Anda di halaman 1dari 19

Tugas Anatomi Fisiologi

SISTEM INTEGUMEN

Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Putu Nagita Novi Ulandari
A.Agista Nurul Ilmi Delia Lestari
Hasrita Asriyani Saputri
Andi Ulfa Dilla Sahabuddin Maharani
Ainul Hayat Dina Ferlyani
Ermaya Ningsih Dinda Sari M

Prodi: D-IV Gizi


Tingkat: 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan seperti yang diharapkan. Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas kami terkait mata kuliah Anatomi Fisiologi. Dalam
makalah ini kami membahas “Sistem Integumen” dengan materi yang terdiri dari : Struktur
sistem integumen, jaringan penunjang, dan suhu tubuh. Dengan adanya pengetahuan terkait
Sistem Integumen kami berharap kualitas hidup umat manusia dapat ditingkatkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Sekiranya makalah yang telah
kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan berupa kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon bimbingan dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian anda kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kendari, 31 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................

Kata Pengantar…………………...……………………………..…………………………… 1
Daftar Isi.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………….……………………………......................... 3
1.2 Rumusan Masalah …………………………...………………………......................... 3
1.3 Tujuan ……………………………………………….….………………………….... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian……………………………….......................................................................4
2.2 Struktur Sistem Integumen…………………….............................................................4
2.2.1 Lapisan Kulit..................................................................................................................5
2.3 Jaringan Penunjang…………………………………………………............................8
2.3.1 Gangguan Pada Sistem Integumen................................................................................10
2.4 Suhu Tubuh...................................................................................................................11
2.4.1 Pembentukan Panas Dalam Tubuh dan Faktor Yang Mempengaruhi............................11
2.4.2 Pembuangan Panas Dari Tubuh.....................................................................................13
2.4.3 Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan Suhu...............................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..........................16
3.2 Saran ………………………………………………………………....…………...............16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem integumen adalah sistem pelindung yang melapisi tubuh dan terdiri
atas kuku, rambut, kulit beserta unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan
kelenjar minyak. Sistem integumen berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas.
Selain melindungi dari panas, sistem integumen juga berfungsi untuk menjaga suhu
tubuh agar tetap seimbang.
Sistem integumen memiliki beberapa pembagian pembahasan. Mulai dari
struktur sistem integumen, jaringan penunjang, dan suhu tubuh. Pembagian
pembahasan ini berfungsi untuk mempelajari sistem integumen dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan supaya hidup manusia menjadi lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud sistem integumen?
1.2.2 Bagaimana susunan lapisan kulit?
1.2.3 Apa saja jaringan penunjang pada sistem integumen?
1.2.4 Apa yang dimaksud suhu tubuh?
1.2.5 Bagaimana pembentukan panas dalam tubuh dan faktor yang
mempengaruhi?
1.2.6 Bagaimana pembuangan panas dalam tubuh?
1.2.7 Bagaimana pengaturan dan terjadinya penngkatan suhu tubuh?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian sistem integumen
1.3.2 Mengetahui susunan lapisan kulit
1.3.3 Mengetahui jaringan penunjang pada sistem integumen
1.3.4 Mengetahui pengertian suhu tubuh
1.3.5 Mengetahui pembentukan panas dalam tubuh dan faktor yang
mempengaruhi
1.3.6 Mengetahui pembuangan panas dalam tubuh
1.3.7 Mengetahui pengaturan dan terjadinya penngkatan suhu tubuh?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Integumen adalah kulit yang menutupi tubuh. Kulit juga dikenal sebagai
lapisan membran. Sistem integumen mengandung kulit dan yang lainnya seperti
kuku, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kulit merupakan pertahanan
dari dunia luar, contohnya pertahanan dari polusi, mikroba, dan sinar matahari.
Ilmu yang mempelajari sistem integumen disebut dermatologi. Adapun fungsi dari
sistem integumen, yaitu:
a. Memberikan perlindungan terhadap organ dan jaringan internal tubuh
b. Melindungi terhadap invasi kuman dan penyakit
c. Melindungi tubuh dari bahaya dehidrasi
d. Menanggapi dan merespon perubahan suhu tubuh
e. Membantu mengeluarkan limbah
f. Bertindak sebagai reseptor terhadap sentuhan, tekanan, nyeri, udara panas, dan
dingin
g. Tempat penyimpanan air dan lemak

2.2 Struktur Sistem Integumen


Integumen menutupi seluruh bagian permukaan tubuh, dengan area antara
2
1.5 hingga 2.0 meter persegi ( m ) dan mengandung 7% hingga 8% berat tubuh.
Ketebalan antara 1.5 hingga 4 milimeter (mm) atau lebih, tergantung dari lokasi
tubuh. Sistem integumen mempunyai 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis. Ketiga lapisan tersebut mempunyai beberapa lapisan yang berbeda.

2.2.1 Lapisan Kulit


A. Epidermis

Perhatikan secara cermat dari membran ke permukaan, mengungkapkan beberapa lapisan, atau
strata. dari dalam ke permukaan, lapisan ini adalah stratum korneum, stratum lusidium,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis.
 Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Stratum
korneum terdiri dari puluhan lapis sel yang mati yang bernama keratin. Stratum korneum
mempunayi lapisan yang kedap air sehingga mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan.
Stratum korneum mempunyai lapisan yang pipih. Lapisan ini selalu luluh dan digantikan oleh
lapisan di bawahnya.
 Stratum lusidium
Stratum lusidium adalah lapisan kulit yang memiliki dari beberapa lapisan sel kulit mati yang
jernih. Lapisan kuit ini hanya dapan ditemukan pada lapisan kulit yang tebal, seperti telapak
tangan dan kaki. Kemudian, lapisan kulit mempunyai lapisan yang tembus cahaya karena
mengandung eledin.
 Stratum granulosum
Stratum granulosum atau lapisan granular mempunyai tiga sampai 5 lapisan keratin. Lapisan
ini terdiri atas beberapa lapis sel
yang sudah memipih. Di bagian stratum inlah akan dimulai dengan proses keratinisasi, dengan
cara keratinosit akan memenuhinya dengan protein keratin. Pada lapisan ini mengandung
keratohialin, yang merupakan cikal bakal keratin (zat tanduk). Membran tersebut mulai
menebal dan menjadi kurang permeabel. Nukleus dan semua organel hancur dan sel memulai
untuk mati. Ada tambahan
 Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel. Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid,
polygonal, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma yang berisi lamel Terdiri
atas beberapa lapis sel. Jika dilihat di bawah mikroskop terlihat memiliki tonjolan dan saling
melekat satu sama lain. Pada lapisan ini terdapat diskus merkel untuk rasa raba terletak dalam
stratum spinosum.
 Stratum basalis
 Terdiri atas satu lapis sel kolumner
 Terletak di atas membrana basalis
 Selalu mengadakan mitosis
 Sel -sel hasil mitosis didorong ke atas menjadi lapisan sel di
atas stratum basalis

B. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri jaringan ikat dan bantal
tubuh dari stres dan ketegangan. Ketebalan lapisan ini berkisar antara 0.5 hingga 3.0 mm.
Dermis erat terhubung ke epidermis dengan membran dasar. Dermis juga merupakan
pelabuhan banyak ujung saraf yang menyediakan indera peraba dan panas. dermis berisi
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik dan
pembuluh darah. Pembuluh darah di dermis menyediakan makanan dan pembuangan sampah
dari sel sendiri serta dari stratum basalis dari epidermis.
Dermis secara struktural dibagi menjadi dua daerah: daerah yang dangkal berbatasan
dengan epidermis, yang disebut lapisan papiler, dan area dalam tebal dikenal sebagai lapisan
reticular.
 Lapisan Papiler
Daerah papiler terdiri dari jaringan ikat longgar areolar. Ini adalah nama untuk
proyeksi fingerlike yang disebut dermal papila, yang memperpanjang ke arah epidermis.
Dermal papila menyokong dermis dengan permukaan "bergelombang" yang interdigitates
dengan epidermis, memperkuat hubungan antara dua lapisan kulit.
Di telapak tangan, jari, telapak, dan jari kaki, pengaruh papila memproyeksikan ke
epidermis membentuk kontur di permukaan kulit. Ini disebut epidermal ridges, karena mereka
membantu tangan atau kaki untuk memahami dengan meningkatkan gesekan. Epidermal
ridges terjadi pada pola (lihat: sidik jari) yang secara genetik dan epigenetically ditentukan dan
karenanya unik untuk individu, sehingga memungkinkan untuk menggunakan sidik jari atau
jejak kaki sebagai alat identifikasi.
 Lapisan Reticular
Wilayah reticular terletak jauh di daerah papiler dan biasanya lebih tebal. Ini terdiri
dari jaringan ikat padat tidak teratur, dan menerima namanya dari padatnya konsentrasi serat
kolagen, elastis, dan retikuler yang menenun sepanjang itu. Serat-serat protein memberikan
dermis sifat kekuatan, dan elastisitas,.
Selain ini juga yang terletak di wilayah retikuler adalah akar rambut, kelenjar
sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan pembuluh darah.

C. Hipodermis

Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit, dan terletak di bawah dermis.
fungsinya untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai
dengan pembuluh darah dan saraf. Ini terdiri dari jaringan ikat longgar dan elastin. Jenis sel
utama adalah
fibroblast, makrofag dan sel lemak (hipodermis mengandung 50% lemak tubuh). Lemak
berfungsi sebagai bantalan dan isolasi untuk tubuh.
Mikroorganisme seperti Staphylococcus epidermidis mengkolonisasi permukaan kulit.
Kepadatan flora kulit tergantung pada daerah kulit. Permukaan kulit didesinfeksi akan
rekolonisasi dari bakteri yang berada di daerah yang lebih dalam folikel rambut, usus, dan
bukan urogenital

2.3 Jaringan Penunjang


A. Rambut

Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis
dan melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian rambut yang ke luar dari kulit
dinamakan batang rambut. Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel tanduk yang
berbeda dalam panjang, tebal, dan warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga
tidak terasa sakit bila dipangkas.
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut dapat dibedakan menjadi :
 Folikel rambut
 Batang rambut
 Otot penegak rambut

Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:


 Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen,
terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut
terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan
subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.
 Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir
di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel
rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm
(Soepardiman, 2008).

Adapun fisiologi rambut, yaitu:


 Pengaturan Suhu Badan
Rambut pada manusia memiliki fungsi salah satunya ialah sebagai
pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi
kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut
akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut
berlaku sebaliknya
 Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit.
Sentuhan terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata.
Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan
pertumbuhan rambut.
Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2
sangat peka terhadap sentuhan (Kusumadewi, dkk). Rambut
meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan. Pada
beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih
disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini.
Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah
konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia
yang relative tidak berbulu

B. Kuku

Kuku adalah bagian tubuh manusia yang terdapat atau tumbuh di ujung
jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal
kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Kuku adalah bagian dari tulang bukan protein.
Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen
anatomis kunci . Kuku ibu jari tumbuh dalam laju yang lebih lambat daripada
jari kuku lain. Sebagai tambahan, kuku-kuku jari dari individu yang sama
tumbuh pada laju yang berbeda. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan kuku dan meliputi genetik, usia (laju pertumbuhan melambat
selama dekade ketiga kehidupan), dan cuaca (laju pertumbuhan meningkat
selama masa-masa yang lebih hangat dalam tahun).

Adapun struktrnya, yaitu:


• Akar Kuku
Yang pertama adalah akar kuku atau matriks, yang bermula pada bagian
dasar dari kuku. Bagian paling proksimal ditutupi oleh jaringan epidermal
(lipatan kuku) dan tidak terlihat oleh mata. Jaringan pada bagian ujung lipatan
kuku adalah kutikula, yang melekat pada lempeng kuku, bergerak bersamanya
dalam jarak yang pendek saat lempeng bertumbuh, dan kemudian lepas. Area
yang terang, berbentuk sabit yang terproyeksi daribawah lipatan kuku ibu jari
adalah bagian dari matriks yang dapat terlihat. Area ini disebut lunula (bulan
kecil) dan umumnya tidak terihat pada kuku jari tangan yang lain atau pada
jari kaki.
• Lempeng Kuku
Bagian utama dari kuku adalah lempeng kuku, yang terbentuk saat sel-sel
matriks berubah dan menjadi sel-sel pipih bertanduk dengan tingkat perlekatan
yang tinggi. Di bawah lempeng kuku adalah dasar kuku, yang tumbuh keluar
dari lapisan sel basal epidermis. Dasar kuku tidak memanjang hingga ke
bagian ujung lempeng kuku. Area dari bagian ujung dasar kuku ke lekukan
distal dari kuku disebut hiponikium. Area ini penting, karena banyak kondisi
medis yang berbeda muncul dari lokasi ini.

2.3.1 Gangguan Pada Sistem Integumen


• Kanker Kulit
Penyebab Kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkontrol didalam
jaringan kulit. jika tidak diobati, sel sel aknker ini akan menyebar ke organ lain seperti
kelenjar getah bening, tulang, jaringan lunak, dan lain lain.

• Penyakit Lupus
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan tubuh yang terganggu
yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika. Normalnya sistem kekebalan tubuh akan
menjaga tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang berbahaya. Dalam
hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi bahaya dan sebaliknya
menyerang sel tubuh yang sehat dan merusak jaringan lunak seperti kulit dan organ lainnya.
Penyakit lupus dapat menimbulkan masalah lanjutan pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah
dan kulit.

B. Rambut
• Karbunkel: Infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.
• Ros kepala (Dermatitis Seborrhoica): kulit merah dan tertutup
sisik. Sisik ini dapat berlemak, basah atau kering.
• Cutil (Vertitis Gyrata): Kulit kepala berlipat-lipat sehingga
menimbulkan gambaran seperti papan gilasan.

C. Kuku
• Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan
bawah kuku, ditandai dengan menebalnya kuku dan bahkan dapat
tanggal sendiri
• Onychomycosis : Penyakit ini ditandai dengan sulitnya memotong
kuku kaki, yang memudahkan penderita cenderung mengalami
kukunya terbentur dan infeksi pada kuku.

2.4 Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalah tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,
pernapasan, sisa-sisa pembuangan, konduksi, konveksi, dan radiasi. suhu tubuh normal tidak
selalu pada titik 37 derajat Celcius. Suhu tubuh yang normal bisa berada di antara 36,5-37,5
derajat Celcius. Suhu tubuh normal bisa berubah sepanjang hari. Biasanya, suhu terendah
terjadi pada pagi hari dan akan naik 0,6 derajat Celcius pada sore hari. Aktivitas yang Anda
lakukan sehari-hari juga bisa memengaruhi suhu tubuh. Contohnya ketika Anda berolahraga di
hari yang panas maka suhu tubuh dapat naik 0,6 derajat Celcius.

2.4.1 Pembentukan Panas Dalam Tubuh dan Faktor Yang Mempengaruhi

Pembentukan panas dalam tubuh karena adanya proses metabolisme


yang ada di dalam tubuh, yang menyebabkan terbentuk energi.
Metabolisme adalah perubahan kimiawi yang terjadi dalam tubuh
untukpelaksanaan fungsi vitalnya. Metabolisme dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu proseskatabolisme dan proses anabolisme. Di dalam proses
metabolisme juga terdapatbeberapa bahan yang berperan di dalamnya di
antaranya oksigen, karbohidrat,protein, lemak, dan air. Sedangkan hasil dari
proses metabolisme itu sendiri adalahantara lain CO2, H2O dan energi.
Metabolisme sangat berperan dalam pertahanan suhu tubuh. Karena
produksipanas tubuh sangat bergantung pada oksidasi bahan bakar yang
berasal dari makanan.Panas tubuh ini dihasilkan oleh aktifitas metabolik
dalam otot, tulang dan hati. Panasberlebihan biasanya disebabkan oleh
kombinasi suhu luar, kegiatan fisik, dan keringat.Sedangkan kehilangan
panas disebabkan oleh aktifitas kulit (penguapan air dari paru-paru dan
organ ekskresi)

Faktor yang mempengaruhi suhu dalam tubuh


 Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi
daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-
0,5°C.
 Kecepatan metabolisme basal
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan
yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia
dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan
panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil
melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan
konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan
demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk
keseimbangan suhu tubuh.
 Rangsangan saraf simpatik
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan
saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam
jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak
coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi
epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
 Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
 Demam
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 15% untuk tiap peningkatan suhu 1°C.
 Hormon
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua
reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme diatas normal
 Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan
yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia
dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan
panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil
melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan
konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan
demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk
keseimbangan suhu tubuh.

2.4.2 Pembuangan Panas dari Tubuh


a. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan
dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh
manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.
Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah
energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada
gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari
kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi
sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses
pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari
suhu tubuh.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit
dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses
kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan
dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil
karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan
dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses
perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
c. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami
evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan
kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per
jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi
akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system
pernafasan. Gambar Keseimbangan antara produksi panas dan
pengeluaran panas (Tamsuri Anas, 2007) Selama suhu kulit lebih tinggi
dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi.
Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh
memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada
keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui
evaporasi. Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh,
sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu
yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh
dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

2.4.3 Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan Suhu Tubuh


Tubuh manusia pada umumnya terjadi proses homeostasis, yaitu suatu
proses pada tubuh manusia untuk mencapai keseimbangan.hal ini dilakukan
supaya manusia bisa bertahan hidup. Salah satu contoh homeostasis terjadi
dalam pengaturan suhu. Dalam pengaturan suhu proses homeostasis disebut
termoregulasi. Dalam pengaturan suhu dibagi menjadi dua bagian, yaitu
vasokontraksi dan vasodilatasi
A. Vasokontraksi
Vasokontraksi adalah penyempitan pembuluh darah karena adanya
rangsangan suhu dari tubuh. Proses terjadinya yaitu:
 Suhu lingkungan mulai turun, dan suhu tubuh menjadi kurang dari
36.5°C.
 Kemudian terjaadi perintah dari hipotalamus untuk meningkatkan
suhu tubuh
 Pembuluh darah kemudian mengalami vasokonstriksi.
Vasokonstriksi ini menyebabkan pembuluh darah bergerak menjadi
lebih cepat.
 Otot merasa menggigil ketika suhu tubuh berkurang. Kemuadian
otot mulai bergerak untuk menghasilkan kenaikan suhu tubuh
 Kemudian suhu tubuh mulai meningkat dan tubuh kembali ke
dalam keadaan normal

B. Vasodilatasi
Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah karena adanya
rangsangan suhu dari tubuh. Proses terjadinya yaitu:
 Suhu lingkungan mulai naik, dan suhu tubuh menjadi lebih dari
37.5°C.
 Kemudian terjaadi perintah dari hipotalamus untuk menurunkan
suhu tubuh
 Pembuluh darah kemudian mengalami vasodilatasi. Vasodilatasi
ini menyebabkan pembuluh darah bergera menjadi lebih lambat.
 Kulit akan mengeluarkan kelenjar keringat pada saat terjadinya
peningkat suhu. Kemuadian keringat akan mengalami evaporasi
dan menyebabkan suhu tubuh menjadi turun.
 Kemudian suhu tubuh mulai menurun dan tubuh kembali ke dalam
keadaan normal
BAB III
PENUTUP

A KESIMPULAN
Sistem integumen yang pada dasarnya mempelajari kuku, rambut, kulit beserta
unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Sistem integumen
berfungsi dalam perlindungan tubuh dari adanya bahaya dari luar seperti sinar
matahari, debu, dan lain – lain.
Pertumbuhan manusia semakin lama semakin berubah sesuai dengan
perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikaukan untuk bisa bertahan hidup dengan
lingkungannya. Jika manusia tidak menjaga sistem integumen maka hidup manusia
menjadi tidak seimbang

B SARAN
Mempelajari tentang sistem integumen sangat penting untuk diterapkan dalam
praktek kebidanan. Sebagai bidan, kita harus mengetahui perubahan ksistem
integumen dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi.
Kita juga seharusnya bisa memprioritaskan kebutuhan yang mana harus dipenuhi
terlebih dahulu disamping kebutuhan lainnya dalam menangani pasien
DAFTAR PUSTAKA
 http://nursingbegin.com/tag/panas-tubuh/
 jurnal.fkip.uns.ac.id
 http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31117/5/Chapter%2520I.pdf
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kuku
 https://www.scribd.com/doc/202774753/Fisiologi-Makalah-Suhu-Tubuh
 http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/thermoregulation.pdf
 http://www.slideshare.net/thienaclaluchemangat/metabolisme-dan-suhu-tubuh
 McKinley,M., O’Loughlin,V.D.(2008) Human Anatomy. 2nd. ed. New York:
McGraw-Hill.
• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195904011983032-
SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/Media_Pembelajaran_Anfisman/SISTEM_INTEG
UMEN/SISTEM_INTEGUMEN.pdf
• http://www.seputar-anatomimanusia.tk/2015/01/sistem-integumen-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai