Anda di halaman 1dari 3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Seseorang dalam Pelayanan Kesehatan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Peran sumber daya manusia sangat diperlukan di fasilitas pelayanan kesehatan karena
berhubungan langsung dengan kepuasan yang akan dirasakan pelanggan/pasien dan akan
berpengaruh pada derajat kesehatan. Sumber daya manusia yang berkualitas terbentuk dari
banyak faktor, salah satunya adalah motivasi.

Menurut Hasibuan (2009), motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang


memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad
tertentu. Bagi seorang petugas kesehatan, tujuan motivasi adalah untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang sesuai bidangnya, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam upaya
meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan individu dalam membuat keputusan untuk
memelihara kesehatan. Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja (Rivai, 2009). Motivasi dalam pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk
menumbuhkembangkan semangat, mendinamiskan kejenuhan agar senantiasa tetap bersemangat
dalam bekerja karena pada hakikatnya misi pelayanan kesehatan adalah tugas yang sangat mulia
sebagai integral dari pelayanan kesehatan, sehingga semakin tinggi motivasi maka akan semakin
baik kualitas pelayanan di suatu instansi (Pohan, 2007).

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam


pelayanan kesehatan.

1. Jenis Kelamin
Pria dengan beban keluarga tinggi berhubungan dengan peningkatan jam kerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang beban keluarganya rendah. Sebaliknya,
efek yang berlawanan terjadi pada wanita (Shye, 1991 dalam Ilyas, 2012).
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dilalui seseorang amat mempengaruhi motivasi kerja
yang bersangkutan. Seorang pegawai yang mempunyai pendidikan lebih tinggi biasanya
akan lebih mudah termotivasi, karena ia sudah mempunyai pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas dibandingkan dengan pegawai yang berpendidikan lebih rendah.
(Kadarisman, 2013).
3. Umur
Telah diketahui bahwa terdapat korelasi antara kepuasan kerja dengan usia
seorang karyawan. Semakin lanjut usia karyawan, tingkat kepuasan kerjanya pun
biasanya semakin tinggi.
4. Lama Bekerja
Robbins (2006) dalam Dewi (2010) yang menyatakan bahwa masa kerja dan
kepuasan sering berkaitan positif, semakin lama seorang bekerja, maka akan semakin
terampil dan berpengalaman pula dalam melaksanakan suatu pekerjaannya.
5. Prestasi
Dapat dikemukakan bahwa prestasi yang dicapai dalam pekerjaan akan
menimbulkan sikap positif yang meningkatkan motivasi kerja pegawai.
6. Penghargaan
Penghargaan baik finansial maupun non finansial sebaiknya diberikan ketika
penghargaan tersebut sangat didambakan dan ini harus ditunjukkan kepada setiap anggota
tim untuk meningkatkan motivasi kerja anggota tim tersebut.
7. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan motivator yang berproses sangat kuat karena
komponen ini menggambarkan suatu penghargaan terhadap kemampuan dan kompetensi
(Ilyas, 2003).
8. Kesempatan Untuk Maju
Tanggung jawab dalam mengembangkan karier terletak pada masing-masing
pekerja. Semua pihak lain hanya berperan memberikan bantuan. Berbagai kesempatan
untuk mengembangkan diri, apabila secara sukarela dimanfaatkan, maka akan berakibat
secara positif baik secara profesional dan psikologis, bukan hanya berupa keuntungan
bagidiri sendiri, akan tetapi juga bagi organisasi (Siagian, 2012).
9. Pekerjaan Itu Sendiri
Cara terbaik untuk mengatasi berbagai hal negatif dalam kebosanan di suatu
pekerjaan adalah dengan variasi dalam cara penyelesaian tugas seseorang.
10. Kondisi Kerja Fisik
Kondisi kerja fisik atau lingkungan kerja sangat besar berpengaruh terhadap
motivasi kerja yang dapat menghasilkan produktivitas kerja.
11. Hubungan Interpersonal
Hubungan sesama rekan kerja yang kurang baik dapat mempengaruhi motivasi
kerja pegawai tetap di rumah sakit. Memperbaiki hubungan ke arah yang harmonis akan
meningkatkan motivasi kerja.
12. Kebijakan Administrasi Rumah Sakit
Semua jenis organisasi berkewajiban mentaati berbagai ketentuan normatif yang
akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan dalam bekerja di organisasi tersebut
(Siagian, 2012).
13. Pengawasan
Pengawasan atau supervisi oleh atasan terhadap bawahan adalah alat untuk
memotivasi kerja karyawan, apabila caranya tepat (Notoatmodjo, 2007; 2009).
14. Gaji
Dari banyak penelitian membuktikan bahwa faktor gaji merupakan faktor yang
dominan dalam mencapai kepuasan kerja bagi seorang pegawai (Notoatmodjo, 2007;
2009).
15. Keamanan Kerja
Makin baik kondisi keamanan dan kesehatan karyawan, makin positif sumbangan
mereka bagi organisasi atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai