Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN KATETER

OLEH:
ADEJIHAN FARIDA A SIPI
NPM. 1420118105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON

1
1. Pengertian tentang tindakan
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi
urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter melalui uretrake dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urine. Tindakan kateterisasi dapat menyebabkan infeksi
nosokomial sehingga sedapat mungkin tindakan kateterisasi dihindari.
Berdasarkan bahannya, kateter dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu kateter
folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley silikon.
Ukuran kateter
Wanita dewasa Kateter no. 14 / 16
Laki-laki dewasa Kateter no. 18 / 20
Anak-anak Kateter no. 8 / 10

Wanita Pria
Panjang uretra (cm) 3,7 – 7 14 – 20
Kateter yang masuk 5 – 7,5 15 – 22,5
Yang diberi jelly 3-4 5 – 7,5

2. Tujuan dari tindakan


a. Mengatasi retensi urine;
b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c. Untuk memperoleh bahan urine steril;
d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain: menampung urine
agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi, atau pada klien yang
sedang mengalami masalah inkontinensia urine;
f. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu
pemeriksaan diagnostik;
g. Membantu memenuhi kebutuhan klien untuk mengosongkan kandung kemih, yang
digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas
pergerakan;
h. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka;
i. Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering pada daerah perinium, agar kulit tetap
utuh dan tidak infeksi;
j. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara
normal.

2
3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
Bila melakukan kateterisasi kita harus mempunyai pengetahuan dasar tentang sistem
urinarius bagian bawah, yaitu:
a. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril;
b. Spincter urethra bagian luar tidak steril;
c. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat mengosongkan urine
sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat anti
bakterial yang dapat membantu kandung kemih tetap steril dan mencegah terjadinya
infeksi;
d. Kuman patogen yang masuk ke dalam urethra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih
dan ginjal;
e. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali ada cidera. Klien yang
mempunyai daya tahan yang rendah akibat suatu penyakit atau stres yang berat merupakan
predisposisi untuk infeksi saluran kencing.

4. Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi


1. Indikasi
a. Mengatasi retensi urine;
b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c. Untuk memperoleh bahan urine steril;
d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain: menampung
urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi, atau pada klien
yang sedang mengalami masalah inkontinensia urine;

2. Kontra Indikasi
Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi.
3. Komplikasi
Komplikasi pemasangan kateter antara lain :
- Bakterial Shock
- Striktur uretra
- Ruptur uretra
- Perforasi buli-buli
- Pendarahan

3
- Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan

5. Alat dan bahan yang digunakan


6. Sarung tangan steril

7. Spuit

8. Selang kateter sesuai ukuran

9. Pengalas
10. Jelly

11. Bengkok

12. Kasa steril

4
13. Aquadest/air hangat

14. Korentang

15. Plester
16. Gunting
17. Pinset
18. Kantung sampah

19. Urin bag

20. Protokol atau prosedur dari tindakan

5
1) Prainteraksi (siapkan diri perawat dan peralatan )
Diri perawat:
 Cuci tangan
 Kaji status klien dan cek instruksi dokter
 Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik. Tentukan apakah menggunakan
indewelling kateter atau straight kateter.
 Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
Siapkan alat
2) Orientasi (persiapan klien)
 Jelaskan prosedur
 Pertahankan privasi klien: pasang sampiran/ tarik tirai
 Berikan posisi yang nyaman: posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi (wanita)
dan posisi supine dengan kaki abduksi (pria)
3) Implementasi
Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk mengkaji adanya retensi urine
4) Pasang sarung tangan
5) Lakukan vulva hygine atau perineal hygine
6) Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter
7) Masukkan kateter sampai urine mengalir. Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang
tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2cm dari meatus untuk menahan
kateter agar tidak terdorong ke luar. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke
urine bag.
8) Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-kira 2,5cm.
9) Lepas sarung tangan steril
10) Plester kateter. Pria: ke abdomen bagian bawah. Wanita: kea rah paha
11) Bantu klien pada posisi yang nyaman
12) Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-alat yang bukan sekali
pakai.
13) Cuci tangan
14) Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar, straight kateter masuk dan dilepas tanpa
menimbulkan rasa sakit, dank lien nyaman.

6
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/uploaddocument?archive_doc=52297240&escape=false&metadata=
%7B%22context%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C
%22platform%22%3A%22web%22%7D.

Anda mungkin juga menyukai