DISUSUN OLEH :
NAMA : MARIA BUTAR-BUTAR
NIM : 11194862111180
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketidak nyamanan umum
pada kehamilan dan perilaku serta perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan : Sesak
nafas”.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Susanti Suhartati, SST. M.Kes
selaku dosen mata kuliah ini yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini,
makalah ini memberikan wawasan pada pembaca mengenai ketidak nyamanan umum serta
perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan khususnya keluhan sesak nafas pada ibu
hamil.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu saran
Adan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan isi makalah ini. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penulis
Daftar isi
Gambar 1. Pengaruh Hormonal dan Mekanik pada Ibu Hamil terhadap Fungsi Paru
Keterangan : KRF: Kapasitas Residu Fungsional; VCE: Volume Cadangan Ekspirasi;
KPT: Kapasitas Paru Total; KI: Kapasitas Inspirasi; KV: Kapasitas Vital
Parameter fungsi paru pada uji spirometry selama kehamilan dalam batas normal yaitu
Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1) dan Arus Puncak
Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) menurun secara perlahan dan terdapat
penurunan 840% pada kondisi aterm. Kapasitas Residu Fungsional (KRF) juga menurun 9,5-
25% sementara Kapasitas Inspirasi (KI) meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total
(KPT) dapat tetap dipertahankan. Tahanan jalan napas cenderung menurun selama kehamilan
terutama akhir kehamilan sebagai akibat pengaruh hormonal merelaksasi otot polos
trakeobronkus. Komplains paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis paru tidak berubah
selama kehamilan. Fungsi pernapasan tidak berbeda pada kehamilan tunggal atau kembar
(Causervic dan Mohaupt, 2017).
2.3 Penyebab Sesak Nafas pada Kehamilan
Berikut adalah beberapa penyebab sesak nafas yang terjadi pada masa kehamilan :
1) Bertambahnya ukuran Rahim yang menyebabkan tertekannya diafragma yang dapat
mengganggu pernafasan,
2) Peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, yang menstimulasi pusat
pernafasan di otak. Hal ini membuat ibu hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam.
3) Posisi bayi dalam kandungan yang masih tinggi, hamil anak kembar, dan volume cairan
ketuban yang terlalu banyak
Selain karena kehamilan, sesak nafas pada masa kehamilan dapat disebabkan oleh masalah
kesehatan yang serius, yaitu :
1) Penyakit asma
Asma dapat terjadi pada ibu hamil jika sebelumnya memang memiliki riwayat tersebut.
Umumnya asma akan sering muncul dikehamilan 24-36 minggu. Gejala asma meliputi
sesak nafas, batuk, dada terasa berat, nafas berbunyi, dan dipicu oleh pencetus tertentu,
seperti cuaca, debu, dan sebagainya.
Sepertiga ibu hamil dengan asma mengeluh gejala asmanya semakin berat selama
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormone selama hamil, seperti
peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan hidung sering tersumbat dan
nafas lebih cepat. Sehingga saat asma kambuh, gejalanya akan lebih berat.
2) Emboli paru
Saat hamil, aliran bekuan darah pada tubuh dapat mengalami perubahan,hal ini bisa
meningkatkan risiko ibu hamil mengalami emboli paru (bekuan darah yang mengalir ke
paru-paru. Hal tersebut menyebabkan aliran darah ke paru berkurang, kadar oksigen
menurun, dan memengaruhi organ lainnya.
Penekanan janin terhadap pembuluh darah di daerah pangung menyebabkan darah
mengalami penggumpalan di area tersebut dan mudah menjadi bekuan (clot).
Emboli paru tidak boleh dianggap enteng karena dapat berakibat fatal, penyakit ini
merupakan penyeba kematian utama pada ibu hamil, terutama di negara berkembang,
gejala awalnya adalah sesak nafas, nyeri dada, sakit kepala, pandangan kabur, dan kulit
tampak pucat dan kebiruan. Umumnya gejala-gejala tersebut terjadi dengan cepat dan
dapat bertambah parah hingga berujung pada kematian.
3) Anemia
Anemia adalah kondisi rendahnya kadar zat besi dalam darah. Anemia menyebabkan
tubuh bekerja ekstra untuk menyediakan pasokan oksigen untuk ibu hamil dan janin.
4) Preeklamsia
Preeklamsia atau yang dikenal dengan sebutan “keracunan kehamilan”, adaalah kondisi
yang hanya dapat terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit darah tinggi. Tekanan dara tinggi tersebut menyebabkan ginjal mengalami
kerusakan, sehingga terdapat molekul protein dalam urine tersebut, pada kondisi yang
berat, preeklamsi dapat menjadi eklamsia, yang ditandai dengan adanya kejang.
Selain peningkatan tekanan darah dan adanya protein dalam urine, gejala dari
preeklamsia adalah kesulitan bernafas, nyeri perut, nyeri kepala hebat, muntah dan
pandangan kabur, sejauh ini belum diketahui penyebab pasti preeklamsia, tetapi beberapa
factor risikonya adalah riwayat preeklamsia di kehamilan sebelumnya, obesitas, dan
hamil kembar.
5) Kardiomiopati peripartum (peripartum cardiomyopathy/ PPCM)
PPCM adalah kondisi ketika jantung mengalami pembesaran dan kelemahan otot. Hal ini
menyebabkan jumlah dara yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh mengalami
penurunan sehingga organ tubuh kekurangan aliran darah dan oksigen. Masalah ini dapat
terjadi saat ibu hamil memasuki trimester ketiga.
Selain kesulitan bernafas, gejala PPCM adalah badan lemas, dada berdebar-debar, kaki
bengkak, penurunan tekanan darah, dan sesak (terutama saat beraktivitas berat atau
berbaring terlentang). Ada beberapa pemicu PPCM pada ibu hamil, diantaranya obesitas
(sebelum hamil), riwayat penyakit jantung seelumnya, dan kebiasaan merokok atau
minum alcohol.
6) Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebakan oleh virus, bakteri atau jamur,
biasanya disertai demam nyeri dada, dan batuk. Jika tidak diatasi dengan tepat pneumonia
dapat memicu komplikasi seperti infeksi aliran darah, abses paru, hingga efusi pleura.
Komplikasi potensial dapat mencakup gagal napas, persalinan premature, atau infeksi
yang dapat membahayakan bayi yang belum lahir.
Ibu hamil disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sesak nafas,
terlebih jika disertai :
1) Nyeri dada bagian dada dan nyeri ketika bernafas
2) Denyut nadi cepat (takikardia)
3) Jantung berdebar-debar (palpitasi)
4) Wajah tampak pucat
5) Area sekitar bibir dan jari-jemari terlihat memiru (sianosis)
6) Batuk terus-menerus, batuk berdarah, dan batuk yang disertai demam
7) Sulit bernafas ketika berbaring
8) Pingsan (sinkope). (Valinda,RN, 2018)
2.4 Komplikasi yang mungkin terjadi akibat sesak nafas pada kehamilan
Hipoksia dalam kehamilan dapat berperan dalam BBLR, preeklampsi, kelainan bawaan,
abortus spontan dan plasenta previa pada ibu hamil (Murphy at. All, 2015). Asma dapat
menimbulkan komplikasi serius pada kehamilan seperti kematian janin, kelahiran premature,
peningkatan tekanan darah, dan walaupun jarang, bisa mengakibatkan kematian ibu.
Dampak sesak nafas saat hamil pada janin adalah :
1) Pertumbuhan janin terhambat
Sesak nafas pada ibu hamil bisa menyebabkan asupan oksigen dan nutrisi pada janin ikut
mengalami hambatan, lama kelamaan kondisi sesak napas tersebut bisa menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat. Ukuran tubuh, berat badan,, dan ukuran kepala janin
cenderung lebih kecil dibandingkan yang seharusnya. Kondisi ini akan menyebabkan
masalah pasca persalinan. Bayi menjadi rentan mengalami infeksi, hipotermia (suhu
tubuh lebih rendah dari normal) dan hipoglikemia (kadar gula darah lebih rendah dari
normal).
2) Gawat janin (fetal distress)
Sesak nafas yang berat pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin kekurangan oksigen.
Kondisi kekurangan oksigen yang berat pada janin akan mengakibatkan kondisi gawat
janin. Kondisi ini ditrandai dengan denyut jantung janin yang tidak normal, biosa terlalu
cepat, bisa juga terlalu lambat. Jika keadaan ini terjadi, untuk menyelamatkan nyawa
bayi, persalinan harus dilakukan segera. Seringkali persalinan dengan metode caesarlah
yang harus dilakukan. Selain itu, fasilitas NICU (neonatal intensive care unit) juga harus
dipersiapkan untuk bayi setelah dilahirkan.
3) Kematian janin dalam kandungan (intrauterine fetal death/ IUFD)
Jika kondisi gawat janin terlambat untuk ditangani, maka dampak terburuk pada janin
adalah kematian janin di dalam kandungan. Ini ditandai dengan tidak terasanya lagi
pergerakan janin, serta denyut jantung janin yang tidak terdengar lagi dari pemeriksaan
Doppler. Jika kondisi ini terjadi, janin tetap harus dikeluarkan segera dari kandungan ibu.
Jika tidak, tubuh ibu akan menganggap janin sebagai benda asing yang harus dilawan
sehingga terjadi reaksi imun dan pembekuan darah yang berlebihan pada tubuh ibu.
3.1 KESIMPULAN
Sesak nafas dapat diseabkan oleh peruahan tubuh saat hamil dan kondisi medis tertentu.
Walaupun sesak nafas selama masa kehamilan sering terjadi, ibu hamil harus mewaspadai sesak
nafas akibat kondisi yang serius dan mengenali gejala-gejalanya,
3.2 SARAN
Sesak nafas dalam kehamilan merupakan suatu masalah yang mungkin akan berkembang
menjadi komplikasi dalam kehamilan dan menimbulkan masalah dalam persalinan bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya. Maka dari itu diharapkan pelayanan kehamilan atau Antenatal Care
yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan menjadi salah satu faktor pendukung
penekanan risiko terjadinya sesak nafas dalam kehamilan. Peningkatan kualitas pelayanan,
sarana dan prasaranan juga komunikasi antara bidan dan ibu hamil selama dilakukannya asuhan
kebidanan menjadi sangat penting untuk memberikan pemikiran yang positif bagi ibu hamil
dalam melewati masa kehamilan dengan rasa nyaman dan tenang. Diharapkan keluarga juga
mampu memberikan suasana lingkungan yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, IP. 2015. Hubungan Teknik Pernapasan dengan Kemajuan Persalinan. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Nomor 1 Volume 3 Tahun 2015. Stikes Hangtuah Pekanbaru.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun
2018. Dinkes Jawa Timur:
Fajar Manuaba. Ida Bagus Gde Manuaba. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetrica: FK UI
Haggerty CL, Ness RB, Kelsey S, Waterer GW. The impact of estrogen and progesterone on
asthma. Ann Allergy Asthma Immunol. 2003;90:284-91.
Maselli DJ, Adams SG, Peters JI, Levine SM. Management of asthma during pregnancy.
ThermAdv Respir Dis. 2013;7:87-100.
Murphy VE, Gibson PG, Smith R, Cliton VL. Asthma during pregnancy: mechanism and
treatment implications. Eur Respir Rev. 2018;25:731-50.
Shedd GC, Hays CN. The pregnant patient with asthma: Assessment and management. The
Journal for Nurse Practitioners. 2016;12:1-6.