SISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Putu Nagita Novi Ulandari
A.Agista Nurul Ilmi Delia Lestari
Hasrita Asriyani Saputri
Andi Ulfa Dilla Sahabuddin Maharani
Ainul Hayat Dina Ferlyani
Ermaya Ningsih Dinda Sari M
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan seperti yang diharapkan. Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas kami terkait mata kuliah Anatomi Fisiologi. Dalam
makalah ini kami membahas “Sistem Integumen” dengan materi yang terdiri dari : Struktur
sistem integumen, jaringan penunjang, dan suhu tubuh. Dengan adanya pengetahuan terkait
Sistem Integumen kami berharap kualitas hidup umat manusia dapat ditingkatkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. Sekiranya makalah yang telah
kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan berupa kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon bimbingan dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian anda kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................................
Kata Pengantar…………………...……………………………..…………………………… 1
Daftar Isi.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………….……………………………......................... 3
1.2 Rumusan Masalah …………………………...………………………......................... 3
1.3 Tujuan ……………………………………………….….………………………….... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian……………………………….......................................................................4
2.2 Struktur Sistem Integumen…………………….............................................................4
2.2.1 Lapisan Kulit..................................................................................................................5
2.3 Jaringan Penunjang…………………………………………………............................8
2.3.1 Gangguan Pada Sistem Integumen................................................................................10
2.4 Suhu Tubuh...................................................................................................................11
2.4.1 Pembentukan Panas Dalam Tubuh dan Faktor Yang Mempengaruhi............................11
2.4.2 Pembuangan Panas Dari Tubuh.....................................................................................13
2.4.3 Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan Suhu...............................................................14
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..........................16
3.2 Saran ………………………………………………………………....…………...............16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian sistem integumen
1.3.2 Mengetahui susunan lapisan kulit
1.3.3 Mengetahui jaringan penunjang pada sistem integumen
1.3.4 Mengetahui pengertian suhu tubuh
1.3.5 Mengetahui pembentukan panas dalam tubuh dan faktor yang
mempengaruhi
1.3.6 Mengetahui pembuangan panas dalam tubuh
1.3.7 Mengetahui pengaturan dan terjadinya penngkatan suhu tubuh?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Integumen adalah kulit yang menutupi tubuh. Kulit juga dikenal sebagai
lapisan membran. Sistem integumen mengandung kulit dan yang lainnya seperti
kuku, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kulit merupakan pertahanan
dari dunia luar, contohnya pertahanan dari polusi, mikroba, dan sinar matahari.
Ilmu yang mempelajari sistem integumen disebut dermatologi. Adapun fungsi dari
sistem integumen, yaitu:
a. Memberikan perlindungan terhadap organ dan jaringan internal tubuh
b. Melindungi terhadap invasi kuman dan penyakit
c. Melindungi tubuh dari bahaya dehidrasi
d. Menanggapi dan merespon perubahan suhu tubuh
e. Membantu mengeluarkan limbah
f. Bertindak sebagai reseptor terhadap sentuhan, tekanan, nyeri, udara panas, dan
dingin
g. Tempat penyimpanan air dan lemak
Perhatikan secara cermat dari membran ke permukaan, mengungkapkan beberapa lapisan, atau
strata. dari dalam ke permukaan, lapisan ini adalah stratum korneum, stratum lusidium,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis.
Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Stratum
korneum terdiri dari puluhan lapis sel yang mati yang bernama keratin. Stratum korneum
mempunayi lapisan yang kedap air sehingga mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan.
Stratum korneum mempunyai lapisan yang pipih. Lapisan ini selalu luluh dan digantikan oleh
lapisan di bawahnya.
Stratum lusidium
Stratum lusidium adalah lapisan kulit yang memiliki dari beberapa lapisan sel kulit mati yang
jernih. Lapisan kuit ini hanya dapan ditemukan pada lapisan kulit yang tebal, seperti telapak
tangan dan kaki. Kemudian, lapisan kulit mempunyai lapisan yang tembus cahaya karena
mengandung eledin.
Stratum granulosum
Stratum granulosum atau lapisan granular mempunyai tiga sampai 5 lapisan keratin. Lapisan
ini terdiri atas beberapa lapis sel
yang sudah memipih. Di bagian stratum inlah akan dimulai dengan proses keratinisasi, dengan
cara keratinosit akan memenuhinya dengan protein keratin. Pada lapisan ini mengandung
keratohialin, yang merupakan cikal bakal keratin (zat tanduk). Membran tersebut mulai
menebal dan menjadi kurang permeabel. Nukleus dan semua organel hancur dan sel memulai
untuk mati. Ada tambahan
Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel. Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid,
polygonal, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma yang berisi lamel Terdiri
atas beberapa lapis sel. Jika dilihat di bawah mikroskop terlihat memiliki tonjolan dan saling
melekat satu sama lain. Pada lapisan ini terdapat diskus merkel untuk rasa raba terletak dalam
stratum spinosum.
Stratum basalis
Terdiri atas satu lapis sel kolumner
Terletak di atas membrana basalis
Selalu mengadakan mitosis
Sel -sel hasil mitosis didorong ke atas menjadi lapisan sel di
atas stratum basalis
B. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri jaringan ikat dan bantal
tubuh dari stres dan ketegangan. Ketebalan lapisan ini berkisar antara 0.5 hingga 3.0 mm.
Dermis erat terhubung ke epidermis dengan membran dasar. Dermis juga merupakan
pelabuhan banyak ujung saraf yang menyediakan indera peraba dan panas. dermis berisi
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik dan
pembuluh darah. Pembuluh darah di dermis menyediakan makanan dan pembuangan sampah
dari sel sendiri serta dari stratum basalis dari epidermis.
Dermis secara struktural dibagi menjadi dua daerah: daerah yang dangkal berbatasan
dengan epidermis, yang disebut lapisan papiler, dan area dalam tebal dikenal sebagai lapisan
reticular.
Lapisan Papiler
Daerah papiler terdiri dari jaringan ikat longgar areolar. Ini adalah nama untuk
proyeksi fingerlike yang disebut dermal papila, yang memperpanjang ke arah epidermis.
Dermal papila menyokong dermis dengan permukaan "bergelombang" yang interdigitates
dengan epidermis, memperkuat hubungan antara dua lapisan kulit.
Di telapak tangan, jari, telapak, dan jari kaki, pengaruh papila memproyeksikan ke
epidermis membentuk kontur di permukaan kulit. Ini disebut epidermal ridges, karena mereka
membantu tangan atau kaki untuk memahami dengan meningkatkan gesekan. Epidermal
ridges terjadi pada pola (lihat: sidik jari) yang secara genetik dan epigenetically ditentukan dan
karenanya unik untuk individu, sehingga memungkinkan untuk menggunakan sidik jari atau
jejak kaki sebagai alat identifikasi.
Lapisan Reticular
Wilayah reticular terletak jauh di daerah papiler dan biasanya lebih tebal. Ini terdiri
dari jaringan ikat padat tidak teratur, dan menerima namanya dari padatnya konsentrasi serat
kolagen, elastis, dan retikuler yang menenun sepanjang itu. Serat-serat protein memberikan
dermis sifat kekuatan, dan elastisitas,.
Selain ini juga yang terletak di wilayah retikuler adalah akar rambut, kelenjar
sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan pembuluh darah.
C. Hipodermis
Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit, dan terletak di bawah dermis.
fungsinya untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai
dengan pembuluh darah dan saraf. Ini terdiri dari jaringan ikat longgar dan elastin. Jenis sel
utama adalah
fibroblast, makrofag dan sel lemak (hipodermis mengandung 50% lemak tubuh). Lemak
berfungsi sebagai bantalan dan isolasi untuk tubuh.
Mikroorganisme seperti Staphylococcus epidermidis mengkolonisasi permukaan kulit.
Kepadatan flora kulit tergantung pada daerah kulit. Permukaan kulit didesinfeksi akan
rekolonisasi dari bakteri yang berada di daerah yang lebih dalam folikel rambut, usus, dan
bukan urogenital
Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis
dan melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian rambut yang ke luar dari kulit
dinamakan batang rambut. Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel tanduk yang
berbeda dalam panjang, tebal, dan warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga
tidak terasa sakit bila dipangkas.
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut dapat dibedakan menjadi :
Folikel rambut
Batang rambut
Otot penegak rambut
B. Kuku
Kuku adalah bagian tubuh manusia yang terdapat atau tumbuh di ujung
jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal
kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Kuku adalah bagian dari tulang bukan protein.
Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen
anatomis kunci . Kuku ibu jari tumbuh dalam laju yang lebih lambat daripada
jari kuku lain. Sebagai tambahan, kuku-kuku jari dari individu yang sama
tumbuh pada laju yang berbeda. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan kuku dan meliputi genetik, usia (laju pertumbuhan melambat
selama dekade ketiga kehidupan), dan cuaca (laju pertumbuhan meningkat
selama masa-masa yang lebih hangat dalam tahun).
• Penyakit Lupus
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan tubuh yang terganggu
yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika. Normalnya sistem kekebalan tubuh akan
menjaga tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang berbahaya. Dalam
hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi bahaya dan sebaliknya
menyerang sel tubuh yang sehat dan merusak jaringan lunak seperti kulit dan organ lainnya.
Penyakit lupus dapat menimbulkan masalah lanjutan pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah
dan kulit.
B. Rambut
• Karbunkel: Infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.
• Ros kepala (Dermatitis Seborrhoica): kulit merah dan tertutup
sisik. Sisik ini dapat berlemak, basah atau kering.
• Cutil (Vertitis Gyrata): Kulit kepala berlipat-lipat sehingga
menimbulkan gambaran seperti papan gilasan.
C. Kuku
• Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan
bawah kuku, ditandai dengan menebalnya kuku dan bahkan dapat
tanggal sendiri
• Onychomycosis : Penyakit ini ditandai dengan sulitnya memotong
kuku kaki, yang memudahkan penderita cenderung mengalami
kukunya terbentur dan infeksi pada kuku.
Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalah tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,
pernapasan, sisa-sisa pembuangan, konduksi, konveksi, dan radiasi. suhu tubuh normal tidak
selalu pada titik 37 derajat Celcius. Suhu tubuh yang normal bisa berada di antara 36,5-37,5
derajat Celcius. Suhu tubuh normal bisa berubah sepanjang hari. Biasanya, suhu terendah
terjadi pada pagi hari dan akan naik 0,6 derajat Celcius pada sore hari. Aktivitas yang Anda
lakukan sehari-hari juga bisa memengaruhi suhu tubuh. Contohnya ketika Anda berolahraga di
hari yang panas maka suhu tubuh dapat naik 0,6 derajat Celcius.
B. Vasodilatasi
Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah karena adanya
rangsangan suhu dari tubuh. Proses terjadinya yaitu:
Suhu lingkungan mulai naik, dan suhu tubuh menjadi lebih dari
37.5°C.
Kemudian terjaadi perintah dari hipotalamus untuk menurunkan
suhu tubuh
Pembuluh darah kemudian mengalami vasodilatasi. Vasodilatasi
ini menyebabkan pembuluh darah bergera menjadi lebih lambat.
Kulit akan mengeluarkan kelenjar keringat pada saat terjadinya
peningkat suhu. Kemuadian keringat akan mengalami evaporasi
dan menyebabkan suhu tubuh menjadi turun.
Kemudian suhu tubuh mulai menurun dan tubuh kembali ke dalam
keadaan normal
BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN
Sistem integumen yang pada dasarnya mempelajari kuku, rambut, kulit beserta
unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Sistem integumen
berfungsi dalam perlindungan tubuh dari adanya bahaya dari luar seperti sinar
matahari, debu, dan lain – lain.
Pertumbuhan manusia semakin lama semakin berubah sesuai dengan
perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikaukan untuk bisa bertahan hidup dengan
lingkungannya. Jika manusia tidak menjaga sistem integumen maka hidup manusia
menjadi tidak seimbang
B SARAN
Mempelajari tentang sistem integumen sangat penting untuk diterapkan dalam
praktek kebidanan. Sebagai bidan, kita harus mengetahui perubahan ksistem
integumen dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi.
Kita juga seharusnya bisa memprioritaskan kebutuhan yang mana harus dipenuhi
terlebih dahulu disamping kebutuhan lainnya dalam menangani pasien
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/tag/panas-tubuh/
jurnal.fkip.uns.ac.id
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31117/5/Chapter%2520I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuku
https://www.scribd.com/doc/202774753/Fisiologi-Makalah-Suhu-Tubuh
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/thermoregulation.pdf
http://www.slideshare.net/thienaclaluchemangat/metabolisme-dan-suhu-tubuh
McKinley,M., O’Loughlin,V.D.(2008) Human Anatomy. 2nd. ed. New York:
McGraw-Hill.
• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195904011983032-
SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/Media_Pembelajaran_Anfisman/SISTEM_INTEG
UMEN/SISTEM_INTEGUMEN.pdf
• http://www.seputar-anatomimanusia.tk/2015/01/sistem-integumen-manusia.html