SKRIPSI
DEVIANSI BARAPADANG
61117052
ABSTRAK
Deviansi Barapadang, 61117052, 2021. Hubungan Antara Siklus Menstruasi dengan Kejadian Akne
Vulgaris pada Mahasiswi Pre Klinik Kedokteran Universitas Batam Tahun 2021.
Latar Belakang : Akne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang meradang berasal dari folikel
pilosebasea . Kejadian Akne Vulgaris berkaitan dengan peningkatan produksi sebum oleh hormon
androgen serta hormon estrogen dan progesteron yang merupakan pemicu terjadinya Akne Vugaris
saat menstruasi .
Metode : Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan studi cross sectional
yang dilakukan pada Mahasiswi Pre Klinik Prodi Kedokteran Universitas Batam pada bulan Juli.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik proportional stratified random sampling jumlah
sampel sebanyak 160 responden. Hasil penelitian dianalisis dengan Chi-square.
Hasil : Didapatkan bahwa sebanyak 97 mahasiswi (60,6%) mengalami siklus menstruasi normal.
Sedangkan sebanyak 63 mahasiswi (39,4%) mengalami siklus menstruasi hipomenorea. Sehingga
dapat dilihat bahwa lebih dari setengah mahasiswi preklinik prodi kedokteran Universitas Batam
mengalami siklus menstruasi normal. Sebanyak 87 mahasiswi (54,4%) mengalami akne vulgaris.
Sedangkan sebanyak 73 mahasiswi (45,6%) tidak mengalami akne vulgaris. Dari hasil perhitungan
uji Chi Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,002 (p ≤ 0,05).
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini bahwa ada hubungan antara Siklus Menstruasi dengan
Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswi Pre Klinik Prodi Kedokteran Universitas Batam tahun 2021.
Deviansi Barapadang, 61117052, 2021.The Relationship Between the Menstrual Cycle and the
Incidence of Acne Vulgaris in Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in
2021.
Background : Acne vulgaris is an inflammatory skin disease originating from pilosebaceous follicles.
The incidence of acne vulgaris is related to the increase in sebum production by androgen hormones
as well as estrogen and progesterone hormones which trigger the occurrence of acne vulgaris during
menstruation.
Method :This type of research is an analytic study with a cross sectional study approach which was
conducted on Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in July. The
sampling technique used is the proportional stratified random sampling technique with a total sample
of 160 respondents. The results of the study were analyzed by Chi-square.
Results : It was found that as much as 97 female students (60.6%) experienced normal menstrual
cycles. Meanwhile, as many as 63 female students (39.4%) experienced a hypomenorrhoea menstrual
cycle. So it can be seen that more than half of the preclinical students of the Batam University medical
study program experience normal menstrual cycles. A total of 87 female students (54.4%) had acne
vulgaris. Meanwhile, as many as 73 female students (45.6%) did not experience acne vulgaris. From
the results of the Chi Square test calculation results obtained with a value of p = 0.002 (p 0.05).
Conclusion : Based on this research, there is a relationship between the Menstrual Cycle and the
Incidence of Acne Vulgaris in Pre-Clinical Students of Batam University Medical Study Program in
2021.
Hasil uji Chi Square pada tabel diatas menstruasi normal (teratur) lebih banyak
menunjukkan nilai signifikansi 0,002 ( P < daripada santriwati dengan siklus
0,05) yang berarti bahwa terdapat Hubungan menstruasi (tidak teratur).
yang bermakna antara siklus menstruasi
dengan kejadian akne vulgaris pada
mahasiswi pre klinik prodi Pendidikan Distribusi Akne Vulgaris
dokter universitas Batam. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada mahasiswi preklinik prodi
kedokteran Universitas Batam. Didapatkan
PEMBAHASAN sebanyak 87 mahasiswi (54,4%) mengalami
A. Analisis Univariat akne vulgaris. Sedangkan sebanyak 73
Distribusi Siklus Menstruasi mahasiswi (45,6%) tidak mengalami akne
Berdasarkan hasil penelitian yang vulgaris. Jadi dapat dilihat bahwa lebih dari
setengah mahasiswi preklinik prodi
dilakukan pada mahasiswi preklinik prodi kedokteran Universitas Batam mengalami
kedokteran Universitas Batam. Terdapat akne vulgaris. Hasil ini sesuai dengan
sebanyak 97 mahasiswi (60,6%) mengalami penelitian Sultana (2012), bahwa dari 164
siklus menstruasi normal. Sedangkan sampel penelitian didapatkan hasil yaitu 103
sebanyak 63 mahasiswi (39,4%) mengalami remaja menderita AV, dan 61 remaja tidak
siklus menstruasi hipomenorea. Sehingga mengalami AV.
Akne vulgaris merupakan suatu penyakit
dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
yang disebabkan oleh inflamasi kronik dari
mahasiswi preklinik prodi kedokteran unit pilosebasea yang ditandai oleh
Universitas Batam mengalami siklus pembentukan komedo, papul, pustul nodul,
menstruasi normal. Hal ini sejalan dengan dan pada beberapa kasus disertai jaringan
penelitian Siregar dkk (2016) yang parut, dengan predileksi diwajah, leher,
mendapatkan santriwati dengan siklus lengan atas, dada dan punggung. Umumnya
NASKAH PUBLIKASI
terjadi pada remaja dan dapat sembuh hipofisis. faktor yang tampak jika seseorang
sendiri. susah tidur dan menghadapi pekerjaan yang
Faktor resiko yang mempengaruhi akne memerlukan konsentrasi, maka AV akan
vulgaris meliputi kebersihan, floral vesikel kambuh. Anggota keluarga kelompok yang
sebasea, familial, psikis, makanan dan terkena AV adalah ibu dan ayah. Faktor
kosmetik. Kebersihan yang buruk stress pada beberapa penderita stress, dan
mempermudah timbulnya akne gangguan emosi dapat menyebabkan
vulgaris(AV) pada wajah. Akne eksaserbasi AV. Eksaserbasi ini disebabkan
vulgaris(AV) tidak dapat diatasi hanya oleh meningkatnya produksi hormone
dengan membersihkan wajah secara endrogen dari kelenjar anak ginjal dan
berlebihan dengan produk-produk seperti sebum, bahkan asam lemak dalam sebum
alcohol-based cleanser, scrub dapat pun meningkat (Sherwood, 2012).
mengiritasi kulit lebih jauh dan Faktor Makanan American Academy of
memperparah Akne vulgaris (AV), padahal Dermatology mengeluarkan rekomendasi
sebenarnya dengan membersihkan wajah pada tahun 2014 bahwa restriksi kalori tidak
dua kali sehari dengan air sabun yang lembut memiliki dampak pada pengobatan AV dan
dapat mengurangi minyak yang berlebihan bukti-bukti yang ada belum cukup kuat
dan mengangkat kulit mati. Floral vesikel untuk menghubungkan konsumsi makanan
sebasea peningkatan jumlah flora folikel tertentu dengan AV. Akan tetapi, beberapa
sebasea (Propionibacterium acnes) dapat penelitian menemukan bahwa produk susu
meningkatkan jumlah pembentukan Akne memperberat AV. Makanan tersebut dapat
Vulgaris( Wasitaatmadja, 2014). mempengaruhi metabolisme tubuh sehingga
Peningkatan jumlah flora folikel P.acnes mengaktifkan kelenjar polisebasea untuk
berperan pada proses kemotaktik inflamasi menghasilkan sebum dan bila terjadi
serta pembentukan enzim lipolitik pengubah penyumbatan pada folikel maka dapat
fraksi lipid sebum. Berdasarkan hasil menjadi awal dari AV, namun metabolisme
penelitian oleh Tjekyan di Palembang tubuh setiap individu berbeda-beda sehingga
(2012) didapatkan bahwa responden yang reaksi yang terjadi pada kelenjar polisebasea
menderita Akne vulgaris dengan frekuensi tidak sama pada setiap individu (Guyton ,
membersihkan wajah berhubungan linier 2012).
dengan tingkat keparahan Akne Vulgaris. Sedangkan Faktor Kosmetik Pemakaian
Faktor familial atau keluarga berpengaruh bahan-bahan kosmetika tertentu secara
pada aktivitas folikel sebasea di kulit terus-menerus dalam waktu yang lama dapat
sehingga berpengaruh terhadap timbulnya menyebabkan suatu bentuk AV ringan
Akne Vulgaris. terdiri dari komedo dengan beberapa lesi
Prevalensi orang yang mempunyai papulopustular pada pipi dan dagu. Terdapat
riwayat keluarga dengan Akne vulgaris(AV) beberapa bahan yang sering menyebabkan
untuk terkena AV sebesar 80,04% dan AV, yaitu bedak dasar (foundation),
proporsi kelompok tanpa riwayat keluarga pelembab (moisturizer), krim melindungi
AV tetapi menderita AV sebesar 64,82% dan kulit dari sinar matahari (sunscreen) dan
secara statistik bermakna atau dengan kata krim malam (night cream) yang
lain riwayat keluarga berpengaruh terhadap mengandung bahan-bahan seperti lanolin,
kejadian AV. petroleum minyak tumbuh-tumbuhan dan
Faktor psikis terjadinya stres psikis dapat bahan-bahan kimia murni (butyl stearat,
memicu kelenjar sebasea, baik secara laurel alcohol, bahan-bahan pewarna merah
langsung atau melalui rangsangan kelenjar D&C dan asam oleic).
NASKAH PUBLIKASI
PERSETUJUAN VALIDASI
NASKAH PUBLIKASI
Isramilda,M.SI
NIDK:10121058202
NASKAH PUBLIKASI