Tugas Keperawatan Maternitas
Tugas Keperawatan Maternitas
Di Susun Oleh :
Imas Masitoh
NIM : 18215259
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya serta memberikan perlindungan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun
makalah dengan judul “Keperawatan Maternitas Ca Ovarium,Ca Mame ,Ca Uterus,Ca
servixs”. Dimana makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri.
Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang di miliki penulis,maka penulis berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini diantaranya :
1. Ibu Ns. Febi Ratnasari. S.Kep, M.Kep Selaku dosen pengampu mata kuliah
keperawatan Maternitas
2. Teristimewa kepada kedua orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta restu yang tak dapat ternilai dengan apapun
3. Teman-teman S1 Keperawatan nonreg yang telah membantu memberikan dorongan
semangat sehingga tersusun nya makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifat nya membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Semoga makaalh ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umum nya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Suatu kanker didalam jaringan Rahim yang merupakan suatu rongga kosong.,berbentuk buah
pear,dimana janin tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan,mulai dari bentuk sel
telur yang dibuahi benih janin jantan sampai bentuk hingga proses kelahiran bayi.
PEMBAHASAN
2.1 CA Ovarium
Kanker Ovarium adalah kanker ginekologi yang paling mematikan sebab pada umumnya
baru bias di deteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbuka untuk
kanker ovarian. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalamai
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai histologi
yang menyerang padasemua umur. Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita
berusia kurang lebih 20 tahun,sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia lebih
dari 50 tahun(Manuaba, 2013).
Penyebab kanker ovarium belum di ketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya kanker
ovarium menurut Manuaba 2013 sebagai berikut.
1. Faktor Lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di Negara industry
2. Faktor Reproduksi
a. Meningkatnya siklus ovulatory berhubungan dengan tingginya resiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel ovarium
b. Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat meningkat nya resiko 2
samapi 3 kali
c. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko
terjadinya kanker
d. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50 % jika dikonsumsi selama 5
tahun atau lebih
e. Multiparitas,kelahiran multiple,riwayat pemberian ASI
3. Faktor Genetik
a. 5-10 % adalah herediter
b. Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu saudara dan meningkat menjadi 7
% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium
2.1.3 Klasifikasi Histologi Kanker Ovarium
Menurut Price & Wilson 2012,kanker ovarium belum ada keseragamannya,namun belum ada
perbedaan sifat yang berikut berarti. Kanker ovarium di bagi dalam 3 kelompok besar dengan
jaringan asal tumor yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penyebab pasti kanker ovarium tidak di ketahui namun multifaktoral resiko berkembang nya
kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan,reproduksi dan genetic. Faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium epiteliel terus menjadi subjek perdebatan
dan penelitian. Insiden tertinggi di industry barat. Kebiasaan makan,kopi dan
merokok,adanya asbestos dalam lingkungan,tidak hamil dan penggunaan bedak talek pada
daerah vagina,semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker.
Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah.
Terapi penggantian estrogen pasca menopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan
peningkatan kematian kanker ovarium. Gen-gen supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-
2 telah memperhatikan peranan penting pada beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter
yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi telah ditunjukan dalam keluarga yang
terdapat penderitakanker ovarium.Bila yang menderita kanker ovarium seorang perempuan
memiliki 50 % kesempatan untuk menderita kanker ovarium.
Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad,2 % dari jumlah ini
menjadi keganasan ovarium. WHO mengklarifikasi neoplasma ovarium ke dalam 5 jenis
dengan sub bagian yang multiple. Dari semua neoplasma ovarium 25 % hingga33 % terdiri
dari kista dermoid,1 % kanker ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi bedah
adalah pengobatan primer untuk semua tumor ovarium dengan lanjut yang sesuai,tumor
apapun dapat di tentukan bila ganas.
Sumber : Prawirohardjo 2014,Willians 2014,Digiulio 2014 dan Price & Wilson 2012
2.1.7 Respon Tubuh Terhadap Fisiologis
1. Sistem Gastrointestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut,kanker tersebut menginvasi ke organ
lambung atau pembesaran massa yang di sertai asites akan menekan lambung sehingga
menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,kembung,anoreksia dan intoleransi
terhadap makanan.
2. Sistem Perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah satu nya
Ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada pelvis sehingga terjadi
gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil atau urgensi kemih
3.Sistem Endokrin
Pada system endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang semakin
membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolism di hati,netralisir racun di hati
menurun,terjadi penumpukan toksis atau racundi tubuh sehungga system imun tubuh
menurun dan menimbulkan gejala kelelahan. (Reeder, dkk 2013)
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada
seorang wanita di temukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk menetukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).
Pemeriksaan diagnostic menurut Brunner2015 sebgai berikut:
2.2 CA Mame
2.2.1 Pengertian CA Mame
Ca mame adalah kanker pada jaringan payudara (Irianto, 2015). Kanker payudara
yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini bias bias tumbuh di dalam
kelenjar susu,jaringan lemak dan jaringan ikat payudara (Pudiastuti, 2011).
Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mame
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,berkembangbiak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif & Kusuma, 2013).
Jenis-jenis kanker payudara,yaitu :
a. Karsinoma ductal,yaitu 90 % penderita kanker payudara merupakan karsinoma
ductal, 25 %-35 % penderita karsinoma ductal akan menderita kanker invasive.
b. Karsinoma insitu,yaitu : kanker dini yang belum menyebar, kanker ini masih
berada di tempat nya.
c. Karsinoma medular,yaitu : kanker ini berasal dari kelenjar susu
d. Karsinoma tubuler,yaitu : kanker ini juga berasal dari kelenjar susu
e. Kanker invasive,yaitu : kanker menyebardan merusak jaringan lainnya. 80%
kanker payudara invasive adalah kanker ductal, 10 % kanker lobuler.
f. Karsinoma lobuler,yaitu : terjadi setekah menopause 25-35 % penderita
karsinoma lobuler menderita kanker invasive.
2.2.2 Faktor Resiko
2.2.4 Patofisiologi
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8
haid,payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi
perbesaran maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid,payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan.
Perubahan ke tiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormone prolactin dan hipofise anterior memicu air susu
di produksi oleh sel-sel alveolus,mengisi sinus kemudian di keluarkan melalui duktus
ke puting susu.
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi hiperflasia sel-
sel dengan perkembangan atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma insitu dan
menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
teraba(diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut kira-kira seperempat dari kanker
payudara tealh bermetastase.
2.2.5 Komplikasi
2.2.6 Pengobatan
Pengobatan Sistemik
1. Hormonal
2. Tomoksifen,obat ini bekerja langsung terhadap reseptor estrogen yang terdapat
pada sel kanker sehingga dapat mengecilkan kanker 30%
3. Goserelin,sekitar 40% wanita pre menopause dengan estrogen reseptor positif atau
yang metastatic berespon terhadap goserelin.
4. Kemoterapi,penggunaan obat anti kanker melalui injeksi atau infus ataupun oral.
1. Olahraga teratur
2. Kurangi lemak
3. Jangan terlalu matang memasak daging
4. Konsumsi suplemen antioksidan
5. Konsumsi makanan berserat
6. Konsumsi makanan yang mengandung kedelai/protein
7. Hindari alcohol
8. Berat control badan
9. Hindari Xeno-estrogen
10. Berjemur dibawah sinar matahari
11. Hindari merokok
12. Berikan ASI rutin pada anak
13. Pertimbangkan sebelum melakukan HRT(Hormon Replacement Therapy)
Pemeriksaan SADARI
1. Mulailah dengan melihat payudara dicermin dengan bahu lurus dan tangan
diletakan di pinggul. Amatilah ukuran,bentuk dan warna payudara,apakah ada
perubahan yang mudah terlihat,benjolan.
2. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi,sambil melihat cermin
perlahan-lahan putting susu antara ibu jari dan jari telunjuk serta lakukan cek
terhadap pengeluaran putting susu.
3. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring. Gunakan tangan
kanan untuk meraba payudara kiri dan tangan kiri meraba payudara kanan.
Gunakan sentuhan
yang lembut dengan menggunakan tiga jari tangan (telunjuk,jari tengan dan jari
manis) dengan posisi berdekatan satu sama lain. Sentuh payudara dari atas ke
bawah,sisi ke sisi dari tulang selangka ke bagian atas perut dan dari ketaik ke
belahan dada.
4. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama sambil
berdiri atau duduk. Kebanyakan wanita merasa lebih mudah merasakan payudara
dalam kondisi basah sehingga serang dilakukan saat mandi. (Irianto K, 2015)
PATHWAYS
2.3 CA Uterus
Suatu kanker didalam jaringan Rahim yang merupakan suatu rongga kosong.,berbentuk buah
pear,dimana janin tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan,mulai dari bentuk sel
telur yang dibuahi benih janin jantan sampai bentuk hingga proses kelahiran bayi.
2.3.2 Epidemiologi
Di Amerika dilaporkan bahwa terdapat 35.000 penderita baru kanker Rahim setiap
tahun,3000 meninggal setahun nya meninggal karena kanker Rahim dan diperkirakan sekitar
1 dari 10 penderita meninggal. Karena banyak penderita ditemukan dini,maka lebih mudah
diobati ,pada mula nya sel kanker hanya berkembang di dalam lapisan selaput lender
(endometrium) hingga disebut juga kanker endometrium.
2.3.4 Patofisiologi
Sitologi dengan cara tes pap(tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi
HPV dan pra kanker serviks)
Pap smear,dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan
aktivitas
seksual sebelum itu,misalnya menikah.
Kolposkopi(pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
Servikografi
Pemeriksaan visual langsung
Gineskopi
Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
Kuretase endoserviks
Biopsi kerucut
MRI/CT Scan abdomen atau pelvis
Tes Schiller(dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium)
Konisiasi (mengangkat jaringan dengan selaput lender serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya).
2.3.7 Penatalaksanaan Medik
2.4 CA Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher Rahim atau serviks
yang terdapat pada bagian terendah Rahim yang menempel pada puncak vagina
(Diananda. 2008). Kanker ini biasanya paling sering terjadi pada wanita yang
berumur 35 tahun,tetapi bukti statistic menunjukan bahwa kanker serviks dapat juga
menyerang wanita yang berumur antara 20 s/d 30 tahun (Ariani. 2015),sedangkan
menurut Mitayani 2011 kanker serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan
karakteristik histologi. Proses perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi
sering pada usia 30 tahun s/d 45 tahun,tetapi dapat terjadi pada usia dini yaitu 18
tahun.
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui,namun ada beberapa factor tertentu
yang lebih besar kemungkinannya untuk menderita kanker serviks menurut Ariani
2015 dan Diananda 2008 sebagai beriukt :
1. Usia
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia
35-50 tahun,terutama yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun.
Hubungan seksual pada usia terlalu dini bias meningkatkan resiko terserang
kanker serviks sebesar dua kali disbanding perempuan yang melakukan
hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
2. Sering berganti pasangan
Semakin banyak berganti-ganti pasangan maka tertular nya infeksi HIV juga
semamakin tinggi. Hal ini disebabkan terpaparnya sel-sel mulut Rahim yang
mempunyai PH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai PH yang
berbeda-beda pada multi-patner sehingga dapat merangsang terjadinya
perubahan kea rah dysplasia.
3. Merokok
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi
di bandingkan didalam serum,efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun local sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi
virus.
4. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang
pasangan nya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene
penis tidak terawatt sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
5. Status social ekonomi
Kanker serviks banyak dijumpai pada golongan social ekonomi rendah dan
memungkinkan factor social ekonomi erat kaitan nya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perorangan. Padagolongan sosialekonomi rendah umumnya kuantitas
dan kualitas makanan kurang,hal ini yang mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Terpapar virus
HIV atau penyebab AIDS merusak system kekebalan tubuh pada perempuan.
Hal ini dapat menjelaskan peningkatan risiko kanker serviks bagi perempuan
dengan AIDS. Para ilmuwan percaya bahwa system keekbalan tubuh adalah
penting dalam menghancurkan sel-sel kanker dan memperlambat pertumbuhan
serta penyebaran. Pada perempuan HIV,kanker pra serviks bias berkembang
menjadi kanker yang invasive lebih cepat dari biasanya.
7. Terpapar virus
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang menyebabkan
terjadinya kanker serviks pada wanita dab dapat diturunkan melalui kombinasi
genetic dari orang tua ke anak nya.
Menurut Ariani 2015 dan Padila 2015 pada tahap awal kanker serviks stadium dini
biasanya tanpa gejala-gejala. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya dirasakan
oleh penderita kanker stadium lanjut. Gejala-gejala umumnya yang terjadi pada penderita
kanker ini adalah :
Jika kanker serviks sudah tingkat stadium lanjut maka gejalanya adalah :
a. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding)
b. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal
c. Perdarahan diluar siklus menstrusi
d. Penurunan BB yang drastic
e. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul maka pasien akan menderita keluhan
nyeri pinggang
f. Hambatan dalam berkemih
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan efitel kubus
mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona transformasi). Pada zona
transformasi serviks memperlihatkan tidak normal nya sel progresif yang akhirnya berakhir
sebagai karsinoma servikal invasive. Displasia servikal dan karsinoma insitu (HSIL)
mendahului karsinoama invasive. Karsinoma serviks invasive terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk kedalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke
dalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat
dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma serviakl invasive dapat
menginvasi atau meluas ke dinding vagina,ligamentum kardinale dan rongga
endometrium,invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase
ke bagian tubuh lainnya.
Menurut Diananda 2008 dan Ariani 2015 pemeriksaan diagnostic untuk menentukan
kanker serviks sebagai beriku :
a. Schillentest
Epitel karisnoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua,sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
b. Koloskopi
Memeriska dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan yaitu, dapat melihat jelas daerah yang
bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan yaitu, hanya
dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,sedangkan kelainan pada
skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
c. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (pap smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
d. Biopsi
Dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
e. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lender serviks dan epitel
gepeng dan kelenjar nya. Konisasi dilakukan bila hasil sitology meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainanyang jelas.
f. Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan hematology (Hb,Ht,Leukosit,Trombosit, LED,Golongan
darah,Masa perdarahan dan masa pembekuan)
Pemeriksaan biokimia darah meliputi SGOT dan SGPT
Pemeriksaan kardiovaskuler antara lain EKG
Pemeriksaan system respiratorius dan urologi serta tes alergi terhadap
obat.
STADIUM PENATALAKSANAAN
0 Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
Ia Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
Ib,IIa Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi
kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi
pasca pembedahan)
IIb,III,IV Histerektomi transvaginal
IVa,IVb Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
Menurut Ariani 2015 dan Diananda 2008 pilihan pengobatan yang bias dilakukan
adalah pembedahan,terapi radiasi ,kemoterapi atau kombinasi metode-metode tersebut.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER
3.1 CA Ovarium
3.1.1 Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesis
1. Identitas pasien
Meliputi,nama lengkap,tempat tinggal,jenis kelamin,tanggal
lahir,umur,tempat lahir,asal suku bangsa,nama orang tua dan pekerjaan
orang tua. Keganasan kanker ovarium sering dijumpai pada usia
sebelum menarche atau diatas 45 tahun (Manuaba,2010).
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama,biasanya mengalami perdarahan abnormal atau
menorrhagia pada wanita usia subur atau wanita diatas usia 50
tahun/menopause untuk stadium awal(Hutahaean,2009). Pada
stadium lanjut akan mengalami pembesaran massa yang
disertai asites(Reeder,dkk 2013).
Riwayat kesehatan sekarang menurut Williams 2011,yaitu :
Gejala kembung,nyeri abdomen atau
pelvis,kesulitan makan atau merasa cepet
kenyang dan gejala perkemihan kemungkinan
menetap
Pada stadium lanjut sering
berkemih,konstipasi,ketidaknyamanan
pelvis,distensi abdomen,penurunan berat badan
dan nyeri pada abdomen.
Riwayat keehatan dahulu
Pernah memiliki kanker colon,kanker payudara dan kanker
ovarium endometrium (Reeder,dkk 2013).
Riwayat kesehatan keluarga
Yang pernah mengalami kanker payudara dan kanker ovarium
yang beresiko 50% (Reeder,dkk 2013)
Riwayat haid/status ginekologi
Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan
terjadi gangguan siklus menstruasi (Hutahaean,2009).
Riwayat obstetric
Biasanya wanita yang tidak punya anak karena
ketidakseimbangan system hormonal dan wanita yang
melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35
tahun(Padila,2015).
Data keluarga berencana
Biasanya wanita tersebut tidak menggunakan kontrasepsi oral
sementara karena kontrasepsi oral bias menurunkan risiko ke
kanker ovarium yang ganas (Reeder,dkk 2013).
Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa
cemas,putus asa,menarik diri dan gangguan
seksualitas(Reeder,dkk 2013)
Data aktivitas/istirahat
Mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan
istirahat karena mengalami nteri dan ansietas.
Data sirkulasi
Mengalami tekanan darah tinggi karena cemas
Data eliminasi
Terganggunya BAK akibat perbesaran massa yang menekan
pelvis
Data makanan/cairan
Mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau dibiarkan maka
akan mengalami perbesaran massa yang akan mengalami
gangguan gastrointestinal
Data nyeri/kenyamanan
Mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis
Pemeriksaan fisik
Kesadaran
Kepaladan rambut
Telinga
Wajah
Leher
Thoraks
Paru-paru,terdiri dari inspeksi palpasi,perkusi,auskultasi
Jantung,pada pasien kanker ovarium tidak ada
mengalami masalah pada saat pemeriksaan di jantung
yaitu inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi.
Payudara/mamae
Abdomen,terdri dari inspeksi palpasi,perkusi,auskultasi
Genetalia,Pada beberapa kasus akan mengalami
perdarahan abnormal akibat hyperplasia dan hormone
siklus menstruasi yang terganggu pada stadium lanjut
akan dijumpai tidak ada haid lagi.
Ekstermitas,Tidak ada oedem,tidak ada luka dab CRT
kembali kurang dari 2 detik (Reeder,2013)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan labroratorium,menurut Ritu Salani 2011
yang harus dilakukan pada pasien kanker ovarium
yaitu,uji asam deoksiribonukleat dan penada atau
memastikan tumor menunjukan antigen karsinoma
ovarium.
Pencitraan,USG abdomen,CT Scan atau ronsen
menunjukan ukuran tumor.
Prosedur diagnostic,asupan cairan asites dapat
menunjukan sel yang tidak khas
Pemeriksaan lain,seperti laparatomi eksplorasi,termasuk
evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor.
a. Diagnosis Keperawatan
Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d kompresi serabut saraf
2. Konstipasi b.d tumor
3. Gangguan eleminasi urin b.d penekanan pelvis
4. Ketidakefektifan pola nafas b.d penekanan diafragma
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d factor biologis
6. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan ketahanan tubuh
7. Kesiapan meningkatkan koping keluarga b.d kesembuhan
8. Ansietas b.d status kesehatan menurun
b. Post Operasi
1. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit b.d cedera kulit
(Herdmman H.T & Kamitsuru. S 2015)
3.1.2 Rencana Keperawatan
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
3.2 Ca Mame
a. Anamnesa, kebanyakan dari ca di temukan jika telah teraba oleh wanita itu
sendiri. Klien dating dengan keluhan rasa sakit dan tidak enak atau tegang di
daerah sekitar payudara.
Diagnosa NO NIC
Keperawatan C
Nyeri akut b. d Setelah Manajemen nyeri
agen injury dilakukan -Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
biologis(penekana tindakan meliputi
n massa tumor) keperawatan,klie lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensit
n mampu as atau bertanya nyeri dan factor pencetus
Batasan mengontrol -Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
karakteristik : nyeri,dengan ketidaknyamanan secara efektif
-Bukti nyeri kriteria hasil : -Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan
dengan -Tahu penyebab dengan pemantauan yang ketat
menggunakan nyeri -Gunakan strategi komunikasi terapeutik
standar periksa -Mampu -Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
nyeri untuk pasien menggunakan mengenai nyeri
yang tidak teknik non -Berikan informasi mengenai nyeri
mengungkapkan farmakologi -Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
nya. untuk -Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
-Fokus menyempit mengurangi nyeri -Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
-Fokus pada diri membantu penurunan nyeri
sendiri
-Keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standarskala nyeri
-Laporan tentang
perilaku
nyeri/perubahan
Kerusakan Setelah Perawatan Luka/kulit
integritas jaringan dilakukan -Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Definisi :
tindakan -Hindari kerutan pada tempat tidur
kerusakan padakeperawatan,klie -Berikan rawatan insisi pada luka
epidermis dan atau n mampu -Periksa kulit setiap perubahan luka
dermis menunjukan -Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang
pemahaman longgar
Batasan dalam proses -Monitor status nutrisi klien
Karakteristik : perbaikan kulit
-Benda asing dan mencegah
menusuk terjadinya cedera
permukaan kulit berulang,dengan
-Kerusakan asing kriteria hasil :
menusuk -Tidak ada
permukaan kulit luka/lesi
-Perfusi jaringan
baik
-Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
3.3 Ca Uterus
a. Identitas
b. Alasan masuk RS
3.4 Ca Servixs
Diagnosa NO NIC
Keperawatan C
Nyeri akut b. d Setelah Manajemen nyeri
agen cedera dilakukan -Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
biologis(penekana tindakan meliputi
n sel saraf) keperawatan,klie lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensit
n mampu as atau bertanya nyeri dan factor pencetus
Definisi : mengontrol nyeri -Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
pengalaman dengan kriteria ketidaknyamanan secara efektif
sensori dan hasil : -Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan
emosional tidak -Tingkat nyeri dengan pemantauan yang ketat
menyenangkan terkontrol -Gunakan strategi komunikasi terapeutik
yang muncul -Mengetahui -Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
akibat kerusakan factor penyebab mengenai nyeri
jaringan actual nyeri -Berikan informasi mengenai nyeri
atau potensial atau -Mengenali apa -Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
yang di yang terkait -Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
gambarkan dengan gejala -Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
sebagai kerusakan nyeri membantu penurunan nyeri
Batasan
Karakteristik :
-Bukti nyeri
dengan
menggunakan
standar periksa
nyeri untuk klien
yang tidak
mengungkapkan
nya
-Fokus menyempit
-Fokus pada diri
sendiri
-Putus asa
Sikap melindungi
area nyeri
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
IARC (International Agency for Research on Cancer) Cancer Fast Sheet. Globocan 2012 : Estimated
Cancer Incidence. Mortality and Prevalence Worldwide incited Maret 2016. Diakses dalam
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheet_cancer.aspx, Di akses tangal 20 Juli 2021
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Stop Kanker Situasi penyakit Kanker. Jakarta. Diakses dalam
http://www.depkes.go.id/resource/download/pusdatin/infodatinkanker.pdf,Di akses tanggal 20 Juli
2021
Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Arania&Windarti. 2016. Karakteristik Pasien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung Tahun 2009-2013 volume 5 nomor 9. Diakses dalam
http://download,portalgaruda.org/article.php?article=328303&val=5503
&title=karakteristikpasienkankerovariumdirumahsakitDr.H.AbdulMoelo
ekBandarLampungTahun2019-2013.
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi-
Sosial. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC Digiulo, dkk. 2014.
Keperawatan Medikal bedah. Jogjakarta : Rapha Publishing
Herdman. H. T & Kamitsuru. S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta : EGC
Reeder, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas Vol Edisi 18. Jakarta : EGC