Anda di halaman 1dari 2

.

Dalam kasus ini, Agustina merupakan seorang terdakwa yang didakwa dan dituntut
bertanggung jawab atas tindak pidana korupsi yang dilakukan anak buahnya. Terdakwa
merupakan Kepala Distrik Biak Kota yang merupakan penanggung jawab dari kegiatan
pembagian dan penyaluran Raskin agar tepat sasaran kepada RTS-PM sesuai dengan jumlah dan
harga yang telah ditentukan. Tetapi pada kenyataannya, terdakwa tidak melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik dan ia lebih memilih untuk mempercayakan pembagian dan penyerahan
Raskin kepada Pengurus Penyaluran Raskin di Distrik Biak Kota. Dimana pada kasus ini,
Pengurus Penyaluran Raskin tersebut tidak menjalankan amanahnya untuk menyalurkan Raskin
sebagaimana harusnya. Dikarenakan hal tersebut, maka timbulah akibat berupa adanya kerugian
keuangan negara.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jayapura menjatuhkan pidana
kepada terdakwa berupa penjara selama tiga tahun dan pidana denda sebesar lima puluh juta
rupiah atas perbuatannya yang telah memenuhi unsur Pasal 3 UU Tipikor, walaupun pada kasus
ini terdakwa tidak menerima atau menikmati hasil penjualan Raskin yang tidak tepat sasaran
tersebut. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi
Jayapura. Terdakwa tidak sepakat dengan putusan judex factie, kemudian ia mengajukan kasasi
kepada Mahkamah Agung yang kemudian ditolak. Pertimbangan Mahkamah Agung dalam
penolakan kasasi terdakwa adalah dikarenakan sang terdakwa sebagai Kepala Distrik Biak Kota
yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam pembagian dan penyaluran Raskin yang
seharusnya menggunakan wewenang tersebut dengan baik untuk memastikan bahwa pembagian
dan penyaluran Raskin itu tepat sasaran. Namun pada kenyataannya, terdakwa tidak menjalankan
wewenangnya dan akibat dari perbuatan terdakwa tersebut telah menimbulkan kerugian
keuangan Negara. Tindakan terdakwa juga memenuhi unsur Pasal 3 Tipikor, dimana pasal ini
mengatur setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan yang
dapat merugikan keuangan negara akan dipidana (Rofifah, 2020).

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (2019) Putusan Nomor 2182
K/Pid.Sus/2019.

Delia Maharani dan Dinie Anggraeni Dewi (2021) ‘Implementasi Pancasila dalam Mengatasi
Korupsi di Indonesia’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), pp. 920–925.

Anda mungkin juga menyukai