LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH :
DERIYANTI
TAHUN 2020/2021
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas
berkat dan rahmatnya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini dalam rangka memenuhi persyaratan
untuk melanjutkan PKK selanjutnya dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien
Dengan Efusi Pleura”.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M. Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Desi Kumala,SST.,M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Nita Kusuma Lindarsih, SST Selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan memberikan motivasi
peneliti dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini sampai selesai
4. Ibu Ocvilien C, S. Kep., Ners Selaku pembimbing lahan yang telah memberi
saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
5. Seluruh staf pengajar jurusan DIII Kebidanan sekolah tinggi ilmu kesehatan
eka harap palangka raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu
pengetahuan selamaini.
6. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang selama ini telah
banyak memberikan dukungan baik secara materi, doa, nasehat, dan
senantiasa memotivasisayai dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Kepada seluruh teman-teman jurusan DIII Kebidanan angkatan X dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Pendahuluan.
3
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
DERIYANTI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.2.1. Mengkaji pasien dengan Efusi Pleura di RSUD Doris Sylvanus Palangka
Raya Kalimantan Tengah tahun 2021
1.3.2.2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Efusi Pleura di
RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Kalimantan Tengah tahun 2021.
1.3.2.3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Efusi Pleura di
RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Kalimantan Tengah tahun 2021.
1.3.2.4. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Efusi Pleura di
RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Kalimantan Tengah tahun 2021
1.3.2.5. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Efusi Pleura di
RSUD DORIS SYLVANUS Palangka Raya Kalimantan Tengah tahun
2021.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah:
Hasil penulis ini diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam imu
pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien efusi pleura menggunakan litearur-literatur terbaru.
9
BAB II
KONSEP DASAR
DERIYANTI
BAB II
KONSEP DASAR
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
2.2.2 Etiologi
Menurut jenis cairan yang terakumulasi efusi pleura dapat dibedakan menjadi :
2.2.2.1 Transudat ( filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang
utuh).Penyakit yang menyertai transudat :
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang
terkumpul ataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya
bersifat tajam dan semakin memburuk jika penderita batuk atau bernafas
dalam). Kadang beberapa penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
2.2.4 Komplikasi
2.2.4.1 Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan viseralis.
Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat
menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada
dibawahnya. Pembedahan pengupasan (dekortikasi) perlu dilakukan untuk
memisahkan membran-membran pleura tersebut.
15
2.2.4.2 Attalektasis
Atalektasis adalah pengembahan paru yang tidak sempurna yang
disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
2.2.4.3 Fibrosis
Paru fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan
ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
jaringan sebagai lanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan
peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat
menyebabkan penggantian jaringan baru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
2.2.5 Patofisiologi
Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan di dalam rongga
pleura.Jumlah cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis
pleura parietalis sebesar 9 cm H2O. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura
parietalis karena adanya tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik
elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis,
sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga
pasase cairan disini mencapai 1 liter per hari.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila
keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia
akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan
tekanan vena (gagal jantung).
Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat
pleura.Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan
osmotic koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh
keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan
protein dan berat jenisnya tinggi cairan ini juga mengandung banyak sel darah
putih. Sebaliknya transudate kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga
berat jenisnya rendah. (Guytondan Hall , 1997)
16
2.2.6 Pathway
2.2.8 Penatalaksanaan
Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya
penurunan suara pernafasan.
Asuhan keperawatan pada Efusi Pleura menurut Irman Somantri (2009) yaitu :
2.3.1 Pengkajian
Sesuai dengan etiologi penyebabnya, efusi pleura dapat timbul pada seluruh
usia. Status ekonomi (tempat tinggal) sangat berperan terhadap timbulnya
penyakit ini terutama yang didahului oleh tuberculosis paru. Klien dengan
tuberculosis paru sering ditemukan didaerah padat penduduk dengan kondisi
19
7. Mempertahankantekanan
negative intrapleural
sesuai yang diberikan ,
yang meningkatkan
ekspansi optimum dan
drainase cairan dan
melakukan Intervensi
2. Gangguan pola istirahat dan Tupan : Pola tidur 1. Kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan infrmasi
tidurberhubungan dengan terpenuhi pasien, karakteristik, dan dasar dalam
adanya nyeri. penyebab kurangtidur. menentukan rencana
Tupen : Setelah dilakukan 2. Lakukan mandi hangat sebelum perawatan.
intervensi keperawatan tidur 2. Meningkatkan tidur
selama 3x24 jam pola 3. Lakukan masase pada daerah 3. Mengurangi gangguan
tidur terpenuhi dengan belakang, tutup jendela / pintu jika tidur
kriteriahasil : perlu 4. Mengurangi gangguan
nyeri berkurang 4. Berikan pengobatan seperti analgetik tidur
dan sedative setengah jam sebelum
tidur.
24
3. Resiko nutrisi kurang dari Tupan : Nutrisi 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Menghindari terjadinya
kebutuhan tubuh terpenuhi 2. Kolab dengan ahli gizi untuk alergi makanana
berhubungan dengan intake Tupen : Setelah dilakukan menentukan jumlah kalori dan 2. Untuk mencukupi asupan
makanan yang tidak adekuat intervensi keperawatan nutrisi yang di butuhkan pasien kalori dan nutrisi
selama 3x24 jam nutrisi 3. Anjurkan pasien untuk 3. Untuk meningkatkan daya
kurang dari kebutuhan meningkatkan intake FE tahan tubuh
terpenuhi 4. Anjurkan pasien untuk 4. Menjaga daya tahan tubuh
Dengan kriteria hasil meningkatkan protein dan vit C 5. Agar intake nutrisi dalam
makanan yang di sajikan 5. Berikan makan yang sudah di tubuh terpenuhi
dimakan habis konsultasikan dengan ahli gizi
25
2.3.5. Implementasi
2.3.6 Evaluasi
BAB III
DI RUANG GARDENIA
DERIYANTI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Di RUANG GARDENIA
3.3.1 PENGKAJIAN
1. Nama : Tn. H
2. Umur : 48 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Suku/Bangsa : Dayak
5. Agama : kristen protestan
6. Pekerjaan : swasta
7. Pendidikan : SMA
8. Status Perkawinan : Kawin
9. Alamat : Sampit
10. Tanggal MRS : 23 Maret 2020
11. Diagnosa Medis : EFUSI PLEURA
28
Pasien mengatakan sesak saat nafas apabila saat bernafas dan saat
melakukan pekerjaan, dada terasa nyeri dan batuk kadang-kadang, dan nafsu
makan berkurang.
Kedua orang tua pasien mengatakan tidak ada penyakit berat yang pernah
di alami anggota keluarga yang lain dan biasanya penyakit yang di derita oleh
anggota keluarganya seperti batuk, pilek dan demam.
29
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien (Tn. h)
: Tinggal serumah
: Meninggal
Pasien mengatakan sesak saat nafas apabila saat bernafas dan saat
melakukan pekerjaan, dada terasa nyeri dan batuk kadang-kadang, dan nafsu
makan berkurang, sesak hilang timbul. Klien tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, ekspresi wajah klien tampak tenang
Bentuk dada simetris, kebiasaan merokok tidak ada, nyeri dada kadang-
kadang, type pernafasan dada dan perut, irama pernafasan tidak teratur, suara
nafas tambahan ada, dan pernapasan 24x/menit.
Lainnya
√ Bronchial Trakeal
Klien tidak merasa pusing, Klien tidak ada merasa kepala sakit dan tidak
ada pembengkakan pada ekstrimitas. Klien tidak mengalami clubing finger
ataupun kram pada kaki dan tidak terlihat pucat, capillary refill <2 detik, tidak
terdapat oedema, tidak terjadi peningkatan
bola matanya kesamping, kanan, dan kiri. Syaraf kranial VII (fasialis): klien
mampu menggerutkan dahi dan mengangkat alis secara simetris. Syaraf kranial
VIII (vestibulokokhlearis): klien mampu mendengarkan kata-kata yang kita
bicarakan dengan jelas. Syaraf kranial IX (glosofaringeus):klien mampu
membedakan rasa pahit, manis, asam dan asin. Syaraf kranial X (vagus):
refleks menelan baik. Syaraf kranial XI (assesorius): klien mampu
menggerakan lehernya dengan baik, klien mampu menoleh kekiri dan ke
kanan. Syaraf kranial XII (hipoglosus): klien mampu menggerakkan lidahnya
dengan baik.
2. Uji Koordinasi: Ekstrimitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung positif,
ekstrimitas bawah tumit ke jempol kaki positif. Uji kestabilan tubuh uji
kestabilan tubuhTn. Jnegatif. Refleks kanan dan kiri positip tidak ada yang
mengalami kekakuan
a. Kesadaran : √ Composmentis Somnolent
Delirium
Midriasi Meiosis
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir kering,
gigi tidak lengkap dan tidak terdapat caries, reflek mengunyah baik, tidak ada
peradangan dan kemerahan pada gusi, tidak ada peradangan dan lesi pada lidah,
mukosa bibir kering, tidak ada peradangan pada tonsil, tidak terdapat benjolan
pada rektum, tidak terdapat hemoroid, BAB 1x/hari dengan warna cokelat dan
konsistensi feses lembek.Tidak ada keluhan dan tidak ada masalah keperawatan.
a. Bibir : kering
b. Gigi : Normal
c. Gusi : Tidak ada kelainan
d. Lidah : Normal
e. Mukosa : Lembab
f. Tonsil : Normal
g. Rectum : Normal
h. BAB : 1 x/hari Warna : Kecoklatan Konsentrasi : Lembek
34
Riwayat alergi pasien tidak pernah mengalami alergi obat, alergi makanan.
Suhu kulit Tn. m hangat, warna kulit normal tidak ada kelainan, turgor baik kulit
kasar tidak ada kemerahan tidak ada peradangan, jaringan parut tidak ada, tekstur
rambut kasar, distribusi rambut merata, bentuk kuku simetris tidak ada kelainan
tidak ada masalah keperawatan.
a. Obat :Tidak ada
b. Makanan : Tidak ada
c. Kosmetik : Tidak ada
d. Lainnya : Tidak ada
e. Suhu Kulit :O Hangat O √Panas O Dingin
f. Warna Kulit :O √ Normal O Sianosis/ Biru OIkterik/
kuning
O Putih/Pucat O Coklat tua/Hiperpigmentasi
g. Turgor :O √ Baik O Cukup O Kurang
h. Tekstur :O √Halus O Kasar
i. Lesi :
O Macula, lokasi : Tidak ada
O Pustula, lokasi : Tidak ada
O Nodula, lokasi : Tidak ada
O Vesikula, lokasi:Tidak ada
O Papula, lokasi : Tidak ada
O Ulcus, lokasi : Tidak ada
j. Jaringan Parut, lokasi : Tidak ada
k. Tekstur rambut : Lembut
l. Distribusi rambut : Merata
m. Bentuk kuku :
O √Simetris O Clubbing finger O Irregular O Lainnya
n. Keluhan lainnya : Tidak ada
o. Masalah : Tidak ada
36
3. Hidung/Penciuman
a. Bentuk : O√ Simetris O Asimetris
O Lesi
O Patensi
O Obstruksi
O avum Nasal : Warna : Normal Integritas : Normal
O Septum Nasal : O Deviasi O Perforasi O
Perdarahan
O Sekresi, Warna : Normal
O Polip O Kanan O Kiri O
Kanan/ Kiri
b. Keluhan lainnya : Tidak Ada
c. Masalah : Tidak ada
37
Reproduksi Pria
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 6-8 jam
sedangkan pada siang hari 1-2 jam. Saat sakit pasien tidur 6-7 jam dan siang hari
1-2 jam
7.3.3.5 Kognitif :
Pasien mengatakan saya mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan dirawat
dirumah sakit.
7.3.3.6 Konsep Diri :
Gambaran diri: Pasien menyesali dan menangisi keadaan tubuhnya yang
terkena penyakit pada pernafasan akibat pola hidup tidak sehat . ideal diri: pasien
malu dengan kondisi nya yang merasakan nyesak nafas sehingga tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya dan ingin segera sembuh, identitas diri: pasien
seorang laki-laki, harga diri: pasien sangat di perhatikan oleh keluarga, Peran:
pasien adalah anak kedua dan pasien seorang remaja putri.
7.3.3.7 Aktivitas sehari-hari :
Klien mengatakan klien beristirahat dengan cukup namun tidak dapat
tertidur pulas karena merasa nyeri akibat sesak saat bernafas. klien hanya tertidur
4-5 jam.
7.3.3.8 Koping-Toleransi terhadap stress :
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien bercerita kepada ibu dan
bapaknya. Klien mau menerima penyakitnya dan berharap dengan pengobatan
yang dijalaninya dapat membuat klien kembali sehat dan beraktivitas dengan
baik,hubungan dengan suami dan orang lain baik,respon keluarga dengan klien
sangat mendukung dalam faktor keuangan.
7.3.3.9 Nilai Pola Keyakinan :
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit tidak ada tindakan
medis yang bertentangan dengan keyakinan yang dianutnya.
7.3.4 SOSIAL-SPIRITUAL
3.3.4.1 Kemampuan berkomunikasi : Baik
3.3.4.2 Bahasa sehari-hari : Indonesia
dan dayak
3.3.4.3 Hubungan dengan keluarga : Baik
3.3.4.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain : Baik
3.3.4.5 Orang berati/terdekat : Keluarga
3.3.4.6 Kebiasaan menggunkan waktu luang : Berkebun
40
SGOT 22 U/L
SGPT 45 U/L
HbsAg Negatif
Pt 11 detik
APTT 27.4Detik
20tpm Intravena
Inf. RL + Amox IA
1 x 2 gram Intravena
Inj. Cefriaxone
1x400mg Intravena
Inj. Moxifloxacim
3 x 1 mg Intravena
Po. Salbitamol
3 x5 Ml Po
OBH Syr
41
DS : Klien Mengatakan Adanya kebocoran antaralveoli Gangguan pola nafas tidak efektif
“sesak saat bernafas dan saat dengan rongga pleura
melakukan kegiatan, sesak |
hilang timbul. klien tampak
Udara pindah dari alveoli ke
sakit sedang, kesadaran
rongga pleura
kompos mentis, ekspresi
|
wajah klien tampak tenang
anya terasa dan nafas terasa Paru kolaps (menguncup)
sesak“
|
DO : TTV :
- Suhu/T : 36,8 OC, Pneumotoraks (udara terdapat
- Nadi/HR : 126 x/mt, didalam ronggapleura)
- Pernafasan/RR : 24
|
x/mt,
menghambat drainase
- Tekanan Darah150 / 90
limfatik
mm Hg,
- Sesak hilang timbul. |
- klien tampak sakit
tekanan kapiler parumeningkat
sedang,
|
- kesadaran kompos
mentis, tekanan hidrostatik
|
42
efusi pleura
|
Penumpukan cairan dalam
rongga pleura
|
Ekspansi paru menurun
|
Frekuensi paru
|
DS : Sesak Nafas ( hilang Timbul) Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan adanya
Pasien mengatakan tidak I
susah tidur dan sering Nyeri dada nyeri
terbangun saat tengah I
malam
Gangguan pola istrahat tidur
DO :
- Klien tampak lemes
- Mata cekung
- Konjungtiva pucat
- Adanya kantong mata
- Tekanan darah 160/100
43
dan melakukan
7. Intervensi
selanjutnyadalam
menurunkan
kerja nafas;
meningkatkan
penghilangan
distres respirasi
dan sianosis
sehubungan
dengan
hipoksemia
P : Lanjutkan
intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
Rabu 24/03/2021 S : pasien mengatakan masih terasa sesak tetapi tidak sesak seperti Derianty
O:
a. Cek keadaan pasien
b. k/u : baik, kesadaran composmentis, pasien tampak senang
dengan kondisi saat ini yang memiliki kemajuan kesembuhan
c. Dilakukan pemasangan inpus beberapa jam kemudian
dilakukan pelepasan infus.
P : Lanjutkan Intervensi
52
Pukul 15.00 wib a. pasien mulai makan jam 5 sore dengan porsi sedang
s/d 19.00 wib b. ada sedikit nyeri di bagian perut
O:
a. Cek keadaan pasien
b. k/u : baik, kesadaran composmentis, pasien tampak senang
dengan kondisi saat ini yang memiliki kemajuan kesembuhan
P : Lanjutkan Intervensi
53
BAB IV
PEMBAHASAN
DERIYANTI
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan, proses
sistematis dari pengumpulan, dan komunikasi dengan klien. Pengumpulan data
harus berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu sehingga data pengkajian
harus relevan seperti yang ditampilkan. Fase proses keperawatan ini mencakup
dua langkah yaitu dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga,
tenaga kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan
(Potter & Perry,2009).
Penulis mengumpulkan data menggunakan metode wawancara,
observasi,dan pemeriksaan fisik. Selama pengkajian, penulis mendapatkan data
subyektif dan objektif. Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah
kesehatan mereka, klien yang dapat memberikan informasi tersebut. Data obyektif
adalah pengamatan yang dibuat oleh pengumpul data (Potter 2009)
Asuhan keperawatan pada Tn H dilakukan pada tanggal 23 Maret 2021 jam
09.15 WIB. Pengkajian didapatkan data klien mengeluh sesak saat bernafas dan
saat melakukan kegiatan, sesak hilang timbul. klien tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, ekspresi wajah klien tampak tenang, bentuk badan
klien sedang (endomorph), klien berbaring dengan posisi fowler, klien berbicara
dengan lancar, dan penampilan klien rapi.
55
BAB V
PENUTUP
DERIYANTI
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada pasien 1
dengan efusi pleura di Ruangan di GARDENIA RSUD Doris Sylvanus Palangka
Raya Kalimantan Tengah tahun 2021 dan penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
3.1.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan sesuai dengan teori meliputi identitas pasien,
keluhan utama, riwayat kesehatan pasien, pola aktivitas sehari-hari, data
psikososial, data status mental pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
dan penatalaksanaan terapi.Salah satu focus utama pengkajian pada pasien dengan
efusi pleura adalah pola pernapasan pasien.
3.1.2 Diagnosa keperawatan
Menurut teori yang dikemukakan penulis pada bab sebelumnya diagnosa
keperawatan yang biasanya muncul pada pasien efusi pleura setelah dilakukan
tindakan invasive pembedahan yaitu 3 diagnosa. pada pasien 1 tidak dilakukan
pemasangan WSD dan terdapat 3 diagnosa.
3.1.3 Perencanaan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada pasien dirumuskan
berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada, Intervensi setiap diagnosa
dapat sesuai dengan kebutuhan pasien dan memperhatikan kondisi pasien serta
kesanggupan keluarga dalam kerjasama. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti
yaitu intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
3.1.4 Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan intervensi
yang sudah di buat, sesuai dengan kebutuhan kedua pasien dengan efusi pleura.
3.1.5 Evaluasi Keperawatan
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang di berikan. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1
dan 2 selama 3 hari perawatan oleh peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP.
58
DAFTAR PUSTAKA
Lantu, Melinda G., dkk. (2016). Gambaran Foto Toraks pada Efusi
Pleura di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode November 2014 – Oktober 2015. Jurnal
e-Clinic (eCl), Volume 4, No. 1.
Natalia, Dewi., dkk. (2007). Efektifitas Pursed Lip Breathing dan Tiup
Balon dalam Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pasien
Asma Bronchiale di RSUD Banyumas. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan. Volume 3, No. 1.
Surjanto, Eddy., dkk. (2014). Penyebab Efusi Pleura pada Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit. Jurnal Respir Indo, Volume 34, No. 2.