengalami beberapa kendala. Pada aspek konteks,
masih terdapat kendala kurangnya kesadaran masyarakat, pada aspek input masih terdapat kendala pada jadwal
pelaksanaan, jumlah dan kompetensi tenaga PHBS, pada aspek proses mengalami kendala pada proses pendataan,
perencanaan, dan pelaksanaan.
Simpulan: Pelaksanaan PHBS pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Mertoyudan 1 belum berjalan dengan
maksimal karena terkendala dengan situasi dan kondisi pandemi yang membatasi kegiatan lapangan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aspek konteks, aspek input, aspek porses dan aspek produk.

Kata kunci: PHBS, Covid-19, Evaluasi, Kabupaten Magelang

ABSTRACT
Title: Analysis of the Implementation of the Clean and Healthy Behavior Program (PHBS) at Mertoyudan 1
Public Health Center, Magelang Regency during the Covid-19 Pandemic Period
Background: For two consecutive years in 2017 and 2018 Magelang Regency became the district/city that had
the lowest percentage of healthy households in Central Java Province with a percentage of 59.69%. Mertoyudan
1 Public Health Center is a health center in Mertoyudan District which has a fairly good PHBS household
arrangement. However, there are two assessment indicators that are still low and the coverage of healthy home
data collection is not maximized, namely indicators of physical activity and not smoking with a percentage of
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

53.7% and 42.0%, respectively. Based on data obtained from the Mertoyudan 1 Health Center in 2019, there were
12,893 households that should have been included in the household PHBS data collection, but only 7,454
households were recorded. That means that there are still 42.2% of households that have not been recorded.
Based on data obtained from the Magelang District Health Office on November 25, 2020, it is known that
Mertoyudan District is the sub-district with the highest confirmed COVID-19 cases in Magelang Regency with
details of 166 people confirmed to have recovered, 13 people confirmed dead, 98 people confirmed isolation and
10 people. confirmed to be treated. PHBS activities during the COVID-19 pandemic have not been carried out as
well as before the pandemic. High-risk activities allow the spread of COVID-19 such as house-to-house data
collection and activities that involve large numbers of people. From this, it is necessary to evaluate how to
implement household PHBS during the Covid-19 pandemic from the context aspect, input aspect, process aspect
and product aspect.
Method: This research was a qualitative research with a descriptive approach using in-depth interview method
which is selected based on purposive sampling technique. The research subjects were the Head of the Puskesmas,
the PHBS Program Coordinator and the Health Cadre as the main informants. Meanwhile, the triangulation
informants were the person in charge of the PHBS program at the Magelang regency health office and the
community. The aspects analyzed consist of context aspects, input aspects, process aspects and product aspects.
Result: The results of the study show that the implementation process is still experiencing several obstacles. In
the context aspect, there are still obstacles to the lack of public awareness, in the input aspect there are still
obstacles in the implementation schedule, the number and competence of PHBS staff, in the process aspect there
are obstacles in the data collection, planning, and implementation processes.
Conclusion: The implementation of PHBS during the Covid-19 pandemic at the Mertoyudan 1 Puskesmas has
not run optimally because it is constrained by the pandemic situation and conditions that limit field activities.
This is influenced by several factors including context aspects, input aspects, processing aspects and product
aspects.

Keywords: PHBS, Covid-19, Evaluation, Magelang Recency

PENDAHULUAN cukup baik. Pada tahun 2019 capaian rumah tangga


COVID-19 dapat ditularkan kontak pribadi.1 sehat sebesar 94.3%. Namun, terdapat dua indikator
Penularan COVID-19 dapat dicegah dengan penilaian yang tergolong masih rendah yakni indikator
menerapkan Perilaku Hidup Sehat (PHBS). PHBS anggota rumah tangga melakukan aktivitas
yaitu seluruh perilaku kesehatan yang dilaksanakan fisik/olahraga dan anggota rumah tangga tidah ada
oleh seluruh anggota keluarga agar dapat menolong yang merokok.
diri sendiri pada bidang kesehatan dan mempunyai Wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 tedapat
peran aktif di lingkungan masyarakat atas kesadaran 12.893 rumah tangga yang seharusnya masuk dalam
diri sendiri.2 pendataan PHBS Rumah Tangga. Namun pada tahun
Menurut data hasil kajian PHBS Tatanan Rumah 2019 jumlah rumah tangga yang didata baru sebesar
Tangga Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017, 7.454 rumah tangga. Itu artinya masih terdapat 42.2%
presentase rumah tangga yang mengikuti pendataan rumah tangga yang belum di data. Selain itu,
rumah sehat sebesar 42.99%, lebih rendah puskesmas Mertoyudan 1 merupakan puskesmas
dibandingkan tahun 2016 yaitu 44.03%. Kemudian dengan kasus konfirmasi COVID-19 yang tinggi.
pada tahun 2018 mengalami penurunan lagi menjadi Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
42.70%. Rumah tangga sehat merupakan rumah tangga Kesehatan Kabupaten Magelang pada tanggal 25
yang berhasil menjadi rumah tangga sehat strata November 2020, diketahui bahwa Kecamatan
paripurna dan utama. Pada tahun 2017 presentase Mertoyudan merupakan kecamatan dengan kasus
rumah tangga sehat Provinsi Jawa Tengah mencapai konfirmasi COVID-19 tertinggi se Kabupaten
77.98% diatas target renstra yaitu 75.4%. Sedangkan Magelang dengan rincian 166 orang terkonfirmasi
pada tahun 2018 presentase rumah tangga sehat sembuh, 13 orang terkonfirmasi meninggal, 98 orang
Provinsi Jawa Tengah tidak mengalami kenaikan, tetap terkonfirmasi isolasi dan 10 orang terkonfirmasi di
sebesar 77.98% namun sudah melebihi target renstra rawat. Kegiatan PHBS pada masa pandemi COVID-19
yaitu 75.5%. Pada tahun 2018 dan 2017 Kabupaten belum dapat dilaksanakan dengan baik seperti sebelum
Magelang menjadi kabupaten/kota yang memiliki pandemi. Kegiatan yang berisiko tinggi
presentase rumah tangga sehat terrendah di Provinsi memungkinkan penyebaran COVID-19 seperti
Jawa Tengah dengan presentase 59.69%. Sedangkan pendataan dari rumah ke rumah dan kegiatan yang
kota/kabupaten dengan presentase rumah tangga sehat melibatkan banyak masyarakat berhenti.
paling tinggi ialah Kota Magelang dengan presentase Evaluasi CIPP ialah model evaluasi yang
97.25%.3,4 dilaksanakan secara menyeluruh menjadi sebuah
.Puskesmas Mertoyudan 1 merupakan puskesmas sistem. Evaluasi CIPP dapat dikatakan model evaluasi
di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang yang yang cukup memadai untuk melakukan evaluasi
PHBS tatanan Rumah Tangga nya berjalan dengan program.5,6 Berdasarkan penelitian yang telah

292
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

dilakukan sebelumnya oleh Achmad Salman (2020), mengikuti atau pernah terlibat dalam kegiatan PHBS di
ditemukan bahwa pelaksanaan PHBS di Kelurahan lingkungannya.
Sarirejo Kota Semarang pada masa COVID-19 masih Sebelum pandemi, pendataan PHBS dilaksanakan
menemui hambatan masalah sistemik (output, proses 6 bulan sekali secara offline oleh tenaga kesehatan dan
dan input) pada program PHBS.7 kader dengan jumlah 6-7 orang/RW. Perencanaan
Jumlah kasus COVID-19 yang meningkat disertai kegiatan PHBS 2019 sudah dilaksanakan sejak akhir
dengan kenyataan bahwa banyak masyarakat di tahun 2018 dengan banyak kegiatan offline dan
wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 yang PHBS kunjungan ke daerah. Evaluasi seharusnya
rumah tangganya belum dipantau maka perlu dilaksanakan dengan survey nasional. Namun selama
dilakukan evaluasi mengenai bagaimana pelaksanaan pandemi perencanaan ini belum dapat berjalan dengan
program PHBS pada masa pandemi COVID-19 di maksimal karena berbagai kendala.
wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 Kabupaten Untuk mengevaluasi pelaksanaan PHBS pada
Magelang 1 dengan model CIPP yang meliputi empat masa pandemi di Puskesmas Mertoyudan 1, maka teori
aspek yaitu konteks, input, proses dan produk. yang digunakan adalah model CIPP-Daniel
Stufflebeam karena memiliki konsep memperbaiki.
MATERI DAN METODE Evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang
Penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif dilaksanakan secara menyeluruh sebagai sebuah
menggunakan pendekatan content analysis dengan system. Evaluasi CIPP meliputi empat aspek yaitu
menggali dan memahami suatu fenomena yang terjadi konteks, input, proses dan produk yang saling terkait.
berdasarkan sumber data primer dan sekunder melalui Produk dipengaruhi proses, proses dipengaruhi input
metode kualitatif. Kemudian, menggambarkan dan dan input dipengaruhi konteks.
memahami suatu fenomena tanpa melakukan suatu
perlakukan, pengubahan atau manipulasi pada Aspek Konteks dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
indikator indikator yang akan diteliti. Metode Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 pada
pengambilan data menggunakan wawancara mendalam Masa Pandemi Covid-19
(in depth interview) berdasarkan hasil teknik purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan deskriptif 1. Kebutuhan dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
kualitatif meliputi beberapa tahapan dimulai dari Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan pada Masa Pandemi Covid-19
penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini, ditemukan adanya survei
Kepala Puskesmas, Koordinator Program PHBS dan analisis kebutuhan masyarakat terhadap PHBS
Puskesmas dan Kader Kesehatan adalah subjek melalui proses pendataan rumah sehat.
penelitian sebagai informan utama. Sedangkan Berdasarkan hasil wawancara, diketahui behwa
Penanggung Jawab Program PHBS Dinas Kesehatan semua informan sepakat bahwa program PHBS
Kabupaten Magelang dan Masyarakat merupakan penting dilaksanakan karena PHBS merupakan
informan triangulasi. Aspek yang dianalisis terdiri dari dasar pemutusan rantai penyebaran Covid-19.
aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek PHBS merupakan pedoman perilaku yang
produk. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas harus dilaksanakan oleh masyarakat dengan
Mertoyudan 1 Kabupaten Magelang dan Dinas harapan daya tahan tubuh seseorang terhadap
Kesehatan Kabupaten Magelang pada rentang waktu suatu penyakit meningkat. Apabila PHBS sudah
bulan Maret-April 2021. Penelitian ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat, maka angka kasus
dinyatakan lolos kaji etik dengan nomor 60/EA/KEPK- kejadian Covid-19 tidak akan sangat tinggi seperti
FKM/2021. yang terjadi di Kecamatan Mertoyudan.
“PHBS ini kan perilaku hidup bersih dan
HASIL DAN PEMBAHASAN sehat, andai semua masyarakat PHBS nya
Informan utama dalam penelitian ini adalah sudah mendarahdaging kan penyebaran
kepala puskesmas, koordinator program promosi Covid-19 tidak se cepat ini.” (IT 1)
kesehatan dan kader kesehatan desa. Pemilihan Namun, di lapangan masih terdapat warga
informan utama koordinator program promosi yang belum memperhatikan PHBS dan
kesehatan dikarenakan program PHBS termasuk salah melaksanakan protokol kesehatan pada masa
satu kewenangan bagian promosi kesehatan. pandemi di rumahtangganya. Sering dijumpai
Sedangkan kader kesehatan desa dipilih selaku masyarakat yang masih belum memperhatikan
pelaksana pendataan rumah tangga sehat di lapangan. himbauan petugas PHBS untuk selalu menaati
nforman triangulasi terdiri dari 1 informan dari dinas protokol kesehatan. Hal ini menunjukan bahwa
kesehatan dan 2 informan dari unsur masyarakat. Usia pelaksanaan program PHBS di masyarakat
informan dalam penelitian ini berusia 39-52 tahun. pada masa pandemi Covid-19 memang
Tingkat pendidikan informan dari dinas kesehatan dibutuhkan masyarakat, namun tingkat
merupakan lususan S2 yang sudah bekerja selama 28 pemanfaatan masyarakat terhadap program
tahun. Sedangkan informan triangulasi dari unsur masih kurang.
masyarakat adalaham masyarakay yang pernah

293
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

Menurut Udin Rosidin (2020), langkah Karena kegiatan lapangan sangat dibatasi
yang paling ampuh untuk pencegahan dan selama pandemi, maka banyak kegiatan PHBS
penyebaran covid-19 adalah penerapan PHBS yang dilakukan secara online melalui media
oleh semua orang. Oleh karena itu, perilaku ini WhatsApp. Untuk meningkatkan penerapan PHBS
dikampanyekan secara gencar di masyarakat. 8 di masyarakat, maka petugas kesehatan
bekerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh
2. Masalah dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup keagamaan dan kader untuk memperluas
Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 jangkauan pelaksanaan PHBS.
pada Masa Pandemi Covid-19 Penelitian oleh Suci Indah Sari (2019)
Dari hasil wawancara, diperoleh keterangan menghasilkan temuan bahwa masyarakat belum
bahwa cakupan pelaksanaan program PHBS di dapat sepenuhnya memahami dan menerima
wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 belum program PHBS dengan indikator yang sudah ada.
100% karena masih ada sekitar 15% masyarakat Sehingga perlu ditingkatkan sosialiasasi serta
yang belum terdata dalam pendataan rumah sehat penyuluhan untuk masyarakat mengenai PHBS
dengan alasan yang bermacam macam. oleh petugas kesehatan secara menyeluruh dan
Pengumpulan data rumah sehat ini sudah berkesinambungan melalui kerjasama lintas
diupayakan oleh petugas puskesmas dengan program dan lintas sektor.10
melakukan follow up oleh kader atau jika memang
masyarakat menolak, petugas puskesmas 4. Tujuan dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
melakukan pendampingan dengan melakukan Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1
sosialisasi ulang mengenai PHBS secara personal. pada Masa Pandemi Covid-19
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Indikator keberhasilan pelaksanaan PHBS
untuk mau berperan aktif dalam pelaksanaan pada saat Covid-19 menjadi pandemi adalah
program PHBS masih rendah. penerapan protokol kesehatan 5M dengan baik di
Kecamatan Mertoyudan merupakan daerah masyarakat serta pelaksanaan semua indikator
dengan penderita Covid-19 tertinggi di Kabupaten rumah sehat yang ada di Kartu Rumah sehingga
Magelang. Kasus DBD juga ditemukan di Desa diharapkan minimal rumah tangga di masyarakat
Danurejo. Hal ini menunjukan bahwa PHBS di dapat mencapai strata sehat utama dengan kriteria
Rumah Tangga belum terlaksana 100% baik. Hasil rumah tangga maksimal belum melaksanakan 5
wawancara terhadap masyarakat Desa Danurejo, indikator dari 16 indikator rumah tangga sehat
ditemukan perbedaan informasi. Ada masyarakat yang seharusnya dilaksanakan.
yang mengatakan belum menerima edukasi Selama pandemi Covid-19 indikator
mengenai Covid-19 selama pandemi, namun ada keberhasilan belum dapat diukur secara kuantitatif
yang mengatakan bahwa sudah menerima edukasi karena selama pandemi kegiatan lebih fokus
mengenai Covid-19 selama pandemi. Hal ini kepada upaya pencegahan Covid-19. Pelaksanaan
menunjukan bahwa pelaksanaan program PHBS 16 indikator PHBS rumah tangga belum dapat
belum dilaksanakan secara maksimal di dipastikan dapat terlaksana di setiap rumah tangga
masyarakat. di wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1 karena
Temuan ini sejalan dengan Puteri Fannya tekendala pembatasan kegiatan di lapangan.
(2020), bahwa penyebab rendahnya cakupan Berdasarkan informasi yang disampaikan
rumah tangga ber-PHBS di Kota Payakumbuh oleh Indonesia Environment and Energy Center
yakni ditemukan beberapa indikator yang sulit (2020), diketahui bahwa terdapat 9 acuan indikator
dipenuhi. Petugas telah melakukan intervensi keberhasilan agar termasuk dalam rumah tangga
melalui penyuluhan kepada masyarakat, namun sehat selama pandemi adalah membersihkan
kesadaran masyarakat untuk melaksanakan tangan menggunakan air bersih dan sabun,
sepuluh indikator penilaian PHBS di Kota mengonsumsi makanan sehat, memperhatikan
Payakumbuh masih kurang, 9 kebersihan jamban, rajin berolahraga, tidak
merokok, membersihkan lingkungan,
3. Sasaran dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup memanajemen stress, serta memperhatikan
Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 kecukupan istirahat. 11
pada Masa Pandemi Covid-19
Sasaran yang dituju dalam pelaksanaan PHBS Aspek Input dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
adalah masyarakat yakni rumah tangga yang Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 pada
terdapat di wilayah puskesmas Mertoyudan 1. Masa Pandemi Covid-19
Hasil perolehan data dari koordinator program
PHBS di Puskesmas Mertoyudan 1, terdapat 1. Pedoman Pelaksanaan dalam Pelaksanaan
10.093 sasaran rumah tangga. Namun, dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas
pelaksanaanya baru baru 7.454 rumah tangga yang Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19
di data. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh
informasi bahwa selama pandemi pedoman

294
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

pelaksanaan PHBS masih sama dengan Tenaga yang terlibat dalam program PHBS
sebelumnya namun mengalami penyesuaian pada masa pandemi Covid-19 belum direncanakan
berdasarkan situasi dan kondisi kasus Covid-19 di dengan cukup baik. Pelatihan yang disediakan
setiap wilayah. Penyesuaian itu diperoleh dari untuk kader sudah diupayakan meskipun baru
arahan dinas kesehatan yang kemudian dilaksanakan 1 kali pada beberapa waktu terakhir
diaplikasikan ke wilayah kerja Puskesmas ini. Pada masa pandemi Covid-19 peran kader
Mertoyudan 1. Namun, aplikasi ke masyarakat kesehatan di lapangan sangat berkurang. Kegiatan
mengalami keterbatasan dikarenakan berbagai dialihkan secara online menggunakan grup grup
kendala seperti situasi dan kondisi, serta waktu dan yang sudah ada. Apabila membutuhkan kegiatan
tenaga yang terbatas. Selama pandemi, yang turun ke lapangan, koordinator kader
keberjalanan PHBS di Puskesmas Mertoyudan 1 kesehatan desa hanya memberdayakan kader
selalu dipantau oleh dinas kesehatan melalui kader berusia muda dengan harapan memiliki daya
laporan yang dikumpulkan ke dinas. tahan tubuh yang lebih kuat sehingga tidak mudah
Menurut Kemenkes (2011), pedoman dalam terjadi penularan Covid-19. Selain itu, bidan desa
pelaksanaan program PHBS di rumah tangga di juga bekerjasama dengan satgas Covid-19 dan
puskesmas bertujuan dalam meningkatkan PHBS ketua RT untuk melakukan pendataan dan
di tatanan rumah tangga dan menguatkan peran pengawasan. Hal ini dikarenakan kebanyakan
serta masyarakat, kemudian mengembangkan kader kesehatan merupakan warga yang sudah
kebijakan pembinaan PHBS dan memperbaiki berusia tua sehingga daya tahan tubuh terhadap
edukasi serta fasilitas informasi pada masyarakat, penyakit sudah menurun. Selain itu, kader
serta mengembangkan kapasitas pengelola kesehatan berusia tua juga lebih sulit beradaptasi
pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga.12 dengan teknologi informasi sehingga belum dapat
melaksanakan program secara online.
2. Jadwal Pelaksanaan dalam Pelaksanaan Dampaknya, koordinator pelaksanaan PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas di puskesmas belum dapat mendapatkan data
Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19 lapangan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Pelaksanaan program PHBS selama pandemi Beban kerja koordinator pelaksanaan PHBS, bidan
memiliki jadwal pelaksanaan PHBS yang desa dan ketua RT juga menjadi sangat besar
terganggu. Edukasi PHBS yang hanya karena harus meyelesaikan program yang telah
dilaksanakan situasional menyebabkan direncanakan sebelum adanya pandemi Covid-19,
pelaksanaan program belum terukur dengan baik. ditambah dengan kegiatan yang baru diagendakan
Banyak kegiatan tidak terduga yang muncul saat untuk menekan penyebaran Covid-19. Waktu
pandemi menyebabkan sumber daya PHBS belum pengumpulan data PHBS juga menjadi lebih lama
dapat fokus melaksanakan program PHBS yang karena ketua RT melakukan pendataan banyak
sudah direncanakan. Selain itu, apabila PHBS rumah tangga sekaligus. Padahal, biasanya
hanya dilaksanakan secara situasional, maka pendataan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa
dikhawatirkan pelaksanaan PHBS tidak merata ke kader kesehatan dalam 1 RT sehingga pendataan
seluruh wilayah kerja Puskesmas Mertoyudan 1. manjadi lebih cepat.
Banyak kader kesehatan yang belum paham Pelatihan kader kesehatan untuk
dengan pelaksanaan PHBS pada masa pandemi melaksanakan program PHBS pada masa pandemi
Covid-19 akibat pelaksanaan pelatihan kader Covid-19 dilaksanakan setelah kasus Covid-19
belum terjadwal dengan sistematis. Sehingga terlihat mulai menurun.
kader kesehatan belum dapat melaksanakan tugas Sejalan dengan penelitian Yuyun Setyorini
dengan baik. Inilah yang menyebabkan angka pada tahun 2015 diketahui jika semakin tinggi
rumah tangga yang belum di data masih tinggi. tingkat pengetahuan kader mengenai PHBS, Maka
“Pada awal tahun kan kita udah bikin semakin bagus perilaku pengisian form PHBS.
rencana program to itu, ternyata kebentur Covid- Tingkat pengetahuan ini memiliki beberapa faktor
19 ini di bulan maret. Akhirnya tidak ada yang mempengaruhi diantaranya adalah umur dan
pencatatan PHBS rumah ke rumah seperti pendidikan..13
dulu.”(IU 3)
Hasil penelitian Ilmia Nurwahidah pada tahun 4. Dana dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
2018 juga menyatakan bahwa pelaksanaan Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1
program PHBS tatanan rumah tangga di pada Masa Pandemi Covid-19
Puskesmas Balaraja belum sepenuhnya terstruktur Alokasi pendanaan program PHBS pada
serta tidak sesuai dengan rencana dan jadwal yang tahun 2020 mengacu dengan rencana kegiatan
telah disepakati. 12 yang sudah dibuat pada akhir tahun 2019.
Pendanaan PHBS berasal dari pemerintah untuk
3. Tenaga dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup mengadakan pertemuan ke desa dan alokasi untuk
Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 uang saku peserta. Namun keadaan pandemi
pada Masa Pandemi Covid-19 menyebabkan hal hal dilapangan belum dapat

295
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

dilaksanakan sehingga dana alokasi untuk PHBS online menggunakan media social WhatsApp.
dikembalikan. Selama pandemi Covid-19 belum Untuk mengetahui kebenarannya maka dilakukan
ada dana yang fokus ke PHBS. Namun dijadikan telefon atau video call. Berdasarkan penelitian
satu dalam rangka penangangan dan pencegahan yang dilakukan oleh Putri Fannya pada tahun 2020
Covid-19. ditemukan salah satu penyebab rendahnya
Sedangkan kader kompensasinya diberikan cakupan PHBS yang dilaksanakan di rumah
dari dana desa, namun memang tidak selalu ada. tangga adalah pendataan yang hanya dilaksanakan
Sehingga dilakukan penggabungan pendataan dari satu kali setahun ke rumah tangga. Padahal,
beberapa program di puskesmas agar 1 kali menurut penelitian tersebut, idealnya pendataan
keliling dapat mengisi beberapa kuisioner dari rumah tangga dilaksanakan satu tahun tiga kali.9
beberapa program. Selama pandemi Covid-19 “Tidak ada pencatatan PHBS karena
belum terdapat kompensasi yang diberikan untuk sangat berisiko. Sehingga diganti dengan
kader sosialisasi pencegahan Covid-19 melalui
Hal ini belum sejalan dengan Kementrian PHBS” (IU 3)
kesehatan (2014) yang menyatakan bahwa dana Berdasarkan hasil pendataan rumah sehat
BOK dimanfaatkan untuk operasional usaha pada tahun 2020, ditemukan informasi bahwa
pelayanan kesehatan serta manajemen puskesmas terdapat 7.454 rumah tangga yang di data dari
yang diantaranya adalah transportasi lokal untuk 10.093 rumah tangga sasaran. Hal ini
membayar perjalanan petugas kesehatan saat menunjukkan bahwa masih terdapat cukup banyak
mengupayakan kegiatan preventif dan promotive rumah tangga yang belum masuk pendataan.
di luar gedung, melakukan pembiayaan kader Metode follow up juga sudah dilakukan oleh
kesehatan juga dukun bersalin dalam perjalanan penanggung jawab PHBS di Puskesmas
mengikuti kegiatan yang diadakan puskesmas dan Mertoyudan 1 apabila masyarakat memang tidak
jaringannya.14 mau dilakukan pendataan rumah sehat dengan cara
melakukan edukasi secara personal.
5. Sarana Prasarana dalam Pelaksanaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas 2. Perencanaan Program dalam Pelaksanaan
Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas
. Selama pandemi, pelaksanaan program Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19
PHBS lebih banyak dilaksanakan secara online Pada tahun 2020, perencanaan program dibuat
melalui sosial media seperti WhatsApp. dengan 2 versi yakni versi PHBS yang dapat
Penyediaan sarana prasarana seperti APD juga dilaksanakan seperti biasanya, dan versi
sudah diusahakan oleh dinas kesehatan. pelaksanaan PHBS pada saat pandemi supaya
Penggunaan WhatsApp sebagai sosial media apabila sewaktu waktu dibutuhkan pergantian
yang dipilih untuk melaksanakan program PHBS sudah ada. Dalam perencanaan, kader desa belum
pada masa pandemi Covid-19 adalah karena terlibat dalam proses perencanaan program PHBS.
WhatsApp sudah digunakan sebagai sarana Petugas kesehatan bekerjasama dengan bidan desa
komunikasi sebangian besar masyarakat. Banyak dan perangkat desa untuk melaksanakan proses
metode yang dapat dilaksanakan untuk perencanaan program.
meningkatkan efektivitas edukasi melalui media Hal ini belum sejalan dengan pedoman
WhatsApp seperti menggunakan media audio, pembinaan perilaku hidup sehat yang diterbitkan
visual, maupun audio visual. oleh kemenkes tahun 2011 yang menyatakan
Ada kesamaan dengen penelitian Sabarudin bahwa kader berperan dalam menyusun rencana,
pada tahun 2020 yang menyimpulkan jika edukasi melaksanakan, memantai dan mengevaluasi PHBS
dilaksanakan secara online, terbukti efektif dalam di tempat kerjanya.16
meningkatkan pengetahuan masyarakat di Kota
Baubau dalam pencegahan Covid-19 adalah 3. Pelaksanaan Program dalam Pelaksanaan
dengan menggunakan media video sekaligus Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas
leaflet.15 Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19
Pelaksanaan PHBS pada saat pandemi Covid-
Aspek Proses dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup 19 belum dapat berjalan sesuai dengan
Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 pada perencanaan yang telah dibuat pada akhir tahun
Masa Pandemi Covid-19 2019. Banyak hal yang membutuhkan
penyesuaian penyesuaian. Salah satunya dengan
1. Pendataan Rumah Tangga Sehat dalam memperbanyak pelaksanaan sosialisasi dan
Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pencegahan Covid-19 secara online.
di Puskesmas Mertoyudan 1 pada Masa Tenaga kesehatan sebenarnya mengalami
Pandemi Covid-19 tekanan pekerjaan yang lebih berat daripada hari
Pendataan rumah tangga sehat di era Covid- hari biasanya karena terdapat program program
19 hanya dilaksanakan satu tahun sekali secara yang sebelumnya belum pernah dilaksanakan

296
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

seperti swab dan contact tracing sehingga yang sudah diusahakan secara online 1 tahun 1 kali
pelaksanaan program PHBS belum dapat di masa pandemi ini.
dilaksanakan secara fokus. “Pelaporan melalui dinas kesehatan
Menurut Maulana (2009) bahwa penanggung dilaporkan melalui email karena
jawab promosi kesehatan paling tidak harus mengurangi kontak fisik.” (IU 2)
memiliki aspek teknis dan kemampuan Pencatatan dan pelaporan berguna agar Dinas
bekerjasama dengan orang lain untuk kesehatan dapat memantau keberjalanan program
melaksanakan promosi kesehatan dengan banyak PHBS di masa pandemi Covid-19. Dari
tujuan dan situasi yang berbeda.17 Banyak kendala pencatatan dan pelaporan ini kemudian dapat
dan keterbatasan yang menyebabkan program diketahui seberapa besar output pelaksanaan
PHBS belum dapat dilaksanakan dengan baik. program PHBS yang telah dilaksanakan. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan
4. Evaluasi Program dalam Pelaksanaan Perilaku keputusan.
Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas
Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19 Aspek Produk dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup
Proses pelaksanaan evaluasi dilakukan Bersih dan Sehat di Puskesmas Mertoyudan 1 pada
dengan capaian pendataan rumah sehat dengan 16 Masa Pandemi Covid-19
indikator. Evaluasi dilaksanakan terhadap dampak Pelaksanaan PHBS pada masa pandemi Covid-19
pembinaan PHBS yaitu berubahnya perilaku di Puskesmas Metoyudan 1 sudah bagus. Wilayah kerja
masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi Puskesmas Mertoyudan 1 sudah termasuk kelompok
seharusnya dilaksanakan beberapa kali dalam sehat paripurna karena memiliki rumah tangga strata
setahun dengan menyelenggarakan survey secara sehat utama dan sehat paripurna lebih dari 74.5%.19
nasional terhadap masyarakat, namun ini belum Namun cakupan pendataan PHBS belum
dapat berjalan selama pandemi. Di puskesmas, mencapai 100%. Secara rinci, dari 10.093 sasaran, baru
evaluasi dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas 7.454 rumah tangga yang terdata. Meskipun follow up
terhadap petugas. Evaluasi ini dilaksanakan sudah dilaksanakan demi meningkatkan cakupan
supaya ketika ada kekurangan, dapat langsung pendataan PHBS, namun banyak hambatan yang
dilakukan perbaikan. Perbaikan yang perlu terjadi selama pandemi Covid-19. Apabila tidak segera
dilaksanakan saat ini adalah memperbanyak ditangani, pendataan yang belum menyeluruh ini
pendataan melalui sosial media, mulai dikhawatirkan akan menjadi penyebab turunnya
merencanakan program sesuai PPKM mikro, dan derajat kesehatan masyarakat sehingga masyarakat
mendisiplinkan pencatatan agar memperoleh data akan lebih rentan terkena penyakit termasuk Covid-19.
yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Puteri Fannya (2020), menyatakan bahwa
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan cakupan rumah tangga ber PHBS yang rendah di
oleh Dedi Sempurna Putra Karim pada tahun 2018 wilayah kerja DKK Payakumbuh disembabkan oleh
diperoleh informasi bahwa perlu dilakukan tiga faktor Man yang meliputi perbedaan persepsi
penyusunan strategi intervensi agar program petugas tentang lingkup beraktivitas fisik, anggapan di
promosi PHBS dapat mencapai sasaran dan target masyarakat bahwa sayur dan buah hanya sebagai
yang diharapkan.18 makanan pelengkap dan beban kerja petugas yang
tinggi. Kemudian, tiga faktor Methode yang meliputi
5. Pencatatan dan Pelaporan dalam Pelaksanaan pendataan ke rumah hanya dilaksanakan sekali
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas setahun, baru satu puskesmas yang menjalankan klinik
Mertoyudan 1 pada Masa Pandemi Covid-19 terapi berhenti merokok, dan kurangnya inovasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan pertugas. Dilanjutkan dengan faktor Machine, yakni
Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 2007 area berolahraga kurang memadai. Faktor Material
Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi yakni media promosi PHBS kurang menarik. Dan dua
Kesehatan di Puskesmas, pengawasan terdapat faktor Environment yakni tradisi menyediakan tempat
kegiatan pemantauan yaitu dengan adanya cuci tangan di meja makan dan kurangnya perhatian
kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh dan dukungan dari pihak terkait.9
mana pencapaian dan pelaksanaan promosi Apek produk berupa cakupan pendataan PHBS
kesehatan di Puskesmas. Namun memang yang belum mencapai 100% serta tingginya kasus
ketertiban pencatatan masih perlu ditingkatkan. COVID-19 disebabkan oleh hambatan hambatan yang
Selama pandemi Covid-19 pelaporan terjadi dalam aspek poses yang diantaranya pendataan
dilaksanakan secara online 6 bulan sekali melalui rumah tangga sehat belum dapat dilaksanakan dengan
WhatsApp. Data dilaporkan dari kader kesehatan, baik. Perencanaan kegiatan belum dapat sepenuhnya
kemudian dari kader kesehatan dilaporkan ke dilaksanakan dan dalam prosesnya tidak melibatkan
dinas kesehatan. Pelaporan dengan cara ini lebih kader kesehatan.
mempersingkat waktu dan tenaga. Data dilaporkan Aspek proses ini disebabkan oleh aspek input
ke dinas kesehatan berdasarkan hasil pencatatan yang meliputi penyesuaian pedoman pelaksanaan
PHBS. Pelatihan dan peran kader kesehatan berkurang.

297
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

Tidak ada dana yang fokus ke PHBS. Aspek input ini Pendataan rumah tangga sehat belum dapat
disebabkan oleh aspek konteks yang meliputi dilaksanakan dengan baik. Perencanaan kegiatan juga
kurangnya kesadaran masyarakat untuk mau berperan belum melibatkan kader kesehatan sebagai petugas di
aktif dalam pelaksanaan program PHBS. lapangan. Hambatan lain bertambah ketika kegiatan
PHBS dilaksanakan secara online. Proses evaluasi
SIMPULAN belum dapat berjalan secara kuantitatif. Serta,
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan PHBS pencatatan dan pelaporan masih perlu ditingkatkan
pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas ketertibannya.
Metoyudan 1 belum dilaksanakan dengan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat saran yang
Banyak hal yang membutuhkan perbaikan, dapat dilaksanakan oleh puskesmas yakni
penyesuaian dan perencanaan yang lebih sesuai dengan merencanakan kembali program PHBS yang dapat
kondisi dan situasi saat ini. Meskipun capaian PHBS dilaksanakan berdasarkan kebijakan PPKM mikro dan
sudah bagus, sudah mencapai angka 80% sasaran analisis kebutuhan masyarakat bersama kader dan
terdata termasuk kedalam kategori rumah tangga sehat, melakukan pelatihan kepada kader kesehatan supaya
Namun ternyata masih banyak rumah tangga yang dapat memanfaatkan media sosial untuk melaksanakan
belum masuk pendataan PHBS pendataan rumah sehat dan melaksanaan kegiatan
Berbagai hambatan akibat situasi pandemi PHBS.
menyebabkan pelaksanaan program PHBS selama Kemudian dinas kesehatan dapat melakukan
masa pandemi Covid-19 belum berjalan dengan pelatihan kepada tenaga kesehatan supaya dapat
maksimal. Kesadaran masyarakat untuk mau berperan memanfaatkan social media untuk melaksanakan
aktif dalam pelaksanaan program masih rendah, pendataan rumah sehat dan melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan PHBS pada masa pandemi hanya PHBS serta melakukan pengembangan aplikasi yang
dilaksanakan secara situasional, Pelatihan dan peran sudah mencakup program program bagi masyarakat.
kader kesehatan selama pandemi sangat berkurang. Memuat fitur fitur edukasi, kuisioner pendataan, dan
Petugas kesehatan memiliki beban kerja yang tinggi pengawasan dengan harapan masyarakat dapat lebih
selama pandemi. Dana untuk PHBS juga dijadikan satu mudah mengakses informasi kesehatan, memudahkan
dengan dana penanggulangan Covid-19. Serta kader petugas untuk melakukan pendataan meski mobilitas
belum menerima kompensasi atas pekerjaannya. masyarakat tinggi, dan menghasilkan data yang aktual

DAFTAR PUSTAKA Masalah Rendahnya Cakupan PHBS di


1. Kemenkes. APA YANG HARUS Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota
DILAKUKAN MASYARAKAT UNTUK Payakumbuh. 2020;8(1):21–8.
CEGAH PENULARAN COVID-19. Promkes 10. Suci Indah Sari, Munir Salham HY. Persepsi
Kemenkes. 2020 Masyarakat Terhadap Program Perilaku Hidup
2. Kemenkes. Gerakan PHBS Sebagai Langkah Bersih dan Sehat (phbs) di Desa Buntuna
Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli. J
Masyarakat. Promkes Kemenkes. 2016 Kolaboratif Sains. 2019;1(1):89–95.
3. Jateng D. PROFIL KESEHATAN PROVINSI 11. Center IE& E. PHBS Selama Masa Pandemi.
JAWA TENGAH TAHUN 2017. Dinas Liputan 6. 2020
Kesehatan Provinsi Jateng. 2018 12. Nurwahidah I. Gambaran Program Perilaku
4. Jateng D. PROFIL KESEHATAN PROVINSI Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Tatanan Rumah
JAWA TENGAH TAHUN 2018. Dinas Tangga Di Puskesmas Balaraja Kabupaten
Kesehatan Provinsi Jateng. 2019 Tangerang Tahun 2017. 2018;1–203.
5. Maulana S, Supriyono B, Hermawan H. 13. Setyorini Y. Hubungan tingkat pendidikan dan
Evaluasi Penyediaan Layanan Kesehatan di tingkat pengetahuan kader tentang PHBS
Daerah Pemekaran dengan Metode CIPP (Studi (perilaku hidup bersih dan sehat) dengan
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tana kelengkapan pengisian form PHBS di
Tidung). WACANA, J Sos dan Hum. puskesmas sambi II kabupaten Boyolali.
2013;16(4):186–96. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
6. Stufflebeam DL. The CIPP Model for Universitas Muhamadiyah Surakarta; 2015.
Evaluation. 2003. 14. Indonesia KKR. Untuk apa saja pemanfaatan
7. Ramadhani N, Shafiyah P. EVALUASI PHBS Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ?
DI MASA PANDEMI COVID-19 KAJIAN Kementrian Kesehatan RI. 2014
LITERATUR. 2020. 15. Sabarudin, Mahmudah R, Ruslin, Aba L,
8. Rosidin U, Shalahuddin I, Eriyani T. Nggawu LO, Syahbudin, et al. Efektivitas
Pendidikan Kesehatan Tentang Phbs Terhadap Pemberian Edukasi secara Online melalui
Peningkatan Pengetahuan Kader Di Desa Media Video dan Leaflet terhadap Tingkat
Jayaraga Garut. Malahayati Nurs J. Pengetahuan Pencegahan Covid-19 di Kota
2020;2(1):83–90. Baubau. J Farm Galen (Galenika J Pharmacy).
9. Fannya P, Indawati L. Analisis Pemecahan 2020;6(2):309–18.

298
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(4), 2021

16. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Peratur Menteri Kesehat No
2269TAHUN 2011 tentang Pedoman Pembin
perilaku hidup bersih dan sehat. 2011;4.
17. Maulana HDJ. Promosi Kesehatan - Google
Buku. EGC. 2009.
18. Karim DSP. Determinan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga. J
Ilmu Kesehat Masy. 2018;7(01):1–9.
19. Auliya R. Hubungan Antara Strata PHBS
Tatanan Rumah Kejadian Leptospirosis ( Studi
Kasus di Kecamatan Candisari Kota Semarang
Tahun 2012 ). 2012.

299

Anda mungkin juga menyukai