Anda di halaman 1dari 15

KETIDAK NYAMANAN UMUM PADA KEHAMILAN DAN

PERILAKU SERTA PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI


SELAMA KEHAMILAN : SESAK NAFAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : MARIA BUTAR-BUTAR
NIM : 11194862111180

Dosen : SUSANTI SUHARTATI, SST. M.Kes

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketidak nyamanan umum
pada kehamilan dan perilaku serta perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan : Sesak
nafas”.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Susanti Suhartati, SST. M.Kes
selaku dosen mata kuliah ini yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini,
makalah ini memberikan wawasan pada pembaca mengenai ketidak nyamanan umum serta
perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan khususnya keluhan sesak nafas pada ibu
hamil.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu saran
Adan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan isi makalah ini. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembacanya.

Banjarmasin, Oktober 2021

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar ……………………………………………………………………….. i


Daftar isi ……………………………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi Pernafasan pada Kehamilan……………………………………..... 4
2.2 Perubahan Faal Paru Selama Kehamilan…………………………………... 5
2.3 Penyebab Sesak Nafas pada Kehamilan……………………………………. 6
2.4 Komplikasi yang mungkin terjadi akibat sesak nafas pada kehamilan…….. 8
2.5 Penatalaksanaan sesak nafas pada Kehamilan……………………………… 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 10
3.2 Saran ………………………………………………………………………. 10
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat didambakan bagi setiap wanita.
Kehamilan terjadi setelah bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum), tumbuh dan berkembang
di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau hingga 42 minggu (Nugroho & Utama,
2014). Bertambahnya usia kehamilan ibu akan mengalami beberapa perubahan,antara lain :
perubahan fisik, perubahan emosional, dan status sosial pada ibu.
Perubahan secara fisiologis pada masa kehamilan diantaranya perubahan pada sistem
reproduksi, sistem endokrin, gastrointestinal, kardiovaskuler, perkemihan, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga terjadi perubahan emosional pada ibu hamil. Perubahan emosional terutama
terjadinya kecemasan pada ibu hamil yang dapat berupa tegang, khawatir, sedih, gugup, dan
takut menjadi persoalan yang mendasar. Ketidaknyamanan tersebut muncul akibat terjadinya
perubahan pada ibu hamil.
Ketidaknyamanan akan bertambah pada trimester ketiga, pada trimester ketiga
merupakan masa janin berkembang semakin meningkat. Perubahan fisik yang terjadi pada ibu
hamil merupakan adaptasi tubuh terhadap kehamilan . Presentase ketidaknyamanan yang muncul
pada ibu hamil adalah bengkak pada kaki 20%, kram kaki 10%, sesak nafas 60%, sakit kepala
20%, dan sakit punggung 70% (Ainin N, Rosyidah T, Marharani A, 2016) .
Keluhan psikis dapat ibu hamil alami sejak kehamilan trimester I sampai dengan trimester
III yang dapat berbeda-beda di tiap trimesternya, terlihat lebih kompleks dan meningkat pada
kehamilan trimester III (Laili & Wartini, 2017). Pada masa kehamilan trimester III, keluhan yang
dapat dialami oleh ibu yaitu ibu menjadi lebih sering berkemih, sesak nafas, bengkak dan kram
pada kaki, ibu kesulitan untuk tidur dan mudah lelah, serta nyeri perut bawah. Sedangkan
perubahan psikologis yang dapat terjadi pada ibu hamil trimester III yaitu tingkat kecemasan ibu
yang semakin meningkat, ibu yang sering berkhayal atau membayangkan terjadinya hal-hal
negatif kepada bayinya saat melahirkan nanti seperti kelainan letak bayi, tidak dapat melahirkan,
atau bahkan akan melahirkan bayi yang mengalami kecacatan (Mandang, Tombokan, & Tando,
2016).
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran
rongga dada berubah tetapi tidak mmembuatnya lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara
inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume ventilator permenit, dan
ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga thorak berubah dan karena bernapas
lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas (Hamilton, 1995).
Menurut saifuddin (2013) diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko
tinggi, bahkan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janin di
dalam kandunganya apabila tidak tertangani dengan baik, misalnya adanya anemia, hipertensi,
kehamilan dengan resiko tinggi, pre-eklamsia dan eklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), serta
penyakit yang dapat mengganggu proses kehamilan lainya. Serta akan ditemuinya beberapa
masalah kesehatan, yang salah satunya adalah sesak nafas dalam kehamilan. Pada saat hamil ibu
dapat mengalami masalah berupa sesak nafas yang disebabkan karena adanya produksi hormone
progesteron yang meningkat sehingga menimbulkan tekanan pada gerak paruparu, serta, adanya
perkembangan Rahim yang semakin mendorong diafragma sehingga rongga dada menjadi lebih
sempit dan dengan sendirinya otot bawah paru-paru tertekan dan membuat ibu sulit bernafas
(Kusmiyati, 2010). Hal itu dapat menjadi beberapa faktor meningkatnya AKI dan AKB.
Menurut Efmed (2001), selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan
yang disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Perubahan-perubahan ini
diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan
janin, plasenta dan uterus. Dari faktor mekanis, terjadinya peningkatan diafragma terutama
setelah pertengahan kedua kehamilan akibat membesarnya janin, menyebabkan turunnya
kapasitas residu fungsional yang merupakan volume udara yang tidak digunakan dalam paru
sebesar 20%. Selama kehamilan normal terjadi penurunan resistensi saluran napas sebesar 50%.
Perubahan-perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pada kimia dan gas darah. Karena
meningkatnya ventilasi maka terjadi penurunan pCO2 menjadi 30 mmHg, sedangkan pO2 tetap
berkisar dari 90-106 mmHg, sebagai penurunan pCO2 akan terjadi mekanisme sekunder ginjal
untuk mengurangi plasma bikarbonat menjadi 18-22 mEq/l, sehingga pH darah tidak mengalami
perubahan. Secara anatomi terjadi peningkatan sudut subkostal dari 68,5-103,5 selama
kehamilan. Perubahan fisik ini disebabkan karena elevasi diafragma sekitar 4 cm dan
peningkatan diameter tranversal dada maksimal sebesar 2 cm. Adanya perubahan-perubahan ini
menyebabkan perubahan pola pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi torakal yang juga
memberikan pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi oksigen maternal selama
kehamilan.
Berdasarkan penelitian Wang & Apgar tahun 1998, bahwa dalam keadaan istirahat wanita
hamil dan tidak hamil mempunyai frekuensi pernapasan yang sama, namun ada sedikit
peningkatan dalam volume tidal dan konsumsi oksigen pada wanita hamil. Barangkali
merupakan respon penyesuaian meningkatnya konsumsi oksigen pada fetus. Kemudian, dengan
latihan fisik ringan, frekuensi pernapasan dan konsumsi oksigen pada wanita hamil meningkat
lebih besar. Segera setelah latihan fisik meningkat ketingkat sedang dan berat, wanita hamil
menunjukkan penurunan frekuensi pernapasan, volume tidal dan penurunan konsumsi oksigen
maksimal. Kebutuhan oksigen yang menurun pada aktifitas yang lebih besar menunjukkan
bahwa terjadi perubahan adaptasi berlebihan pada keadaan istirahat. Hal ini mungkin sebagian
karena efek hambatan gerakan diafragma pada uterus yang membesar pada pergerakan
diafragma (Sary, 2004).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masala dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah perubahan fisiologis pada ibu hamil?
2. Apakah penyebab (etiologi) ketidak nyamanan sesak nafas pada ibu hamil?
3. Apakah tanda dan gejala sesak nafas pada iu hamil?
4. Apakah komplikasi sesak nafas pada ibu hamil?
5. Bagaimana penatalaksanaan sesak nafas pada ibu hamil?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalaah ini adalah untuk mengetahui etiologi, tanda dan gejala
komplikasi, dan penatalaksanaan pada kondisi ketidaknyamanan sesak nafas pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FISIOLOGI PERNAPASAN PADA KEHAMILAN


Selama proses kehamilan sehat kondisi fungsi paru, pola ventilasi dan pertukaran gas
dipengaruhi secara biokimia (hormonal) dan mekanik, Perubahan ventilasi paru yang paling
berperan selama kehamilan adalah perubahan fisiologis hormonal. Hormon yang berperan yaitu
progesteron, estrogen dan prostaglandin. Progesteron meningkat bertahap selama kehamilan dari
25 ng/ml pada usia kehamilan enam minggu sampai 150 ng/ml pada usia kehamilan 37 minggu.
Progesteron menginduksi pusat napas primer dengan meningkatkan sensitivitas pusat napas
terhadap karbondioksida.Progesteron mengubah tonus otot polos jalan napas sehingga terjadi
bronkodilatasi dan mediasi hiperemi dan edem mukosa sehingga menyebabkan kongesti nasal.
Ventilasi semenit (minute ventilation) meningkat akibat efek kadar progesteron
meningkat. Peningkatan ventilasi semenit terutama disebabkan peningkatan volume tidal dan
frekuensi pernapasan. Kapasitas residu fungsional dapat menurun sampai 10-25% akibat
penurunan volume cadangan ekspirasi dan volume residual akibat pembesaran uterus dan posisi
diafragma bergeser ke atas (LoMauro dan Aliverti, 2015).
Estrogen juga meningkat selama kehamilan sehingga jumlah dan sensitivitas reseptor
progesteron dalam hipotalamus dan medulla meningkat. Peningkatan estrogen selama trimester
ketiga dapat meningkatkan produksi mukus, hiperemi dan edem mukosa jalan napas.
Prostaglandin juga akan menstimulus otot polos uterus selama persalinan. Prostaglandin F2α
dapat meningkatkan tahanan jalan napas dengan menyebabkan bronkokonstriksi sedangkan
Prostaglandin E1 da E2 bronkodilatasi (Shedd dan Hays, 2016).
Uterus yang makin membesar menyebabkan perubahan volume paru dan dinding dada
selama kehamilan. Pembesaran uterus menimbulkan tekanan abdominal akhir ekspirasi
meningkat
sehingga diafragma bergerak ke atas. Perubahan ini menimbulkan tekanan negatif pleura tekanan
esofagus) meningkat sehingga saluran napas kecil menutup lebih awal yang mengakibatkan
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume cadangan ekspirasi serta perubahan
konfigurasi dinding dada. Tinggi rongga toraks menjadi lebih pendek tetapi dimensi dinding
toraks sisi lainnya meningkat supaya kapasitas paru total tetap konstan (LoMauro dan Aliverti,
2015).
Perubahan fisiologis, hormonal serta anatomi selama kehamilan dapat meningkatkan
kerja napas dan menjadikan proses bernapas untuk dua orang (ibu dan janin, bahkan lebih bila
kembar) merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan.

Gambar 1. Pengaruh Hormonal dan Mekanik pada Ibu Hamil terhadap Fungsi Paru
Keterangan : KRF: Kapasitas Residu Fungsional; VCE: Volume Cadangan Ekspirasi;
KPT: Kapasitas Paru Total; KI: Kapasitas Inspirasi; KV: Kapasitas Vital

2.2 PERUBAHAN FAAL PARU SELAMA KEHAMILAN

Parameter fungsi paru pada uji spirometry selama kehamilan dalam batas normal yaitu
Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1) dan Arus Puncak
Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) menurun secara perlahan dan terdapat
penurunan 840% pada kondisi aterm. Kapasitas Residu Fungsional (KRF) juga menurun 9,5-
25% sementara Kapasitas Inspirasi (KI) meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total
(KPT) dapat tetap dipertahankan. Tahanan jalan napas cenderung menurun selama kehamilan
terutama akhir kehamilan sebagai akibat pengaruh hormonal merelaksasi otot polos
trakeobronkus. Komplains paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis paru tidak berubah
selama kehamilan. Fungsi pernapasan tidak berbeda pada kehamilan tunggal atau kembar
(Causervic dan Mohaupt, 2017).
2.3 Penyebab Sesak Nafas pada Kehamilan

Berikut adalah beberapa penyebab sesak nafas yang terjadi pada masa kehamilan :
1) Bertambahnya ukuran Rahim yang menyebabkan tertekannya diafragma yang dapat
mengganggu pernafasan,
2) Peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, yang menstimulasi pusat
pernafasan di otak. Hal ini membuat ibu hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam.
3) Posisi bayi dalam kandungan yang masih tinggi, hamil anak kembar, dan volume cairan
ketuban yang terlalu banyak

Selain karena kehamilan, sesak nafas pada masa kehamilan dapat disebabkan oleh masalah
kesehatan yang serius, yaitu :
1) Penyakit asma
Asma dapat terjadi pada ibu hamil jika sebelumnya memang memiliki riwayat tersebut.
Umumnya asma akan sering muncul dikehamilan 24-36 minggu. Gejala asma meliputi
sesak nafas, batuk, dada terasa berat, nafas berbunyi, dan dipicu oleh pencetus tertentu,
seperti cuaca, debu, dan sebagainya.
Sepertiga ibu hamil dengan asma mengeluh gejala asmanya semakin berat selama
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormone selama hamil, seperti
peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan hidung sering tersumbat dan
nafas lebih cepat. Sehingga saat asma kambuh, gejalanya akan lebih berat.
2) Emboli paru
Saat hamil, aliran bekuan darah pada tubuh dapat mengalami perubahan,hal ini bisa
meningkatkan risiko ibu hamil mengalami emboli paru (bekuan darah yang mengalir ke
paru-paru. Hal tersebut menyebabkan aliran darah ke paru berkurang, kadar oksigen
menurun, dan memengaruhi organ lainnya.
Penekanan janin terhadap pembuluh darah di daerah pangung menyebabkan darah
mengalami penggumpalan di area tersebut dan mudah menjadi bekuan (clot).
Emboli paru tidak boleh dianggap enteng karena dapat berakibat fatal, penyakit ini
merupakan penyeba kematian utama pada ibu hamil, terutama di negara berkembang,
gejala awalnya adalah sesak nafas, nyeri dada, sakit kepala, pandangan kabur, dan kulit
tampak pucat dan kebiruan. Umumnya gejala-gejala tersebut terjadi dengan cepat dan
dapat bertambah parah hingga berujung pada kematian.
3) Anemia
Anemia adalah kondisi rendahnya kadar zat besi dalam darah. Anemia menyebabkan
tubuh bekerja ekstra untuk menyediakan pasokan oksigen untuk ibu hamil dan janin.
4) Preeklamsia
Preeklamsia atau yang dikenal dengan sebutan “keracunan kehamilan”, adaalah kondisi
yang hanya dapat terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit darah tinggi. Tekanan dara tinggi tersebut menyebabkan ginjal mengalami
kerusakan, sehingga terdapat molekul protein dalam urine tersebut, pada kondisi yang
berat, preeklamsi dapat menjadi eklamsia, yang ditandai dengan adanya kejang.
Selain peningkatan tekanan darah dan adanya protein dalam urine, gejala dari
preeklamsia adalah kesulitan bernafas, nyeri perut, nyeri kepala hebat, muntah dan
pandangan kabur, sejauh ini belum diketahui penyebab pasti preeklamsia, tetapi beberapa
factor risikonya adalah riwayat preeklamsia di kehamilan sebelumnya, obesitas, dan
hamil kembar.
5) Kardiomiopati peripartum (peripartum cardiomyopathy/ PPCM)
PPCM adalah kondisi ketika jantung mengalami pembesaran dan kelemahan otot. Hal ini
menyebabkan jumlah dara yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh mengalami
penurunan sehingga organ tubuh kekurangan aliran darah dan oksigen. Masalah ini dapat
terjadi saat ibu hamil memasuki trimester ketiga.
Selain kesulitan bernafas, gejala PPCM adalah badan lemas, dada berdebar-debar, kaki
bengkak, penurunan tekanan darah, dan sesak (terutama saat beraktivitas berat atau
berbaring terlentang). Ada beberapa pemicu PPCM pada ibu hamil, diantaranya obesitas
(sebelum hamil), riwayat penyakit jantung seelumnya, dan kebiasaan merokok atau
minum alcohol.
6) Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebakan oleh virus, bakteri atau jamur,
biasanya disertai demam nyeri dada, dan batuk. Jika tidak diatasi dengan tepat pneumonia
dapat memicu komplikasi seperti infeksi aliran darah, abses paru, hingga efusi pleura.
Komplikasi potensial dapat mencakup gagal napas, persalinan premature, atau infeksi
yang dapat membahayakan bayi yang belum lahir.

Ibu hamil disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sesak nafas,
terlebih jika disertai :
1) Nyeri dada bagian dada dan nyeri ketika bernafas
2) Denyut nadi cepat (takikardia)
3) Jantung berdebar-debar (palpitasi)
4) Wajah tampak pucat
5) Area sekitar bibir dan jari-jemari terlihat memiru (sianosis)
6) Batuk terus-menerus, batuk berdarah, dan batuk yang disertai demam
7) Sulit bernafas ketika berbaring
8) Pingsan (sinkope). (Valinda,RN, 2018)

2.4 Komplikasi yang mungkin terjadi akibat sesak nafas pada kehamilan
Hipoksia dalam kehamilan dapat berperan dalam BBLR, preeklampsi, kelainan bawaan,
abortus spontan dan plasenta previa pada ibu hamil (Murphy at. All, 2015). Asma dapat
menimbulkan komplikasi serius pada kehamilan seperti kematian janin, kelahiran premature,
peningkatan tekanan darah, dan walaupun jarang, bisa mengakibatkan kematian ibu.
Dampak sesak nafas saat hamil pada janin adalah :
1) Pertumbuhan janin terhambat
Sesak nafas pada ibu hamil bisa menyebabkan asupan oksigen dan nutrisi pada janin ikut
mengalami hambatan, lama kelamaan kondisi sesak napas tersebut bisa menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat. Ukuran tubuh, berat badan,, dan ukuran kepala janin
cenderung lebih kecil dibandingkan yang seharusnya. Kondisi ini akan menyebabkan
masalah pasca persalinan. Bayi menjadi rentan mengalami infeksi, hipotermia (suhu
tubuh lebih rendah dari normal) dan hipoglikemia (kadar gula darah lebih rendah dari
normal).
2) Gawat janin (fetal distress)
Sesak nafas yang berat pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin kekurangan oksigen.
Kondisi kekurangan oksigen yang berat pada janin akan mengakibatkan kondisi gawat
janin. Kondisi ini ditrandai dengan denyut jantung janin yang tidak normal, biosa terlalu
cepat, bisa juga terlalu lambat. Jika keadaan ini terjadi, untuk menyelamatkan nyawa
bayi, persalinan harus dilakukan segera. Seringkali persalinan dengan metode caesarlah
yang harus dilakukan. Selain itu, fasilitas NICU (neonatal intensive care unit) juga harus
dipersiapkan untuk bayi setelah dilahirkan.
3) Kematian janin dalam kandungan (intrauterine fetal death/ IUFD)
Jika kondisi gawat janin terlambat untuk ditangani, maka dampak terburuk pada janin
adalah kematian janin di dalam kandungan. Ini ditandai dengan tidak terasanya lagi
pergerakan janin, serta denyut jantung janin yang tidak terdengar lagi dari pemeriksaan
Doppler. Jika kondisi ini terjadi, janin tetap harus dikeluarkan segera dari kandungan ibu.
Jika tidak, tubuh ibu akan menganggap janin sebagai benda asing yang harus dilawan
sehingga terjadi reaksi imun dan pembekuan darah yang berlebihan pada tubuh ibu.

2.5 Penatalaksanaan sesak nafas saat hamil


Agar sesak nafas saat hamil tidak semakin berat, ibu hamil disarankan tetap tenang ketika
melakukan aktivitas. Selai itu, ibu hamil juga bisa melakukan beberapa hal berikut :
1) Olah raga ringan
Tubuh yang tidak fit bisa membuat ibu hamil mudah sesak nafas. Oeh karena itu
lakukanlah olah raga rfingan secara rutin, jangan lakukan olah raga yang dapat membuat
ibu hamil kelelahan,
2) Angkat lengan ke atas saat sesak nafas
Ketika sesak nafas, angkatlah lengan ke atas kepala, gerakan ini akan mengangkat tuang
rusuk, sehingga udara yang masuk lebih banyak.
3) Duduk atau berdiri dalam posisi tegak
Saat duduk atau berdiri, pastikan postur tubuh ibu hamil dalam keadaan tegak. Postur
tubuh yang tegak akan memuat paru-paru mengembang dengan baik.
4) Melatih pernapasan
Ibu hamil biasanya sulit bernapas menggunakan perut karena sedang mengalami
perluasan Rahim. Latihan pernafasan dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru.
Salah satu tekniknya adalah teknik pernapasan Lamaze. Teknik pernapasan metode
Lamaze menekankan pada control pernapasan secara sadar. Artinya pernapasan
dilakukan secara sadar dan terkontrol dilakukan secara perlahan dan efektif. Fokuskan
pada satu benda atau lainnya didalam pikiran sambal menutup mata atau dengan kondisi
mata terbuka. Ini dapat membantu menjaga ritme pernapasan.
5) Tidur dengan posisi kepala yang tinggi
Ketika tidur atau berbaring , posisikan kepala lebih tinggi, misalnya dengan mengganjal
kepala hingga punggung atas dengan beberapa bantal. (Vallinda.RN, 2018)
6) Bila terdapat tanda bahaya, segera periksakan diri ke dokter agar ibu dan janin terhindar
dari komplikasi yang berbahaya.
7) Penuhi kebutuhan cairan
Sesak napas bisa menjadi sebuah gejala terjadinya dehidrasi. Oleh karena itu ibu hamil
sebaiknya mengonsumsi cukup air putih, hindari minuman manis dan beralkohol.
8) Terapkan pola makan sehat
Ibu hamil bisa mengontrol berat badannya selama masa kehamilan. Pola makan sehat ini
harus dipersiapkan sejak masa kehamilan sehingga ibu hamil dapat mempertahankan
berat badan yang ideal dan menghindari terjadinya obesitas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Sesak nafas dapat diseabkan oleh peruahan tubuh saat hamil dan kondisi medis tertentu.
Walaupun sesak nafas selama masa kehamilan sering terjadi, ibu hamil harus mewaspadai sesak
nafas akibat kondisi yang serius dan mengenali gejala-gejalanya,

3.2 SARAN
Sesak nafas dalam kehamilan merupakan suatu masalah yang mungkin akan berkembang
menjadi komplikasi dalam kehamilan dan menimbulkan masalah dalam persalinan bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya. Maka dari itu diharapkan pelayanan kehamilan atau Antenatal Care
yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan menjadi salah satu faktor pendukung
penekanan risiko terjadinya sesak nafas dalam kehamilan. Peningkatan kualitas pelayanan,
sarana dan prasaranan juga komunikasi antara bidan dan ibu hamil selama dilakukannya asuhan
kebidanan menjadi sangat penting untuk memberikan pemikiran yang positif bagi ibu hamil
dalam melewati masa kehamilan dengan rasa nyaman dan tenang. Diharapkan keluarga juga
mampu memberikan suasana lingkungan yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA

Causes of shortness of breath during pregnancy.


http://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/clc22452. Accessed October 26, 2021.

Causevic M, Mohaupt M. 11B-Hydroxysteroid dehydrogenase type 2 in pregnancy and


preeclampsia. Molecular Aspects of Medicine. 2017;28:220-6.

Damayanti, IP. 2015. Hubungan Teknik Pernapasan dengan Kemajuan Persalinan. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Nomor 1 Volume 3 Tahun 2015. Stikes Hangtuah Pekanbaru.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun
2018. Dinkes Jawa Timur:

Fajar Manuaba. Ida Bagus Gde Manuaba. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetrica: FK UI

Haggerty CL, Ness RB, Kelsey S, Waterer GW. The impact of estrogen and progesterone on
asthma. Ann Allergy Asthma Immunol. 2003;90:284-91.

LoMauro A, Aliverti A. Respiratory physiology of pregnancy. Breathe. 2015;11:297-301.

Maselli DJ, Adams SG, Peters JI, Levine SM. Management of asthma during pregnancy.
ThermAdv Respir Dis. 2013;7:87-100.

Murphy VE, Gibson PG, Smith R, Cliton VL. Asthma during pregnancy: mechanism and
treatment implications. Eur Respir Rev. 2018;25:731-50.

Shedd GC, Hays CN. The pregnant patient with asthma: Assessment and management. The
Journal for Nurse Practitioners. 2016;12:1-6.

Anda mungkin juga menyukai