Anda di halaman 1dari 9

Mencari Benang Merah antara Renja dan Renstra Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)

Diajukan untuk memenuhi tugas kewarganegaraan ujian akhir semester.


Dosen Pengampu : Rintis Nanda Pramugar

Disusun oleh :

Nama : Ahmad Din Fahrizzy Latuconsina ( 05 )


Biayu Anggraini ( 11 )
NPM : 1302190414
1302190584
Kelas : 2-64
Program Diploma : D3 PKN STAN

Kehidupan lingkup pemerintahan sangatlah erat dengan kata transparansi.


Transparansi sendiri adalah sebuah keterbukaan terkait perencanaan, penyusunan, bahkan
pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya, baik itu alam, manusia, dan kerja.
Transparansi dibutuhkan agar muncul efek timbal balik dari bukti kepercayaan rakyat
memilih wakilnya di pemerintahan. Selain itu, transparansi adalah bentuk tamggungjawab
dari pemerintah yang telah menyelesaikan tugas, apakah dengan baik atau sebaliknya. Oleh
karenanya, di dalam pelaksanaan kerja Kementerian PANRB juga menerapkan asas
transpransi. Transparansi yang diwujudkan oleh tiap-tiap Kementerian adalah sebuah data
tentang perencanaan kerja yang dimuat di DIPA dan Renstra serta dalam pelaksanaan kerja
yang dimuat di Renja.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membandingkan Rencana Strategis (Renstra)
dan Rencana Kerja (Renja) dari Kementerian PANRB. Karena kurang lengkapnya data yang
ada seperti RKA K/L dan petikan DIPA, maka yang bisa kita bandingkan adalah terkait
Renstra dan Renja. Begitu juga Renstra yang dibandingkan dengan RPJMN visi-misi
presiden 2020-2024 periode Jokowi-Ma’ruf Amin. Kementerian PANRB pada rencana
strategisnya di tahun 2020 ini menargetkan terkait adanya transformasi birokrasi di aspek
layanan publik dan transformasi SDM yang lebih prima dan beretika. Dengan mengerahkan
kerja tim yang baik antar lembaga satu dan lembaga lainnya. Baik itu dari Biro SDM dan
Umum, Biro Manajemen Aparatur, Deputi Hukum, Komunikasi, dan Informasi Layanan
Publik, dan masih banyak lainnya. Karena dalam menjalankan tugas dan kegiatan perlu
adanya sinergi dari tiap eselon-eselon yang ada.
Hasil yang kita tampilkan di bawah ini merupakan hasil perbandingan antara Renja
dan Renstra sebelum adanya corona atau Renja Renstra masa normal. Mungkin nanti dalam
keberjalanannya akan ada penyesuaian-penyesuaian kerja yang ada.
Mengacu pada Rencana Strategis Kementrian Pembedayaan Aparatur Sipil Negara
dan Reformasi Brokrasi tahun 2020, Tercantum 2 tujuan Kementerian PAN RB
Tujuan 1: “Terwujudnya birokrasi yang berkualitas, kapabel dan berdaya saing”
Melalui tujuan ini Kementerian PANRB melakukan upaya-upaya lanjutan untuk
menciptakan birokrasi yang memiliki kemampuan yang andal dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 dan menyikapi era disrupsi. Birokrasi diartikan secara luas yaitu keseluruhan
sistem yang menjalankan tugas fungsi negara yaitu lembaga/organisasi, SDM, dan
manajemen sektor publik yang diarahkan untuk dapat bersaing dengan kemajuan bangsa dan
negara lain di tingkat dunia. Pencapaian tujuan pertama ini akan diukur dengan indikator nilai
pelaksanaan RB Nasional yang merupakan gambaran pelaksanaan RB seluruh instansi
pemerintah baik K/L, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Tujuan 2: “Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkualitas dan kapabel”
Tujuan yang kedua ini diarahkan untuk pembangunan Kementerian PANRB ke
“dalam” atau internal, agar Kementerian PANRB sebagai salah satu instansi pemerintah juga
dapat mendukung pencapaian tujuan Kementerian PANRB secara nasional, yaitu untuk
mewujudkan kelembagaan,
Dari tujuan diatas dibuatlah sasaran sasaran strategis kementrian PAN RB yang menjadi
dasar penyusunan kegiatan selama lima tahun kedapan yang tercantum dalam rencana kerja
tahunan 2020,2021,2022,2023,dan 2024.

Sasaran sasaran strategis yang tercantum dalam rencana strategis kementrian PAN RB terdiri
atas 10 sasaran yaitu:

1. Terwujudnya kelembagaan yang sederhana, responsif, adaptif dan kolaboratif serta


SPBE yang terintegrasi
2.
3. Terwujudnya ASN yang profesional, berintegritas, dan sejahtera
4. Terwujudnya Instansi Pemerintah yang Efektif dan Akuntabel
5. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan berintegritas
6. Terwujudnya kualitas pelayanan publik yang prima
7. Peningkatan efektivitas Reformasi Birokrasi Nasional
8. Terwujudnya kelembagaan Kementerian PANRB yang efektif dan efisien
9. Terwujudnya ASN Kementerian PANRB yang profesional, berintegritas, dan
sejahtera
10. Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkinerja tinggi, dan akuntabel
11. Terwujudnya kualitas pelayanan publik Kementerian PANRB yang prima

Kami mencoba mencari benang merah antara ke-sepuluh sasaran strategis itersebut,
dengan membandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam renja dan hasilnya
adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya kelembagaan yang sederhana, responsif, adaptif dan


kolaboratif serta SPBE yang terintegrasi
Sasaran Strategis 7: Terwujudnya kelembagaan Kementerian PANRB yang efektif dan
efisien
Kedua sasaran tersebut diwujudkan melalui kegiatan yang diselengarakan oleh
Deputi Bidang Kelembagaan Dan Tata Laksana. Kami Mengambil Contoh dari salah satu
unit dbawahnya Yaitu ASDEP Peruusan Kebjakan Dan Koordinasi Pelaksanaan Sistem
Administrasi Pemerintahan Dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dalam beberapa
contoh kegiatan berikut:

Sesuai dengan yang tertuang dalam renstra Ketercapaian sasaran strategis ini akan diukur
dengan indikator:
a. Skor Peringkat Komposit Efektivitas Kelembagaan Nasional;
b. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Nasional;
c. Jumlah K/L/D yang Mencapai Predikat SPBE “Baik”.
d. Skor Peringkat Komposit Efektivitas Kelembagaan Kementerian PANRB;
e. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Kementerian PANRB.

Sasaran Strategis 8: Terwujudnya ASN yang profesional, berintegritas, dan sejahtera


Diwujudkan dengan membentuk kelembagaan terkait yaitu Deputi SDM Aparatur.
Sasaran Kegiatan : Terlaksananya Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Keuangan Deputi
Bidang SDM Aparatur dengan alokasi dana 2020 Rp 3.023.578.000,-

Beberapa contoh kegiatannya dalam renja antara lain:

Renja in line dengan Renstra karena terlaksanya sasaran sesuai dengan renstra di awal,
yang dapat diukur melalui :

a. Jumlah penyelenggaraan penganunegarahan ASN teladan/inspiratif


b. Jumlah rekomendasi peningkatan kualitas pengukuran profesional ASN, belum
teraksana di 2020
c. Jumlah rekomendasi peningkatan kualitas pengukuran sistem merit yang terlaksan
0,8 di tahun 2020 (ditemukan di kegiatan Biro SDM dan Umum)
d. Jumlah dokumen perencanaan yang disusun sejumlah 3 di tahun 2020

Realisasi dana untuk kegiatan melebihi alokasi dana yang dianggarkan, yaitu Rp
4.691.000.000,- tetapi terjadi peningkatan kerja Biro SDM dan Umum tetapi kinerja yang
terjadi peningkatan kerja yang baik yang dilakukan oeh Deputi SDM Aparatur.

Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini akan dilihat dari: a. Indeks Sistem Merit b.
Indeks Profesionalitas ASN

Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Instansi Pemerintah yang Efektif dan Akuntabel


Sasaran Strategis 5: Terwujudnya kualitas pelayanan publik yang prima
Sasaran Strategis 10: Terwujudnya kualitas pelayanan publik Kementerian PANRB
yang prima
1. Diwujudkan dengan membentuk kelembagaan terkait yaitu, Sekretariat Kementerian,
yang terdiri dari sub-unit kerja :
a. Biro manajemen kinerja organisasi dan kerja sama
b. Biro hukum. Komunikasi, dan informasi publik
Sasaran Kegiatan : Terlaksananya Pengeloaan dan Pembinaan Hukum,
Komunikasi, dan Sistem Informasi dengan alokasi dana 2020 sebesar Rp
7.046.565,000,-
Renja in line dengan Renstra yang melaksanakan kegiatannya demi
terlaksananya sasaran kegiatan melalui :
i. Perbaikan pencapaian area perubahan penataan perundang-undangan,
ii. Keterbukaan informasi publik yang menuju informatif,
iii. Perbaikan persepsi masyarakat terhadap Kemeneterian PANRB, dan
iv. Perbaikan atas SPBE (Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik)
Addition : Dalam kegiatan penanganan perkara belum ada data yang muncul,
sehingga tidak dapat diketahui berapa presentase pelaksaaan sasaran penanganan
perkara di Kementerian PANRB
Realisasi dana untuk kegiatan tidak melebihi alokasi dana yang dianggarkan,
yaitu Rp 7.047.000.000,- dan terjadi peningkatan kerja di Biro Hukum,
Komunikasi, dan Informasi Publik.
Yang sudah terealisasi :
i. Kepuasan pengguna layanan SDM yang berjalan dengan baik
ii. Jumlah laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
disampaikan tepat waktu
iii. Kepuasan pengguna layanan umum yang sudah baik

Realisasi dana untuk kegiatan melebihi alokasi dana yang dianggarkan, yaitu Rp
125.637.000.000,- tetapi terjadi peningkatan kerja Biro SDM dan Umum.
Sasaran Strategis 4: Terwujudnya birokrasi yang bersih dan berintegritas sasaran ini
coba diwujudkan melalui kegiatan yang diselengarakan oleh Inspektorat Kemen PANRB
Berikut:

Sasaran Strategis 6: Peningkatan efektivitas Reformasi Birokrasi Nasional sasaran ini


coba diwujudkan melalui kegiatan yang diselengarakan oleh Deputi bidang Reformasi
Birokrasi,Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan; kam mengambil contoh dari rencana
kegiatan ASDEP Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan evaluasi RB,Akuntabilitas aparatur
dan Pengawasan II
Hal ini selaras dengan beberapa poin dari salah satu Arah kebijakan dan Strategi
Kemenpan RB,Peningkatan sinergitas dan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi
nasional, yaitu :
a. Penguatan kebijakan pelaksanaan RB nasional;
b. Penguatan kelembagaan dan proses bisnis pelaksana RB Nasional (KPRBN, TRBN,
UPRBN, Tim Teknis) dan instansional;
c. Intensifikasi pembinaan pelaksanaan RB instansional;
d. Internalisasi pelaksanaan RB nasional dan instansional;
e. Peningkatan partisipasi masyarakat;
f. Penguatan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan RB.
Sasaran Strategis 9: Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkinerja tinggi, dan
akuntabel sasaran ini coba diwujudkan melalui kegiatan yang diselengarakan oleh
Sekretariat Kementrian, Biro SDM Dan UMUM

Salah Satu kagiatan di sini adalah penyusunan rencana anggaran pengeloaan


perbendaharaan dan penyusunan laporan keuangan yang pastinya mengejar opini WTP dari
BPK. Yang mana merupakan salah satu alat untuk mengukur ketercapaian sasaran ini akan
dilihat dari indikator:
a. Nilai Implementasi SAKIP Kementerian PANRB;
b. Opini BPK
SIMPULAN

Kementerian PANRB merupakan kementerian yang ikut serta dalam proses


pembangunan negara. Tonggak pembangunan negara adalah berada pada perekonomiannya.
Kementerian PANRB hadir dalam ikut serta membangun negara dengan cara
memaksimalkan layanan dan birokrasinya, antara ain penguatan impementasi manajemen
asn, transformasi layanan umum, reformasi akuntabiitas kerja, dll. Oleh karenanya, dalam
proses transformasi birokrasi tersebut, dibutuhkan planning yang dibuat dalam bentuk
Renstra dan selanjutnya diproses melalui Renja.
Berangkat dari data yang telah kami sajikan di atas, benang merah antara Renstra dan
Renja oeh Kementerian PANRB adalah saing berkesinambungan dan berhubungan. Renja in
ine dengan Renstra. Pada Renja pun disuguhkan data yang lebih spesifik terkait sasaran
strategis yang ingin diwujudkan di Renstra. Banyak kegiatan yang sudah berjalan dan sesuai
target. Tetapi ada juga kegiatan di Renstra yang kosong, sehingga untuk dapat mengaitkan
perlu pemahaman lanjut. Tetapi, kosongnya tabel kegiatan target yang ada di Renstra
kemungkinan di rasa bahwa kegiatan yang dilakukan bisa terlalu feksibel dan tidak bisa
diprediksi. Selain itu, Renstra yang termuat juga menjabarkan terkait keyword visi-misi
presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Renstra yang in line dengan RPJMN antara lain terkait dengan pemberdayaan SDM yang
lebih berkualitas dan terkait dengan perampingan reformasi birokrasi.

EVALUASI

Dalam penugasan ini, ditemukan beberapa hal yang ingin di sampaikan oleh kami
dalam bentuk evaluasi. Agar ke depannya diharapkan terjadi perbaikan dalam sistem dan
proses transparansi data oleh Kementerian PANRB :
1. Tidak dapat ditemukannya berkas RKA K/L dari Kementerian PANRB, bukti dari
kurang transparansinya unit lembaga kementerian di Indonesia yang harus lebih
dibenahi lagi agar bisa lebih mendapat kepercayaan dari rakyat.
2. Pada saat proses pencarian data ditemukan fakta bahwa tidak semua anggota atau
pekerja atau ASN yang bekerja di lingkup Kementerian PANRB mengerti dan
memahami tentang hukum transparansi data.
3. Sulitnya akses data terkait Renja, Renstra, DIPA, dan Petikan DIPA baik itu di
internet ataupun di web resmi Kementerian terkait, bahkan Kemenkeu dan BU.
4. RKA K/L yang disediakan pun tidak lengkap hanya sampai dengan tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai