Anda di halaman 1dari 7

 

 
BAB II
 
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
 

 
2.1. Landasan Teori
 
Teknik – teknik pemotongan pelat dapat dilakukan dengan berbagai
 
macam, diantaranya dengan peralatan tangan, mesin potong manual dan mesin
 
potong hidrolik.
 
2.1.1 Pemotongan dengan Peralatan Tangan
 
2.1.1.1 Gunting Tuas
Gunting tuas digunakan untuk pemotongan pelat yang mempunyai
ketebalan 1 - 3 mm, tetapi penggunaan gunting tuas ini lebih sering digunakan
untuk pemotongan pelat- pelat strip. Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat
dilihat pada Gambar II.1.

Gambar II.1 Gunting tuas [1]

Gambar II.2 Bagian – bagian gunting tuas [1]

II-1
 
  II-2

 
Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat ini
 
digerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Posisi pelat
  yang dipotong terletak pada pisau bawah yang tetap.
 
Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe dan bentuknya
 
masing-masing. Salah satu jenis gunting tuas mempunyai ketebalan pemakanan
  sebesar tebal pisau yang digunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis gunting

  tuas meja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongan sebesar 5 mm
sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Pelat yang akan dipotong harus
 
dilebihkan sebesar tebal mata pisau untuk mendapatkan ukuran yang tepat
 
sewaktu pemotongan.
 
2.1.2 Pemotongan dengan Mesin

3.2.2.1 Mesin Gullotine


Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan
mesin gullotine hidrolik. Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan
dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki si pekerja. Mesin gullotine hidrolik
proses pemotongannya digerakkan dengan sistem hidrolik, sehingga kemampuan
potong mesin gullotine hidrolik ini lebih besar dari mesin gullotine manual. Mesin
gullotin ini hanya mampu untuk pemotongan pelat-pelat lurus. Mesin gullotine
manual ketabalan pelat yang dapat dipotong di bawah 0,6 mm dan mesin gullotine
hidrolik mampu memotong pelat antara 6-10 mm .

Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses
pemotongan. Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau
atas ditekan sampai memotong pelat. Posisi mata pisau atas dimiringkan untuk
mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan, sehingga
luas penampang pelat yang yang dipotong mengecil.

Hasil pemotongan dari mesin gullotine ini dipengeruhi oleh kemiringan


dan kelonggaran (suaian) antara kedua posisi pisau. Suaian antara ke dua mata
pisau harus berdasarkan jenis pelat yang akan dipotong, agar mendapatkan hasil
pemotongan yang baik.

 
  II-3

 
Gambar II.3 Posisi pisau mesin guillotine [1]
 
Proses pemotongan dengan mesin gullotine manual dengan cara pelat
 
diletakkan di atas meja. Pelat yang akan dipotong diatur dengan memperhatikan
 
garis ukuran yang ada pada meja, kemudian ukuran yang diinginkan diatur dengan
tepat dengan ujung pisau, maka selanjutnya tuas ditekan dengan menggunakan kaki
agar pisau memotong pelat tersebut.

Gambar II.4 Gullotine manual [1]

Gambar II.5 Gullotine mesin [1]

 
  II-4

 
Mesin gunting guillotine merupakan mesin gunting pelat sebelum
 
mengalami perkembangan sampai sekarang. Mesin gunting pelat ini mampu
  memotong pelat lurus, dengan ketebalan pemotongan maksimal 12 mm.
Prinsip
  kerja mesin potong ini menggunakan tenaga motor listrik yang
dihubungkan
  dengan tuas penekan. Tuas penekan ini dihubungan dengan pisau
bagian atas. Pisau atas ini bergerak naik turun.
 
Pelat diletakkan diantara pisau bawah yang tetap dan pisau atas yang
 
bergerak turun. Stopper atau sepatu penahan terlebih dahulun turun menahan
 
pelat yang akan dipotong sebelum pisau atas turun menggunting pelat. Stoper
atau  penahan ini berfungsi untuk menahan pelat agar sewaktu terjadinya
  proses pengguntingan pelat tidak mengalami gaya balik.

Antara pisau bawah dan atas mempunyai kelonggaran atau kelonggaran


(clearence) tertentu. Kelonggaran ini disesuaikan dengan ketebalan pelat yang
akan dipotong. Besarnya kelonggaran ini berbanding lurus terhadap jenis bahan
pelat yang akan dipotong. Semakin besar ketebalan pelat yang dipotong maka
kelonggaran antara pisau ini juga akan menjadi lebih besar. Bahan pelat yang
mempunyai kekerasan yang tinggi harus diikuti dengan penyesuaian kelonggaran
(clearance) antara mata pisau atas dan bawah. [2]

3.2.2.2 Mesin Potong Hidrolik


Mesin potong hidrolik menggunakan tenaga (power supply) hidrolik.
Tenaga hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa hidrolik yang
digerakkan oleh motor listrik.

Kemampuan menggunting atau memotong pelat dengan mesin hidraulik ini


sampai mencapai ketebalan pelat 5 mm. Prinsip kerja mesin hidraulik ini sama
dengan mesin gulotine umumnya. Penekan yang digunakan pada mesin ini
menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengan silinder sebanyak dua
buah. Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubungan
langsung dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopper yang
digerakkan secara hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyak dari actuator potong.

 
  II-5

 
Jumlah actuator ini disusun diantara celah pemotongan. Pemotongan pelat yang
 
mempunyai lebar cukup luas juga dapat ditekan oleh stopper. [7]
 

 
Gambar II.6 Mesin gunting hidrolik Gambar II.7 Spesifikasi mesin gunting
hidrolik

2.1.3 Hidrolik

2.1.3.1 Teori Dasar Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya


dengan menggunkan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya
yan lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan, dimana fluida penghantar ini
dinaikan tekanannya oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja
melalui selang dan katup. Gerakan translasi batang piston dan silinder kerja yang
diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju
dan mundur. (Aditya, 2016)

2.1.3.2 Perhitungan Sistem Hidrolik

Perhitungan dimensi utama silinder hidrolik menyangkut Di, dbp, L dan td.
Persamaan Hukum Pascal digunakan untuk mencari perhitungan tersebut. [3]

 
  II-6

 
Gambar II.8 Dimensi silinder hidrolik

Perhitungan
  dimensi silinder :

 
P= .......................................................................................................(1)

2
A= Di

Di =

Penentuan diameter batang piston menggunakan Tabel penentuan diameter batang


piston (Lampiran 2).

Penentuan panjang langkah maksimum yang diizinkan yaitu dengan


menggunakan grafik penentuan panjang langkah maksimum (Lampiran 2).

2.1.4 Momen Inersia

Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya


(tetap, diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki momen
inersia yang besar. Momen inersia adalah ukuran dari besarnya kecenderungan
berotasi yang ditentukan oleh keadaan benda atau partikel penyusunnya.

Tabel II.1 Inersia untuk bentuk persegi panjang [4]

 
  II-7

 
2.1.5
  Safety Factor

  Pemilihan safety factor digunakan Tabel II.2. Nilai safety factor yang
digunakan yaitu 1,8 untuk posisi benda statis.
 
Tabel II.2 Safety factor [4]
 

2.1.6 Tegangan
Tegangan adalah gaya tegang yang ditahan penampangnya. Berikut

macam-macam tegangan:

A. Tegangan Normal
Tegangan normal adalah tegangan yang gayanya tegak lurus penampang atau
sejajar sumbu benda. 4 macam tegangan normal:

(1) Tegangan tarik, (N/mm2) .....................................(2)

(2) Tegangan tekan, (N/mm2) ....................................(3)

(3) Tegangan bending, (N/mm2) ...........................(4)

(4) Tegangan dukung, (N/mm2) ................................(5)


B. Tegangan Tangensial
Tegangan tangensial adalah tegangan yang gayanya sejajar penampang
atau tegak lurus sumbu benda. 2 macam tegangan geser:

(1) Tegangan geser, (N/mm2) ...................................(6)

(2) Tegangan puntir, (N/mm2).................................(7)

Anda mungkin juga menyukai