Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners


Keperawatan Dasar Profesi

Disusun oleh:

Nama : Widha Listyaninggar


NIM : P27220021346

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar


1. Definisi
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari
makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan
penggantian sel tubuh (Harnanto dan Rahayu, 2016). Nutrisi adalah zat-
zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal dari zat kimia
organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk
menghilangkan rasa lapar namun juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi
umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi, mengganti sel-sel yang
rusak, memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas tubuh dan
lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat
gizi atau nutriennya (Asmadi, 2018).
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan
digunakan untuk sumber energi, proses fungsional sel itu sendiri dan
sistesis protein. Maka dari itu intake nutrisi pada tubuh harus adekuat. Hal
ini berarti nutrisi yang dimakan harus mengandung nutrien yang seimbang
meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan
yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk
sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada
proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami ganguan
nutrisi.
2. Etiologi
Menurut Potter dan Perry (2015) beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pemenuhan nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut:
a. Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan
memiliki tubuh yang sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya disebabkan oleh gejala suatu penyakit
atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan
medis.
b. Status Sosioekonomi
Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang
berubah-
ubah (semakin tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja
(makanan) tergantung dari uang yang tersedia.
c. Kultur dan Agama
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa
batasan-batasan mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan.
Makanan tertentu hanya dapat diberikan dalam waktu yang telah
disesuaikan.
d. Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai
dapat berpengaruh kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien
juga dipengaruhi oleh simbol status, misalnya seseorang yang makan
makanan
mewah merasa memiliki status sosial tinggi daripada seseorang yang
makan makanan sederhana. Perawat perlu mempertimbangkan pilihan
makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik.
e. Faktor Psikologis
Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang dan
memiliki persepsi masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan
stresor mempengaruhi keinginan klien untuk makan atau lebih memilih-
milih makanan.
f. Alkohol dan Obat-obatan
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan
alkohol menekan nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan,
dan lebih menghabiskan banyak uang sehingga hanya mampu
membeli sedikit makanan. Obat-obatan dapat menekan nafsu makan
sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi yang
tersimpan, dan mengganggu absorbsi zat gizi.
Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, DM, hipertensi, jantung koroner,
kanker, anorexia nervosa.

3. Patofisiologi dan pathway


Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi,
meskipun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada
cairan. Kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia dalam
berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan,
megeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat makanan. Mencerna
dan menyimpan zat makanan merupakan hal yang penting dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter dan Perry, 2015). Nutrisi
merupakan bagian dari komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana hal ini
menjadi kebutuhan tumbuh kembang selama proses pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan antara lain:
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air (Hidayat 2005 dalam
Indriyani 2013). Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan
beberapa masalah antara lain:
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa lambung.
Setelah itu tonus dan peristaltik lambung menurun sehingga
menyebabkan refluk duodenum ke lambung terjadi mual
dan muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat disebabkan oleh
status kesehatan yang menurun kemudian otot menelan menjadi
lemah dan terjadilah gangguan menelan makanan sehingga asupan
nutrisi tidak terpenuhi dan pasien mengalami penurunan berat badan
(Aditya, 2014).
b. Berat badan berlebih
Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini menyebabkan
terjadinya engingkatan intake nutrisi sehingga kebutuhan energi
meningkat. Seseorangmenjadi mudah lapar dan nafsu makan
meningkat, sering makan dan terjadi peningkatan berat badan (
(Aditya, 2014).
c. Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan
dan nyeri pada epigastrik menyebabkan seseorang mengalami
kesulitan menelan. Pada keadaan lain dapat juga menyebabkan
muntah dan bisa menyebabkan volume kekurangan cairan (Herdman
dan Kamitsuru, 2015).

Pathways

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah

Berkurangnya pemasukan
Berlebihnya pemasukan makanan
makanan

Kekosongan lambung
Zat makanan tersimpan di jaringan adipose
dipakai sebagai energi
Erosi pada lambung (gesekan)

Berat badan meningkat


Produksi HCL meningkat

Asam lambung refleks Kelebihan nutrisi

Berkurangnya pemasukan makanan (Sumber : Aditya,2014)

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi
4. Manifestasi klinik
Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda
dan gejala antara lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015):
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1) 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare, mual, muntah
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut secara berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
8) Ketidakmampuan memakan makanan
9) Kurang informasi
10)Tidak nafsu makan
11)Kurang minat pada makanan
12)Nyeri abdomen
13)Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
14)Sariawan rongga mulut
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum menelan
2) Ngiler
3) Tersedak sebelum makan
4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
5) Menolak makan
c. Berat badan berlebih
1) BMI > 25 kg/m2
d. Kekurangan volume cairan
1) Haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Penurunan berat badan tiba-tiba
7) Penurunan tekanan darah

5. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)


a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga.
2) Penanganan fokus pada penyebab masalah pola nutrisi.
3) Pemberian asupan nutrisi : oral.
4) Kolaborasi : pemasangan NGT dan pemberian nutrisi melalui NGT.
5) Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi.
6) Ajarkan progam diet
b. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain:
1) Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami
lewat mulut. nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya
dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin
kompleksnya suplemen gizi yang ada di samping sejumlah suplemen
juga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter seperti suplemen
imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan suplemen gizi klinik atau
kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi (Hartono, 2016).
2) Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan
cukup, tapi memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan
kesadaran, disfagia, obstruksi esofagus, bedahkepala-leher,
hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat seperti
pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar.
Pemberian dapat berupa selang nasogastrik berukuran kecil
biasanya dapat ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat obstruksi
esofagus atau makana yang harus diberikna dalam waktu yang
lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke lambung melalui
dinding abdomen (Rubenstein et al, 2017).
3) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus
tidak memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus,
pasca operasi ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula.
Pemberian nutrisi parenteral dapat merupakan tambahan untuk
pemberian makanan melalui oral atau enteral atau menjadi
satu0satunya sumber gizi-nuyrisi parenteral total (Rubenstein et al,
2017).

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1) Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
2) Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
3) Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
4) BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
5) Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-
13 mg/100ml, perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
b. Rontgen
7. Komplikasi
a. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
dengan zat gizi. Pada tingkat selular atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membran mukosa, konjungtiva dan lain – lain.
b. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabakan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
d. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung korener merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol darah dan merokok. Saat
ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas dan lain – lain.
e. Kanker
Kanker adalah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
f. Anoreksia nervosa
Anoroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan energi

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan antara lain :
a. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada pasien dnegan gangguan nutrisi biasanya merasakan
anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang – kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, sering haus,
pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan
masalah impoten pada pria.
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini
yang membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien
mengalami keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit –
penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita. Alergi, Imunisasi,
kebiasaan/Pola hidup, obat yang pernah digunakan
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau
sedang dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan
klien atau pun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya
terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama.

c. Genogram
d. Pengkajian Keperawatan

1) Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan


menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga
mengenai apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga
mempertahankan kesehatannya.
2) Pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat
melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan
data yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical
sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien
yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake
makanan dan minuman yang dikonsumsi.
3) Pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi,
bau, karakter)
4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan
kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya
olahraga pada klien.
5) Pola tidur & istirahat : durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur
6) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan
keadaan indera
7) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri,
dan peran diri
8) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
9) Pola peran & hubungan
10) Pola manajemen & koping stres
11) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),
tanda- tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a) Kepala
- Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan
kasar,penampilan, depigmentasi.
- Muka/ Wajah : Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit
gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada
kulit Sekitar hidung dan mulut
- Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata
keruh.
- Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-
tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di
daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga, melihat
serumen telinga berkurangnya pendengaran, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran
- Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah
nyeri tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya,
jumlahnya?
- Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
- Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil?
Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat?
b) Leher, Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
c) Thorax, Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan?
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
d) Jantung, Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta
iramanya? Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau
tachycardia?
e) Abdomen, Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada
abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah
tanda meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar?
f) Kulit, Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun
warnanya? Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah
sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut
dan kuku.
g) Ekstremitas, Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,
penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?
h) Genetalia, Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda
infeksi? Apakah ada kesulitan untuk berkemih?

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2017) antara lain :
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (D.0019)
b. Defisit pengetahuan tentang nutrisi diet rendah garam berhubungan
dengan kurang terpapar informasi (D.0111)
3. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (SLKI,2018) (SIKI,2018)
(SDKI,2017)
1. Defisit nutrisi Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan status MANAJEMEN NUTRISI
berhubungan nutrisi membaik (l.03119)
dengan faktor (L.03030) Observation
psikologis (D.0019) Kriteria Hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat 2. Identidikasi alergi dan
menurun meningka
intoleransi makanan
t
Porsi makanan 1 2 3 4 5 3. Identifikasi makanan yang
yang dihabiskan disukai
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan untuk 4. Identifikasi kebutuhan kalori
meningkatkan dan jenis nutrient
nutrisi
Pengetahuan 1 2 3 4 5 5. Identidikasi kebutuhan kalori
tentang pilihan dan jenis nutrient
makanan yang
sehat 6. Monitor asupan makanan
Pengetahuan 1 2 3 4 5 7. Monitor berat badan
tentang standar
asupan nutrisi Terapeutic
yang tepat 1. Lakukan oral hygiene
Sikap terhadap 1 2 3 4 5
makanan/minuma sebelum makan
n dengan tujuan 2. Fasilitasi menentukan
kesehatan
Memburuk Cukup sedang Cukup Membaik pedoman diet
memburu membaik
3. Sajikan makanan secara
k
Berat badan 1 2 3 4 5 menarik dan suhu yang
Indeks Massa 1 2 3 4 5 sesuai
Tubuh (IMT)
Frekuensi makan 1 2 3 4 5 4. Berikan makanan tinggi
Nafsu makan 1 2 3 4 5 serat untuk mencegah
Membran mukosa 1 2 3 4 5
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Education
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Anjurkan diet yang
diprogamkan
Colaboration
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
2. Defisit pengetahuan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan tingkat
EDUKASI KESEHATAN
tentang pengetahuan meningkat (L.12111)
Observation
penatalaksanaan Kriteria Hasil :
1. Identifikasi kesiapan dan
hipertensi Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
kemampuan menerima
meningkat menurun
berhubungan
Pertanyaan 1 2 3 4 5 informasi
dengan kurang tentang 2. Identidikasi faktor-faktor
terpapar informasi masalah
yang yang dapat meningkatkan
(D.0111) dihadapi dan menurunkan motivasi
Persepsi 1 2 3 4 5
yang keliru perilaku diet hipertensi
terhadap Terapeutic
masakah
Menjalani 1 2 3 4 5 1. Sediakan materi dan media
pemeriksaan
yang tidak pendidikan kesehatan
tepat 2. Jadwalkan pendidikan
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburuk membaik kesehatan sesuai
Perilaku 1 2 3 4 5 kesepakatan
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningka 3. Berikan kesempatan untuk
t bertanya
Perilaku 1 2 3 4 5
sesuai Education
anjuran 1. Jelaskan faktor risiko yang
Verbalisasi 1 2 3 4 5
minat dalam dapat mempengaruhi
belajar terjadinya hipertensi
Kemampuan 1 2 3 4 5
2. Ajarkan diet makanan
menjelaskan
pengetahuan hipertensi
tentang
Ajarkan stategi yang dapat
suatu topik
Perilaku 1 2 3 4 5 digunakan untuk mengatasi
sesuai
dengan hipertensi
pengetahuan
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana keperawatan
disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan keperawatan dapat
dilaksankan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam
implementasi keperawatan. Implementasi keperawatan yang diberikan untuk klien
dengan masalah nutrisi adalah :

a. Pendidikan kesehatan
Perawat memegang peranan penting dalam memberikan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi yang sesuai dengan kesehatan pada klien. Pendidikan
kesehatan yang diberikan dapat menggunakan alat bantu/media seperti
piramida makanan, karena dengan menggunakan media kita dapat
menjelaskan mengenai pilihan makanan yang sehat, perencanaan menu dan
pola diet.
b. Pemberian diet yang sesuai
Pada klien dengan penyakit tertentu, pemberian nutrisi harus dimodifikasi
sesuai dengan kondisi klien. Misalnya saja : Pada penyakit gastrointestinal,
klien harus menghindari makanan yang dapat meningkatkan produksi asam
lambung. Pada penyakit kardiovaskuler, klien harus menghindari makanan
yang mengandung lemak jenuh.
c. Pemberian bentuk makanan yang sesuai
Pemberian bentuk makanan harus disesuaikan dengan kondisi pasien.
d. Upaya peningkatan nafsu makan klien
Makanan yang telah menjadi dingin atau makanan dingin yang tidak
dihangatkan dapat menurunkan nafsu makan.
e. Membantu klien untuk makan
Orang dewasa yang dibantu makan oleh orang lain dapat memberikan persepsi
yang beraneka ragam bagi dirinya sendiri.
f. Pemberian nutrisi sesuai dengan kondisi klien
Pemberian nutrisi sesuai dengan kondisi klien, berdasarkan penyakit dan
kebutuhan kelompok usia (Susanti, 2017: 206).

5. Evaluasi
Tahap penilaian evaluasi adalah perbaningan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah diterapkan dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatanya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemmapuan klien mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada perencanaan (Sri Wahyni,2016).
Kriteria hasil untuk pasien dengan masalah nutrisi tergantung pada

diagnosa keperawatan. Beberapa kriteria yang dapat digunakan :

a. Pasien dapat makan tanpa keluhan mual dan muntah.


b. BB Normal.
c. Berat badan sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT) atau berat badan ideal
(BBI) anak (Ahmad & Nita, 2013: 133).
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., & Zanotti,
M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to
Planning Care. Mosby.

Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:


Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/ [Diakses pada 23 September 2021]

Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi


Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Program Studi DIII keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Kusuma Husada
Surakarta
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri-
518-1-wiwinin-8.pdf [Diakses pada 23 September 2021]

PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 .”Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI)”. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018 . “Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI)”.Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)”.
Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai