Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEEFEKTIVITASAN TERAPI

HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI PEROKOK DI EMPAT


PUSKESMAS TAHUN 2017

Dna Raras Mardena*, Anjar Mahardian Kusuma

Kelompok Bidang Ilmu Farmasi-Klinik, Fakultas Farmasi


Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia
*Corresponding author: dnamardena@gmail.com

ABSTRACT

Hypertension is a chronic condition of the mesh where blood pressure rises above normalized blood
pressure. This study aims to measure the effect of smoking on the effectiveness of hypertension therapy in
patients with hypertension of smokers at Puskesmas I Sumbang, Puskesmas II Kembaran, Puskesmas
Purwokerto Timur I, Puskesmas Purwokerto Selatan 2017. Type of study used prospective cohort, in terms of
patient's blood pressure with drug consumption Single 1st, 10th day, 30th day to assess effectiveness. Data
were analyzed univariat and bivariate through Chi-square test. The result showed that p> 0,05 that p =
0,361 showed that there was no significant difference in the effectiveness of hypertension therapy between
group of non smoker hypertension and smoker hypertension. Does not affect the effectiveness of therapy
statistically.

Keywords: Hypertension, Effectiveness, Amlodipine, Smoking

ABSTRAK

Hipertensi adalah suatu kondisi mesis yang kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah
yang disepakati normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh merokok terhadap keefektivitasan
terapi hipertensi pada penderita hipertensi perokok di Puskesmas I Sumbang, Puskesmas II Kembaran,
Puskesmas Purwokerto Timur I, Puskesmas Purwokerto Selatan Tahun 2017. Jenis penelitian yang
digunakan kohort prospektiv, dengan mengukur tekanan darah pasien dengan konsumsi obat tunggal
Amlodipin pada hari ke-1, hari ke-10, hari ke-30 untuk menilai keefetivitasan. Data dianalisis secara
univariat dan bivariat melalui Uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan p > 0,05 yaitu p = 0,361 yang
menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna keefektivitasan terapi hipertensi antara kelompok hipertensi
tidak perokok dan hipertensi perokok. Kesimpulan merokok tidak mempengaruhi keefektivitasan terapi
secara statistik namun memberikan dampak secara klinis.

Kata kunci : Hipertensi, Keefektivitas, Amlodipin, Merokok

Submitted on: 14 July 2017 Accepted on:20 Desember 2017

DOI: https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.133

PENDAHULUAN dipengaruhi oleh beberapa faktor


Hipertensi merupakan kondisi diantaranya adalah kebiasaan merokok.
yang sering ditemukan pada pelayanan Indonesia menempati peringkat ke-3
kesehatan primer dengan pravalensi dalam daftar 10 negara perokok terbesar
sebesar 25,8% [1]. Hipertensi di dunia dengan jumlah 65 juta perokok

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 89


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

atau 28 % per penduduk di bawah Cina METODE PENELITIAN


dan India [2]. Jenis Penelitian deskriptif analitik
Menurut Narayana dan Sudhana dengan metode pengumpulan data kohort
(2013), Riskesdas (2013), dan Kurniati prospektif mencari hubungan antara
(2012), menyebutkan bahwa kejadian variabel bebas (merokok) dengan variabel
hipertensi dengan status merokok ada terikat (efektivitas terapi hipertensi).
dengan jumlah kejadian sebanyak 52,2% Tempat dan Waktu Penelitian
[3-5]. Jika merokok adalah salah satu Penelitian dimulai. Penelitian ini
faktor terjadinya hipertensi maka perlu dilaksanakan pada bulan Febuari sampai
adanya perhatian khusus terapi pada April 2017. Berlokasi di Wilayah Kerja
kelompok penderita hipertensi dengan Puskesmas I Sumbang, Puskesmas II
status merokok, karena kebiasaan Kembaran, Puskesmas Purwokerto Timur
merokok akan berpengaruh pada I, Puskesmas Purwokerto Selatan.
peningkatan tekanan darah, sedangkan Kriteria inklusi, pasien hipertensi
tekanan darah yang tidak terkontrol pada esensial lak-laki tidak perokok (kelmpok
penderita hipertensi berpotensi kontro) dan pasien hipertensi esensial
mengalami penyakit berkelanjutan laki-laki yang merokok (kelompok
seperti, gagal ginjal, penyakit jantung terpajan) dan merupakan pasien
koroner, stroke dan bahkan kematian. PROLANIS yang tercatat di Puskesmas I
Menurut Sedayu dan Baharuddin Sumbang, Puskesmas II Kembaran,
dalam terapi pada penderita hipertensi Puskesmas Purwokerto Timur I,
obat yang efektif dan paling sering Puskesmas Purwokerto Selatan tahun
digunakan pada terapi hipertensi adalah 2017, Usia pasien ≥ 20 tahun dan
Amlodipin [6-7]. Amlodipin mampu bersedia menjadi responden penelitian.
menurunkan tekanan darah pada pasien Kriteria ekslusi, pasien hipertensi
hipertensi hingga sebesar 32,94/16,38 dengan penyakit penyerta, pasien
mmHg dibanding Kaptopril dan hipertensi yang mengalami infeksi
Hidroklortiazid. Melihat hal tersebut sistemik, pasien hipertensi yang memiliki
maka perlu ditelusuri mengenai gangguan bicara dan pendengaran.
efektivitas obat antihipertensi Amlodipin
terhadap terapi hipertensi pada kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
khusus hipertensi perokok. Pada penelitian ini, obat
Dari 39 puskesmas yang terletak antihipertensi yang digunakan adalah
di wilayah Kabupaten Banyumas, monoterapi tunggal yaitu amlodipin.
penderita hipertensi dengan kejadian Karakteristik responden dapat dilihat
tinggi ada pada Puskesmas I Sumbang, pada Tabel 1. Berdasarkan pada Tabel 1
Puskesmas Purwokerto I Timur, menunjukan responden berusia ≥ 60
Puskesmas II Kembaran, dan Puskesmas tahun mendominasi jumlah responden
Purwokerto Selatan. Oleh karena itu yaitu sebanyak 64 orang (83,1%),
keempat Puskesmas tersebut menjadi sedangkan berdasarkan usia mulai
tempat penelitian [8]. merokok sebanyak 20 orang (55,1%)
Berdasarkan latar belakang diatas mulai merokok pada usia 10-19 tahun,
maka perlu dilakukan penelitian tentang dan berdasarkan frekuensi merokok
pengaruh merokok terhadap sebanyak 19 orang (52,8%)
keefektivitasan terapi amlodipin pada menghabiskan antara 10-20 rokok batang
penderita hipertensi perokok di Empat perhari. Jenis obat yang dikonsumsi
Puskesmas di Kabupaten Banyumas.

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 90


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

semua pasien menggunakan obat Berdasarkan pada Tabel 1 a, 1b,


antihipertensi tunggal yaitu amlodipin. 1c, responden berusia ≥ 60 tahun
Tabel 2 menunjukan distribusi mendominasi jumlah responden yaitu
frekuensi tekanan darah sistolik dan sebanyak 64 orang (83,1%). Hal ini
diastolik responden pada hari ke-1, hari sesuai dengan penelitian sebelumnya
ke-10, dan hari ke-30 penelitian. Hasil yang dilakukan Violata, Thaha, dan
penelitian meunjukan bahwa Amlodipin Dwinata (2015) yang menyatakan
mampu menurunkan rerata tekanan sebagian besar responden berada pada
darah sistolik pada pasien hipertensi rentan usia 60 tahun. Hal ini juga sejalan
tidak merokok sebesar 4,15 mmHg, dengan penelitian yang dilakukan
sedangkan pada tekanan diastolik Sarampang, Tjitrosantoso, dan
mengalami kenaikan rerata sebesar 1,32 Citraningtyas (2014) yang menyatakan
mmHg. bahwa resiko terkena hipertensi
Tabel 3 menunjukan hasil uji meningkat sejalan dengan bertambahnya
statistik uji Chi-Square dengan usia. Penambahan usia terutama
kemaknaan hasil perhitungan statistik memasuki usia lansia dijumpai berbagai
menggunakan batas kemaknaan 0,05 penurunan fungsi organ tubuh sebagi
sehingga nilai p < 0,05, namun nilai p > akibat dari proses aging, diantaranya
0,05 yaitu p = 0,361 sehingga hasil terjadinya penurunan daya elastisitas
analisis Uji Chis-quare menunjukan pembuluh darah yang menyebabkan arteri
bahwa tidak ada perbedaan dan aorta kehilangan daya menyesuaikan
keefektivitasan terapi hipertensi diri dengan aliran darah, dengan
amlodipin antara kelompok hipertensi demikian semakin bertambah usia
tidak perokok dengan kelompok cenderung terkena hipertensi.
hipertensi perokok.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, status merokok, Usia Mulai
Merokok, Frekuensi Merokok, Jenis Obat yang dikonsumsi pada Pasien Hipertensi di 4 Puskesmas.
(N=77)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
a. Umur responden
1) <60 tahun 13 16,9
2) ≥60 tahun 64 83,1
b. Umur Responden Tidak Perokok
1) <60 tahun 6 14,6
2) ≥60 tahun 35 85,4
c. Umur Responden Perokok
1) <60 tahun 7 19,4
2) ≥60 tahun 29 80,6
d. Usia mulai merokok
1) 10-19 tahun 20 55,1
2) 20-29 tahun 12 33,3
3) ≥ 30 tahun 4 11,1
e. Frekuensi Merokok
1) < 10 batang 17 47,2
2) 10-20 batang 19 52,8
3) > 20 batang 0 0
f. Jenis Obat yang dikonsumsi
1) Amlodipin 77 100
Total 77 100

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 91


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

Tabel 2. Distribusi dan Frekuensi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien Hipertensi Tidak
Perokok dan Pasien Hipertensi Perokok di 4 Puskesmas. (N=77)
TD TD TD
Hari ke-1 Hari ke-10 Hari ke-30
a. Hipertensi Tidak
Merokok
1) Sistolik (mmHg) 145,07±0.448 141,58±0,480 140,92±0,498
2) Diastolik (mmHg) 84,63±0,506 84,92±0,506 85,95±0,504
b. Hipertensi Merokok
1) Sistolik (mmHg) 152,63±0,500 150,63±0,507 151,25±0,494
2) Diastolik (mmHg) 87,58±0,500 84,25±0,506 86,55±0,507

Tabel 3. Keefektifitasan terapi hipertensi pada penderita hipertensi tidak perokok dan hipertensi perokok.
Keefektifitasan Tipe Perokok Total P
Tidak Perokok Perokok
f % F % f %
Efektif 18 43,9 12 33,3 30 39
Tidak Efektif 23 56,1 24 66,7 47 61 0,343
Total 41 100 36 100 77 100

Dari Tabel 1d dari hasil penelitian terhadap peningkatan tekanan darah [5].
dapat diketahui bahwa dari 36 responden Menurut Manik seseorang yang merokok
hipertensi perokok, sebanyak 20 orang lebih dari satu pak rokok sehari akan 2
(55,1%) mulai merokok pada usia 10-19 kali lebih rentan terkena hipertensi
tahun. Pada usia ini merupakan usia yang daripada mereka yang tidak merokok
sangat awal untuk seseorang memulai [11]. Hal ini juga sejalan dengan hasil
aktivitas merokoknya yang dilakukan penelitian Riskesdas, dimana didapatkan
hingga sampai saat ini, padahal menurut 29,4% penduduk yang memiliki
Syazana semakin lama seseorang kebiasaan merokok di Indonesia
merokok maka tekanan darah seseorang menderita hipertensi [1].
akan semakin tinggi [10]. Pada penelitian ini yang
Dari data frekuensi merokok pada ditunjukan oleh Tabel 1f jenis obat yang
Tabel 1e dapat diketahui dari 36 dikonsumsi semua pasien menggunakan
responden hipertensi perokok, 19 orang obat antihipertensi tunggal yaitu
(52,8%) menghabiskan antara 10-20 Amlodipine, hal ini sejalan dengan
rokok batang perhari.Hasil penelitian ini penelitian sebelumnya yang diteliti
sejalan dengan penelitian sebelumnya Smantummkul yang menyatakan bahwa
seperti pada penelitian Syazana (2007) golongan obat antihipertensi yang paling
menyatakan semakin banyak jumlah banyak digunakan adalah peresepan obat
rokok yang dihisap, maka rata-rata golongan Diuretik, golongan ACEI dan
tekanan darah responden juga meningkat. golongan CCB yaitu Amlodipine [12].
Begitu juga dengan hasil penelitian Penggunaan antihipertensi tunggal juga
Kurniati menyatakan bahwa semakin sejalan dengan penelitia Violita, Thaha
banyak jumlah rokok yang dihisap dalam dan Dwinata yang menyatakan bahwa
setiap hari maka akan berpengaruh mayoritas responden menggunakan jenis

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 92


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

terapi antihipertensi tunggal atau pengukuran sebanyak 3 kali. Hasil


mengkonsumsi 1 jenis obat tiap harinya penelitian menunjukan bahwa
yaitu sebanyak 113 orang (84,2%) [13]. Amlodipine mampu menurunkan rerata
Amlodipin juga merupakan obat yang tekanan darah sistolik pasien hipertensi
paling sering digunakan seperti pada perokok sebesar 1,38 mmHg, dan mampu
penelitian sebelumnya oleh Sedayu menurunkan tekanan darah diastolik
(2015) menyatakan bahwa Amlodipine pasien hipertensi perokok sebesar 1,03
merupakan jenis obat yang paling sering mmHg. Hasil penelitian ini berbeda
digunakan yaitu sebesar (44,27 %) [6]. dengan teori dan penelitian sebelumnya
Penggunaan amlodipin bahwa pasien hipertensi perokok
dikarenakan kemampuannya yang segera memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
menurunkan tekanan darah seperti pada dibanding pasien hipertensi tidak
penelitian sebelumnya, Nafrialdi perokok.
menyatakan Amlodipin merupakan obat Meskipun secara statistik takanan
yang sangat bermanfaat mengatasi darah tidak ada perbedaan yang
hipertensi darurat karena dosis awalnya bermakna antara kelompok hipertensi
yaitu 10 mg dapat menurunkan tekanan tidak perokok dan kelompok hipertensi
darah dalam waktu 10 menit, amlodipin perokok, namun dapat kita lihat
bekerja dengan menghambat influks perbedaan rerata antara tekanan darah
kalsium pada sel otot polos pembuluh sistolik pada kelompok hipertensi tidak
darah dan otot jantung sehingga terjadi perokok dan hipertensi perokok, pada
relaksasi [14]. kelompok hipertensi tidak perokok
Berdasarkan Tabel 2 Sebanyak 41 dengan rerata tekanan darah sistolik
pasien hipertensi tidak merokok dikisaran ±140 mmHg, sedangkan pada
mendapat pengobatan Amlodipine telah kelompok hipertensi perokok dikisaran
mengalami pengukuran dengan tensi ±150 mmHg. Hal ini menunjukan
digital sebanyak 3 kali. Hasil penelitian berbedaan secara klinis.
meunjukan bahwa Amlodipin mampu Mekanisme yang mungkin terjadi
menurunkan rerata tekanan darah sistolik yang menyebabkan kelompok hipertensi
pada pasien hipertensi tidak merokok perokok memiliki rerata tekanan darah
sebesar 4,15 mmHg, sedangkan pada lebih tinggi dibanding kelompok
tekanan diastolik mengalami kenaikan hipertensi tidak merokok disebabkan oleh
rerata sebesar 1,32 mmHg. Hasil zat yang terkandung dalam rokok. Seperti
penelitian ini berbeda dengan teori dan menurut penelitian sebelumnya oleh
penelitian sebelumnya, karena pada Leone, nikotin merusak sistem
penelitian sebelumnya yang diteliti oleh kardiovaskuler dengan cara mekanisme
Baharuddin yang menyatakan bahwa binding reseptor, hasil dari nikotin-
Amlodipine dapat menurunkan tekanan receptorbinding menyebabkan stimulasi
darah pasien hipertensi sebesar pada sistem saraf sympatik yaitu
32,94/16,38 mmHg, sedangkan pada peningkatan lepasnya ketokolamin dan
penelitian ini hanya mampu menurunkan perubuhan rheologi viscositas,
rerata tekanan darah sistolik sebesar 4,15 peningkatan dan perubahan tersebut
mmHg dan pada rerata tekanan darah menyebabkan peningkatan tekanan darah
diastolik tidak mengalami penurunan [7]. sistolik dan peningkatan denyut jantung
Sedangkan pada 36 pasien serta disfungsi endothalium [15].
hipertensi perokok mendapat pengobatan Tabel 3 menunjukan Efektivitas
Amlodipine dan telah mengalami Terapi (Amlodipine) Hipertensi Perokok

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 93


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

Berdasarkan Target Tercapainya Tekanan semakin tinggi [17]. Faktor stres sulit
Darah Pada Hari ke-30 Pengukuran tidur juga menjadi salah satu penyebab
Tekanan Darah. Dalam guideline JNC 8 tekanan darah tetap tinggi seperti pada
(2014) menyatakan penanganan penelitian Sukadiyanto (2010)
hipertensi pada populasi pasien berumur menyatakan individu yang mengalami
60 tahun keatas sulit untuk mencapai stres sulit tidur akan berdampak pada
target tekanan <140/90 mmHg, sehingga tekanan darahnya yang cenderung tinggi
muncul target tekanan darah baru untuk [19]. Faktor konsumsi garam seperti
usia diatas 60 tahun keatas yaitu < 150/90 penelitian sebelumnya Junaedi (2010)
mmHg, namun pada kenyataannya pada yang menyebutkan penyebab hipertensi
penelitian ini target tersebut juga masih adalah karena kondisi masyarakat yang
sulit untuk dicapai [16]. banyak mmengkonsumsi garam yang
Pada kelompok kontrol cukup tinggi lebih dari 6,8 gram per hari
(hipertensi tidak perokok) yang [18].
seharusnya memiliki tekanan darah yang Pada kelompok terpajan
terkontrol ternyata efektifitas (hipertensi perokok) dari 36 responden
antihipertensi yaitu Amlodipin hanya antihipertensi Amlodipin hanya efektif
efektif pada 18 orang responden (43,9%) pada 12 responden (33,3%) dan tidak
dari 41 responden, dan Amlodipin tidak efektif pada 24 (66,7%). Tidak efektifnya
efektif pada 23 orang (56,1%) dari 41 antihipertensi Amlodipin pada kelompok
responden, sehingga hanya 18 orang terpajan mungkin terjadi karena faktor
(43,9%) hal ini membuat antihipertensi merokok. Seperti dalam penelitian
pada kelompok kontrol tidak efektif. Syazana (2007) menyatakan bahwa ada
Tidak efektifnya antihipertensi hubungan antara lama merokok dengan
Amlodipin pada kelompok kontrol kenaikan tekanan darah yang munkin
(hipertensi tidak perokok) mungkin pada penelitian ini menyebabkan
disebabkan oleh beberapa faktor yang antihipertensi Amlodipin tidak efektif
tidak dapat dikontrol oleh peneliti. Faktor [10].
tidak efektifnya antihipertensi Amlodipin
pada kelompok kontrol (hipertensi tidak KESIMPULAN
tidak perokok) dimungkinkan karena Pasien hipertensi dengan
faktor selain terapi farmakologi yaitu kebiasaan merokok memiliki efektivitas
faktor stress, konsumsi lemak, konsumsi terapi amlodipin lebih rendah dibanding
garam berlebihan seperti menurut Wells pasien hipertensi tanpa kebiasaan
et all (2015) terapi hipertensi dilakukan merokok, namun secara statistik tidak
dengan terapi farmakologi dan terapi berbeda bermakna.
nonfarmakologi, terapi non farmakolgi
dilakukan dengan melakukan modifikasi UCAPAN TERIMA KASIH
gaya hidup [20]. Kepada Pimpinan Puskesmas I
Salah satu faktor seperti Sumbang, Puskesmas II Kembaran,
konsumsi lemak juga mempengaruhi Puskesmas Purwokerto Timur I,
peningkatan tekanan darah, seperti hasil Puskesmas Purwokerto Selatan, yang
penelitian Irza (2009) menyatakan bahwa telah bersedia memberikan kesempatan
faktor konsumsi lemak berhubungan untuk melakukan penelitian.
dengan hipertensi yaitu makin sering
mengkonsumsi makanan dengan tinggi
lemak, maka tekanan darah juga akan

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 94


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada Penderita Hipertensi Perokok di Empat
Puskesmas Tahun 2017

DAFTAR PUSTAKA 2007 Fakultas Kedokteran Universitas


[1]. Departemen Kesehatan Republik Sumatra Utara. Skripsi. Universitas
Indonesia. (2007). Riset Kesehatan Sumatra Utara.
Dasar. Jakarta. [11]. Manik, M. E. (2011). Faktor-Faktor
[2]. Martin, T. (2011). Smoking and yang Berhubungan dengan Hipertensi
Atherosclerosis. pada Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
[3]. Narayana, I Putu Arya. Sudhana, I Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat
Wayan. (2013). Gambaran Kebiasaan Pematangsiantar Tahun 2011. Skripsi.
Merokok dan Kejadian Hipertensi Pada Universitas Sumatra Utara.
Masyarakat Dewasa di Wilayah Kerja [12]. Smantummkul, C. (2014). Tingkat
Puskesmas Pekutatan I. Jurnal, Kepatuhan Penggunaan Obat
Universitas Udayana. Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi
[4]. Departemen Kesehatan Republik Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Padaa Tahun 2014. Universitas
Dasar. Jakata. Muhammadiyah Surakarta.
[5]. Kurniati, Apriana Et al. (2012). [13]. Violata, F. Leida, L. Thaha, Dwinata, L.
Gambaran Kebiasaan Merokok dengan (2015). Faktor Yang Berhubungan
Profil Tekanan Darah pada Mahasiswa Dengan Kepatuhan Minum Obat
Perokok Laki-laki Usia 18-22 Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun.Jurnal Kesehatan Masyarakat Segiri. Universitas Hasanudin.
FKM Universitas Diponedoro. Volume1. [14]. Nafrialdi. (2008). Antihipertensi dalam
No 1. Farmakologi dan Terapeutik. Edisi 5.
[6]. Sedayu, B. (2015). Karakteristik Pasien Departemen Farmakologi dan
Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Terapeutik. Fakultas Kedokteran.
Penyakit dalam RSUP DR. M.Djamil Universitas Indonesia. Jakarta.
Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. [15]. Leone, Aurelio. (2015). Smoking and
Universitas Andalas. Hypertension. Journal of Cardiologi &
[7]. Baharuddin. Kabo, Peter. Suwandi, Current Research. Volume (2) Issue (2).
Danny. (2013). Perbandingan [16]. Paul, A. et al. (2014). 2014 Evidance-
Efektivitas dan Efek Samping Obat Anti Based Guideline for the Management of
Hipertensi Terhadap Penuruna Tekanan High Blood Pressure in Adults Report
Darah Pasien Hipertensi. Jurnal. From the Panel Members Appointed to
Universitas Hasanuddin. the Eight Joint National Committee.
[8]. Departemen Kesehatan Republik Clinical Review & Education. Pages.
Indonesia. (2015). Riset Kesehatan 472, 474, 477.
Dasar. Jakarta. [17]. Irza, Syukraini. (2009). Analisis Faktor
[9]. Sarampang Y. T, Tjitrosantoso H M, Resiko Hipertensi pada Masyarakat
Citraningtyas g. (2014). Hubungan Nagari Bungo Tanjung. Skripsi.
Pengetahuan Pasien Hipertensi tentang Universitas Sumatra Utara.
Obat Golongan ACE Inhibitor dengan [18]. Junaedi, I . (2010). Hipertensi.
Kepatuhan Pasien dalam Pelaksanaan Gramedia. Jakarta.
Terapi Hipertensi di RSUP Prof Dr. R. [19]. Sukadiyanto. (2010). Stress dan Cara
D. Kondou Manado. Universitas Sam Menguranginya. http://core.ac.uk/
Ratulangi. [20]. Wells, B. G., Dipiro, J. T.,
[10]. Syazana, Nur Adibah. (2007). Pengaruh Schwinghammer, T. L., Dipiro, C. V.
Tekanan Darah pada Perokok di (2015). Pharmacotherapy Handbook.
Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan Ninth Edition. McGraw-HillEducation.

How to cited this article :


Mardena DR, Kusuma AM. 2017. Pengaruh Merokok terhadap Keefektivitasan Terapi Hipertensi pada
Penderita Hipertensi Perokok di Empat Puskesmas Tahun 2017. J. Trop.Pharm. Chem. (4)2. 88-94

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 95


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai