Kelas : XI MIPA 8
Absen : 19
Mapel : Seni Budaya
1) Deskripsi : Suatu penggambaran dengan kata-kata semua yang tersaji dalam karya tari yang
ditampilkan. Penjelasan dasarnya tentang hal-hal yang tampak secara visual.
2) Analisis formal : Menjelaskan objek yang dikritik dengan dukungan beberapa data yang tampak
secara visual.
3) Intepretasi : Menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu karya tari, manfsirkan makna,
pesan, atau nilai yang dikandungnya. Penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang berkaitan
dengan pernyataan di balik struktur/bentuk: psikologis, latar belakang sosial budaya,
gagasan,abstraksi, kepercayaan, pengalaman senimannya.
4) Evaluasi : Evaluasi dalam kritik tari bersumber pada atas deskripsi, analisis resmi, serta
intepretasi sesuatu karya tari dengan data- data visual ataupun penjelasan- penjelasan bonus dari
seniman. Dalam kritik seni, dimensi evaluasi bisa dicoba secara general ataupun non general.
Jenis Kritik
1) Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan
secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia
kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.
2) Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian. Tujuannya terutama
mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai kemampuan
mengenali bakat dan potensinya.
3) Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam,
dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical
judgment. Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap
dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
4) Kritik Populer
Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer
adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama
dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.
1) Kritik pra-predikatif
Kritik pra- predikatif tidak bisa dikenali secara jelas, namun bisa dialami kehadirannya
lewat perilaku seorang ataupun sekelompok orang. Kritik pra- predikatif ialah suatu perilaku
antara siuman serta tidak siuman mereaksi suatu dengan aksi tertentu, semacam berdecak,
ataupun menggaruk- garuk kepala, dll. Pada intinya, kritik pra- predikatif dilontarkan dalam
wujud aksi buat mereaksi suatu, tidak terkecuali anggukan kepala ciri seorang yang
mengagumi penampilan seorang.
2) Kritik predikatif
Kritik predikatif, ialah kritik yang sudah terwujud dalam media ungkap tertentu, dapat
dalam wujud bentuk lisan( kritik verbal) serta kritik non- vebal, ialah di informasikan lewat
media tulis ataupun visual yang lain dalam setruktur tertentu.
3) Kritik ilmiah
Kritik Ilmiah ialah kritik yang memakai argumen-argumen yang terpaut dengan objek
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Analisis
Sesuai dengan jenisnya yang merupakan sendra tari, gerakan tari kecak dibagi menjadi 4 adegan
utama yang secara keseluruhan merupakan lakon kisah Ramayana, yaitu:
1. Adegan pertama mengkisahkan Sinta ketika diculik oleh Rahwana saat Rama mengejar atau
berburu kijang emas di hutan.
2. Adegan kedua mengkisahkan seekor burung garuda yang berusaha menolong Dewi Sinta saat
diculik Rahwana. Burung tersebut kemudian gagal menolong karena sayapnya putus setelah
ditebas Rahwana. Rahwana pun berhasil membawa Dewi Shinta ke kerajaannya, Alengka Pura.
3. Adegan ketiga mengkisahkan Rama dan Laksmana yang tersesat di tengah hutan dan tersadar
bahwa Sintha telah diculik. Rama pun meminta Hanoman untuk menyelamatkan Shinta dengan
memberikan cincinnya sebagai bukti bahwa ia adalah utusan Rama.
4. Adegan keempat mengkisahkan Sinta yang tengah meratapi nasibnya di taman Alengka Pura.
Hanoman yang muncul menyampaikan pesan pada Shinta agar tenang karena Rama akan
menyelamatkannya. Hanoman sebelum pergi membakar dan mengobrak abrik Alengka. Pada
adegan ini para penari menari di atas bara api yang menyala panas.
Tidak seperti tari Bali lainnya yang menggunakan gamelan sebagai music pengiring, tetapi dalam
pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara-suara mulut seperti “cak cak ke cak cak ke”
yang diteriakan penari.Oleh Karena itu tari ini disebut tari kecak. Bunyi gemerincing gelang kaki yang
dihentakan setiap penari juga menambah riuh dan dinamisnya tarian ini. Meski tanpa tetabuhan, dua
bunyi pengiring tersebut justru membuat pertunjukan tari ini semakin khas.
Tari kecak umumnya dimainkan oleh 50 sd 70 orang.Akan tetapi, jumlah pemainnya sendiri
sebetulnya tidak ada batasan .
Secara umum penari kecak yang semuanya pria mengenakan kostum atau busana berupa bawahan
celana hitam yang dilengkapi dengan selendang kotak-kotak hitam putih seperti warna papan
catur.Mereka tidak menggunakan atasan alias hanya bertelanjang dada, tapi menggunakan gelang kaki
yang dilengkapi dengan kerincingan yang akan berbunyi bila kaki mereka dihentakkan.
Salah satu tempat di Bali yang menampilkan pentas tari kecak ialah di Uluwatu.Berbeda dengan
tari kecak di Bali lainnya, hal yang menarik dari Kecak Uluwatu ialah Karena atraksinya bersamaan
dengan matahari tenggelam ( sunset ).
Interpretasi
Tari kecak berasal dari ritual pemujaan masyarakat Bali kuno terhadap Tuhan dan roh leluhur
yang disebut ritual Sanghyang.Dalam ritual ini, para penari umumnya berada dalam kondisi tidak sadar
dan dipercaya mampu melakukan komunikasi dengan Tuhan untuk menyampaikan harapan-harapan dan
keinginan rakyat.
Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau
masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.
Evaluasi
Sungguh tari yang sangat unik.Tidak menggunakan alat music, dan pula tidak memakan banyak
biaya pentas.Penari nya sendiri bebas, tidak ditentukan jumlahnya.
Pernah pula pada tanggal 29 september 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali tarian ini dipentaskan
oleh 5000 orang penari secara bersamaan untuk memecahkan rekor MURI.Semua penari tari kecak
disetting melingkar mengelilingi satu lakon yang tengah mendrama di bagian tengah lingkaran, mulai dari
Rahwana, Dewi Shinta, Sri Rama, Hanoman, dan Laksamana.Tarian sederhana, namun harta indah bagi
nusantara.