Anda di halaman 1dari 9

MATAN KEYAKINAN

DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH


DALAM PERSPEKTIF TAJDID FIL-ISLAM

Ahmad Jais

Abstrak

Unsur-unsur yang harus ada pada setiap ideologi adalah adanya pandangan
komprehensif tentang manusia dan dunia, alam semesta di mana manusia hidup, adanya
rencana penataan kehidupan sosial dan politik berdasarkan paham tersebut, adanya
kesadaran dan pencanangan bahwa realisasi rencana dengan tertib di atas membawa
perjuangan dan pergumulan yang menuntut perombakan dan perubahan, adanya usaha
mengarahkan masyarakat untuk menerima secara yakin perangkat paham serta kerja
yang diturunkan dari perangkat paham tersebut, adanya usaha menjangkau lapisan
masyarakat seluas mungkin, meskipun sangat diandalkan sekelompok kecil manusia
yang merupakn otak pembina.

Kata Kunci : Faham, Idiologi, Falsafah

A. Pendahuluan sudah lelah atau exhausted, dan


karenanya Muhammadiyah perlu
Pada Muktamar Muhammadiyah
mentajdidkan dirinya sebagai gerakan
ke-41 di Surakarta, ada beberapa kritik
“tajdid” dan lain-lainnya. Maka dalam
terlontar ketika organisasi ini
rapat kerja hari ini, tepat kiranya dibahas
berkembang, yaitu Muhammadiyah
salah satu produk pemikiran Islam
dikatakan “gajah bengkak, mandegnya
Muhammadiyah, yakni Matan Keyakinan
intelektual dan ketidakpekaan Majlis
dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Tarjih terhadap perkembangan
dengan mengaitkannya dalam perspektif
masyarakat.”1
Tajdid Fil-Islam, sehingga dapat
Kritik tersebut di atas ada
ditemukan wawasan yang memungkinkan
benarnya, barangkali karena usia
Muhammadiyah memurnikan misinya
Muhammadiyah sekarang terlalu tua,
dengan sebaik-baiknya.
1
M. Rusli Karim (edit.), Muhammadiyah dalam Kritik Dalam makalah ini, penulis
dan Komentar (Jakarta : CV. Rajawali, 1986 ), hlm.
51. mencoba menguraikan terlebih dahulu

﴾ 63 ﴿
soal Ideologi, karena ideologi merupakan Pertama, adanya pandangan
keyakinan yang berorientasi kepada komprehensif tentang manusia dan dunia,
tingkah laku dan juga ideologi diwarnai alam semesta di mana manusia hidup.
oleh kesadaran akan tujuan, yang sangat Kedua, adanya rencana penataan
terkait dengan kedudukan Matan kehidupan sosial dan politik berdasarkan
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup paham tersebut. Ketiga, adanya
Muhammadiyah. Di samping itu, penulis kesadaran dan pencanangan bahwa
juga akan menguraikan sedikit tentang realisasi rencana dengan tertib di atas
Tajdid Fil-Islam atau modernisme dalam membawa perjuangan dan pergumulan
Islam. Baru sesudah itu, dibahas masalah yang menuntut perombakan dan
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup perubahan. Keempat, adanya usaha
Muhammadiyah dalam hubungannya mengarahkan masyarakat untuk
dengan Tajdid Fil-Islam. menerima secara yakin perangkat paham
serta kerja yang diturunkan dari
B. Masalah Ideologi perangkat paham tersebut. Kelima,
adanya usaha menjangkau lapisan
Menurut Husein Ahmad, Ideologi
masyarakat seluas mungkin, meskipun
diartikan sebagai keseluruhan prinsip
sangat diandalkan sekelompok kecil
atau norma yang berlaku di dalam
manusia yang merupakn otak pembina.2
masyarakat, yang meliputi berbagai
Ideologi tersbut di atas mirip
aspek sperti sosial politik, ekonomi,
dengan agama karena menuntut orang
budaya, dan hankam. Ideologi juga
menerima doktrin dan moralitas tertentu
diartikan sebagai prinsip-prinsip yang
dan juga mengharapkan loyalitas dari
mendasari tingkah laku seseorang atau
para penganutnya. Loyalitas itu berdasar
sesuatu bangsa dalam kehidupan
keyakinan terhadap unggulannya ideologi
bermasyarakat dan bernegara.
yang diterima. Ideologi sudah disingkirkan
Ideologi yang sempurna terdiri
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi,
atas suatu sistem paham, satu perangkat
karena ideologi dianggap3 mengandung
pemikiran yang menyeluruh yang bercita-
cita menjelaskan wajah dunia dan
2
sekaligus mengubahnya. Unsur-unsur Haedar Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam
Muhammadiyah ( Yogyakarta: Badan Pendidikan
yang harus ada pada setiap ideologi Kader PP Muhammadiyah, 1992), hlm. 19-20.
3
Yang disingkirkan dari ideologi tersebut di atas adalah
adalah: barangkali ideologi politik, sedangkan ideologi sosial
ekonomi lebih cenderung dijadikan way of life-nya.
Lihat Haedar Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam
Muhammadiyah, op.cit., hlm. 21.

﴾ 64 ﴿
beberapa kelemahan, di antaranya nilai praktis yang dapat memberikan arah
perumusan-perumusannya terlalu ideal, pemecahan soal terhadap tuntutan hidup
ciri-ciri berpikirnya terlalu manusia yang senantiasa berkembang
menyederhanakan soal dan terlalu dan berubah, baik dalam bidang sosio-
optimistis sehingga mengabaikan ekonomi, sosio-politik, maupun dalam
kenyataan. bidang ilmu dan teknologi.5
Bila jawaban secara Islam belum
C. Masalah Tajdid Fil-Islam mampu kita berikan, maka proses
sekularisme akan telah menjadi
Tajdid biasa diartikan sebagai
kenyataan dalam kehidupan masyarakat
“reaplication of principle of a truly Islam”
kita. Ajaran Islam yang kita terapkan
atau seperti dinyatakan oleh Fazlur
sekarang ini kebanyakan hanya masih
Rahman penciptaan kaitan yang positif
sebatas pada hukum keluarga, dan itupun
antara ajaran al-Quran dan pandangan
semakin terdesak, sebab dalam wilayah
hidup modern pada nuktah-nuktah
hukum waris umat Islam tidak selalu
kuncinya yang menghasilkan integrasi
berpedoman pada ajaran Islam.
pranata-pranata modern dengan orientasi
Bagaimana dengan wilayah kehidupan
moral sosial al-Quran.
yang lain, seperti dalam bidang ekonomi,
Menurut Keputusan
politik, dan sebagainya? Diakui atau tidak,
Muhammadiyah, tajdid biasa diartikan
umat Islam di seluruh dunia sudah lama
“...mengembalikan kepada ajaran-ajaran
hidup di bawah payung sekularisme.6
Islam yang asli-murni.”4 Menurut Ahmad
Syafii Maarif, perumusan tersebut masih 5
Haedar Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam
terlalu abstrak, terlalu bersifat aqidah, dan Muhammadiyah, op.cit., hlm. 26
6
Sekularisme secara harfiah berasal dari kata “sekular”
belum membumi. Atau dalam istilah atau sekularisasi, atau bahasa Latinnya “saeculum”
yang berarti masa, waktu atau generasi. Lihat
Husein Ahmad, tajdid masih diartikan Harvey Cox, The Secular City ( New York: The
sebagai “puritanisme yang menekankan Macmillan Company, 1966), hlm. 2. Tetapi dalam
Latin Kristen, seperti disebut Niyazi Berkes, kata ini
pada pemurnian ketauhidan dan ibadah.” diartikan dunia masa kini. Lihat Niyazi Berkes, The
Development of Secularism in Turkey ( Montreal:
Seharusnya pemikiran tajdid mencakup McGill University Press, 1964), hlm. 5. Kata
“saeculum” sebenarnya merupakan salah satu dari
yang lebih luas, seluas dimensi
dua kata Latin yang berarti ‘dunia’. Kata Latinnya
kehidupan manusia itu sendiri. Dalam ‘Mundus’. Saeculum menunjukkan waktu dan
‘Mundus’ menunjukkan ruang. Saeculum sendiri
perspektif ini, al-Quran harus mempunyai adalah lawan kata ‘eternum’ yang artinya abadi,
yang digunakan untuk menunjukkan alam yang
kekal abadi, yaitu alam sesudah dunia ini. Lihat D.P.
4
Lihat PP. Muhammadiyah, Himpunan Keputusan- Simpson, Classel’s Latin Dictionary, Latin-English
Keputusan PP. Muhammadiyah ( Yogyakarta: English-Latin (Macmillan Publishing, Co., Inc., 1982),
1973), hlm. 14. hlm. 383. Di dunia Islam istilah “sekular” ini

﴾ 65 ﴿
Semua ini terjadi karena ijtihad7 yang kita semakin menggebu. Sudah tentu di
mata al-Quran, sekularisme itu
lakukan jauh dari memadai untuk
hanyalah “zabad” (buih) yang akan
menjawab persoalan-persoalan baru yang menghilang dengan sia-sia, tapi
kapan? Itu akan tergantung kepada
muncul silih berganti.
kerja umat Islam dalam menampilkan
Bila fenomena ini terus kebenaran yang membayangkan
wajah Ilahi.8
berkelanjutan, sedang ijtihad yang
dilakukan tetap ijtihad parsial, maka
Pernyataan Buya Ahmad Syafii
tampaknya sekularisme harus diterima
Maarif tentang sekularisme itu “zabad”
sebagai suatu kenyataan yang perih dan
(buih) yang akan menghilang dengan sia-
pahit. Baru setelah melewati fase
sia tersebut di atas, hal ini bisa dilihat
tersebut, umat ini barangkali akan
dalam firman Allah sebagai berikut :
tersentak untuk mempelajari agamanya
‫ٱح َت َم َل ٱلس َّۡي ُل‬ ۡ ‫نز َل مِنَ ٱل َّس َما ٓ ِء َما ٓ ٗء َفسَالَ ۡت أَ ۡو ِد َي ُۢ ُة ِب َقد َِرهَا َف‬ َ َ‫أ‬
dengan lebih cerdas, utuh dan mumpuni.
‫ار ۡٱبتِ َغا ٓ َء ح ِۡل َي ٍة أَ ۡو‬ِ ‫َزب َٗدا رَّ ابِ ٗي ۖا َو ِممَّا يُوقِ ُدونَ َعلَ ۡي ِه فِي ٱل َّن‬
Hal ini juga pernah dikuatirkan oleh Buya َٰ
َّ ‫ٱَّلل ُ ۡٱلحَ َّق َو ۡٱل َٰ َبطِ ۚ َل َفأَمَّا‬
‫ٱلز َب ُد‬ َّ ُ‫َض ِرب‬ ۡ ‫كي‬ َ ِ‫َد م ِّۡثل ُ ُهۥۚ َك َذل‬ٞ ‫َم َٰ َت ٖع َزب‬
Ahmad Syafii Maarif sebagai berikut: ۚ ِ ‫ث فِي ۡٱۡلَ ۡر‬ ُ ‫َفي َۡذ َهبُ ُج َفا ٓ ٗۖء َوأَمَّا مَا يَن َف ُع ٱل َّناسَ َفي َۡم ُك‬
‫ض‬
Saya belum melihat bahwa generasi
١٧ ‫ٱَّلل ُ ۡٱۡلَ ۡم َثا َل‬
َّ ُ‫َض ِرب‬ َٰ
ۡ ‫كي‬ َ ِ‫َك َذل‬
saya akan mampu menangani soal
besar ini (ijtihad), syarat untuk itu Artinya : Allah telah menurunkan air
belum dimiliki sepenuhnya. Syarat itu dari langit, maka mengalirlah air di
adalah intelektual, yaitu kemampuan lembah-lembah menurut ukurannya,
menangkap secara cerdas warisan maka arus itu membawa buih yang
Islam klasik,.. tanpa kecanggihan ini, mengambang. Dan dari apa yang
saya kuatir bahwa yang bisa kita mereka lebur dalam api untuk
kerjakan hanyalah kerja tambal-sulam, membuat perhiasan atau alat-alat,
sementara gelombang skularisme ada buihnya seperti buih arus itu.
Demikianlah Allah membuat
perumpamaan yang benar dan yang
pertama kali dipopulrkan oleh Zia Gokalp (1875- bathil. Adapun buih itu, akan hilang
1924), sosiolog terkemuka dan teoritikus nasionalis sebagai sesuatu yang tak ada
Turki. Istilah ini seringkali dipahami dalam
pengertian ‘ireligius’ atau bahkan ‘antireligius’.
harganya; adapun yang memberi
Lihat Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekularisasi : manfaat kepada manusia, maka ia
Kajian Kritis terhadap Pemikiran Thaha Husein ( tetap di bumi. Demikianlah Allah
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1994), hlm. membuat perumpamaan-
7
12-13. perumpamaan (QS. Ar-Ra’d(13): 17).
Kata Ijtihad berasal dari kata dasar ‘Jahada’ yang
berarti mencurahkan segala kemampuan atau
Dari ayat tersebut di atas, Allah
menanggung beban, karena itu Ijtihad, menurut arti
bahasa, ialah usaha yang optimal dan menanggung SWT membuat perumpamaan kepada
beban berat. Menurut Al-Amidi, Ijtihad diartikan
sebagai pencurahan segenap kemampuan dalam kita bahwa yang benar dan yang bathil
mencari hukum-hukum syar’i yang bersifat zhanni,
dalam batas sampai dirinya merasa tidak mampu
dengan air dan buih atau dengan logam
melebihi usahanya itu. Lihat Fathurrahman Djamil,
8
Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah ( Haedar Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam
Jakarta : logos Publishing House, 1995), hlm. 12-13. Muhammadiyah, op.cit., hlm. 27.

﴾ 66 ﴿
yang mencair dan buihnya. Yang benar perpustakaan Islam yang representatif.
sama dengan air atau logam murni, yang Hal ini dimaksudkan agar Muhammadiyah
bathil sama dengan buih air atau tahi tidak kehabisan inspirasi untuk berpikir
logam yang akan lenyap dan tidak ada kreatif. Di samping itu, jika
gunanya bagi manusia. Meskipun yang Muhammadiyah sudah mempunyai
bathil pasti lenyap, akan tetapi jika perpustakaan Islam yang representatif,
kebenaran tidak terorganisir, ia pasti akan maka Muhammadiyah akan semakin
kalah oleh kebathilan yang terorganisir. berwibawa dan diperhitungkan orang,
Inilah tantangan yang berat bagi warga khususnya di bidang moral-intelektual, di
Muhammadiyah. Apalagi di dalam Matan samping wibawa karena amal usahanya
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup di bidang sosio kemanusiaan yang
Muhammadiyah “belum terjabarkan memang hebat.
secara meyakinkan”.
Yang menjadi masalah dari D. Matan Keyakinan dan Cita-Cita
Hidup Muhammadiyah
pernyataan di atas, bukan dalam hal
Matan keyakinan dan Cita-Cita Hidup a. Sejarah Singkat
Muhammadiyah-nya, akan tetapi
Matan Keyakinan dan Cita-Cita
kebelum-mampuan kita untuk membuat
Hidup Muhammadiyah lahir pada
“konsepsi-konsepsi ajaran Islam yang
waktu Muktamar Muhammadiyah ke-
meliputi itu,” yang barangkali dapat
37 tahun 1968 di Yogyakarta, di mana
ditawarkan sebagai alternatif bagi dunia
pada waktu itu, situasi Indonesia
kemanusiaan yang hidup dalam abad ke-
setelah tertutup dengan dunia luar
21 ini. Tapi yang jelas kita berusaha dan
pada zaman Orde Lama seolah
sedang memulai ke arah itu, dengan
terbuka lebar dengan Orde Baru. Pada
melakukan kajian-kajian keislaman
tahun 1968, konsep westernisasi,
secara rutin. Hal ini sudah barang tentu
modernisasi, sekularisasi dan
tidak cukup, belum memadai, apalagi kita,
sebagainya masuk ke Indonesia.
warga Muhammadiyah sering terpukau
Keprihatinan para pimpinan dan pakar
oleh kehebatan amal usahanya yang
Muhammadiyah pada waktu itulah
praktis, sehingga kerja-kerja intelektual
yang melatar belakangi perumusan
yang bernilai strategis terlalaikan.
konsep-konsep Islam ini sebagai
Jadi yang mesti diperhatikan untuk
pilihan alternatif versi Muhammadiyah,
mendukung ke arah tajdid, pembaharuan
yang kemudian disebut dengan Matan
tersebut di atas adalah mutlaknya posisi

﴾ 67 ﴿
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup benarnya.10 2) Muhammadiyah
Muhammadiyah. berkeyakinan bahwa Islam adalah
Adapun tokoh-tokoh yang terlibat agama Allah yang diwahyukan kepada
dalam penyusunan konsep-konsep ini para Rasul-Nya, sejak nabi Adam,
adalah Prof. Dr. Rasyidi, Ahmad Azhar Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan
Basyir, Djindar Tamimy, dan seterusnya sampai kepada nabi
sebagainya. Demikian menurut penutup Muhammad saw sebagai
9
Mohammad Djazman Al-Kindi. hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa, dan
b. Sistematika menjamin kesejahtraan hidup materiil
dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.11 Di
Rumusan matan “Keyakinan dan
sini kita tidak menyebut Yahudi
Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” terdiri
sebagai agama wahyu resmi, begitu
dari lima (5) angka. Kemudian dari
juga dengan Kristen maupun Katolik,
lima (5) angka ini dapat dibagi lagi
agama wahyu hanyalah Islam,
menjadi tiga (3) kelompok, yaitu :
sebagaimana firman Allah SWT
Kelompok pertama, mengandung
sebagai berikut :
pokok-pokok persoalan yang bersifat
‫ٱَّلل ۡٱۡلِ ۡس َٰ َل ُۗ ُم‬
ِ َّ ‫إِنَّ ٱل ِّدينَ عِن َد‬
ideologis, yaitu angka 1 dan 2 yang
Artinya : “sesungguhnya agama
berbunyi : 1) Muhammadiyah adalah
(yang diridhai) di sisi Allah hanyalah
gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Islam...” (QS.3: 19).
Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber
Kelompok kedua, mengandung
pada al-Quran dan as-Sunnah.
persoalan mengenai paham agama
Maksud dan tujuannya adalah
menurut Muhammadiyah, yaitu angka
menegakkan dan menjunjung tinggi
3 dan 4, yang berbunyi : 3)
Agama Islam sehingga terwujud
Muhammadiyah dalam mengamalkan
masyarakat Islam yang sebenar-
Islam berdasarkan al-Quran dan as-
Sunnah12 selain al-Quran dan Sunnah
9
Mohammad Djazman Al-Kindi (alm) pernah menjabat
sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah
10
Surakarta. Di samping itu, beliau juga pernah Lihat dalam AD dan ART Muhammadiyah Bab II Pasal
menjabat sebagai sekretaris PP Muhammadiyah 4 ayat 1 dan Bab III Pasal 6.
11
dan anggota Badan Pertimbangan Pendidikan BPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman
Nasional (BPPN). Lihat Mohammad Djazman Al- Muhammadiyah (Yogyakarta: Majelis
Kindi, Muhammadiyah Peran Kader dan Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani PP.
Pembinaannya (Surakarta: Muhammadiyah Muhammadiyah, 2003), hlm. 13.
12
University Press, 1989), hlm. 91. juga lihat Haedar Al-Quran adalah kitab Allah yang diwahyukan kepada
Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam Nabi Muhammad saw dan Sunnah Rasul adalah
Muhammadiyah, op.cit., hlm. 64. pnjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al-Quran

﴾ 68 ﴿
Rasul, seperti Ijma dan Qiyas bukan mengakui adanya sumber “al-qalb”
sumber, melainkan hanya Ijtihad. atau hati nurani. Moralitas kondisional
Demikianlah pendirian Majlis Tarjih. dan situasional juga tidak diterima dan
Menurut Muhammadiyah, Ijtihad dibenarkan.
mutlak diperlukan. 4) Muhammadiyah Sedangkan di bidang Ibadah
bekerja untuk terlaksananya ajaran- dalam Matan Keyakinan ini, yang
ajaran Islam yang meliputi yang dibicarakan adalah ibadah mahdhah,
meliputi bidang aqidah, akhlak dan yang diturunkan oleh Rasulullah saw
13
ibadah dan Muamalah Duniawiyah. tanpa tambahan dan perubahan dari
Menurut Muhammadiyah, aqidah manusia. Sementara Muamalah
Islam bersumber kepada al-Quran dan Duniawiyah, yang titik beratnya kepada
Sunnah Rasul. Akal diperlukan untuk pengelolaan dunia dan pembinaan
mengukuhkan kebenaran Nash (al- masyarakat, tentu saja di dalamnya
Quran dan Sunnah), bukan untuk pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
mentakwil ajaran aqidah yang teknologi serta pengembangan
memang di luar jangkauan akal. Juga keahlian berdasar ajaran agama serta
dalam melaksanakan ajaran aqidah, menjadikan semua kegiatan tersebut
sesuai dengan ajaran Islam, bahwa sebagai ibadah kepada Allah SWT.14
sikap toleransi terhadap penganut Kelompok ketiga, mengandung
agama lain tetap ditumbuhkan dan persoalan mengenai fungsi dan Misi
tidak memaksakan ajaran Islam, akan Muhammadiyah dalam masyarakat
tetapi tetap terus memberikan Negara RI, yaitu angka 5 yang
gambaran bahwa Agama yang akan berbunyi : 5) Muhammadiyah
menjamin kesejahtraan hidup yang mengajak segenap lapisan bangsa
hakiki di dunia dan akhirat adalah Indonesia yang telah mendapat
Agama Islam. karunia Allah berupa tanah air yang
Kemudian di bidang akhlak, mempunyai sumber-sumber kekayaan,
Muhammadiyah juga berpendirian kemerdekaan bangsa dan negara RI
bersumber kepada al-Quran dan berdasar Pancasila dan UUD 1945,
Sunnah Rasul. Meskipun Sunnah juga untuk berusaha bersama-bersama
menjadikan suatu bangsa negara yang
yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw dengan
14
menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa Haedar Nashir, Dialog Pemikiran Islam dalam
ajaran Islam. Muhammadiyah, op.cit., hlm. 104. Bandingkan BPK
13
BPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman
Muhammadiyah, loc.cit. Muhammadiyah,op.cit., hlm.14.

﴾ 69 ﴿
adil dan makmur dan diridhai Allah khususnya di bidang moral-intelektual.
SWT : “Baldatun Thayyibatun wa Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.
Robbun Ghafur.”15 Lengkapnya
potongan ayat al-Quran ini adalah F. Daftar Pustaka
sebagai berikut :
BPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
ۖ
‫ِين‬
ٖ ‫ان عَن َيم‬ ِ ‫َة جَ َّن َت‬ٞ ‫لَ َق ۡد َكانَ لِ َسب َٖإ فِي م َۡس َكن ِِهمۡ ءَاي‬ Pedoman Muhammadiyah,
‫َة‬ٞ ‫َة َط ِّيب‬ٞ ‫ٱش ُكرُو ْا لَ ُهۥۚ ب َۡلد‬ ۡ ‫َال ُكلُو ْا مِن رِّ ۡز ِق رَ ِّب ُكمۡ َو‬ ۖ ٖ ‫َوشِ م‬
Yogyakarta: Majelis Pengembangan
ٞ ُ‫َورَ بٌّ َغف‬
‫ور‬
Kader dan Sumber Daya Insani PP.
Artinya : Sesungguhnya bagi kaum
Muhammadiyah, 2003.
Saba' ada tanda di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah Departemen Agama RI. Al-Quran dan
kebun di sebelah kanan dan di
Terjemahnya, Surabaya: UD. Mekar
sebelah kiri. : "Makanlah olehmu
dari rezki yang Tuhanmu dan Surabaya, 2000.
bersyukurlah kamu kepada-Nya.
D.P. Simpson. Classel’s Latin Dictionary,
(Negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Latin-English English-Latin,
Maha Pengampun (QS. 34 [Saba’] :
Macmillan Publishing, Co., Inc.,
15).
1982.
E. Penutup Fathurrahman Djamil. Metode Ijtihad
Majlis Tarjih Muhammadiyah,
Dalam bagian penutup ini, penulis
Jakarta : logos Publishing House,
ingin menyampaikan, pertama, apabila
1995.
Muhammadiyah ingin tetap memiliki
Haedar Nashir. Dialog Pemikiran Islam
eksistensi dan peranan, maka keyakinan
dalam Muhammadiyah, Yogyakarta:
dan cita-cita hidupnya harus dibina betul-
Badan Pendidikan Kader PP
betul. Kedua, untuk mendukung ke arah
Muhammadiyah, 1992.
tajdid, pembaharuan, Muhammadiyah
Harvey Cox. The Secular City, New York:
harus memiliki perpustakaan Islam yang
The Macmillan Company, 1966.
representatif. Hal ini dimaksudkan agar
M. Rusli Karim (edit.). Muhammadiyah
Muhammadiyah tidak kehabisan inspirasi
dalam Kritik dan Komenta, Jakarta :
untuk berpikir kreatif. dengan demikian,
CV. Rajawali, 1986.
insyaAllah Muhammadiyah akan semakin
Mohammad Djazman Al-Kindi.
berwibawa dan diperhitungkan orang,
Muhammadiyah Peran Kader dan
Pembinaannya, Surakarta:
15
BPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman
Muhammadiyah,loc.cit.

﴾ 70 ﴿
Muhammadiyah University Press,
1989.
Niyazi Berkes. The Development of
Secularism in Turkey, Montreal:
McGill University Press, 1964.
PP. Muhammadiyah. Himpunan
Keputusan-Keputusan PP.
Muhammadiyah, Yogyakarta: 1973.
PP. Muhammadiyah. Himpunan
Keputusan-Keputusan PP.
Muhammadiyah, Yogyakarta: 1973.
Syahrin Harahap. Al-Qur’an dan
Sekularisasi : Kajian Kritis terhadap
Pemikiran Thaha Husein,
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya, 1994.

﴾ 71 ﴿

Anda mungkin juga menyukai