Anda di halaman 1dari 5

HUKUM ACARA PIDANA

DI
INDONESIA
Oleh
DJOKO TRISNOWIDODO,SH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Pengertian:
Hukum Acara pidana atau disebut juga
sebagai hukum pidana formal adalah hukum
yang mengatur cara mempertahankan hukum
pidana material atau hukum yang mengatur cara
bagaimana alat penegak hukum harus bertindak
apabila ada sangkaan adanya perbuatan pidana.
2. Hukum Acara Pidana yang berlaku. Hukum
Acara Pidana yang berlaku dalam sistim hukum
Indonesia sebelum tahun 1983 adalah Het
Herziene Inlandsch Reglemen atau

Djoko Trisnowidodo S.H. Hukum Acara Pidana 1


2007
HIR (Staatblad Tahun 1941 Nomor 44) yang
berlaku berdasarkan Undang Undang Nomor 1
DrtTahun 1951 termuat dalam Lembaran Negara
Tahun 1951 Nomor 59 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 81 kemudian mulai sejak tahun
1983 hukum acara pidana yang berlaku umum
adalah Kitab Undang Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) sebagaimana tercantum dalam
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Hukum Acara Pidana yang dinyatakan mulai
berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1983. Disamping KUHAP
sebagai aturan hukum acara pidana yang
berlaku umum, dalam hukum acara pidana
Indonesia juga terdapat aturan hukum acara
pidana yang berlaku khusus yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan diluar KUHAP
antara lain diatur dalam Undang Undang Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Pemeberantasan Tindak
Pidana Terorisme, Undang Undang Nomor 19
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang
Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi

Djoko Trisnowidodo S.H. Hukum Acara Pidana 2


2007
Pemberantas Korupsi, Undang Undang Nomor 8
Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
Dalam terjadi aturan hukum pidana acara pidana
yang telah diatur dalam KUHP akan tetapi
kemudian juga diatur dalam aturan hukum acara
pidana yang diatur dengan peraturan
perundangan-undang diluar KUHAP, maka
berlakunlah asas lex speciali derogat legi
generali yaitu atauran hukum khusu
mengenyampingkan berlakunya aturan hukum
umum.
3. Aparat Penegak Hukum
Dalam sistim hukum di Indonesia,
pelaksanaan Hukum Acara Pidana dilakukan
oleh aparat penegak hukum yaitu Kepolisian
Republik Indonesia, Kejaksaan Republik
Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Hakim.
Keplosian Republik Indonesia dalam
perkara pidana umum memiliki tugas dan
wewenang melakukan Penyelidikan dan

Djoko Trisnowidodo S.H. Hukum Acara Pidana 3


2007
Penyidikan. Jaksa pada Kejaksaan Republik
Indonesia, memiliki tugas dan wewenang
sebagai Jaksa peneliti hasil penyidikan oleh
Penyidik dan sebagai Jaksa Penuntut Umum
melakukan penuntutan atas dugaan adanya
tindak pidana. Khusus untuk perkara korupsi
yang ditangani KPKi, penyelidikan penyidikan
dan penuntutan dilakukan oleh penyidik dan
aksa penuntut KPK, sedangan Hakim pada
Badan Peradilan Umum memiiki tugas dan
wewenang mengadili perkara pidana.
4. Badan Peradilan.
Badan Peradilan yang memilki
kompentensi mengadili dalam perkara pidana
umum yang dilakuka oleh bukan anggota Militer
adalah Badan Peradilan Umum yaitu Pengadilan
Pidana pada Pengadilan Negeri untuk mengadili
perkara pidana pada tingkat pertama,
Pengadilan Tinggi untuk mengadili perkara
pidana pada tingkat banding.
Mahkamah Agung sebagai Pengadilan
Negara Tertinggi memiliki wewenang mengadili

Djoko Trisnowidodo S.H. Hukum Acara Pidana 4


2007
Kasasi dan Peninjauan Kembali (PK) atas
perkara pidana.

Djoko Trisnowidodo S.H. Hukum Acara Pidana 5


2007

Anda mungkin juga menyukai