Disusun Oleh :
NIM : 2150410013
Kelas : A1PSR
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Pengertian Logika...............................................................................................3
B. Objek Kajian Logika...........................................................................................3
C. Manfaat Mempelajari Logika.............................................................................5
D. Sejarah Perkembangan Logika...........................................................................5
BAB II ANALISIS........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Secara etimologis logika merupakan istilah yang dibentuk dari kata
logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang
diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat bahasa.
Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai percakapan
atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa.
Logika dapat diartikan bahwa logika merupakan suatu pertimbangan akal
atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai
ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica
scientia yang berarti ilmu logika.1
Dengan demikian bahwa logika merupakan salah satu disiplin ilmu yang
menitikberatkan pada berpikir atau bernalar dengan teliti dan teratur dengan
tujuan untuk mengetahui dan memperoleh suatu kebenaran serta membedakan
pernyataan benar dan pernyataan yang salah. Bisa juga logika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara berpikir serta mengatur
penelitian hukum-hukum akal manusia yang mana hasilnya dapat
menyampaikan pikiran atau pikiran mencapai kebenaran serta mengetahui mana
yang salah.
1
Dr. H. Muhammad Rakhmat., SH., MH. Selayang Pandang (Bandung: Tim Kreatif), 2013, hlm 4
3
individu melalui penelitian perilaku. Objek formal sosiologi adalah hubungan
antara orang-orang dalam kelompok dan dalam kelompok masyarakat.2
a. Objek Material
Objek material merupakan suatu bahan yang menjadi tujuan penelitian
atau pembentukan pengetahuan. Dalam logika yang menjadi objek material
adalah pemikiran manusia. Berbeda dengan epistemologi yang objek
materialnya adalah pengetahuan manusia. Epistemologi lebih fokus pada sisi
kandungan kebenaran isi bentuk berpikirnya manusia 3. Secara lebih luas
dapat dinyatakan bahwa objek material logika adalah kegiatan berfikir
manusia, yaitu “mengolah”, “mengerjakan” pengetahuan yang
diperolehnya.4
b. Objek Formal
Objek formal merupakan cara berfikir yang lurus dan tepat, Artinya
objek formal dari ilmu mantiq atau logika adalah suatu cara untuk bisa
mewujudkan objek material dengan pendekatan tertentu sehingga dapat
mencapainya dengan lurus dan tepat.
Pada buku Burhanuddin yang berjudul “Logika Materil Filsafat
Pengetahuan”, mengatakan bahwa objek formal (sudut pandang)
logika/mantiq pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Dari sudut mana kerja pikiran itu dilihat, artinya sepanjang kerja-kerja
pikiran manusia itu harus diatur sesuai dengan tujuan yang seharunya,
yaitu kepada pencapaian kebeneran.
b. Mempelajari asas-asas, kaidah-kaidah, norma-norma, atau hukum-hukum
berfikir yang harus ditaati dengan tujuan agar kita dapat berfikir dengan
benar dan mencapai kebenaran.
2
Jan Hendri Rapar, Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran Sistematis, Yogyakarta: Inkasius, 1996, hlm
10
3
Ibid., hlm 18
4
Sokhi Huda, A.M. Moefad, Logika Saintifik Wawasan Dasar Keilmuan, dan Falsafati, Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press, 2011, hlm 6
4
c. Mempelajari proses-proses yang memungkinkan di timbanya
pengetahuan yang benar dan cara/teknik atau juga disebut sebagai saran
yang membantu dalam mendapatkan pengetahuan yang benar.
Dari pendapat Drs. H. Burhanuddin salam diatas dapat memberikan
pengertian lebih singkat dan jelas serta spesifik bahwa logika mempelajari
secara langsung pekerjaan akal dan mengevaluasi hasil-hasil dari logika
formal dan mengujinya dengan realisasi praktis yang sebenarnya. Dengan
berfikir induktif cara ini digunakan dalam logika material, yang mempelajari
persesuaian fikiran dan kenyataan.5
5
Salam, Burhanuddin, Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, hlm2
6
Jan Hendrik Raoar, Pengantar Logika, Op cit: 15-17
5
alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang
berarti prinsip atau asas utama alam semesta saat itu Thales telah
mengenalkan logika induktif.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air
adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala
sesuatu, jiwa tumbuh-tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa manusia.7
2. Abad Pertengahan
Pada mulanya hingga tahun 1141, logika dikembangkan hanya berkisar
pada karya Aristoteles saja yang berjudul kategorial dan De Interpretation.
Sesudah tahun 1141, keempat karya Aristoteles lainnya dikenal lebih luas
dan disebut sebagai logika baru. Pada masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani
ke dalam dunia Arab yang dimulai pada abad II hijirah logika merupakan
7
Ainur Rahman Hidayat, Fisafat Berpikir, pamekasan: Duta media, 2018, hlm 12-13
8
Drs. H. Mundiri. LOGIKA, PT. Rajagrafindo Persada, hlm 3
9
DR. W. Poespoprodjo, Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bndung: Pustaka Grafika,
1999, hlm 42
10
Ibid, hlm 42-43
6
bagian yang amat menarik minat kaum muslimin. Ia merekonstruksi dan
memperhalus logika Aristoteles serta Chrysippus, Abelardus juga
menghasilkan teori tentang sifat-sifat universal yang melacak ciri universal
dari term umum pada konsep-konsep dalam pikiran dari pada sifat-sifat yang
berbeda diluar pikiran.11
Konsep logika dan bahasa sebagai metode juga muncul pada abad
pertengahan ini. Thomas Aquinas berhasil meletakkan dasar logika dalam
teologi kristen dengan mengkombinasikan doktrin katolik dengan filsafat
Yunani Aristoteles. Abad pertengahan mencatat berbagai pemikiran yang
sangat penting bagi perkembangan logika. Karya Boethis Orisinal dibidang
silogisme hipotesis berpengaruh bagi perkembangan teori konsekuensi yang
merupakan salah satu hasil penting dari perkembangan logika di abad
pertengahan.12
3. Abad Modern
Pada abad XII-XV berkembanglah logika seperti abad Yunani kuno
dan abad pertengahan yang disebut abad modern. Meskipun mengikuti
tradisi Aristoteles, tetapi doktrin-doktrinnya sangat dikuasai paham
niminalisme.13 Setiap orang, disamping dikurung oleh kesesatan-kesesatan
yang umum juga dikurung oleh kurungannya sendiri, seperti jiwa manusia
merupakan sesuatu yang berubah-berubah, penuh gangguan dan seakan-akan
diperintah oleh kemungkinan yang tidak pasti.14
7
baru yang disebut dengan logika simbolik. Pelopor logika simbolik pada
dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz, karena ia melihat keterbatasan logika
Aristoteles, logika simbolik pertama dikembangkan oleh George Boole dan
Augustus De Morgan. Tokoh logika simbolik yang lain ialah John Venn, ia
berusaha menyempurnakan analisis logika dari Boole dengan merancang
diagram lingkaran-lingkaran yang kini terkenal sebagai diagram venn untuk
menggambarkan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme.15 Serta
pada abad modern sudah dimulai berkembang logika simbolik yang sekarang
sudah dikenal dengan matematika.16
15
W. Poespoprodjo, Logika Scientifika, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2010, hlm 56
16
Diktat, selasa, 10 april 2012
8
BAB II
ANALISIS
9
Banyak sekali kegunaan dan keuntungan yang kita peroleh jika
mempelajari logika, diantara manfaat itu ialah :
1. Dapat membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.
2. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, serta
objektif
3. Menambah kecerdasan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam
4. Meningkatkan rasa ingin menggapai kebenaran guna menghindari kekeliruan
dan kesesatan.
10
menghasilkan teori tentang sifat-sifat universal yang melacak ciri universal dari
term umum pada konsep-konsep dalam pikiran dari pada sifat-sifat yang berbeda
diluar pikiran. Abad pertengahan mencatat berbagai pemikiran yang sangat
penting bagi perkembangan logika.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Muhammad Rakhmat., SH., MH. Selayang Pandang (Bandung: Tim Kreatif, 2013)
Jan Hendri Rapar, Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran Sistematis, Yogyakarta: Inkasius, 1996
Sokhi Huda, A.M. Moefad, Logika Saintifik Wawasan Dasar Keilmuan, dan Falsafati, Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press, 2011
Salam, Burhanuddin, Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997
DR. W. Poespoprodjo, Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bndung: Pustaka Grafika, 1999
Reza A.A. Wattiemna. Metodologi Penelitian Filsafat. 2011. Fakultas filsafat UGM
12