Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS


PADA MAHASISWI PRE KLINIK PRODI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM TAHUN 2021

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DEVIANSI BARAPADANG

61117052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS


PADA MAHASISWI PRE KLINIK KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM TAHUN
2021

Dyah Marianingrum*, Isramilda**, Deviansi Barapadang***


dyahmarianingrum@univbatam.ac.id*, isramilda@univbatam.ac.id**, deviansibp@gmail.com***

Fakultas Kedokteran Universitas Batam

ABSTRAK

Deviansi Barapadang, 61117052, 2021. Hubungan Antara Siklus Menstruasi dengan Kejadian Akne
Vulgaris pada Mahasiswi Pre Klinik Kedokteran Universitas Batam Tahun 2021.
Latar Belakang : Akne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang meradang berasal dari folikel
pilosebasea . Kejadian Akne Vulgaris berkaitan dengan peningkatan produksi sebum oleh hormon
androgen serta hormon estrogen dan progesteron yang merupakan pemicu terjadinya Akne Vugaris
saat menstruasi .
Metode : Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan studi cross sectional
yang dilakukan pada Mahasiswi Pre Klinik Prodi Kedokteran Universitas Batam pada bulan Juli.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik proportional stratified random sampling jumlah
sampel sebanyak 160 responden. Hasil penelitian dianalisis dengan Chi-square.
Hasil : Didapatkan bahwa sebanyak 97 mahasiswi (60,6%) mengalami siklus menstruasi normal.
Sedangkan sebanyak 63 mahasiswi (39,4%) mengalami siklus menstruasi hipomenorea. Sehingga
dapat dilihat bahwa lebih dari setengah mahasiswi preklinik prodi kedokteran Universitas Batam
mengalami siklus menstruasi normal. Sebanyak 87 mahasiswi (54,4%) mengalami akne vulgaris.
Sedangkan sebanyak 73 mahasiswi (45,6%) tidak mengalami akne vulgaris. Dari hasil perhitungan
uji Chi Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,002 (p ≤ 0,05).
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini bahwa ada hubungan antara Siklus Menstruasi dengan
Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswi Pre Klinik Prodi Kedokteran Universitas Batam tahun 2021.

Kata Kunci : Akne Vulgaris, Siklus Menstruasi , Mahasiswi


NASKAH PUBLIKASI

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE MENSTRUAL CYCLE AND THE INCIDENCE OF


ACNE VULGARIS IN PRE-CLINICAL STUDENTS OF BATAM UNIVERSITY MEDICAL
STUDY PROGRAM IN 2021

Dyah Marianingrum*, Isramilda**, Deviansi Barapadang***


dyahmarianingrum@univbatam.ac.id*, isramilda@univbatam.ac.id**, deviansibp@gmail.com***

Faculty Of Medicine Batam University


ABSTRACT

Deviansi Barapadang, 61117052, 2021.The Relationship Between the Menstrual Cycle and the
Incidence of Acne Vulgaris in Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in
2021.
Background : Acne vulgaris is an inflammatory skin disease originating from pilosebaceous follicles.
The incidence of acne vulgaris is related to the increase in sebum production by androgen hormones
as well as estrogen and progesterone hormones which trigger the occurrence of acne vulgaris during
menstruation.
Method :This type of research is an analytic study with a cross sectional study approach which was
conducted on Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in July. The
sampling technique used is the proportional stratified random sampling technique with a total sample
of 160 respondents. The results of the study were analyzed by Chi-square.
Results : It was found that as much as 97 female students (60.6%) experienced normal menstrual
cycles. Meanwhile, as many as 63 female students (39.4%) experienced a hypomenorrhoea menstrual
cycle. So it can be seen that more than half of the preclinical students of the Batam University medical
study program experience normal menstrual cycles. A total of 87 female students (54.4%) had acne
vulgaris. Meanwhile, as many as 73 female students (45.6%) did not experience acne vulgaris. From
the results of the Chi Square test calculation results obtained with a value of p = 0.002 (p 0.05).
Conclusion : Based on this research, there is a relationship between the Menstrual Cycle and the
Incidence of Acne Vulgaris in Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in
2021.

Keywords: Acne Vulgaris, Menstrual Cycle, College Student


NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN sebagian besar perempuan mengalami


peningkatan jumlah Akne Vulgaris pada
Akne vulgaris (AV) adalah penyakit masa premenstrual atau sebelum menstruasi
inflamasi pada unit pilosebasea ditandai lesi (Movita, 2013).
inflamasi dan lesi non inflamasi di daerah Akne vulgaris dipengaruhi berbagai
predileksi yang sering terjadi pada remaja faktor antara lain hormon, genetik,
serta dewasa muda. Data prevalensi Akne kosmetik, makanan, kondisi kulit, pekerjaan
Vulgaris di Surabaya terjadi peningkatan dan stres psikis. Akne vulgaris pada wanita
dari tahun 2010 sebesar 27,79% menjadi berkembang lebih awal yaitu pada awal
51,60% pada tahun 2012. Data dari Rumah premenarke. Pada masa remaja terjadi
Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin peningkatan hormon seks terutama hormon
Achmad Pekanbaru dari tahun 2016 sampai androgen yang menyebabkan terjadinya
tahun 2017 terjadi peningkatan persentase peningkatan ukuran kelenjar sebasea,
insiden Akne Vulgaris di usia 15-24 tahun menstimulasi produksi sebum, dan
dari 65% menjadi 71,7%. Puncak insiden proliferasi keratinosit pada duktus kelenjar
kasus Akne Vulgaris pada usia 15-24 tahun, sebasea dan akroinfundibulum sehingga
dengan persentase kasus Akne Vulgaris terbentuknya lesi noninflamasi dan lesi
lebih tinggi pada perempuan (38,7%) inflamasi (Fulton, 2010).
dibanding laki-laki (27,6%).2 Data dari Penelitian oleh Ayudianti di RSUD Dr.
Rumah Sakit Umum (RSU) Malang Soetomo Surabaya tahun 2014 menunjukkan
didapatkan karakteristik Akne Vulgaris hormon sebagai fakfor pencetus tersering
didasarkan pada tingkatan pendidikan, yaitu Akne Vulgaris dengan persentase
banyak pada tingkat diploma/ perguruan berdasarkan jenis kelamin yang dipengaruhi
tinggi dengan persentase 42,10% pada tahun oleh hormon, yaitu 89,0% pada perempuan
2016 (Hanafiah, 2013). dan 11,0% pada laki-laki. Hormon lebih
Saat masa remaja, Akne Vulgaris berpengaruh pada wanita saat menstruasi
biasanya disebabkan oleh peningkatan dan peningkatan hormon sebelum
hormon seks, terutama hormon androgen menstruasi akan memengaruhi eksaserbasi
yang meningkat selama masa pubertas serta memperburuk Akne Vulgaris (Sultana,
(James, 2012). Salah satu tanda-tanda 2014).
ketidakaturan pubertas adalah munculnya Penelitian oleh Raghunanth
Akne Vulgaris akibat peningkatan sebum menunjukkan bahwa kondisi premenstruasi
dan sekresi hormon androgen (Herane dan meningkatkan angka kejadian Akne
Ando, 2013).Hormon androgen yang Vulgaris dibanding pascamenstruasi.
meningkat pada masa remaja dapat Penelitian oleh Siregar EDU pada tahun
menyebabkan siklus menstruasi yang tidak 2016 terhadap santriwati Sekolah Menengah
teratur. Ketidakteraturan siklus menstruasi Atas (SMA) Islam Terpadu Surakarta,
juga disebabkan oleh ketidakseimbangan didapatkan 41 dari 55 orang santriwati
hormon estrogen dan progesteron (Hoff, (74,50%) yang mengalami peningkatan
2014). Hormon estrogen dan progesteron gradasi Akne Vulgaris dari ringan ke berat
merupakan pemicu terjadinya Akne pada saat menstruasi.
Vulgaris sebelum menstruasi. Peningkatan Siklus menstruasi memiliki beberapa
aktivitas kelenjar sebasea sekitar periode hormon yang turut berperan di antaranya
menstruasi berhubungan dengan kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
hormon estrogen yang sangat rendah tepat Luteinizing Hormone (LH) yang akan
sebelum dan selama periode menstruasi berpengaruh pada regulasi hormon
(Tehrani et al., 2014). Hal ini menyebabkan
NASKAH PUBLIKASI

androgen, progesteron, dan estrogen.


Hormon merupakan faktor endogen HASIL PENELITIAN
penyebab terjadinya Akne Vulgaris dan ikut Hasil penelitian ini merupakan hal
berpartisipasi pada derajat Akne Vulgaris. penting bagi peneliti ilmiah yang dapat
Derajat Akne Vulgaris ringan, sedang dan dijelaskan dan disajikan dalam bentuk tabel
berat ditentukan berdasarkan jumlah lesi, distribusi frekuensi.
yaitu lesi noninflamasi dan lesi inflamasi. A. Analisis Univariat
Lesi noninflamasi berupa komedo dan lesi
inflamasi berupa papul, pustul, nodul. Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi
Berdasarkan angka insiden terjadinya Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
Akne Vulgaris pada wanita yaitu usia 15-24 Siklus Menstruasi didapatkan hasil sebagai
tahun, maka untuk penelitian ini dilakukan berikut:
pada Mahasiswi Pre Klinik Prodi
Kedokteran Universitas Batam tahun 2021 . Tabel 1 Siklus Menstruasi
Selain itu Mahasiswi Pre Klinik Prodi Kategori Frekuensi Persen
Kedokteran berasal dari berbagai daerah di (f) (%)
Indonesia dengan status social yang Normal 97 60,6
beraneka ragam budayanya . Setiap Hipomenorea 63 39,4
Mahasiswi juga memiliki karakteristik sosial Total 160 100
dan kebiasaan individu yang berbeda-beda
dengan ciri khas tersendiri (Ramdani dan Dari tabel diatas terdapat sebanyak 97
Hendra, 2015). mahasiswi (60,6%) mengalami siklus
Berdasarkan gambaran tersebut tampak menstruasi normal. Sedangkan sebanyak 63
jika siklus menstruasi dan kejadian Akne mahasiswi (39,4%) mengalami siklus
Vulgaris sering dialami oleh wanita yang menstruasi hipomenorea.
sedang dalam masa pubertas transisi.
Distribusi Frekuensi Kejadian Akne
Berdasarkan uraian diatas penelitian tertarik
Vulgaris
untuk melakukan penelitian tentang
“hubungan antara siklus menstruasi dengan Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
kejadian akne vulgaris pada Mahasiswi Pre kejadian Akne Vulgaris didapatkan hasil
Klinik Prodi Kedokteran Universitas Batam sebagai berikut
2021”.
Tabel 2 Kejadian Akne Vulgaris
SUBJEK DAN METODE
Penelitian ini menggunakan sampel Kejadian Frekuensi Persen
sebanyak 160 mahasiswi pre klinik prodi Akne Vulgaris (f) (%)
pendidikan dokter Universitas Batam Ya 87 54,4
dengan metode penelitian analitik dengan Tidak 73 45,6
pendekan cross sectional. Penelitian ini Total 160 100
dilakukan di Universitas Batam Kota Batam.
Sampel yang diambil 160 responden dengan
menggunakan Teknik proportional Dari tabel diatas terdapat sebanyak 87
stratified random sampling. Uji analisis mahasiswi (54,4%) mengalami akne
statistik yang digunakan adalah uji Chi vulgaris. Sedangkan sebanyak 73 mahasiswi
square. (45,6%) tidak mengalami akne vulgaris.
NASKAH PUBLIKASI

B. Analisis Bivariat menstruasi dengan kejadian akne vulgaris


pada mahasiswi pre klinik prodi Pendidikan
Dalam analisis bivariat peneliti dokter Universitas Batam.
menggunakan uji statistik Chi Square. Berdasarkan hasil uji dapat dilihat pada
Analisis bivariat digunakan untuk tabel dibawah ini:
mengetahui Hubungan anta siklus

Tabel 3 Hubungan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Akne Vulgaris


Kejadian Akne
Vulgaris
Total P Value
Ya Tidak
(n
(n) (%) ) (%) (n) (%)
Siklus Menstruasi Normal 43 44,3 54 55,7 97 100
Hipomenorea 44 69,8 19 30,2 63 100 0,002
Total 87 54,4 73 45,6 160 100

Hasil uji Chi Square pada tabel diatas menstruasi normal (teratur) lebih banyak
menunjukkan nilai signifikansi 0,002 ( P < daripada santriwati dengan siklus
0,05) yang berarti bahwa terdapat Hubungan menstruasi (tidak teratur).
yang bermakna antara siklus menstruasi
dengan kejadian akne vulgaris pada
mahasiswi pre klinik prodi Pendidikan Distribusi Akne Vulgaris
dokter universitas Batam. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada mahasiswi preklinik prodi
kedokteran Universitas Batam. Didapatkan
PEMBAHASAN sebanyak 87 mahasiswi (54,4%) mengalami
A. Analisis Univariat akne vulgaris. Sedangkan sebanyak 73
Distribusi Siklus Menstruasi mahasiswi (45,6%) tidak mengalami akne
Berdasarkan hasil penelitian yang vulgaris. Jadi dapat dilihat bahwa lebih dari
setengah mahasiswi preklinik prodi
dilakukan pada mahasiswi preklinik prodi kedokteran Universitas Batam mengalami
kedokteran Universitas Batam. Terdapat akne vulgaris. Hasil ini sesuai dengan
sebanyak 97 mahasiswi (60,6%) mengalami penelitian Sultana (2012), bahwa dari 164
siklus menstruasi normal. Sedangkan sampel penelitian didapatkan hasil yaitu 103
sebanyak 63 mahasiswi (39,4%) mengalami remaja menderita AV, dan 61 remaja tidak
siklus menstruasi hipomenorea. Sehingga mengalami AV.
Akne vulgaris merupakan suatu penyakit
dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
yang disebabkan oleh inflamasi kronik dari
mahasiswi preklinik prodi kedokteran unit pilosebasea yang ditandai oleh
Universitas Batam mengalami siklus pembentukan komedo, papul, pustul nodul,
menstruasi normal. Hal ini sejalan dengan dan pada beberapa kasus disertai jaringan
penelitian Siregar dkk (2016) yang parut, dengan predileksi diwajah, leher,
mendapatkan santriwati dengan siklus lengan atas, dada dan punggung. Umumnya
NASKAH PUBLIKASI

terjadi pada remaja dan dapat sembuh hipofisis. faktor yang tampak jika seseorang
sendiri. susah tidur dan menghadapi pekerjaan yang
Faktor resiko yang mempengaruhi akne memerlukan konsentrasi, maka AV akan
vulgaris meliputi kebersihan, floral vesikel kambuh. Anggota keluarga kelompok yang
sebasea, familial, psikis, makanan dan terkena AV adalah ibu dan ayah. Faktor
kosmetik. Kebersihan yang buruk stress pada beberapa penderita stress, dan
mempermudah timbulnya akne gangguan emosi dapat menyebabkan
vulgaris(AV) pada wajah. Akne eksaserbasi AV. Eksaserbasi ini disebabkan
vulgaris(AV) tidak dapat diatasi hanya oleh meningkatnya produksi hormone
dengan membersihkan wajah secara endrogen dari kelenjar anak ginjal dan
berlebihan dengan produk-produk seperti sebum, bahkan asam lemak dalam sebum
alcohol-based cleanser, scrub dapat pun meningkat (Sherwood, 2012).
mengiritasi kulit lebih jauh dan Faktor Makanan American Academy of
memperparah Akne vulgaris (AV), padahal Dermatology mengeluarkan rekomendasi
sebenarnya dengan membersihkan wajah pada tahun 2014 bahwa restriksi kalori tidak
dua kali sehari dengan air sabun yang lembut memiliki dampak pada pengobatan AV dan
dapat mengurangi minyak yang berlebihan bukti-bukti yang ada belum cukup kuat
dan mengangkat kulit mati. Floral vesikel untuk menghubungkan konsumsi makanan
sebasea peningkatan jumlah flora folikel tertentu dengan AV. Akan tetapi, beberapa
sebasea (Propionibacterium acnes) dapat penelitian menemukan bahwa produk susu
meningkatkan jumlah pembentukan Akne memperberat AV. Makanan tersebut dapat
Vulgaris( Wasitaatmadja, 2014). mempengaruhi metabolisme tubuh sehingga
Peningkatan jumlah flora folikel P.acnes mengaktifkan kelenjar polisebasea untuk
berperan pada proses kemotaktik inflamasi menghasilkan sebum dan bila terjadi
serta pembentukan enzim lipolitik pengubah penyumbatan pada folikel maka dapat
fraksi lipid sebum. Berdasarkan hasil menjadi awal dari AV, namun metabolisme
penelitian oleh Tjekyan di Palembang tubuh setiap individu berbeda-beda sehingga
(2012) didapatkan bahwa responden yang reaksi yang terjadi pada kelenjar polisebasea
menderita Akne vulgaris dengan frekuensi tidak sama pada setiap individu (Guyton ,
membersihkan wajah berhubungan linier 2012).
dengan tingkat keparahan Akne Vulgaris. Sedangkan Faktor Kosmetik Pemakaian
Faktor familial atau keluarga berpengaruh bahan-bahan kosmetika tertentu secara
pada aktivitas folikel sebasea di kulit terus-menerus dalam waktu yang lama dapat
sehingga berpengaruh terhadap timbulnya menyebabkan suatu bentuk AV ringan
Akne Vulgaris. terdiri dari komedo dengan beberapa lesi
Prevalensi orang yang mempunyai papulopustular pada pipi dan dagu. Terdapat
riwayat keluarga dengan Akne vulgaris(AV) beberapa bahan yang sering menyebabkan
untuk terkena AV sebesar 80,04% dan AV, yaitu bedak dasar (foundation),
proporsi kelompok tanpa riwayat keluarga pelembab (moisturizer), krim melindungi
AV tetapi menderita AV sebesar 64,82% dan kulit dari sinar matahari (sunscreen) dan
secara statistik bermakna atau dengan kata krim malam (night cream) yang
lain riwayat keluarga berpengaruh terhadap mengandung bahan-bahan seperti lanolin,
kejadian AV. petroleum minyak tumbuh-tumbuhan dan
Faktor psikis terjadinya stres psikis dapat bahan-bahan kimia murni (butyl stearat,
memicu kelenjar sebasea, baik secara laurel alcohol, bahan-bahan pewarna merah
langsung atau melalui rangsangan kelenjar D&C dan asam oleic).
NASKAH PUBLIKASI

Perubahan komposisi lipid sebum


B. Analisis Bivariat berhubungan dengan usia dan aktifitas
Hubungan antara Siklus Menstruasi kelenjar sebasea. Efek androgen terhadap
dengan Kejadian Akne Vulgaris proliferasi dan diferensiasi sel sebasea
tergantung pada asal kelenjar sebasea,
Berdasarkan hasil penelitian yang sebagai contoh kelenjar sebasea di wajah
dilakukan pada mahasiswi pre klinik Prodi lebih sensitif terhadap androgen
Kedokteran Universitas Batam. Pada (Abulnaja,2012).
penelitian ini analisis data yang digunakan Stimulasi utama dari kelenjar sebasea untuk
adalah uji Chi Square. Uji analisis Chi memproduksi sebum adalah androgen.
Square digunakan untuk melihat signifikansi Hiperandrogenisme menyebabkan produksi
hubungan antara kelainan siklus menstruasi sebum meningkat. Peningkatan produksi
dengan kejadian akne vulgaris pada sebum inilah yang merangsang
mahasiswa pre klinik Prodi Kedokteran pembentukan AV (Llewellyn, 2014).
Universitas Batam dengan signifikansi p < Ketidakteraturan siklus menstruasi juga
0,05. Apabila diperoleh nilai p Value < 0,05 disebabkan beberapa faktor, antara lain
maka H0 ditolak, berarti ada hubungan faktor hormonal, dimana tidak seimbangnya
variabel bebas dengan variabel terikat. hormon estrogen dan progesteron maupun
Begitu sebaliknya bila p Value ≥ 0,05 maka faktor fisik karena aktivitas berlebihan dan
H0 diterima, berarti tidak ada hubungan kecapekan ataupun karena faktor emosional
antara variabel bebas dengan variabel seperti stress. Siklus menstrusi tergantung
terikat. dari perubahan-perubahan esterogen, maka
Hasil uji Chi Square dapat dilihat pada segala keadaan yang menghambat kadar
Tabel 3. Dari hasil uji Chi-square dapat estrogen dan produksi estrogen dengan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sendirinya akan mempengaruhi siklus
bermakna antara Siklus Menstruasi dengan menstruasi yang normal.
Kejadian Akne Vulgaris mahasiswi Kadar estrogen dalam darah meningkat
Preklinik Prodi Pendidikan Kedokteran pada fase folikuler dan mencapai puncak 24-
Fakultas Kedokteran Universitas Batam 28 jam sebelum kadar LH turun lagi,
(P=0.002). Hal ini sejalan dengan penelitian kemudian mencapai puncak kedua pada fase
Astuti (2011) yang juga mendapatkan bahwa luteal dan akhirnya menurun lagi beberapa
ada hubungan yang bermakna antara hari sebelum menstruasi. Kadar progesteron
menstruasi dengan angka kejadian akne dalam darah rendah pada fase folikel, mulai
vulgaris pada remaja (p=0,004). meningkat setelah LH suge, lalu mencapai
Remaja dengan siklus menstruasi yang puncak 8 hari kemudian dan menurun tiba-
tidak teratur terdapat hiperandrogenisme. tiba 1-2 jam sebelum menstruasi.
Hiperandrogenisme adalah penyebab umum Hormon estrogen dan progesteron
menstruasi yang tidak teratur pada remaja merupakan pemicu terjadinya AV sebelum
dan wanita dewasa, dapat menimbulkan menstruasi. Estrogen mempunyai efek
berbagai kecemasan, pertumbuhan rambut terhadap kulit, yaitu berpengaruh pada
berlebihan, AV, dan obesitas . Peningkatan produksi sebum. Produksi sebum yang
kadar androgen menyebabkan stimulasi meningkat menyebabkan peningkatan unsur
produksi sebum yang berakibat proliferasi komedogenik dan inflamatogenik penyebab
yang berlebihan dari P.acnes dan bahkan terjadinya lesi AV (Murti,2013).
berakhir menjadi peradangan. Dari hasil penelitian tentang hubungan
kelainan siklus menstruasi dengan kejadian
NASKAH PUBLIKASI

akne vulgaris, setelah di uji menggunakan Sedangkan yang tidak mengalami


Chi-Square didapatkan hubungan yang akne vulgaris dengan siklus
bermakna (p=0,002) antara kelainan siklus menstruasi abnormal ada sebanyak 19
menstruasi dan kejadian akne vulgaris pada
responden dengan pesentase 30,2 %.
mahasiswa pre klinik Prodi Kedokteran
Universitas Batam Tahun 2021. 5. Terdapat hubungan siklus menstruasi
dengan kejadian akne vulgaris pada
mahasiswi pre klinik prodi kedokteran
KESIMPULAN DAN SARAN Universitas Batam dengan nilai
A. Kesimpulan p=0,002 (P < 0,05). Dari hasil ini
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan H0 ditolak dan Ha
dilakukan tentang hubungan siklus diterima.
menstruasi dengan kejadian akne vulgaris B. Saran
pada mahasiswi pre klinik prodi kedokteran 1. Bagi Respoden
Universitas Batam, maka dapat disimpulkan Diharapkan dapat menjadi gambaran
sebagai berikut : dan informasi bagi responden mengenai
siklus menstruasi dengan kejadian akne
1. Lebih dari setengah mahasiswi pre vulgaris dan menjadi pembelajaran
klinik prodi kedokteran Universitas tentang kesehatan reproduksi.
Batam memiliki siklus menstruasi 2. Bagi Masyarakat
normal yaitu sebanyak 97 responden Dapat dijadikan sumber informasi
dengan persentase 60,6%. kepada masyarakat khususnya wanita-
2. Lebih dari setengah mahasiswi pre wanita usia dewasa tentang hubungan
klinik prodi kedokteran Universitas siklus menstruasi dengan kejadian akne
Batam mengalami akne vulgaris yaitu vulgaris.
sebanyak 87 responden dengan 3. Bagi Instansi Pendidikan
persentase 54,4%. Diharapkan instansi pendidikan dapat
3. Pada penelitian ini , mahasiswi menyediakan sarana informasi untuk
dengan siklus menstruasi normal yang meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan dan referensi kesehatan
mengalami akne vulgaris ada dibagian akademik khususnya mengenai
sebanyak 43 responden dengan hubungan siklus menstruasi dengan
persentase 44,3 % . Sedangkan yang kejadian akne vulgaris.
tidak mengalami mengalami akne 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
vulgaris dengan siklus menstruasi Dari hasil penelitian ini diharapakan
normal sebanyak 54 responden dapat dijadikan sebagai bahan masukan
pengetahuan, informasi, dan referensi
dengan persentase 55,7 % .
untuk pengembangan penelitian
4. Pada penelitian ini , mahasiswi selanjutnya. Disarankan untuk
dengan siklus menstruasi yang melakukan penelitian mengenai
abnormal dan mengalami akne keterkaitan dan pengaruh menstruasi
vulgaris ada sebanyak 44 responden terhadap akne vulgaris sehingga dapat
dengan persentase 69,8 % . memperbaharui informasi terkini.
NASKAH PUBLIKASI

5. Bagi Peneliti Oligomenorrhea. JCE&M,


Dengan pengalaman penelitian ini 2014;Vol.85,No.4.
diharapkan peneliti dapat menambah James W.D. Clinical practice Acne. N Eng
Med J, 2012; 352(14):1463.
pengalaman, wawasan, informasi, dan
Llewellyn J.D. Fundamental of Obstetrics
pengetahuan tentang hubungan siklus and Gynaecology. 7th ed. Mosby
menstruasi dengan kejadian akne International, 2014; pp: 219-27.
vulgaris. Movita, Theresia. Acne vulgaris. CDK,
2013; vol:4.no:8.
Murti. Desain dan ukuran sampel untuk
DAFTAR PUSTAKA penelitian kuantitatif dan
kualitatif dibidang kesehatan.
Abulnaja K.O. Changes in Hormone and Gadjah Mada University Press.
Lipid. Profil of Obese Adolescent Yogyakarta, 2013.
Saudi Females with Acne Ramdani R., Hendra T.S. Treatment for
Vulgaris. Brazilian Journal of Acne Vulgaris. J MAYORITY,
Medical and Biological Research, 2015 ;Vol.4,No.2, pages 87.
2012; 42:501-505. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari
Fulton J.J. Acne vulgaris. Screen in Sel ke Sistem. Edisi keenam.
MedscapeJournal,2010; ( Diakses Jakarta: EGC, 2012; pp:708-19.
Maret 2015). Siregar R.S. Akne Vulgaris dalam: Atlas
Guyton A.C. Buku Ajar Fisiologi Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
Kedokteran. Edisi ke-11, 2012; Edisi kedua. Jakarta: EGC, 2016;
pp:1064-1075. pp:178-79.
Hanafiah M.J. Haid dan Siklusnya dalam: Sultana, Nasrin. Knowledge on Acne
Ilmu Kebidanan. Jakarta: Vulgaris and Mestrual Cycle: A
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Study on Adolescent Girls. ASA
Prawirohardjo,2013; pp:103-20. University Review, 2014;Vol.6
Herane M., Ando I. Acne in Infancy and No.1.
Acne Genetics. Dermatology. Tehrani R., Dharmalingman., Mala.
206:24- 28.Girls with Regular Manajemen of Premenstrual Acne
Menstrual Cycles, Irregular with Cox-2 Inhibitors: A Placebo
Menstrual Cycles, or Controlled Study. Indian J
Oligomenorrhea. JCE&M, Dermatol Venerol Leprol,2014;
2013;Vol.85,No.4. 70:345-9.
Hoff M.H.A. Voorhorst F.J., Kaptein Tjekyan S. Kejadian dan faktor risiko akne
M.B.H., Hirasing R.A., vulgaris. M Med Indonesia,
Koppenaal C., Schoemaker J. 2012;Vo:43.No:1. Semarang :
Insulin, Androgen, and Fakultas Kedokteran Universitas
Gonadotropin Concentrations, Diponegoro.
Body Mass Index, and Waist to Wasitaatmadja S.M. Akne, Erupsi
Hip Ratio in the First Years after Akneiformis, Rosasea dalam:
Menarche in Girls with Regular Djuanda, Ilmu Penyakit Kulit dan
Menstrual Cycles, Irregular Kelamin. Edisi keenam. Jakarta:
Menstrual Cycles, or Balai Penerbit FK UI, 2014; pp:
254-60.
NASKAH PUBLIKASI

PERSETUJUAN VALIDASI
NASKAH PUBLIKASI

Isramilda,M.SI
NIDK:10121058202
NASKAH PUBLIKASI

Anda mungkin juga menyukai