Anda di halaman 1dari 2

Waspada Dermatitis Kontak akibat Penggunaan Hand Sanitizer!

Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia telah memunculkan banyak kebiasaan baru yang
dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah kebiasaan untuk rajin membersihkan tangan [1]. Dalam aktivitas kita sehari-hari,
kita banyak menggunakan tangan, salah satunya adalah bersentuhan dengan benda-benda di sekitar kita. Berbagai cara dapat
digunakan untuk membersihkan tangan, antara lain mencuci di wastafel dengan menggunakan sabun dan air mengalir, atau
menggunakan produk hand sanitizer. Tujuan yang diharapkan dari kebiasaan baru ini adalah meminimalisir penularan kuman
berbahaya dengan cara membunuh kuman-kuman yang berada di tangan.
Berbagai produk hand sanitizer tersedia di pasaran dengan komposisi yang beraneka ragam, yang paling banyak adalah
yang berbasis alkohol. Alkohol telah terbukti sebagai pembunuh kuman yang cukup ampuh dan telah banyak digunakan di seluruh
dunia. Seiring dengan penggunaannya yang semakin meningkat selama pandemi COVID-19, kasus-kasus dermatitis kontak akibat
penggunaan alkohol juga semakin meningkat.
Dermatitis kontak [2] adalah adalah peradangan pada kulit akibat paparan zat tertentu yang menyebabkan iritasi atau reaksi
alergi. Dermatitis kontak tidak menular atau berbahaya, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya. Berikut ini
adalah beberapa gejala umum dermatitis kontak yang dapat bervariasi pada setiap penderitanya :
✓ Muncul ruam kemerahan
✓ Kulit gatal yang dapat terasa parah
✓ Kulit kering, bersisik, atau pecah-pecah
✓ Muncul bentol atau lepuhan berisi air yang dapat pecah lalu mengering
✓ Kulit terasa hangat atau panas
✓ Kulit menebal atau menggelap
✓ Kulit membengkak
✓ Kulit nyeri ketika ditekan
Dermatitis kontak disebabkan oleh paparan zat yang menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit, salah satunya adalah
penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol. Sebuah survey yang berbasis populasi yang dilakukan di Saudi Arabia menunjukkan
bahwa selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan kasus-kasus dermatitis kontak yang ternyata penyebab utamanya adalah
peningkatan penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol [3]. Peneliti dari Departemen Dermatologi salah satu universitas terkemuka
di Jerman bahkan menganjurkan untuk mengganti pembersih tangan berbasis alkohol dengan zat lain yang lebih ramah di kulit [4].
Organisasi Kesehatan dunia (WHO) dalam panduannya merekomendasikan tiga hal untuk menghindari iritasi kulit akibat
penggunaan pembersih tangan, antara lain [5] :
1. Memilih pembersih tangan yang tingkat iritasinya minimal.
2. Menjauhi aktivitas yang meningkatkan risiko iritasi kulit seperti penggunaan hand sanitizer yang mengandung zat yang bisa
mengiritasi terlalu sering.
3. Menggunakan pelembap (moisturizer) pada kulit.
Beberapa contoh produk hand sanitizer yang tingkat iritasinya sangat minimal juga telah tersedia di pasaran, antara lain produk
hand sanitizer yang berbasis air dengan kandungan hypochlorous acid [6], atau produk hand sanitizer yang berbasis bahan herbal
dengan kandungan seperti Aloe vera, Azadirachta indica dan sebagainya [7].
Memilih hand sanitizer yang efektif membunuh kuman penting, tetapi faktor keamanannya terutama bagi kulit tangan kita tidak
kalah penting, untuk menghindari penyakit kulit seperti dermatitis kontak.
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19). p110-p113.
2. Lewallen, R., & Feldman, S. R. (2014). Introduction to contact dermatitis. Clinical Handbook of Contact Dermatitis, 1-5.
https://doi.org/10.1201/b17721-1.
3. Alsaidan, M. S., Abuyassin, A. H., Alsaeed, Z. H., Alshmmari, S. H., Bindaaj, T. F., & Alhababi, A. A. (2020). The prevalence
and determinants of hand and face dermatitis during COVID-19 pandemic: A population-based survey. Dermatology Research
and Practice, 2020, 1-8. https://doi.org/10.1155/2020/6627472
4. Tasar, R., Wiegand, C., & Elsner, P. (2020). How irritant are N‐propaNol and isopropanol? – A systematic review. Contact
Dermatitis, 84(1), 1-14. https://doi.org/10.1111/cod.13722
5. WHO. (2009). WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. p61-p62.
6. Nowbuth, A. A., Armstrong, J. B., Cloete, T. E., & Fourie, P. R. (2021). A potential benefit of hypochlorous acid - Facial
sanitisation: A review. https://doi.org/10.20944/preprints202107.0129.v2
7. Balkrishna, A., Singh, K., Singh, H., Haldar, S., & Varshney, A. (2020). GermiX: A skin friendly hand sanitizer with prolonged
effectivity against pathogenic bacteria. AMB Express, 10(1). https://doi.org/10.1186/s13568-020-01151-y

Anda mungkin juga menyukai