Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPOTERMI
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu : Desi Hertati, SST., M.Keb
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M. Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Desi Kumala,SST.,M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Desi Hertati, SST., M.Keb Selaku dosen pengampu Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
4. Seluruh staf pengajar jurusan DIII Kebidanan sekolah tinggi ilmu kesehatan
eka harap palangka raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu
pengetahuan selamaini.
5. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang selama ini telah
banyak memberikan dukungan baik secara materi, doa, nasehat, dan
senantiasa memotivasisayai dalam menyelesaikan tugas ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Definisi Hipotermi ............................................................................... 3
B. Etiologi ................................................................................................ 3
C. Mekanisme Hipotermi.......................................................................... 4
D. Klasifikasi ............................................................................................ 5
E. Jenis-Jenis Hipotermi............................................................................ 5
F. Manifestasi Klinis ................................................................................ 5
G. Respon Tubuh Saat Hipotermi.............................................................. 7
H. Komplikasi............................................................................................ 7
I. Pemeriksaan ......................................................................................... 7
J. Penanganan........................................................................................... 8
K. Terapi Pengahangatan........................................................................... 8
L. Pencegahan........................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11
Daftar Pustaka................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotermia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh
dari batas normal menjadi <35oC atau 95oF secara involunter.
Hipotermia terjadi karenapelepasan panas melalui konduksi, konveksi,
radiasi, atau evaporasi. Lokal cold injurydan frostbite terjadi karena
hipotermia menyebabkan penurunan viskositas darah dan kerusakan
intraseluler (intracellular injury). Hipotermia dapat dikategorikan
sebagaihipotermia ringan (32 –35oC), hipotermia sedang (28 –31oC) dan
hipotermia berat (dibawah 28oC). Gejala yang sering terjadi mulai dari
pusing, menggigil, hingga halusinasi seperti orang yang kesurupan.
Meskipun gejala awal yang terjadi hanya gejala ringan, penyakit ini
banyak menyebabkan kematian. Faktor risiko hipotermia semakin
meningkat pada orang tua, anak –anak, pecandu alkohol dan pendaki
gunung(Setiati, 2014).Pendakian atau mendaki gunung merupakan sebuah
kegiatan outdoor yang dapat dilakukan oleh setiap orang, asalkan memiliki
kemampuan fisik yang memadai. Fenomena mendaki gunung sekarang
tidak hanya dilakukan oleh orang-orang terlatih, tetapi banyak mahasiswa
maupun remaja yang melakukan pendakian tanpa memiliki kemampuan
dan persiapan yang matang hanya untuk sekedar mengikuti tren tanpa
mengetahui risiko yang mungkin terjadi. Kegiatan mendaki gunung ini
memiliki risiko yang mengancam keselamatan fisik maupun jiwa para
pendaki. Untuk meminimalkan risiko tersebut ada beberapa persiapan
yang harus disiapkan guna mencegah terjadinya hipotermia pada saat
pendakian.
B. Rumusan Masalah
Untuk Mengetahui dan bagaimana Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Kemampuan Pertolongan Pertama Hipotermia.
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Kemampuan Pertolongan Pertama Hipotermia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Definisi Hipotermi
b. Untuk mengidentifikasi Etiologi hipotermi
c. Untuk mengidentifikasi Mekanisme hipotermi
d. Untuk mengidentifikasi Klasifikasi hipotermi
e. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis hipotermi
f. Untuk mengidentifikasi Manifestasi Klinis
g. Untuk mengidentifikasi Respon Tubuh saat Hipotermi
h. Untuk mengidentifikasi komplikasi hipotermi
i. Untuk mengidentifikasi pemeriksaan hipotermi
j. Untuk mengidentifikasi penanganan hipotermi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipotermi
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di bawah
35 derajat celcius. Sedangkan Hipotermi menurut Rutter tahun 1999 adalah
suhu inti tubuh dibawah 36 derajat celcius.
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36oC (Dep.Kes. RI,
1994). Bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal bayi
adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu axila).
Hipotermia adalah suatu kondisi di mana inti suhu turun di bawah yang
diperlukan untuk metabolisme dan fungsi tubuh
B. Etiologi
1. Pada Orang Dewasa
Penyebab Hipotermi, yaitu:
a. Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan yang dingin.
b. Adanya gangguan atau penyakit yang diderita.
c. Penggunaan obat-obatan (alcohol, barbiturate, phenothiazine, insulin,
steroid, β-blocker.
d. Sepsis, hipotiroid, radang pancreas
2. Pada Bayi
Etiologi Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
a. Jaringan lemak subkutan tipis.
b. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
c. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
d. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering
(menggigil) pada reaksi kedinginan.
e. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang
beresiko tinggi mengalami hipotermi.
Neonatus mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh:
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan
sempurna
3
4
C. Mekanisme Hipotermi
Adapun mekanisme tubuh kehilangan panas dapat terjadi secara:
1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas
dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselirnuti.
2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
5
D. Klasifikasi
Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,5 oC)
2. hipotermi sedang (32 -36 oC)
3. hipotermi berat (dibawah 32 oC)
E. Jenis-jenis Hipotermi :
Beberapa jenis hipotermia, yaitu
1. Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga
<35°c.>
2. Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung
terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
3. Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan
sistemik (seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya di musim
dingin (salju) dan iklim dingin.
F. Manifestasi Klinis
Menurut tingkat keparahannya, Gejala Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
1. Mild atau ringan
a. Sistem saraf pusat: amnesia, apati, terganggunya persepsi halusinasi
6
H. Komplikasi
a. Radang dingin, atau kematian jaringan
d. Trench foot, atau rusaknya saraf dan pembuluh darah akibat terendam air
e. Kematian
I. Pemeriksaan
8
L. Pencegahan
Penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh
dengan menggunakan selimut hangat ( tapi hanya pada bagian dada, untuk
mencegah turunnya tekanan darah secara mendadak ) atau menempatkan
pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman hangat ( kalau pasien
dalam kondisi sadar ).
Pencegahannya : Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat
gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan
tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya
mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi
pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi
kram bahkan akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya
jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas
atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangan menggosok-gosok
tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring.
Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah
pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.
1. Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan
pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika
tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik
untuk perlindungan lebih lanjut. Panas tubuh dari orang lain juga bagus
untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai
10
A. KESIMPULAN
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para
petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka
perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi
pertama kali ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak
negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi
disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan
membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi
dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah lahir,
memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi
baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok
tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak
segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua
kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian
bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan
tindakan pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar.
Sebaiknya para petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan
menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk memberikan dampak positif
yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan
ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah
mencegah terjadinya hipotermi.
B. SARAN
1. Upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan
benar bila bayi dikeringkan dan melakukan kontak kulit langsung dengan
ibu.
12
13
DAFTARPUSTAKA
DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga. SP : Jakarta
Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen
diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Modul Asuhan Persalinan Normal