Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOLOGI
( KEANEKARAGAMAN HAYATI )

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 :

SAPNA E 281 21 133 RAMLAH E 281 21 142

ANISAH E 281 21 136 FRENDI ZERISVAN LUWU E 281 21 143

AMBANG A. PAUDI E 281 21 138 MIRGOZALI E 281 21 146

ANISA E 281 21 140 VIVIN HANDAYANI E 281 21 148

SRIWAHYUNI E 281 21 141

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunianya, kami
dapat meyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah biologi yang
berjudul “keanekaragaman hayati” dengan lancar. kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai kalangan para pembaca, penulis terima
dengan tangan terbuka guna menyempurnakan pembuatan makalah dikemudian hari. Hanya ini
yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... II


DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... III
BAB 1 .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................................ 2
BAB 2 .............................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati ................................................................................................. 3
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati ....................................................................................................... 3
C. Keanekaragaman Hayati Di Indonesia ............................................................................................... 5
D. Peranan Keanekaragaman Hayati Dalam Kehiduan Manusia ........................................................... 6
E. Peranan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati ...................................................................... 6
F. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati Di Indosenia ................................................................. 6
BAB 3 .............................................................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 9

III
IV
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di perkirakan lebih dari satu juta jenis makhluk hidup mendiami atau Pernah
mendiami planet bumi kita. Baik jenis-jenis tumbuhan, hewan, jamur,jasat renik, maupun
organisme lain merpakan sumber kekayaan keanekaragaman hayati yang tak ternilai
harganya. Kegiantan penelitian dan pengumpulan data tentang sumber daya alam hayati,
yang dikenal dengan istilah bioprospeksi, terus di galakan. Ini merupan upaya yang
berkelanjutan baik untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan alam ataupun untuk
kepentingan komersial. Dari kegiatan xplorasi yang dilakukan oleh para ilmuan yaang di
ikuti dengan pengembagan ilmu pengetahuan memberikan potret biodiversitas, gambaran
tentang ke kayaan keanekaragaman sumber daya alam hayati.
Indonesi memiliki keaneragaman hayati yang tidak ternilai. Indonesia memiliki
jumblah sepesies mamalia tertinggi di dunia, sekitar 515 sepesies atau 12% dari mamalia
dunia. Dengan sekitar 600 sepesies reptilia dan sekitar 270 sepesies amfibi yang ada,
menempatkan indonesia di posisi ke 3 di dunia untuk ke kayaan keanekaragaman reptilia
dan pada posisi ke 5 untuk ke kayaan keanekaragaman amfibi. Jumblah sepesies kupu-
kupu di indonesia merupakan yang tertinggi din dunia 121 sepesies 44% di antaranya
endemik ( Djalal Tanjung, 2002 ).
Masih banyak potensi lain yang perlu digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
masyarakat. Hal itu menunjukkan bahwa indonesia merupakan negeri dengan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Tinggal bagaimana kita mengelola dan
memanfaatkan potensi tersebut. Dengan mempelajari keanekaragaman hayati, diharapkan
kalian mengetahui potensi kekayaan keanekaragaman hayati, maupun memanfaatkan
dengan bijak dan ikut beberapa aktif dalam melestarikan keanekaragaman hayati demi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang keanekaragaman hayati ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian keanekaragaman hayati?
2. Bagaimana tingkat keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Bagaimana peranan keanekaragaman hayati dalam kehidupan manusia?
5. Bagaimana peranan manusia terhadap keanekaragaman hayati?
6. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia?

1
2

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Keanekaragaman Hayati ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peranan keanekaragaman hayati dalam kehidupan manusia.
5. Untuk mengetahui peranan manusia terhadap keanekaragaman hayati.
6. Untuk mengetahui usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas. Kata ini merupakan serapan
langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya
keseragaman (kesamaan) dan keberagaman (perbedaan) sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi)
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk
hidup.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati
merupakan keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di
antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta kompleks-
kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem. Berdasarkan definisi dari
undang-undang tersebut, keanekaragaman hayati terdiri atas tiga elemen, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna,
jumlah, dan faktor fisiologis. Makhluk hidup yang ada di dunia ini beraneka ragam dalam
berbagai tingkatan. Makhluk hidup berbeda-beda pada tingkat genetik, spesies, bahkan
pada tingkat yang lebih luas, yaitu pada tingkat ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati


Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang
benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa
di alam raya dijumpai keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu
daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi.
Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman
hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di
permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu
dengan klasifikasi.

A. Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nutfah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan
yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai
kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat
di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi ini

3
4

mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar
tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara
penurunan sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama,
namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda.
Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya
keanekaragaman gen.
Di samping itu, setiap individu memiliki banyak gen, bila terjadi perkawinan atau
persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan
yang semakin banyak variasinya. Karena pada saat persilangan akan terjadi
penggabungan gen-gen individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan
keanekaragaman gen semakin tinggi. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini adalah
tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan,
yaitu berbeda dari segi warna bunga.
Dalam perkembangannya, faktor penentu tidak hanya terdapat pada gen saja,
melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi keanekaragaman hayati
ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan interaksi
antara gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen
yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan
mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk.
Misalnya, orang yang hidup di daerah pegunungan dengan orang yang hidup di
daerah pantai memiliki perbedaan dalam hal jumlah eritrositnya. Jumlah eritrosit orang
yang hidup di daerah pegunungan lebih banyak dibanding yang hidup di pantai
disebabkan adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Di daerah
pegunungan lebih rendah kandungan oksigennya dibandingkan di daerah pantai.
Sehingga fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan dibanding orang
pantai.

B. Keanekaragaman Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan
secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada
makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga
lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu
dalam satu spesies.
Dalam keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang
hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat
dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang
sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji,
5

serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon
kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon palem.
C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan
berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni
oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup
lain yang sesuai. Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk
hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah
menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap
makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang
terbentuk oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan
jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik
yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan
hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang,
air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai
daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya.
Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka bumi
ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan
apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan
mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi
pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan
(homeostasis) ekosistem tersebut.
Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling
terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat
atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di
daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang
tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

C. Keanekaragaman Hayati Di Indonesia


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati (biodiversitas) terbesar di dunia. Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Indonesia
yang sangat menguntungkan, yaitu terletak di antara dua benua. Benua yang mengapitnya
ini adalah benua Asia dan benua Australia. Selain itu, Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Setiap pulau di Indonesia memiliki
6

keanekaragaman hayati yang berbeda, baik hewan maupun tumbuhannya. Hal ini pulalah
yang menyebabkan adanya hewan maupun tumbuhan yang endemik.
Endemik merupakan makhluk hidup yang hanya hidup di satu daerah saja atau khas
di suatu daerah. Contohnya, bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang dapat
ditemukan di daerah Sumatra dan bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldii) yang ditemukan di
Bengkulu. Keanekaragaman hayati di Indonesia ini tidak hanya mencakup hewan dan
tumbuhan saja, akan tetapi mencakup lima kingdom, yaitu keanekaragaman Protista,
Monera, Fungi (jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan). Di Indonesia, jenis
jamur yang telah diidentifikasi berkisar antara 4.250–12.000 jenis; tumbuhan berbiji,
sekitar 20.000 spesies; lumut 3.000 spesies; tumbuhan paku 4.000 spesies; Mammalia 515
spesies; kupu-kupu 121 spesies; Reptilia, lebih dari 600 spesies; burung 1.519 spesies; dan
Amphibia 270 spesies (Indonesian Heritage: Wild live, 1996).

D. Peranan Keanekaragaman Hayati Dalam Kehiduan Manusia


Di muka bumi ini, tidak ada satu pun makhluk hidup yang bisa hidup sendiri,
termasuk manusia. Dalam hidupnya, manusia selalu membutuhkan makhluk hidup lain,
misalnya manusia akan membutuhkan pasangan hidup dari jenisnya, manusia juga sangat
membutuhkan tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan atau bahan tempat
tinggalnya, dan masih banyak peranan tumbuhan dan hewan bagi kehidupan manusia.
Beraneka ragam jenis tumbuhan dan hewan mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, antara lain, sebagai sumber pangan, sumber sandang, bahan bangunan untuk
tempat tinggal, sumber pendapatan, sumber plasma nutfah, sumber bahan obat-obatan,
sumber keilmuan, dan keindahan.

E. Peranan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati yang ada di permukaan bumi ini bukanlah sesuatu yang
bersifat kekal, artinya setiap saat dapat mengalami perubahan, terutama dalam hal
jumlahnya. Dalam kenyataannya, keanekaragaman hayati di negara kita mengalami
perubahan yang cenderung berkurang dan mungkin pada suatu ketika tinggal memiliki
beberapa jenis tumbuhan atau hewan saja.
Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar disebabkan oleh aktivitas
manusia, bencana alam, maupun seleksi alam. Apabila aktivitas manusia dapat
menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati disebut merugikan, sebaliknya jika
aktivitas manusia dapat meningkatkan keanekaragaman hayati disebut menguntungkan .

F. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati Di Indosenia


Keberadaan keanekaragaman hayati ini tidak akan selalu tetap keadaannya, baik
jumlah serta jenisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti perburuan,
kerusakan ekosistem, serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman
7

hayati untuk berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai dengan semakin langkanya
beberapa jenis flora dan fauna. Hal ini disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang
ditempati flora dan fauna tersebut.
Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat mengancam keanekaragaman
hayati. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan
hayati di Indonesia ini harus dicegah. Pemerintah pun tidak tinggal diam, hal ini dapat
dilihat dari undang-undang yang dikeluarkan pemerintah mengenai konservasi
(pengawetan) sumber daya hayati yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengolahan Lingkungan Hidup. Dari undang-undang tersebut pengolahan lingkungan
hidup diharapkan dapat bermanfaat serta berkelanjutan. Di Indonesia upaya pelestarian
sumber daya hayati ini dilakukan secara in situ dan ex situ.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi berbagai variasi bentuk,
ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Jadi, setiap
sistem lingkungan mempunyai keanekaragaman masing-masing. Keanekaragaman
tersebut berlangsung mulai dari tingkatan gen, jenis, sampai ekosistem.
Beragam tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, dan jasad renik lain banyak terdapat di
Indonesia. Sekitar 40.000 jenis tumbuhan, 350.000 jenis hewan, 5.000 jenis jamur, dan
1.500 jenis Monera berada di Indonesia. Bahkan banyak jenis makhluk hidup yang
merupakan makhluk hidup endemik atau hanya ditemukan di suatu daerah saja.
Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk memperoleh bahan
kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan dan energi. Kebutuhan manusia
yang diperoleh dari lingkungannya bukan hanya sesaat, melainkan selama spesies itu ada
sehingga kebutuhan itu tetap ada, bahkan makin meningkat. Untuk dapat menyediakan
kebutuhan hidup secara berkesinambungan itu, manusia harus selalu berusaha menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati.

B. Saran
Perlu diingat bahwa kelangsungan hidup manusia juga bergantung dari kelestarian
ekosistem tempat manusia hidup. Untuk menjaga terjaminnya kelestarian ekosistem,
manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya sehingga keseimbangan ekosistem dapat terjaga.

8
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Moch. dan Djoko Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) –
Madrasah Aliah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ferdinand P., Ficktor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1: Untuk Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1: Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. Biologi 1: Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Loveless A.R. 1998. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis. Jakarta: PT
Gramedia.

Rigg, Jonathan. 2002. Indonesia Heritage: Manusia dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Antar
Bangsa.

Sastrapraja, Didin S. 1989. Keanekaragaman Hayati untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor:
Pusat Pendidikan dan Pengembangan Bioteknologi LIPI.

Setijati, D.S et al. 1992. Khazanah Flora dan Fauna Nusantara. Jakarta: Yayasan Obor.

Subardi, Nuryani, Shidiq Pramono. 2009. Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.
Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai