Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

Ketua :
Adven Bagus Nugroho
Anggota :
Anindyanari Adhisa N.
Banggai N
Jasmin Sabrina Faza
M. Arjuna P.P.

ASSALAMUALAIKUM

@”NARKOBA JENIS”@
@”MORFIN”@
1. Pengertian Narkoba
Jenis Narkoba – Narkoba adalah obat terlarang yang diproduksi
melalui tumbuhan tertentu yang memiliki manfaat yang digunakan
dalam dunia kedokteran namun disalahgunakan untuk kepentingan
non medis yang dapat membahayakan perkembangan tubuh hingga
menyebabkan kematian. Narkoba memiliki arti singkatan dari
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.

Istilah yang sudah mendarah daging di masyarakat ini biasanya


digunakan oleh para penegak hukum, namun akan berbeda istilah
dalam dunia kedokteran, istilah yang digunakan adalah napza namun
dari kedua istilah narkoba dan narkotika ini merujuk pada tiga arti
yang sama..

Nah sekarang kita akan mempelajari narkoba jenis MORFIN.

2. Pengertian Narkoba jenis Morfin

Morfin adalah jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgesik


opium atau narkotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit
yang terbilang parah dan berkepanjangan atau kronis, seperti misalnya
nyeri pada kanker stadium lanjut. Morfin bekerja pada saraf dan otak
sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.
Meskipun memiliki manfaat besar, morfin sangat menyebabkan
ketergantungan. Risiko ketergantungan ini bahkan lebih tinggi lagi
pada pasien yang di masa lalunya pernah kecanduan alkohol atau
narkoba.

Menghentikan pengobatan morfin yang telah berlangsung jangka


panjang tidak bisa dilakukan sekaligus, terutama pada pasien yang
menggunakan morfin dalam dosis besar. Hal ini dapat menimbulkan
gejala putus obat seperti kegelisahan, tubuh berkeringat, nyeri otot,
dan mual. Untuk mengatasinya dokter akan mengurangi dosis secara
bertahap hingga pasien benar-benar lepas dari morfin.

Merk dagang: MST Continus

Tentang Morfin

Golongan Analgesik opium


Kategori Obat resep
Manfaat Meredakan rasa sakit yang parah
Dikonsumsi
Dewasa dan anak-anak
oleh
Kategori
kehamilan dan Kategori N: Belum dikategorikan.
menyusui
Bentuk obat Tablet, kapsul, sirup, rektal (dari dubur), dan suntik

3. Peringatan Bagi Pengguna Morfin


 Bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan, tengah
hamil, atau sedang menyusui, sebaiknya tidak menggunakan
obat ini.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan jantung, ginjal,
pernapasan, prostat, saluran empedu, tiroid, pankreas, adrenal,
penderita tekanan darah rendah, epilepsi, radang usus, dan
myasthenia gravis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan otot
melemah.
 Harap waspada bagi yang mengalami sembelit selama lebih
dari satu minggu, baru saja mengalami cedera parah di kepala,
dan pernah mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan
atau minuman keras.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

4. Dosis Morfin
Untuk tahap awal, dosis morfin yang diberikan biasanya berkisar
antara 5-20 mg tiap empat jam sekali. Dosis bisa dinaikkan menjadi
5-20 mg dua kali sehari jika kondisi semakin parah. Untuk morfin
dengan obat suntik, dosis akan diberikan dokter di rumah sakit sesuai
dengan kondisi pasien.

5. Mengonsumsi Morfin Dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dengan seksama dan baca informasi
yang tertera pada kemasan morfin sebelum mulai mengonsumsinya.
Pengobatan akan efektif jika dilakukan segera setelah gejala pertama
muncul. Jika dilakukan saat kondisi semakin parah, pengobatan ini
tidak akan efektif.
Morfin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika
dokter memberikan resep berupa tablet, telanlah tablet tersebut
dengan bantuan air minum dan jangan menghancurkannya. Namun
jika morfin yang diresepkan dokter berbentuk kapsul, Anda bisa
menelannya secara utuh dengan air atau dengan mencampurkan isi
kapsul pada makanan.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi morfin,
disarankan untuk melewatkannya. Jangan menggandakan dosis
morfin untuk mengganti dosis yang terlewat. Di samping itu, jangan
mengonsumsi morfin melebihi waktu yang ditetapkan oleh dokter
untuk menghindari ketergantungan terhadap obat.
Jika berencana melakukan perjalanan ke luar negeri,
mintalah surat keterangan dari dokter bahwa Anda sedang menjalani
pengobatan morfin. Sebab, morfin termasuk obat yang
penggunaannya diawasi, dan beberapa negara menerapkan aturan
tersebut demi mencegah terjadinya penyalahgunaan obat-obatan.

6. Interaksi Obat Dari Morfin


Jika dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu, morfin bisa
menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek samping atau justru
mengurangi efektivitas obat tersebut. Untuk menghindarinya, jangan
mengonsumsi morfin dengan beberapa jenis obat berikut ini:

 Campuran opioid agonist/antagonist (pentazocine, nalbuphine,


butorphanol) atau opioid antagonists (naltrexone).
 Obat pereda nyeri opioid dan batuk (codeine, hydrocodone).
 Obat tidur atau gangguan kecemasan (alprazolam, lorazepam,
zolpidem)
 Obat relaksan otot (carisoprodol, cyclobenzaprine).
 Minuman beralkohol karena dapat menimbulkan reaksi dan efek
samping, seperti mengantuk atau pusing.

7. Efek Samping dan Bahaya Morfin


Sama seperti obat-obat lainnya, morfin juga berpotensi menyebabkan
efek samping. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah
mengonsumsi morfin antara lain adalah:

 Mengantuk.
 Pusing atau sakit kepala.
 Mual.
 Sembelit.
 Sulit buang air kecil.
 Gangguan tidur.
 Mulut terasa kering.
 Tubuh berkeringat.

Biasanya efek samping akan hilang dengan sendirinya setelah tubuh


menyesuaikan diri dengan obat. Jika efek samping tidak kunjung
hilang atau justru memburuk, segera hubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai