Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR MONITORING

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA


SEMESTER GENAP 2020/2021

NAMA : Ik Ricky Andhika


NRP : 07111940000055 FOTO
3x4

Tanggal Dokumentasi
Modul Asisten
Praktikum Praktikum

PRINSIP KERJA DAN Martin


PENGGUNAAN 27 Mei 2021 Pardamean
DIODA Batubara

KARAKTERISTIK DAN
Alfian Nur Rafli
RANGKAIAN BIAS 01 Juni 2021
TRANSISTOR Huzaini

PENGUAT
TRANSISTOR 03 Juni 2021 Arnold Prajna

MULTISTAGE
AMPLIFIER 07 Juni 2021 Arnold Prajna

RANGKAIAN
TERINTEGRASI DAN 09 Juni 2021 Aldy Helnawan
BEBERAPA APLIKASI
MODUL IV
MULTISTAGE AMPLIFIER
DAN
RANGKAIAN YANG LAIN
I. TUJUAN

1. Memahami penguat multistage (banyak tingkat)


2. Memahami cara kerja rangkaian Osilator
3. Memahami prinsip dasar Opearional Amplifier (OpAmp).
II. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan kegunaan dari multistage amplifier.
2. Jelaskan prinsip kerja phase-shift oscillator.
III. DASAR TEORI
A. Penguat banyak tingkat.
Pada banyak aplikasi, penggunaan penguat (amplifier), dilakukan dengan lebih dari
satu kali penguatan. Penguatan beberapa tingkat kali (tingkat) ini disebut dengan
penguatan banyak tingkat (multistage amplifier) seperti diilustrasikan oleh gambar 1
dibawah. Penguatan (A) total yang dilakukan adalah:
𝑶𝒖𝒕⁄𝑰𝒏 = 𝑨𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑨𝟏 𝑿 𝑨𝟐 𝑿 … … 𝑿 𝑨𝑵

Gambar 1: Penguatan Banyak Tingkat


B. Osilator.
Penguatan dengan umpan-balik (positif) yang lebih besar dari 1 serta fase memenuhi
dapat digunakan untuk membangkitkan sinyal osilasi. Sebagai contoh adalah
phaseshift oscillator. Gambar 2 dibawah menunjukkan prinsip dasar dari phase-shift
oscillator. Frekuensi yang diperleh adalah: 𝑓 = 1⁄(2𝜋𝑅𝐶√6)

Gambar 2: Phase-Shift Oscillator


C. Gerbang Logika.
Salah satu aspek penting dalam rangkaian elektronika modern adalah rangkaian yang
dapat menghasilkan dua level kondisi (tegangan) yaitu tegangan 0 Volt (kondisi ”0”)
dan tegangan tertentu (kondisi ”1”). Rangkaian yang menghasilkan fungsi logika ini,
biasanya disebut gate, digunakan untuk implementasi sistem digital. Terdapat beberapa
macam teknik implementasi bergantung pada komponen yang dipakai, yaitu:
RDL (Resistor-Diode Logic), RTL (Resistor-Transistor Logic), DTL (Diode-
Transistor Logic), TTL (Transistor-Transistor Logic), CMOS (Complementary Metal
Oxide Semiconductor), dan ECL (Emitter-Coupled Logic).
IV. REFERENSI
Boylestad, R., Nashelsky, L., 1996, ”Electronic Devices and Circuit Theory”, Englewood
Cliffs, New Jersey, Prentice Hall.
V. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPERLUKAN
1. Resistor: 2.2k, 22k, 47k, 1k, 10k, 15k, 470 Ohm
2. Transistor
3. Capacitor 1uF
VI. PERCOBAAN
A. Penguat banyak tingkat (Multistage Amplifier)
Prinsip kerja dari penguatan dua tingkat ditunjukkan oleh gambar 3 berikut:

Gambar 3: diagram blok multistage amplifier


Penguatan tahap pertama (Stage A) sebesar A1 dan tahap kedua (Stage B) sebesar
A2. Sehingga penguatan totalnya adalah: 𝐴𝑇 = 𝐴1 𝑋 𝐴2.
Stage A
1. Rangakain Percobaan Stage A

Gambar 4: Stage A
2. Langkah percobaan:
1. Buatlah rangkaian stage pertama (Untuk gambar 4) atau stage A
2. Atur tegangan Vcc pada 12 V dan sinewave generator pada 12.5 mV dengan
frekuensi 1 kHz.
3. Gambar ayunan gelombang output kemudian tentukan gainnya!
Stage B
1. Rangkaian Percobaan Stage B

Gambar 5: Stage B
2. Langkah percobaan:
1. Buatlah rangkaian stage kedua (gambar 5) atau stage B
2. Atur tegangan Vcc pada 12 V dan sinewave generator pada 12.5 mV dengan
frekuensi 1 kHz.
3. Gambar ayunan gelombang output kemudian tentukan gainnya!
Full Stage
1. Rangkaian Percobaan Full Stage

Gambar 6: Full multistage amplifier


2. Langkah percobaan:
1. Gabungkan rangkaian stage A dan Stage B Seperti gambar 6.
2. Atur Vcc hingga 12 Volt
3. Atur tegangan sinewave generator pada 12.5 mV dengan frekuensi 1 kHz
4. Gambarkan ayunan gelombang output dan tentukan gain totalnya!
3. Tugas Kelompok
1. Aplikasi dari rangkaian FULL STAGE AMPLIFIER!
2. Sebutkan beberapa perbedaan penguatan transistor BJT dan FET
3. Simulasikan rangkaian percobaan A!
B. Phase Shift Oscillator
1. Rangkaian Percobaan

Gambar 7: Skematika PSO


2. Langkah percobaan:
Untuk gambar 7 diatas:
1. Rangkai komponen seperti pada gambar 7
2. Gambarkan sinyal output (Y1) yang terbaca pada oscilloscope.
3. Tugas Kelompok:
1. Simulasikan rangkaian PSO diatas dengan spice. Bandingkan hasil
simulasinya dengan hasil percobaan anda.
2. Simulasikan dan Jelaskan cara kerja dari Phase Shift Oscillator!
C. Gerbang NAND dengan TTL
1. Rangkaian Percobaan

Gambar 8: Gerbang NAND dengan TTL


2. Langkah percobaan:
Untuk gambar 8 diatas:
1. Rangkaian komponen seperti pada gambar 8
2. Ubah-ubah posisi ketiga switch input. Amati apa yang terjadi pada
output(lihat voltmeter)
3. Lengkapi tabel 4-1
3. Tugas Kelompok:
1. Buatlah Rangkaian NAND, NOR, N OT dengan CMOSFET! dan
Jelaskancara kerjanya!
VII. Tugas Individu:
1. Hitunglah secara Teoritis penguatan Total Amplifier Full Stage untuk percobaan
A!Bandingkan dan analisa dengan data yang diperoleh! (Untuk Beta gunakan dari
datapercobaan)
2. Simulasikan Rangkaian!
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan kegunaan dari multistage amplifier!
Jawab: Multistage amplifier merupakan proses melakukan penguatan lebih dari satu
kali atau beberapa kali. Hal ini dilakukan karena dalam beberapa kondisi, kinerja
amplifier single stage belum mencukupi. Sehingga digabungkannya beberapa
tahapan sehingga membentuk multistage amplifier. Dengan menggunakan
multistage amplifier, gain yang dihasilkan dapat bertambah besar dan juga memberi
kontrol input dan output yang lebih baik dari sebuah impedan sekaligus memberi
fleksibilitas dariinput dan juga output.
2. Jelaskan prinsip kerja phase-shift oscillator.
Jawab: Phase-Shift Oscillator adalah salat satu oscillator sinus yang menghasilkan
gelombang berbentuk sinus atau mendekati bentuk sinus pada frekuensi tertentu
yang berfungsi untuk menggeser fasanya. Prinsip kerja phase-shift oscillator secara
sederhana yaitu bila ada tegangan yang diberikan, maka akan ada arus yang melalui
rangkaian RC, yang kemudian menghasilkan medan magnet. Medan magnet
tersebut kemudian bereaktansi sehingga menimbulkan induksi tegangan. Induktansi
RC yang diumpankan ke kaki basis transistor membuat munculnya output pada kaki
kolektor yang diumpan balik oleh resistor, kemudian dibangkitkann kembali
frekuensinya oleh rangkaian RC berdasarkan umpan balik tadi.
DASAR TEORI
Penguat bertingkat merupakan penguat yang terdiri dari beberapa tahap penguat
didalamnya. Kinerja yang didapat dari penguat 1 tahap seringkali kurang,
sehingga beberapa penguat digabung menjadi satu. Tujuan utama dari penguat
bertingkat adalah untuk mendapatkan penguatan daya yang besar tanpa terjadi
kecacatan pada outputnya. Susunan penguat bertingkat dapat berupa hubungan
antara masing-masing susunan penguat satu dengan yang lain, misalnya CB dengan
CE; CE dengan CC; CE dengan CE dan sebagainya disesuaikan tujuan dari penguat.
Untuk mendapatkan penguatan yang besar dari sebuah penguat bertingkat salah
satu syarat adalah faktor kesimbangan (matching) impedansi antara penguat
pertama dengan penguat selanjutnya yaitu besar impedansi output penguat pertama
(Zo1) harus sama dengan besar impedansi input penguat kedua (Zi2) atau
selanjutnya. Untuk mendapatkan keseimbangan impedansi maka antara penguat
pertama dan penguat selanjutnya dipasang penghubung (coupling). Untuk
rangkaian penguat AC, pada umumnya dipasang kapasitor langsung pada resistor
emitor berfungsi untuk memperbesar penguatan tegangan. Dalam pemakaian secara
umum, diperlukan suatu penguat sinyal dengan penguatan yang cukup besar
sehingga diperlukan beberapa penguat diskrit yang dihubungkan. Untuk
penggabungan penguat-penguat ini diperlukan komponen penghubung yang
disebut kopling. Kopling yang banyak dijumpai untuk penguat sinyal dengan
frekuensi di atas 10 hz adalah jenis kopling RC (resistance kapasitance kopling).
Kapasitor kopling mempunyai sifat melewatkan sinyal AC tetapi menghalangi
tegangan DC. Ini perlu untuk mencegah bergesernya titik kerja (Q point) transistor.
Penguatan tegangan penguat bertingkat ini merupakan perkalian antara tingkat
pertama dan kedua. Av = A1.A2. Setiap perubahan frekuensi masukan penguatan
transistor akan berubah. Ini disebabkan faktor-faktor yang ada di dalam transistor
(seperti kapasitor sambungan) atau komponen-komponen pendukungnya. Untuk
melakukan pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur tegangan masukan dan
tegangan keluaran untuk daerah frekuensi yang lebar. Sehingga diperoleh
penguatan tegangan yang turun sebesar 0,707 penguatan maksimum. Pada
frekuensi yang penguatan turun sebesar x vmax adalah batas frekuensi yang
diizinak lewat (frekuensi cut off)Macam-macam kopling adalah Kopling langsung
(direct coupling), Kopling RC, Kopling RL, dan kopling transformator. Diantara ke
4 macam kopling tersebut kopling jenis RC yang paling banyak dipakai dengan
alasan praktis karena dimensinya fisiknya kecil, dan ekonomis karena lebih murah
dibanding serta dapat memblokir kerusakan pada tingkat selanjutnya. Kentungan
kopling langsung memang lebih murah tetapi tidak bisa memblokir kerusakan
penguat selanjutnya karena tidak ada komponen perantara sebagai penahan.
Sehingga bila penguat pertama rusak, maka penguat selanjutnya akan mengalami
kerusakkan juga. Sedangkan kopling lainnya yaitu LC dan transformator dimensi
fisik lebih besar sehingga memerlukan tempat yang luas. Transformator juga
berfungsi sebagai selektivitas frekuensi untuk dikuatkan amplitudonya di tingkan
berikutnya. Beberapa jenis penguat yang ada yaitu Cascade amplifier, Cascode
Amplifier, dan Penguat Darlington. Cascade amplifier atau penguat kaskade,
merupakan penguat bertingkat denganoutput dari suatu tahap menjadi input tahap
lainnya. Dalam konfigurasi cascadefaktor penguatan total (total gain) adalah hasil
perkalian dari gain tiap-tiap tingkat penguat. Cascode amplifier atau penguat
kaskode merupakan penguat 2 tahap, di manatahap pertama adalah penguat
common-emitter yang mengendalikan tahap kedua,yaitu penguat common-base.
Keuntungan dasar dari rangkaian ini adalah gain dapat disediakan untuk beban
RLdengan nilai yang besar pada rentang frekuensi yang lebar. Rin yang
rendahmembantu dalam mode frekuensi tinggi. Beban RL yang besar dapat
diakomodasikarena Rout dari penguat common-base lebih besar dari penguat
common-emitter. Penguat darlington merupakan penguat yang terdiri dari dua
transistor bipolar dimana arus yang dikuatkan oleh transistor pertama, dikuatkan
lagi oleh transistor kedua. Keuntungan dalam penguat ini adalah arus input yang
kecil dan Rin yang besar yang dihasilkan. Penguatan yang dihasilkan maksimal
adalah hQ1*hQ2 bila hQ1 danhQ2 cukup besar (ratusan). Kekurangannya adalah
penurunan kinerja pada frekuensitinggi dan memerlukan VBE yang lebih tinggi
untuk dapat bekerja. Penguat bertingkat memiliki banyak kegunaan, seperti pada
amplifier alat musik, ECG EEG, MRI, radar dan lain-lain. Osilator (Oscillator)
adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal
listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang
dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang
Kotak (Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada
dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya (power supply)
dikonversikan oleh Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC
sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo konstan.
Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian penguat dengan sistem feedback.
Yaitu sebagian sinyal keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase
dan tegangan yang sama sehingga terjadi osilasi yang terus menerus. Adapun
beberapa bagian yang menjadi syarat untuk sebuah osilator supaya terjadi osilasi
yaitu adanya rangkaian penguat, rangkaian feedback, dan rangkaian tank circuit.
Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik yang sebagian sinyal
keluarannya dikembalikan lagi ke masukan. Hal ini salah satu sistem supaya
terjadinya tegangan dan phase yang sama antara input dan output, juga menjadi
salah satu syarat penting terjadinya osilasi pada sebuah rangkaian osilator. Fungsi
Osilator adalah sebagai pembangkit gelombang dimana keluaran yang dihasilkan
tersebut dapat dibangkitkan dengan sebuah rangkaian. Selain itu fungsi dari osilator
adalah ketika sebuah gelombang pembawa itu harus digeser frekuensinya ke
frekuensi yang lain. Adapun syarat penting bagi sebuah osilator yaitu penstabilan,
dalam arti frekuensinya tidak dapat mudah berubah. Akan tetapi pada prakteknya
justru lebih banyak yang dibutuhkan osilator yang frekuensinya mudah untuk
diubah-ubah secara variabel. Dalam 2 kondisi ini terlihat saling bertentangan. Arti
stabil di sini adalah frekuensinya harus tetap alias tidak berubah - ubah, tapi di sisi
lain frekuensi ini harus mudah diubah-ubah. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan
rangkaian Osilator adalah “Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”.
Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau waktu
yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya dilambangkan
dengan t dengan satuan detik (second). Amplitudo adalah simpangan terjauh yang
diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran. Frekuensi adalah sejumlah
getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan frekuensi adalah Hertz. Berdasarkan
tingkat frekuensi osilasi yang dihasilkan maka osilator dapat dibedakan menjadi
beberapa golongan. Penggolongan osilator berdasarkan frekuensi keluarannya yaitu
Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscillator), yaitu osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20 Hz, Osilator Audio (Audio
Oscillator), yaitu osilator yang dapat membangkitkan frekuensi Audio diantara 16
Hz hingga 20 kHz, dan Osilator Frequency Radio (Radio Oscillator), yaitu osilator
yang dapat membangkitkan frekuensi Radio berkisar diantara 100 kHz hingga 100
GHz. Kita dapat mengelompokkan osilator berdasarkan metode pengoperasiannya
menjadi dua kelompok, yaitu osilator balikan dan osilator relaksasi. Pada Osilator
Balikan terjadi balikan pada sistem-suara yang digunakan pada suatu pertemuan.
Jika mikropon terletak terlalu dekat dengan speaker. Maka sering terjadi proses
balikan dimana suara dari speaker terambil kembali oleh mikropon diteruskan ke
amplifier menghasilkan dengung. Kondisi ini dikenal dengan balikan mekanik.
Terjadinya balikan pada sistem ini sangat tidak diharapkan, namun sistem balikan
pada osilator sangat diperlukan. Osilator ralaksasi utamanya digunakan sebagai
pembangkit gelombang sinusosidal, Gelombang gigi gergaji, gelombang kotak dan
variasi bentuk gelombang tak beraturan. Pada dasarnya osilator ini tergantung pada
proses pengosongan dan pengisian jaringan kapasitor dan resistor. Perubahan
tegangan pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubah konduksi piranti
elektronika. Untuk pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor atau IC.
Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal
dari Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik,
desah kecil akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat
sehingga terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan
sinyal yang diumpanbalik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi. Gerbang
logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika
Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal
keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis
menggunakan diode atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan
susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik
(relay), cairan, optik dan bahkan mekanik. Ada beberapa jenis gerbang logika yaitu
Gerbang AND dimana apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner
(berlogika) 0, maka output akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah
bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 1. Gerbang OR dimana
apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 1, maka
output akan menjadi 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner
(berlogika) 0, maka output akan berlogika 0. Gerbang NOT yaitu sebagai Inverter
(pembalik). Nilai output akan berlawanan dengan inputnya. Gerbang NAND
dimana apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 0, maka
outputnya akan berlogika 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner
(berlogika) 1, maka output akan berlogika 0. Gerbang NOR dimana apabila semua
/ salah satu input bilangan biner (berlogika) 1, maka outputnya akan berlogika
0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 0, maka output
akan berlogika 1. Gerbang XOR dimana apabila input berbeda (contoh : input A=1,
input B=0) maka output akan berlogika 1. Sedangakan jika input adalah sama, maka
output akan berlogika 0. Gerbang XNOR dimana apabila input berbeda (contoh :
input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 0. Sedangakan jika input adalah
sama, maka output akan berlogika 1.
SIMULASI PERCOBAAN
A. Penguat Banyak Tingkat (Multistage Amplifier)
Stage A

Vin = 12,5 mV ; Vout = 167,5 mV

Stage B

Vin = 12,5 mV ; Vout = 25,5 mV

Full Stage

Vin = 12,5 mV ; Vout = 260 mV


B. Phase Shift Oscillator

Vin = 15 V, t = 2.25 ms
Vout = 1,75 V, t = 2,45 ms

C. Gerbang NAND dengan TTL


Switch 1 = 0, Switch 2 = 0, Switch 3 = 0

Switch 1 = 0, Switch 2 = 0, Switch 3 = 1


Switch 1 = 0, Switch 2 = 1, Switch 3 = 0

Switch 1 = 0, Switch 2 = 1, Switch 3 = 1

Switch 1 = 1, Switch 2 = 0, Switch 3 = 0


Switch 1 = 1, Switch 2 = 0, Switch 3 = 1

Switch 1 = 1, Switch 2 = 1, Switch 3 = 0

Switch 1 = 1, Switch 2 = 1, Switch 3 = 1


DATA PERCOBAAN
A. Penguat Banyak Tingkat (Multistage Amplifier)
Stage A

167,5
𝐺𝑎𝑖𝑛 = = 13,4
12,5
Stage B

25,5
𝐺𝑎𝑖𝑛 = = 2,04
12,5
Full Stage

260
𝐺𝑎𝑖𝑛 = = 20,8
12,5

B. Phase Shift Oscillator

Vin = 15 V, t = 2.25 ms
Vout = 1,75 V, t = 2,45 ms
C. Gerbang NAND dengan TTL

Switch 1 Switch 2 Switch 3 Output (Volt)


0 0 0 5
0 0 1 5
0 1 0 5
0 1 1 5
1 0 0 5
1 0 1 5
1 1 0 5
1 1 1 0.06
ANALISA DATA
Pada praktikum modul 4 Rangkaian Elektronika ini dilakukan tiga
percobaan yaitu penguat banyak tingkat, phase shift oscillator , dan gerbang NAND
dengan TTL. Pada percobaan pertama yaitu tentang Penguat Banyak Tingkat
(Multistage Amplifier), percobaan dilakukan dengan menyusun rangkaian sesuai
pada modul menggunakan transistor BD 139 dan beberapa komponen lainnya
serta menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk karakteristik gelombang
output yang dihasilkan. Berdasarkan data hasil percobaan yang didapatkan pada
stage A diperoleh gain sebesar 13,4 kali, stage B sebesar 2,04 kali dan pada full
stage sebesar 20,8 kali. Secara teori, hasil gain pada full stage merupakan perkalian
dari stage A dan stage B dimana 𝐴𝑣 = 𝐴𝑣𝐴 𝑥 𝐴𝑣𝐵 = 13,4 𝑥 2,04 = 27.336.
Perbedaan hasil tersebut bisa disebabkan karena efek pembebanan ketika digabung
atau bisa juga dikarenakan error perhitungan dari simulasi. Aplikasi dari rangkaian
full stage amplifier yaitu dapat digunakan untuk meningkatkan sinyal yang sangat
lemah ke tingkat utilizable. Distorsi dapat dikurangi dengan mengubah sinyal dalam
beberapa tahap. Saat ini, perangkat elektronik apa pun dapat memproses sinyal
listrik digital atau radio dengan memasukan multistage-amplifier, contohnya pada
transformer audio, mikrofon, dan secara keseluruhan sebagai penguat input atau
output sinyal yang terlalu kecil agar dapat digunakan dan diolah kembali dengan
menghasilkan output sinyal yang diperlukan. Perbedaan penguatan pada transistor
BJT dan FET yaitu BJT dikontrol dengan arus masukannya sedangkan FET
dikontrol dengan tegangan masukannya, penguatan BJT relatif lebih besar
dibandingkan FET, BJT memiliki penguatan tegangan lebih besar dibandingkan
FET, BJT memiliki penguatan arus lebih kecil dibandingkan FET, BJT lebih mudah
dikontrol karena nilai input dan outputnya linier, sedangkan FET sulit karena nilai
input dan outputnya tidak linier.
Percobaan kedua yaitu tentang phase shift oscillator dengan menyusun
rangkaian sesuai pada modul menggunakan transistor BD 139 dan beberapa
komponen lainnya serta menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk
karakteristik gelombang output yang dihasilkan. Berdasarkan data hasil percobaan
yang dilakukan didapatkan hasil perbandingan antara input dan output yang
memiliki fasa yang berbeda dengan jarak antar puncak sejauh 0,2 ms atau
pergeseran yang dialami sebesar kurang lebih 90o karena titik puncak fasa input
berada pada sekitar titik 0 fasa output. Berikut percobaan dilakukan pada aplikasi
ltspice.
Dari percobaan dengan ltspice diatas dapat dilihat bahwa rangkaian yang diperoleh
akan kurang lebih sama dengan yang ada pada proteus. Prinsip kerja phase-shift
oscillator yaitu dengan menggunakan oscillator resistor maunpun kapasitor sesuai
pada rangkaian, maka akan terdapat sebuah pembalik fasa total sebesar 1800 karena
outputnya menjadi sebuah input (feedback) maka outputnya yang tergeser sebesar
1800 dan kembali menuju input terjadi feedback positif.
Pada perobaan ketiga yaitu tentang phase shift oscillator dengan menyusun
rangkaian sesuai pada modul menggunakan transistor BD 139 dan beberapa
komponen lainnya serta menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk
karakteristik gelombang output yang dihasilkan. Berdasarkan data hasil percobaan
yang dilakukan didapatkan semua kombinasi switch mendapat nilai keluaran
sebesar 5 V atau dapat dianalogikan sebagai on, kecuali pada kombinasi semua
switch dalam kondisi “1” membuat outputnya menjadi 0,06 V atau dapat
dianalogikan sebagai off. Berikut untuk rangkaian NAND, NOR, N OT dengan
CMOSFET.
Cara kerja dari gerbang logika dari komponen PMOS dan NMOS ini adalah ketika
PMOS diberi input “on” maka PMOS akan bekerja seperti saklar tertutup sehingga
mengalirkan inputnya baik power atau ground. Jika diberi input “off” maka PMOS
akan seperti saklar terbuka dan tidak mengalirkan apa apa. Hal itu berbanding
terbalik dengan apa yang terjadi pada NMOS. Sedangkan jika diterukan oleh
MOSFET adalah power, maka output akan selayaknya “on”, jika output ground
maka dapat dianalogikan sebagai “off”.
TUGAS INDIVIDU
1. Hitunglah secara teoritis penguatan total amplifier full stage untuk percobaan A!
Bandingkan dan Analisa dengan data yang diperoleh! (Untuk Beta gunakan dari
data percobaan)
Jawab:
𝐼𝑐
• 𝛽 = 𝐼𝑏 = 41
15𝑘Ω
• 𝑉𝑏 = 𝑥 12 = 2,903 𝑉
15𝑘Ω+47𝑘Ω
• 𝑉𝑒 = 𝑉𝑏 − 𝑉𝑏𝑒 = 2,903 − 0,7 = 2,203 V
𝑉𝑒 2,203
• 𝐼𝑒 = 𝑅𝑒𝑏 = = 4,687 𝑚𝐴
47𝑘Ω
12,5 𝑚𝑉
• 𝑟 ′ 𝑒𝐵 = 4,687 𝑚𝐴 = 2,67 Ω
• 𝑅𝑖𝑛 (𝑏𝑎𝑠𝑒 𝐵) = 𝛽 𝑥 𝑟 ′ 𝑒𝐵 = 41 𝑥 2,67 = 109,35Ω
Penguatan Pada Stage A
• 𝑅𝑐 = 2,2𝑘Ω//47𝑘Ω//15𝑘Ω//0,10935𝑘Ω = 103.23 Ω
22𝑘Ω
• 𝑉𝐵𝐴 = 22𝑘Ω+47𝑘Ω 𝑥12 = 3,83 𝑉
• 𝑉𝐵𝐴 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 3,83 − 0,7 = 3,13 𝑉
𝑉 3,13
• 𝐼𝐸𝐴 = 𝑅𝐸𝐴 = 1000 = 3,12 𝑚𝐴
𝐸𝐴
12,5
• ′
𝑟 𝑒𝐴 = 3,13 = 3,99 Ω
Sehingga AvA,
𝑅𝑐 103,23

= = 25,87
𝑟 𝑒𝐴 3,99

Dan penguatan pada stage B (AVB)


𝑅𝑐 1𝑘Ω

= = 2,12
𝑟 𝑒𝐵 + 𝑅𝐸𝐵 2.67Ω + 470Ω

Kemudian untuk total penguatan fullstagenya


𝐴𝑣𝑡𝑜𝑡 = 𝐴𝑣𝐴 𝑥 𝐴𝑣𝐵 = 25,87 𝑥 2,12 = 54,84

Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran, terdapat perbedaan yang cukup besar
pada gain Stage A yaitu sebesar 13,4 dan 25,87 dengan error sebesar
|13,4−25,87|
𝑥100% = 48,2%. Sedangkan pada Stage B diperoleh hasil yang cukup
25,87
|2,04−2,12|
dekat yaitu 2,04 dan 2,12 dengan error sebesar 𝑥100% = 3,78%.dan
2,12
untuk hasil Full stage diperoleh nilai yang cukup jauh karena pengaruh dari stage
A dengan perbandingan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan yaitu 20,8 dan
|20,8−54,84|
54,84 dengan error 𝑥100% = 62,1%.
54,84
2. Simulasikan Rangkaian!
Jawab: Pada simulasi percobaan.
TUGAS ASISTENSI

Jawaban:
1.

2. Pada rangkaian resistansi emitor ditambahkan dalam amplifier CE (Common


Emitter), kenaikan tegangan berkurang, tetapi impedansi input meningkat. Setiap
kali kapasitor bypass dihubungkan secara paralel dengan resistansi emitor,
kenaikan tegangan amplifier CE meningkat. Jika kapasitor bypass dilepas,
degenerasi ekstrem dihasilkan di rangkaian amplifier dan tegangan yang didapat
akan berkurang.
KESIMPULAN
Pada praktikum modul 4 Rangkaian Elektronika dapat disimpulkan bahwa
penguatan di stage A lebih besar dari penguatan pada stage B. Penguatan pada
multistage amplifier sama denga hasil kali penguatan antar stagenya. Multistage
amplifier dibutuhkan agar memperoleh penguatan pada banyak level dan
keterbatasan dari satu amplifier sehingga memerlukan multistage amplifier.
Mengenai phase shift oscillator, fasa mengalami pergeseran kurang lebih 90o, dan
mengalami penurunan tegangan karena terdapat kapasitor didalamnya. Gerbang
NAND akan menghasilkan keluaran 0 apabila semua masukan pada logika 1 dan
apabila ada sebuah input yang bernilai 0 maka akan menghasilkan output 1.
REFERENSI
http://dasarelektronika2.blogspot.com/2014/02/penguat-bertingkat.html
https://www.academia.edu/9949903/penguat_bertingkat_BJT
https://www.blumoi.com/2015/03/penguat-dasar-transistor-dan-penguat.html
https://teknikelektronika.com/pengertian-osilator-prinsip-kerja-oscillator/
https://www.belajaronline.net/2020/11/cara-kerja-osilator-dan-fungsi-
osilator.html
https://www.unboxing.eu.org/2013/09/osilator.html
https://www.logicgates.id/blogs/news/pengertian-dan-jenis-gerbang-logika-logic-
gates
https://www.pengadaan.web.id/2020/12/gerbang-logika.html

Anda mungkin juga menyukai