OLEH :
21089142036
2021
1. Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah
kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara
membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh
sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun
drastic (Sunaryati, 2011).
AIDS (acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejla
dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti
penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan,tumor ganas
(malignan) dan infeksi oportunisik lainnya (sunaryati,2011).
AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh retrovirus (HIV) atau
penyakit fatal secara keseluruhan dimana kebanyakan pasien memerlukan
perawatan medis dan kepeerawatan canggih selama perjalanan penyakit
(Carolyn,M.H.1996:601)
2. Epidemiologi
Infeksi HIV/AIDS saat ini juga telah mengenai semua golongan
masyarakat, baik kelompok resiko tinggi mau[un masyarakat umum. Jika pada
awalya, sebagian besar ODHA berasal dari kelompok homoseksual maka kini
telah terjadi pergeseran dimana persentase penularan secara heteroseksual dan
penggunaan narkotika semakinmeningkat (Djoerban dan Djauzi, 2007)
Jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS Di dunia pada tahun 2008
diperkirakan sebanyak33,4 jutaorang. Sebagian besar (31,3 juta) adalah orang
dewasa dan 2,1 juta anak dibawah 15 tahun (Narain, 2004)
Saat ini AIDS adalah penyebab kematian umum di Afrika sub sahara,
dimana paling banyak terdapat peredaran hiv positif didunia (26,4 juta orang
yang hidup dengan HIV/AIDS), diikutioleh Asia da Asia tenggara dimana
terdapat 6,4 juta orang yang terinfeksi. Lebih dari 25 juta orang telah
meninggal sejak adanya endemi HIV/AIDS (Narain, 2004)
Sampai dengan akhir maret 2005, tercatat 6.789 kasus HIV/AIDS yang
dilaporkan. Jumlah itu tentu masih sangat jauhdari jumlah sebenarnya.
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002 memperkirakan jumlah penduduk
Indonesia yang terinfeksi HIVadalah antara 90.000sampai 130.000 orang
(Djoerban, Djauzi, 2004)
3. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak
ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak
ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
Peredaran darah
Iritasi glukosa
Membentuk partikal virus menular
1. Gejala Mayor
2. Gejala minor
b. Dermatitis generalist
d. Kandidiasis orofaringeal
f. Limfadenopati generalist
h. Retinitis Cytomegalovirus
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan persistem
1. Pemeriksaan motorik
2. Pemeriksaan sensorik.
3. Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1)
cross laseque (HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
7. Tes Naffziger
8. Tes valsava.
e. Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas)
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
9. Diagnosa
1. Resiko infeksi
2. Kerusakan integritas kulit
3. Kekurangan volume cairan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
11. Komplikasi
1. Oral lesi
Karena kandida,herpes simplek, sarcoma kamposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis human immunodeficiency virus (HIV), leukoplakia
oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan , keletihan dan cacat.
Kandidiasi oral ditandai dengan bercak-bercak putih seperti krim dalam
rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasi oral mengenai esophagus dan
lambung. Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan
yang sulit dan rasa sakit di balik sternum (nyeri retrosternal).
2. Neurologic
a. Ensafalopati HIV atau disebut sebagai kompleks dinamis AIDS
(ADC; AIDS dementia complex). Manifestasi dini mencakup
gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi,
konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia.
Stadium lanjut mencakup gangguan kognitif global, kelambatan
dalam respon verbal, gangguan efektif seperti pandangan yang
kosong, hiperefleksi paraparesis spastic, psikosis, halusinasi,
tremor, inkontinesia dan kematian.
b. Meningitis kriptokokus di tandai oleh gejala seperti demam, sakit
kepala, malaise, kuku kuduk, mual, muntah, perubahan status
mental dan kejang-kejang. Diagnosis ditegakkandengan analisis
cairan serebispinal.
3. Gastrointestinal
a. Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang
diperbarui dalam penyakit AIDS. Kriteriadiagnostiknya mencakup
penurunan BB> 10% dari BB awal, diare yang kronis selama lebih
dari30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuh
atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang menjelaskan gejala
ini.
b. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
lompoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
c. Hepatitis karena bakteri dan virus, lipoma, sarcoma, Kaposi, obat
illegal,alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik, demam atritis.
d. Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, yeri rectal, gatal-gatal dan diare.
4. Repirasi
Pnemonicystic carinii. Gejala nafas yang pendek sesak nafas
(dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam akan
menyertai berbagai infeksi oportunis, seperti yang diseebabkan oleh
microbacterium intarcelluler (MAI), cytomegalovirus, virus influenza,
pnemococcus, dan strongyloides.
5. Dermatologic
a. Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simplek dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabie/tuma, dan dekobitus dengan
efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi
opurtunis seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai
dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak integritas
kulit.
b. Moluskum kontangiosum merupakan inveksivirus yang ditandai
oleh pembentukan plak yang disertai deformitas. Dermatitis
sosoreika akan disertai ruam yang difus, berisik dengan idurasi
yang mengenai kulit kepala serta wajah, penderita AIDS juga
dapat memperlihatkan folikulitas menyeluruh yang disertai dengan
kulit yang kering dan mengelupas atau dengan dermatitis atopic
seperti eczema dan psoriasis.
6. Sensorik
a. Pandangan : sarcoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata :
retinitis sitomegalovirus berefek kebutaan.
b. Pendengaran : otitis eksterna akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan
mielopati, meningitis, sitomegalivirus dan reaksi obat-obat.
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi dibuat sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sesuai
dengan diagnosa keperawatan
4. Evaluasi
Evaluasi dibuat dengan melihat perkembangan pasien dan menggunakan
evaluasi sumatif (SOAP)
DAFTAR PUSTAKA
M Nursalam, 2007. Buku AIDS. Jakarta :EGC, Diakses pada tanggal 1 April 2019
pukul 19.00 WITA pada
http://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/BUKU-AIDS-2007.pdf
Rabiah 2010 HIV/AIDS pada anak. Jakarta :EGC, Diakses pada tanggal 1 April 2019
pukul 19.10 WITA pada
https://rabiah65.wordpress.com/2010/12/26/195/
Nanda, 2007. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC). Jakarta: Perima Medika.