Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Kewirausahaan

PERTEMUAN 7

MOTIVASI USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGAN


Mata Kuliah KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu: Sri Utaminingsih, S.H.,M.MPd.,M.H

TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:


 Menjelaskan tentang memasuki dunia usaha
 Mengetahui cara dan mengembangkan dunia usaha

DESKRIPDI MATERI: MOTIVASI USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGAN


USAHA

Definisi Peluang Usaha


Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang bearti kesempatan
yang muncul dari sebuah kejadian dari sebuah kejadian atau momen,jadi peluang
berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang.
Inspirasi merupakan sumber dari peluang. Ketika seseorang memeperoleh
inspirasi, bearti ia membuka sebuah peluang untuk suatu hal yang baru.
Munculnya sebuah inspirasi merupakan proses filterisasi atau pemilihan
dari berbagai banyak ide dan gagasan yang beujung pada sebuah kristalisasi
ide.bila ide dan gagasan tersebut memiliki nilai jual tinggi maka kanmenghasilkan
sebuah inspirasi yang akan berubah menjadi peluang. Ide atau gagasan yang
memiliki nilai jual tinggi adalah ide atau gagasan yang berhubungan erat dengan
pasar.
Biasannya ide ini memiliki ciri antara lain:
1. Mamapu memenuhi kebutuhan konsumen atau pasar
2. Memiliki keunggulan bersaing (competitive atvantage) dalam sebuah
kopetensi (memiliki daya saing)
3. Tidak bersifat sementara atau adanya aspek waktu yang lama.
4. Ada nilai uang atau bisa dinilai dengan uang

1
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

5. Memnuhi aspek kreatifitas dan inovasi yang bersifat solusi ataun yang
penyelesaian masalah dan kesulitan yang selama ini belum ada orang yang
mampu menyelesaikan.
Peluang yang berasal dari sebuah ide usaha yang diperoleh dari sebuah
inspirasi, harus merupakan ide usaha yang diperoleh dari sebuah inspirasi,harus
merupakan peluang yang potensial,sehingga dapat dikatagorikan sebuah peluang
usaha yang baik.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
usaha (bisnis) baru di antaranya adalah :
1. Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,
2. konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,
3. Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan
4. usaha sejenis dalam pasar tersebut.
Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya
memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang
akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku
di pasar.

Cara Memasuki Dunia Usaha


1. Langkah-Langkah Dalam Memulai Usaha
Langkah-langkah untuk memasuki dunia usaha yang harus diperhatikan
yaitu:
a. Mengenali Peluang Usaha
Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain juga bisa dipengaruhi oleh
pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan
bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan
hubungan sosial.
b. Optimalisasi Potensi Diri
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment,
yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan
menanyakan pada diri sendiri,

2
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

c. Untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu mengoptimalkan


motivasi diri.
d. Fokus dalam Bidang Usaha
Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang sudah
ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya rendahnya (efisien
dalam pebiayaan).
Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh
pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.
Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal dari hal-
hal yang kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya.
e. Berani Memulai
Untuk memulai berusaha harus ada:
a. Peluang
b. Potensi diri
c. Motivasi yang tinggi
5. Keberanian memulai
2. Cara memulai Usaha
Untuk memasuki dunia usaha ada tiga cara yaitu:
A. Merintis usaha baru
yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu dengan menggunakan
modal, ide,organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Merintis Usaha
Baru Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha
untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
a. Inside out (idea generation)
Adalah pendekkatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan
keberhasilan usaha.
b. Pendekatan outside in atau opportunity recognition
Yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa kebutuhan akan
berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan pasar.
Opportunity recognition tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat
pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Dalam

3
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

mencari peluang usaha tidak luput dari sumber dari peluang tersebut. Berita-berita
peluang tersebut menurut Lambing (2000:92) bersumber dari
a. Surat kabar.
b. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi.
c. Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
d. Publikasi pemerintah.
e. Informasi lisensi yang disediakan oleh pialang saham Universitas dan
perusahaan lainya.
B. Membeli perusahaan orang lain (buying)
Yaitu dengan membeli perusahaan yang didirikan, dirintis atau di organisir
oleh orang lain. Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan Seorang wirausaha
yang akan membeli perusahaan selain harus mempertimbangkan berbagai
keterampilan, kemampuan, dan kepentingan pembelian perusahaan tersebut,
pembeli juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang
akan dibeli, di antaranya:
a. Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli
b. Bank investor yang melayani perusahaan.
c. Kontak-kontak perusahaan seperti pemasok, distributor, pelanggan, dan yang
lainnya erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan dibeli.
d. Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan yang akan dibeli.
e. Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan
yang dibeli.
C. Kerjasama manajemen (franchising)
Franchising (Kerja Sama Manajemen / Waralaba) Franchising merupakan
kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan eceran.
Seperti telah dikemukakan bahwa franchise adalah suatu persetujuan lisensi
menurut hukum antara suatu perusahaan penyelenggara dengan penyalur atau
perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan induk (franchisor)
mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat / daerah, bimbingan,
latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut.
Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek
berikut ini:

4
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

a. Pemilihan tempat.
b. Rencana bangunan.
c. Pembeliaan peralatan.
d. Pola arus kerja.
e. Pemilihan karyawan.
f. Periklanan
g. Grafik.
h. Bantuan pada acara pembukaan.
2. Profil Usaha Kecil
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Tahap Penemuan ide.
Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide
tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis
apa saja yang paling memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri,
perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap
paling layak
b. Memformulasikan Tujuan.
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi
bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi?
Apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan
masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang
langgeng?
c. Tahap Analisis.
Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah
bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti
prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go)
atau tidak dilaksanakan (no go).
d. Tahap Keputusan.

5
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak


dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa
kriteria investasi, seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah membuat perencanaan
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi
usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolanya. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi
penting, yaitu :
a. Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha
b. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dan
luar.

Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Kecil


Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya
perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usaha
kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang
berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan cepat tersebut
susah dilakukan.
2. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha
kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat
lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya menggunakan bahan baku dan
tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.
3. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi
bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai
akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan mata uang asing

6
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

tersebut dapat dijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang untuk


keperluan ekspor.
Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :
1. Aspek kelemahan struktural.
Kelemahan dalam struktur perusahaan misalnya kelemahan dalam bidang
manajemen dan organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan
dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan,
tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan faktor
struktural yang satu saling terkait dengan faktor yang lain kemudian
membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung pangkal dan
membuat usaha kecil terdominasi dan rentan.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling menonjol
adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi ketergantungan pada
kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal juga lebih menguasai
sumber-sumber bahan baku dan dapat mengusahakan bahan baku, maka
pengusaha kecil memiliki ketergan-tungan pada pemilik modal yang
sekaligus penguasa bahan baku. Akibat dan ketergantungan tersebut, otomatis
harga jual produk yang dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung
ditentukan oleh penguasa pasar dan pemilik modal, maka terjadilah pasar
monopsoni.
Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil ditentukan
oleh batas harga jual produk dan batas harga beli bahan baku. Terjadilah
repatriasi keuntungan yang mengakibatkan permodalan usaha kecil
jumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut mengakibatkan ketengantungan
pengusaha kecil yang menjadi buruh pada perusahaan sendiri dengan upah
yang ditentukan oleh batas keuntungan dari pemilik modal sekaligus
penguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.
2. Aspek kelemahan Kultural. Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan
struktural. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan
lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran, dan bahan baku, seperti:
a. Informasi peluang dan cara memasarkan produk.

7
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

b. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan mudah
didapat.
c. Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar
dalam menjalin hubungan kemitraan.
d. Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas,
maupun kemasannya.
e. Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang
terjangkau.

Model Pengembangan Usaha Kecil


Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen
modern tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan
eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemu-
kakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan
internal. Untuk menghadapi kondisi jangka panjang dan dinamis, perusahaan
harus dikembangkan melalui strategi yang berbasis pada pengembangan sumber
daya internal secara superior (internal resource-based strategy) untuk menciptakan
kompetensi inti (core competency).
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori
dynamic strategy maupun teori resource-based strategy sangat relevan bila khusus
diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil. Menurut teori resources-based
strategy, agar perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, maka
perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang supe¬rior, yang tidak
transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing
jangka panjang (futuristik) yang kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan
dalam situasi eksternal yang bergejolak.
Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha khusus
yang diarahkan untuk survival, consolidation, control, planning, dan expectation.
Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen, yaitu mengubah pemilik
sebagai pengusaha (owners as businessman) yang merekrut tenaga dan diberi
wewenang secara jelas. Perubahan yang dilakukan, yaitu : bidang pemasaran

8
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

harus mengubah getting customer menjadi improve competitive situation, bidang


keuangan tahap cash flow berubah menjadi tahap tighten financial control,
improve margin, and control cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harus sudah
ventura capital (Yuyun Wirasasmita,1993: 2).
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang,
perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti
(building core competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan
keunggulan. Keunggulan tersebut dapat diciptakan melalui “The New 7-S’
strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :
1. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan stakeholder.
2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau
yang mencengangkan.
3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.
4. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.
5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan
perubahan/pergeseran peran yang dimainkan.
6. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dan strategi.
7. Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian
penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.

Soal/Tugas
1. Sebutkan definisi peluang usaha yang anda ketahui ?
2. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam membangun sebuah usaha,
jelaskan menurut anda !
3. Ada tiga cara langkah untuk membangunusaha, sebut dan jelaskan !

Referensi/Sumber

Hendro. Dasar - dasar kewirausahaan. Jakarta : Erlangga

Suherman, eman. Business Enterpreneur. Bandung : Alfabeta

www.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/Buku-Modul-Kuliah-Kewirausahaan-
2013.pdf

9
Universitas Pamulang
Mata Kuliah Kewirausahaan

10
Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai