Anda di halaman 1dari 6

Nama : Silvianna Santika Wijaya

Npm : 24071119131
Kelas : Teori Komunikasi C
Dosen : R. Ismira Febrina, S. I. Kom, M. A

Jawaban UTS:

1.
A. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan.
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk
alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam
proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang
hendak dibuat. Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak untuk
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga dapat dikatakan bahwa
suatu teori adalah sebuah kerangka kerja.
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/teori-komunikasi/

B. Fungsi Teori Komunikasi:


• Mengelola Berbagai Macam Pengalaman
Fungsi teori yang pertama adalah agar mampu mengelola berbagai macam
pengalaman, teori juga merupakan gambaran kecil dari sebuah fenomena
• Memperluas/ Memperkaya Pengetahuan
Teori komunikasi juga merupakan sebuah sumber pengetahuan yang tentunya
dapat menjadi bagian dan referensi dalam kajian penelitian. Sehingga tentunya
akan dapat memperkaya serta memperluas pengetahuan. Sebab penelitian
dilakukan dalam rangka untuk mengkaji atau juga mencari kebenaran atau
kekurangan sebuah teori sehingga nantinya dapat diperbaiki.
• Sebagai Pedoman dan Penuntun Dalam Melakukan Penelitian Dibidang
Komunikasi dan Informasi
Teori komunikasi berfungsi sebagai sebuah pedoman serta juga penuntun dalam
melakukan sebuah penelitian di bidang informasi dan komunikasi. Dengan ini
maka tentunya arah penelitian yang dilakukan akan lebih jelas. Sehingga
nantinya hasil dari penelitian yang dilakukan juga akan memiliki nilai
kebenaran dan keakuratan yang baik dan valid serta dapat dipercaya hasilnya.
• Menginteprestasikan Suatu Peristiwa Menjadi Lebih Fleksibel
Fungsi teori yang selanjutnya adalah sebagai bentuk interpretasi Suatu Peristiwa
Menjadi Lebih Fleksibel. Secara umum teori ini harus dapat dibuktikan secara
fleksible sehingga dapat dihubungkan antara satu teori dan lainnya yang slaing
berkaitan.
• Mengorganisasikan dan Menyimpulkan Pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian akan
disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) komunikasi ini akan dapat dipakai sebagai
rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya

C. Dalam teori komunikasi, pendekatan objektif (Littlejohn, 2009) adalah sebuah


pendekatan yang melibatkan pengamatan suatu fenomena secara langsung,
tidak langsung, maupun empiris, menguji hubungan di antara fenomena-
fenomena yang terjadi, dan membentuk teori-teori dengan menggunakan model
induktif-statistik, deduktif-nomologis, dan deduktif-statistik. Pendekatan ini
sering dikatakan sebagai pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya berdasarkan pandangan
bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu
dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa, dan pembau), dapat dikur dan diramalkan.
Sementara itu, pendekatan subjektif dimaknai sebagai karya linguistik yang
memberi makna atau nilai pada teks-teks komunikatif serta mengasumsikan
bahwa banyak makna atau kebenaran yang mungkin terjadi.Presfektif Subjektif
atau sering disebut pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

2.
A. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai
landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115).
B.
- Epistemologi, menyangkut asumsi mengenai hubungan antara peneliti
dan yang diteliti dalam proses untuk memeroleh pengetahuan
mengenai obyek yang diteliti, semuanya menyangkut teori
pengetahuan ( theory og knowledge) yang melekat dalam perspektif
teori dan metodologi.
- Ontologi, yang berkaitan dengan asumsi mengenai obyek atau realitas
sosial yang diteliti.
- Aksiologi, yang berkaitan dengan posisi value judgment, etika, dan
pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian.

3.
A. Teori agenda setting adalah media untuk mengangkat suatu issu / fenomena
tertentu atau untuk membentuk citra seseorang sehingga menimbulkan
awareness public, agenda setting menjelaskan bahwa wacana yang beredar dan
menjadi opini publik merupakan sebuah agenda yang disetting oleh media.
Secara spesifik, kerja para jurnalis, buzzer media, dan sebagainya adalah
mendesain atau menyeting apa yang akan menjadi konsen publik. Konsen
utama teori agenda setting adalah mengungkap aktor-aktor baik individual
ataupun organisasinal yang bermain dalam membangun agenda, melalui
tangan-tangan terampil para pekerja media.
Sumber: https://www.google.com/amp/s/sosiologis.com/teori-agenda-
setting/amp

B. Asumsi dasar:
- Media massa mampu mentransfer sebuah berita kepada publik dengan
mengarahkan kesadaran publik
- Masyarakat pers dan masa media tidak mencerminkan kenyataan,
mereka menyaring dan membentuk isu
- Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat
untuk ditayangkan sebagai isu isu yang lebih penting dari pada isu ish
lain.
C. Contoh agenda setting:
Fenomena klakson telolet di media sosial. Fenomena ini sudah terjadi beberapa
tahun lalu, dan di ramaikan melalui media sosial. Karenanya suara klakson yang
khas ini membuat viral, dan menarik perhatian orang-orang dari luar negeri.

4.
A. Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan atau untuk
mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam pandangan Sereno dan
Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Oleh karena itu model bisa
disebut sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori
atau penyederhanaan teori. Fungsi model komunikasi paling tidak bisa
melukiskan proses komunikasi, menunjukkan hubungan visual dan membantu
dalam menemukan dan memperbaiki kendala komunikasi dalam perspektif
teoritik. ( Mulyana. 2001:121)
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/rumakom.wordpress.com/2010/10/31/pengerti
an-konsep-dan-model-komunikasi/amp/
B. Prof. Sasa Sendjaja Djuarsa, Deutsch menyebutkan ada empat fungsi
komunikai, yaitu :
- Mengorganisasikan
Artinya model membantu kita mengorganisasikan suatu hal dengan
cara mengurut-urutkan serta mengaitkan satu bagian system dengan
bagian/system lainnya sehingga kita memperoleh gambaran yang
menyeluruh, tidak sepotong-sepotong
- Heuristik
melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara
keseluruhan. Karena, model membantu dengan memberikan
gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses
atau sistem
- Prediktif
Model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui
penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi tentang
suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas
- Pengukuran.
Melalui model, dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang
akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini
sangat penting, karena dapat digunakan sebagai dasar bagi para
peneliti dalam merumuskan hipotesis, yakni pertanyan-pertanyaan
yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan
sebab-akibat antara satu faktor dengan faktor lainnya
C.

Anda mungkin juga menyukai