Anda di halaman 1dari 6

TOPIK XI

TEKNIK RELAKSASI
TEKNIK RELAKSASI

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu merancang skenario penanganan kasus dengan teknik
behavioristik
Mahasiswa mampu mempraktikkan penggunakan teknik behavioristik dalam
menangani kasus
Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu mendeskripsikan secara sistematis langkah-langkah


pelaksanaan teknik relaksasi
Mahasiswa mampu mempraktekkan langkah-langkah teknik relaksasi

Pendahuluan
Teknik relaksasi adalah suatu teknik terapi dengan menekankan upaya mengantar
dan mengajar konseli cara untuk beristirahat dan bersantai, dengan asumsi bahwa
beristirahatnya otot-otot dapat membantu mengurangi tegangan psikologis. Teknik
relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan
tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap
respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah
dan energi yang digunakan (Potter & Perry, 2010).

Pengertian
Chaplin (1975) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya otot ke keadaan
istirahat setelah kontraksi. Atau, relaksasi adalah suatu keadaan tegang yang rendah
dengan tanpa adanya emosi yang kuat. Selanjutnya, ia juga memberi batasan tentang
terapi relaksasi, sebagai suatu bentuk terapi yang menekankan pada mengajarkan
konseli tentang bagaimana relaks, dengan asumsi bahwa keadaan otot yang relaks akan
membantu mengurangi ketegangan kejiwaan.
Cormier & Cormier (1985) memberi pengertian relaksasi (otot) sebagai usaha
mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang
perasaan-perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks kelompok-kelompok otot
utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung dan perut, dan kaki.
Dengan cara itu seseorang mengalami dan menyadari tentang perasaan-perasaan
tegang ke perasaan relaks itu dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang,
kecepatan jantung, kecepatan pernapasan, dan juga dapat mempengaruhi proses-
proses di dalam tubuh serta cara-cara seseorang berbuat atau merespon secara
lahiriah. Tujuan jangka panjang dari relaksasi otot adalah agar tubuh dapat memonitor
sesegera mungkin semua signal kontrolnya dan secara otomatis membebaskan
tegangan yang tidak diinginkan.
Jenis-Jenis Relaksasi
Ada beberapa jenis dari relaksasi:
Relaksasi otot Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara
melemaskan badan. Dalam latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan otot
dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta untuk mengendurkannya.
Sebelum dikendurkan penting dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu
dapat membedakan antara otot tegang dan otot lemas.
Relaksasi kesadaran indera Teknik ini individu dapat diberi satu persatu diberi
pertanyaan yang tidak dijawab secara lisan tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa
yang dapat atau yang tidak dapat dalam individu pada waktu intruksi diberikan
pengembangan.
Relaksasi melalui hipnosa, yoga, dan meditasi

Karakteristik Teknik Relaksasi


Merupakan metode untuk mengembalikan tubuh dalam kondisi homeostatis
sehingga konseli dapat kembali tenang.
Relaksasi tidak menganggap penting usaha pemecahan masalah penyebab
terjadinya ketegangan melainkan menciptakan kondisi individu yang lebih nyaman
dan menyenangkan

Tujuan Teknik Relaksasi


Tujuan pokok relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dan dengan
demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik.
Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan perhatian
sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi yang
menegangkan.

Manfaat Teknik Relaksasi


Memberikan ketenangan batin bagi individu
Mengurangi rasa cemas, khawatir, gelisah, tekanan dan ketegangan jiwa
Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur menjadi
nyenyak
Memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap penyakit
Kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik
Meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau keyakinan
Meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain
Bermanfaat untuk penderita neurosis ringan, insomnia, perasaan lelah dan tidak
enak badan.
Mengurangi hiperaktif pada anak-anak, dapat mengontrol gagap, mengurangi
merokok, mengurangi phobia, dan mengurangi rasa sakit sewaktu gangguan pada
saat menstruasi serta dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
ringan.
Prinsip Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi adalah seni keterampilan dan pengetahuan, sehingga ketika
seseorang berusaha meraih kesehatan lahir batinnya melalui metode relaksasi,
dianjurkan untuk memahami benar, apa yang akan diupayakan dan apa yang
diharapkan dari hasilnya.
Relaksasi dapat menjadi suatu kegiatan harian yang rutin, semakin sering dan
teratur teknik relaksasi ini diterapkan maka diri konseli akan semakin rileks.

Prosedur Pelaksanaan Teknik Relaksasi


Dalam menerapkan teknik relaksasi kita perlu mempertimbangkan beberapa
persiapan yang harus diperhatikan seperti setting lingkungan yang tenang atau tidak
mengganggu, pakaian yang longgar atau tidak mengikat, perut yang tidak sedang
kelaparan atau kekenyangan, serta tempat yang nyaman dan tepat untuk mengambil
posisi tubuh.
Bisa pula ditambahkan aromatherapy dan alunan musik klasik dalam pelaksanaan
teknik relaksasi.
Untuk dapat melakukan teknik relaksasi secara efektif, konseli harus terlebih dahulu
mengenal secara baik bagian-bagian dari tubuhnya. Tubuh adalah satu kesatuan
system unik yang terdiri dari beberapa sub-sistem seperti system pencernaan,
system pernafasan, system saraf, system rangka, dan sebagainya.
Posisi atau postur untuk relaksasi bebas, dapat dengan duduk di lantai atau kursi,
berdiri auatupun berbaring yang penting dapat membawa konseli ke keadaan rileks
atau istirahat serta berguna untuk memperbaiki postur tubuh yang salah.
Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum menerapkan teknik relaksasi
antara lain:
1. Lingkungan Fisik
Kondisi Ruangan
Ruang yang digunakan untuk latihan relaksasi harus tenang, segar, nyaman, dan
cukup penerangan sehingga memudahkan konseli untuk berkonsentrasi.
Kursi
Dalam relaksasi perlu digunakan kursi yang dapat memudahkan individu untuk
menggerakkan otot dengan konsentrasi penuh; seperti menggunakan kursi
malas, sofa, kursi yang ada sandarannya atau mungkin dapat dilakukan dengan
berbaring di tempat tidur
Pakaian
Saat latihan relaksasi sebaiknya digunakan pakaian yang longgar dan hal-hal yang
mengganggu jalannya relaksasi (kacamata, jam tangan, gelang, sepatu, ikat
pingga) dilepas dulu.
2. Lingkungan yang Ada dalam Diri Konseli
Individu haru mengetahui bahwa:
Latihan relaksasi merupakan suatu ketrampilan yang perlu dipelajari dalam waktu
yang relatif lama dan individu harus disiplin serta teratur dalam melaksanakannya
Selama frase permulaan latihan relaksasi dapat dilakukan paling sedikit 30 menit
setiap hari, selama frase tengah dan lanjut dapat dilakukan selama 15-20 menit,
dua atau tiga kali dalam seminggu. Jumlah sesion tergabtung pada keadaan
individu dan stress yang dialaminya
Ketika latihan relaksasi kita harus mengamati bahwa bermacam-macam kelompok
otot secara sistematis tegang dan rileks.
Dalam melakukan latihan relaksasi individu harus dapat membedakan perasaan
tegang dan rileks pada otot-ototnya
Setelah suatu kelompok otot rileks penuh, bila individu mengalami ketidakenakan
ketidakenakan, sebaiknya kelompok otot tersebut tidak digerakkan meskipun
individu mungkin merasa bebas bergerak posisinya.
Saat relaksasi mungkin individu mengalami perasaan yang tidak umum, misalnya
gatal pada jari-jari, sensasi yang mengambang di udara, perasaan berat pada
bagian-bagian badan, kontraksi otot yang tiba-tiba dan sebagainya, maka tidak
perlu takut; karena sensasi ini adanya relaksasi. Akan tetapi jika perasaan tersebut
masih merupakan petunjuk mengganggu proses relaksasi maka dapat diatasi
dengan membuka mata, bernafas sedikit dalam dan pelan-pelan,
mengkontraksikan seluruh badan kecuali relaksasi dapat diulangi lagi.
Waktu relaksasi individu tidak perlu takut kehilangan kontrol karena ia tetap berada
dalam kontrol yang dasar
Kemampuan untuk rileks dapat bervariasi dari hari ke hari
Relaksasi akan lebih efektif apabila dilakukan sebagai metode kontrol diri.

3. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan teknik relaksasi adalah:


I. Rasional
Dalam tahap ini konselor mengemukakan tujuan dan prosedur singkat pelaksanaan
relaksasi, serta konfirmasi tentang kesediaan /kesungguhan konseli menggunakan
strategi ini.
II. Instruksi tentang Pakaian
Sebelum sesi Latihan sebenarnya, konseli hendaknya diberi petunjuk tentang
pakaian yang layak digunakan dalam relaksasi. Konseli hendaknya menggunakan baju
yang nyaman seperti slack, blus atau baju yang longgar. Konseli yang memakai kontak
lens hendaknya melepaskannya agar merasa nyaman jika memejamkan mata.
Melepas aksesoris lainnya yang dirasa mengganggu seperti gelang, jam tangan dll
III. Menciptakan Lingkungan yang Aman
Lingkungan yang nyaman diperlukan agar Latihan relaksasi menjadi efektif..
Lingkungan hendaknya tenang dan bebas dari kebisingan. Menggunakan kursi yang
empuk/kursi relaksasi. Jika dilakukan secara berkelompok karpet digelar dan
disiapkan bantal kepala. Konseli dapat terlentang dilantai dan tangannya diletakkan
disamping denga telapak tangan menempel ke lantai
IV. Konselor Memberi Contoh Latihan Relaksasi
Konselor mendemonstrasikan secara ringkas Gerakan yang akan dilakukan.
Demonstrasi digunakan untuk memberi contoh perbedaan antara tegangan dan
relaksasi.
V. Intruksi-instruksi untuk Relaksasi
Dalam memberikan instruksi Latihan relaksasi, suara konselor sebaiknya berbentuk
percakapan bukan dramatisasi. Konselor dalam memberi intruksi kepada konseli untuk
menegangkan dan mengendurkan otot, tidak boleh menginstruksikan untuk
menegangkan sekeras-kerasnya. Konselor boleh diperbolehkan memberi tambahan dari
instruksi tentang pernapasan konseli atau pengalaman tentang kehangatan atau
perasaan berat. Hal ini dapat membantu konseli utk rileks. Konselor menginstruksikan
untuk memperoleh rasa nyaman, menutup mata dan mendengarkan instruksi.
Konselor menginstruksikan konseli untuk menegangkan dan merelaksasi secara
bergantian setiap 17 kelompok otot (2 kali setiap kelompok otot dalam Latihan awal)
yakni: Kepalan tangan kanan, kepalan tangan kiri, pergelangan tangan, otot bisep, bahu,
dahi, mata, lidah/rahang, bibir kepala belakang, leher, punggung, dada perut, bokong,
kaki dan jari kaki.
Setelah itu, konselor meninstruksikan konseli untuk memeriksa Kembali dan
merelakskan semua kelompok otot. Untuk melihat keberhasilan konseli membuat
ototnya rileks, konselor meminta konseli untuk menilai tingkat kerileksan otot tersebut
dari angka 0-5. 0 sama sekali rileks, 5 sangat tegang.
VI. Penilaian setelah Latihan
Konselor menanyakan konseli tentang sesi pertama Latihan relaksasi, mendiskusikan
kendala-kendala yang dialami konseli selamam Latihan.
VII. Pekerjaan Rumah dan Tindak Lanjut
Konselor menugaskan pekerjaan rumah dan meminta konseli untuk mengisi buku
penilaian terhadap Latihan relaksasi di rumah. Selanjutnya Konselor mengatur sesi
tindak lanjut.

Untuk memahami lebih rincidari tahapan dan gerakan dari relaksasi ini silahkan klik link
berikut:
https://drive.google.com/file/d/1k6f_qj3jmTCxLZQJPw11GvI7uNdGiAQe/view?
usp=sharing
https://www.youtube.com/watch?v=SH2PjUWqKNY

Anda mungkin juga menyukai