Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN IPA

BAB I “Gerak Benda Dan Makhluk Hidup Di Lingkungan Sekitar”

A. Konsep gerak
1. Gerak Lurus
Gerak  perubahan satu titik ke titik yang lain  bersifat relatif tergantung titik acuan

sopir dalam di dalam bis yang bergerak

jika acuannya orang di luar mobil (pengemudi dikatakan bergerak )

jika acuannya orang di dalam mobil (pengemudi dikatakan tidak bergerak )


Gerak semu dan nyata
1) Gerak semu
→ gerak benda seolah bergerak tetapi tidak bergerak
→ jika kita berada dalam benda bergerak, maka benda di luar (pohon) tampak bergerak menjauhi kita
2) Gerak nyata
→ gerak benda yang sesungguhnya
→ citra berlari mengejar bola
Gerak berdasarkan lintasannya
a) Gerak lurus  lintasannya berupa garis lurus
b) Gerak melingkar  lintasan berupa lingkaran
c) Gerak melengkung  lintasan berupa parabola
Besaran yang berhubungan dengan gerak
1) Jarak : panjang lintasan (A-B-C) (posi
si C
Perpindahan : jarak dari posisi awal sampai posisi akhir (AC) akhir
jarak s )
2) Kelajuan : waktu = t =v
perpindahan s B
Kecepatan : = =v
waktu t A
(posi
3) Kelajuan dan kecepatan rata-rata si
 Jarak total yang ditempuh dibagi waktu total awal
)
s 1+ s 2+ s 3+…
 ῡ = t 1+t 2+ t 3+…
4) percepatan (aceleration)
 perubahan kecepatan tiap satuan waktu
∆v vt−vo
 a= ∆ t ⇒ ∆ v =vt−vo ⇒ a= ∆ t

 vt = kecepatan akhir ∆ t = selang waktu

vo = kecepatan awal
Jarak / kelajuan  besaran skalar  besaran yang hanya punya nilai
Perpindahan, kecepatan  besaran nektor  besaran yang memiliki nilai dan arah
GLB  Gerak Lurus Beraturan

t. AB t. BC t. CD

Mobil Mobil Mobil Mobil

A B C D

sAB = 10 m sBC = 10 m sCD = 10 m


- Benda ber GLB  untuk waktu sama maka jarak yang ditempuh sama
 Kecepatan benda “TETAP”
sAB 10 m
 V : tetap  v AB= tAB = 1 s =10 m/s
sBC 10 m
 v BC= tBC = 1 s =10 m/ s SAMA
sCD 10 m
 v CD= tCD = 1 s =10 m/ s
s
 Persamaan pada GLB  v=
t
 Ber GLB  kecepatan tetap  percepatan 0
GLBB  Gerak Lurus Berubah Beraturan
 Dipercepat & diperlambat
Benda ber GLBB untuk selang
 GLBB dipercepat waktu yyang sama maka akan terjadi
perubahan kecepatan yang sama
t. AB = 1 s t. BC = 1s (percepatan nilainya “TETAP”
Mobil Mobil Mobil

A B C
v
A = 0 m/s B
 Percepatan untuk GLBB
= v
10 m/s s C = 20 m/s
v t−v 0
1. a=
∆t
2. vt=v 0+a × t
1 2
3. S=v 0 ×t+ × a ×t
2
2. GAYA
 Tarikan / dorongan yang bekerja pada suatu benda
 Pengaruh gaya :
- Merubah bentuk benda
- Menjadikan benda bergerak
- Membuat benda bergerak menjadi diam
- Mengubah kecepatan gerak benda
- Mengubah arah benda
 Satuan gaya dalam SI adalah Newton (N)
1N = 1 kg × m/s2
1 dyne = 1 gr × cm/s2
 Resultan gaya
1. Gaya searah
∑F = F1 + F2
2. Gaya berlawanan arah
∑F = F1 – F2
3. Gaya yang membentuk sudut
∑F = √F12 – F22 + 2 × F1 × F2 × cos 0
4. Gaya yang saling tegal lurus
∑F = √F12 – F22
 Massa dan berat
 Massa  banyaknya materi penyusun benda
satuan : kg  alat ukur : neraca  besaran :skalar
 Berat massa yang dipengaruhi gaya grafitasi
satuan : newton  alat ukur: dinamo meter  besaran :vektor
Hubungan massa dengan berat
w = m × g  w : berat (N)  m : massa (kg)  g : percepatan grafitasi (m/s2)
 Hukum newton
1) Hukum I newton
 sifat inersia / kelembaman benda  kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaan
 ∑F = 0
 Karena ada gambar , pelajari catatan masing masing
2) Hukum II newton
 Percepatan gerak benda
 Dari percobaan 1 & 2  jika gaya (F) lebih besar percepatan kecil (lihat gambar di bawah)
Dari percobaan 1 & 3  jika massa (m) besar percepatan kecil (lihat gambar di bawah)

(1). (2) (3)

 Secara matematis dapat ditulis


Percepatan = ɑ berbanding F
Percepatan = ɑ berbanding 1/m
 Dirumuskan
ɑ = F/m  F = m × ɑ  m = F/ ɑ
untuk gaya yang bekerja lebih dari 1 maka (F) dijumlahkan sehingga menjadi ∑F
3) Hukum III newton
 Aksi – reaksi
 Jiak suatu benda diberi gaya aksi, maka benda tersebut memberikan gaya reaksi yang besarnya
sama, tetapi arah berlawanan [F aksi = -F reaksi ]
 Syarat pasangan gaya disebut aksi - reksi :
1) Besar gaya sama, arah berlawanan
2) Bekerja pada 2 benda
3) Gaya nya berada pada satu titik tangkap
 Gaya gesek
 Gaya yang timbul akibat gesekan 2 permukaan benda
 Arahnya berlawanan dengan arah gerak benda , bersifat menghambat
 Faktor yang mempengaruhi besar gaya gesek
1. Kekerasan permukaan bergesekan
2. Luas permukaan yang bergesekan
 Macam gaya gesek

Gaya gesek statis Gaya gesek kinetis


fs = µs × N fk = µk × N
µs= koefisien gerak statis µk= koefisien gerak statis
fs = gaya gesek statis fk = gaya gesek statis
N = gaya normal N = gaya normal
 Keadaan benda
a. Jika F < fs  benda diam

b. Jika F = fs  benda tepat akan bergerak

c. Jika F > fs  benda bergerak

B. Sistem gerak manusia


1. Rangka
Fungsi rangka
a. Memberikan bentuk pada tubuh dan menompang tubuh kita
b. Melindungi organ dalam yang penting
c. Tempat tempat melekatnya otot
d. Tempat pembentukan sel darah merah/putih
e. Alat gerak pasif
f. Tempat menyimpan energi
g. Tempat menyimpan mineral
a) Struktur tulang
- permukaan tulang ditutupi oleh membran yang menempel
dengan kuat (periosteum)
- Di periosteum terdapat pembuluh darah kecil  berfungsi
mambawa zat makanan dalam tulang, juga dalam
pertumbuhan dan perbaikan tulang.
- Di bagian bawah periosteum terdapat tulang kompak /
tulang keras, mengandung :
1. selsel tulang,
2. pembuluh darah,
3. zat kapur dan fosfor (membuat tulang menjadi keras),
4. serabut elastis (membuat tulang tidak mudah rapuh/patah)
- Diujung tulang (pipa /tulang panjang )terdapat tulang spons  memiliki banyak ruang ruang
kecil terbuka (membuat tulang menjadi ringan)
- Tulang panjang punya saluran besar (ditengah) diisi oleh jaringan berlemak (sumsum)
- Lebih lengkap di buku hal 25- 26
b) Macam- macam tulang dalam sistem rangka
Berdasarkan bentuknya tulang manusia dibedakan menjai 4 :
1. Tulang panjang  tulang lengan (humerus)
2. Tulang pipih  tulang dada (sternum)
3. Tulang pendek  tulang ruas jari (falag)
4. tulang tidak beraturan  tulang punggung (vertebra)
c) Perkembangan tulang
• tulang rawan yang terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang)
• Proses osifikasi  dari bagian tengah tulang rawan lalu meluas sesuai pertumbuhan tulang rawan
• pembuluh darah (di antara jaringan tulang yg terbentuk)  akan membawa mineral seperti kalsium
(membuat tulang yang terbentuk menjadi keras)
• tulang juga mengalami fusi (penggabungan)  saat masih kecil jumlah tulang (270), seiring bertambah
nya usia jumlah tulnag menjadi (206)
2. Sendi
Adalah hubungan antar 2 tulang
Pengelompokkan sendi berdasarkan banyak sedikitnya gerakan yang memungkinkan dilakukan :
1) Sinartrosis sendi yang tidak dapat digerakkan  tengkorak kepala
2) Amfiartrosis sendi yang dapat digerakkan namun gerakan terbatas  tulang belakang
3) Diartrosis sendi yang dapat digerakkan dengan bebas 
a) Sendi peluru
- Gerakan ke segala arah (gerakan sangat bebas)
- Contoh : tulang lengan atas dan tulang belikat, tulang pinggul dan tulang paha
b) Sendi engsel
- Gerakan ke satu arah /seperti engsel pintu (gerakan lebih sempit dari sendi peluru)
- Contoh : sendi pada siku dan lutut, anatr ruas tulang jari tangan/ kaki, sendi antar rahang atas
dan rahang bawah
c) Sendi putar
- Gerakannya tulag satu memutari tulang yang lain
- Contoh : sendi antara tulang tengkorak dan tulang leher, antara tulang hasta dan pengumpil
d) Sendi pelana
- Gerakannya 2 arah
- Contoh : sendi ibu jari dgn telapak tangan
e) Sendi luncur / geser
- Gerakannya saling menggeser / geser menggeser
- Contoh : sendi pada tulang pergelangan tangan / kaki
sendi geser sendi peuluru sendi pelana

sendi putar sendi engsel

3. OTOT
 Merupakan alat gerak aktif
 Mampu menggerakkan tulang dengan cara berkontraksi dan relaksasi
Tendon  ujung otot
 Origo  tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak saat otot bereaksi
 Insesio tendon yang melekat pada tulang yang bergerak saat otot bereaksi
Otot bicep  memiliki 2 tendon
Otot tricep  memiliki 3 tendon
 Cara kerja otot
1) Antagonis  kerja otot untuk menggerakkkan tulang dengan kerja yang berlawanan 1 otot
kontraksi – 1 otot relaksasi )
Contoh : -bisep kontraksi – trisep relaksasi (menekuk lengan bawah)
-bisep relaksasi – trisep kontraksi (meluruskan lengan bawah)
Arah : ektentor (meluruskan) >< fleksor (membengkokkan)
Abduktor (menjauhi) >< adduktor (mendekati)

2) Sinergis  kerja 2 otot secara bersama untuk menggerakkan tulang


Contoh : antara otot pronatorteres dan pronatorkuadratus
o Kedua otot kontraksi  menelungkupkan kedua tangan
o Kedua otot relaksasi  menadahkan telapak tangan
 3 jenis jaringan otot

No Perbedaan Otot lurik Otot polos Otot jantung


1 Bentuk dan Silinder , bercorak Gelondong (ujung Silinder memenjang
warna sel terang gelap runcing), polos (bercabang), lurik

2 Jumlah inti Banyak di tepi Satu di tengah Satu di tengah


3 Cara kerja Disadari Tidak disadari Disadari
4 Letak Menempel di rangka Penyusun organ dalam Penyususun jantung

4. Gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia


1) Pada tulang
a. Retak dan Patah Tulang
 Fraktura sederhana  tulang yang retak tidak sampai melukai otot
 Fraktura tertutup  tulang yang patah menyebabkan otot terluka (tidak keluar dari kulit.)
 Greenstick (retak tak lengkap)  tulang hanya retak dan sebagian tidak sampai memisah.
b. Rakhitis / riketsia
 tulang menjadi rapuh karena kekurangan vitamin D.
 Penderita gangguan memiliki tulang kaki berbentuk X atau O.
c. Osteoporosis
 gangguan tulang karena reabsorpasi bahan tulang terhambat.
 disebabkan oleh kekurangan hormon kelamin pria atau wanita.
d. Kelainan pada Tulang Belakang\
 Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang, sehingga penderita kelihatan bungkuk
 Lordosis, jika tulang belakang melengkung ke depan yang menyebabkan kepala tertarik ke
belakang.
 Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke arah samping, sehingga badan tampak melengkung
ke kiri atau ke kanan.
2) Pada sendi
a. Dislokasi
 pergeseran kedudukan sendi karena sobek atau tertariknya ligamen.
b. Artritis
 Eksudatif  radang/ iritasi  sendi infeksi
 Sika  kekurangan cairan sinovial
3) Pada otot
 Arthopi  otot mengecil
 Hiperthopi  otot membesar
 Tetanus  karena bakteri
5. Upaya menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia
a. Meningkatkan kandungan kalsium dalam asupan makanan (susu, kangkung, kedelai, ikan salmon,
kacang almond, dan brokoli)
b. Berjemur pada sinar matahari pagi  baik untuk membantu pembentukan vitamin D  membantu
penyerapan kalsium pada makanan
c. Makan makanan yang mengandung vitamin D (telur, kedelai, minyak ikan, ikan berlemak, hati sapi,
dan udang )
d. Memerhatikan aktifitas fisik setiap harinya  jalan kaki, jon]ging, tenis, dll  membantu
terbentuknya tulang yang kuat
e. Menghindari kebiasan cara duduk yang salah

C. Sistem Gerak pada hewan

1. Gerak Hewan dalam Air

 Air  gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara


 hewan yang hidup di air dapat melayang-layang di dalam air dengan mengeluarkan sedikit energi
karena adanya gaya angkat oleh air.

 Bentuk tubuh torpedo (streamline) memungkinkan tubuh meliuk dari sisi ke sisi dan mengurangi
hambatan ketika bergerak di dalam air.

 otot dan tulang belakang yang fleksibel  mendorong ekor dan sirip ikan di dalam air.
 sirip tambahan  menjaga keseimbangan.
 gelembung renang  mengeluarkan o2  mengatur gerakan naik turun
 lebih lengkap di buku paket halaman 46
2. Gerak Hewan di Udara

 Tubuh hewan di udara harus memiliki gaya angkat yang besar untuk mengimbangi gaya gravitasi
 upaya untuk memperbesar gaya angkat adalah dengan menggunakan sayap.
 Sayap burung tersusun atas kerangka yang kuat dan ringan, serta otot yang kuat.
 Sayap burung memiliki bentuk melengkung sehingga udara yang mengalir pada bagian atas sayap
lebih cepat daripada bagian bawahnya ( menghasilkan gaya angkat dan gaya dorong yang efektif
untuk pergerakan burung)

 Airfoil  Saat sayap dikepakkan, sayap memberikan gaya aksi terhadap udara di bawah sayap,
sehingga udara akan mengalir ke bawah.

 lebih lengkap di buku paket halaman 47-48


3. Gerak Hewan di Darat

 Hewan yang hidup di darat memiliki otot dan tulang yang kuat. Untuk mengatasi inersia
 inersia (kecenderungan tubuhuntuk diam) dan untuk menyimpan energi pegas (elastisitas) untuk
melakukan berbagai aktivitas.

 lebih lengkap di buku paket halaman 48


D. sistem gerak pada tumbuhan
1. Gerak Endonom

 gerak tumbuhan karena pengaruh faktor dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri
 Contoh : gerak tumbuh, gerak rotasi sitoplasma
2. Gerak Higroskopis

 Gerak tumbuhan karena pengaruh faktor kurangnya air


 Contoh : membukanya buah polong polongan ketika sudah tua, membukanya dinding sporagium
(kotakspora) tumbuhan paku
3. Gerak Esionom

 gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar tubuh

 faktor yang mempengaruhi


- cahaya (foto) - sentuhan/getaran (tigmo/seismo)
- air (hidro) - sentuhan serangga (hapto)
- suhu (termo) - gravitasi umi (geo)
- zat kimia (kemo )
a. Gerak Tropisme

 Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang dari luar

 gerak tropisme positif  Arah gerak tumbuhan yang mendekati rangsang,

 tropisme negatif.  arah gerak tumbuhan menjauhi rangsang

 macam gerak tropisme

1) Gerak Fototropisme
 Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang cahaya
matahari

 Contoh : tumbuhan yang tumbuh menuju cahaya matahari


2) Gerak Geotropisme
 Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh gravitasi bumi

 Contoh : gerak akar yang mengarah ke pusat bumi

3) Gerak Hidrotropisme

 Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh gravitasi bumi

 Contoh : gerak akar yang tumbuh ke arah tanah yang mengandung banyak air

4) Gerak Tigmotropisme

 Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh sentuhan

 Contoh : Gerak melilitnya sulur tumbuhan pada tempat rambatannya

5) Gerak Kemotropisme

 Gerak tropisme yang dipengaruhi oleh zat kimia

 Contoh : gerakan gamet jantan (spermatozoid) menuju gamet betina(sel telur).

 Gerakan buluh serbuk menuju sel telur dipengaruhi oleh zat gula (zat kimia) yang
dikeluarkan oleh bakal buahb.

b. Gerak Taksis

 gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh sumber
rangsangan.

 biasanya dilakukan oleh organisme bersel satu, misalnya pada Euglena viridis.
c. Gerak Nasti

 gerak tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang.

1) Gerak Seismonasti

 Gerak nasti karena adanya sentuhan

 Contoh : Gerak pada daun putri malu akibat diberi getaran atau sentuhan

2) Gerak Niktinasti

 Gerak tumbuhan akibat rangsangan berupa kondisi siang hari dan malam hari

 Contoh : daun tumbuhan bunga merak dan daun tumbuhan lamtoro akan menutup (saat
malam hari) dan akan membuka (saat siang hari )

3) Gerak Fotonasti

 gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan adanya rangsangan berupa cahaya.

 Contoh : mekarnya bunga pukul empat pada sore hari

4) Gerak Termonasti

 gerak nasti tumbuhan dipengaruhi oleh rangsangan yang berupa suhu.

 Contoh : Gerak mekarnya bunga tulip pada musim semi


BAB II “Uasaha Dan Pesawat Sederhan”
A. Usaha (work)
 Hasil kali gaya dengan perpindahan

 [W = F × s]

 Macam macam usaha


1) Usaha (+)  jika arah gaya searah dengan arah perpindahan
2) Usaha (-)  jika arah gaya berlawanan arah dengan arah perpindahan
3) Usaha nol  gaya tidak meyebabkan arah perpindahan benda
 arah gaya tegak lurus dengan arah perpindahan
4) Usaha bersama  gaya yang bekerja lebih dari 1 arah

F F Pinda F2
F F3
h F1

S S S S
W=F×s W=-F×s W=0 W = ∑F × s
1) 2) 3) 4)

Daya (power)
 Kecepatan dlam melakukan usaha /kerja
W W
 [ P= t ] atau [ P=F ×v ] atau [t= P ] atau [W =P× t ]
 W = usaha (J)  t = waktu (s)  P = daya (J/s = watt)
Energi
1) Energi kinetik  energi karena gerak benda
1
Ek= × m× v 2
2
m = massa  v = kecepatan  Ek = energi kinetik
2) Energi potensial  energi karena kedudukannyya / posisi benda terhadap permukaan bumi
Ep=m× g × h
m = massa  g = percepatan gravitasi  h = ketinggian  Ep = energi potensial
3) Energi mekanik
Em = Ep + Ek
Hukum kekekalan energi mekanik
Em = Ep max = Ek max

B. Pesawat Sederhana
 Alat untuk mempermudah melakukan kerja / usaha

 Macam macam pesawat sederhana


1. Tuas / pengungkit

Pada tuas berlaku T : titik tumpu


Lk : lengan kuasa : T – K
B : beban (w)
Lb : lengan beban : T - B
K : kuasa (F)
Tuas I Tuas II Tuas III

Titik tumpu ditengah Beban di tengah Kuasa ditengah


Lk > Lb  F < w Lk > Lb  F > w
Untung/rugi ditentukan dari Menguntungkan karena kuasa Merugikan karena kuasa yang
panjang Lk dan Lb jika Lk yang dikeluarkan lebih kecil dikeluarkan lebih besar dari
lebih panjang maka akan dari pada bebannya pada bebannya
menguntungkan, jika Lb Keuntungannya dalam
lebih panjang maka akan memindahkan beban lebih jauh
merugikan

2. Katrol
Lk : lengan kuasa : tali F
Lb : lengan beban : tali B

Katrol tetap w Lk Lk
= = =1
F Lb Lk
Lb = Lk
KM = 1
Keuntungan : mengubah arah gaya

Katrol bebas w Lk 2 Lb
= = =2
F Lb Lb
Lk = 2 Lb
KM = 2

Katrol majemuk / takal KM = jumlah tali yang menggantung

3. Bidang miring

Berlaku :

w × h=F × s s : panjang bidang miring F: kuasa


h : tinggi
w : beban
w s
KM = =
F h
BAB III “Struktur Dan Fungsi Tumbuhan”

A. Struktur dan Fungsi Akar, Batang, Daun, dan bunga

Organ pada tumbuhan


 Organ vegetative  organ tumbuhan yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan  akar, batang, dan daun.

 Organ generative  organ tumbuhan yang berfungsi dalam proses perkembangbiakan secara generatif
(didahului oleh peristiwa perkawinan)  buah, dan biji

1. Struktur dan fungsi Akar

 Akar memiliki fungsi untuk :


- Menyerap air dan zat hara
- Alat pernapasan (tumbuhan tertentu)
- Menyimpan cadangan makanan (tumbuhan tertentu)
- Tempat melekatnya tumbuhan ada tanah
- Alat perkembang biakan (tumbuhan tertentu)
 Lebih lengkap di buku paket hal 109-110

2. Struktur dan Fungsi Batang

 Batang  berbentuk panjang bulat seperti silinder  memiliki ruas-ruas (internodus) yang masing-
masing dibatasi oleh buku-buku (nodus).

 Pada nodus  tempat melekatnya daun dan tunas.

 Batang memiliki fungsi :

- Menegakkan tumbuhan
- Menyimpan cadanagn makanan (tumbuhan tertentu)
- Menyalurkan makanan dan zat hara dari akar ke daun
- Alat perkembangbiakkan
 Lebih lengkap di buku paket hal 111-112

3. Struktur dan Fungsi Daun

 Daun berbentuk tipis lebar dan banyak mengandung zat warna hijau (klorofil).

 Daun memiliki fungsi antara lain

- Tempat fotosintesis

- Tempat transpirasi

- Tempat pertukaran gas

- Menyimpan cadanagn makanan

- Alat perkembangbiakkan vegetatif

 fotosintesis membutuhkan cahaya sebagai sumber energi  Energi ditangkap oleh klorofil.

 Gas karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)  digunakan sebagai bahan baku  menghasilkan
glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2).

 selanjutnya akan disusun menjadi zat pati/amilum (C6H10O5)n melalui reaksi polimerisasi.

 Amilum kemudian disimpan dalam akar (misalnya pada singkong), batang (misalnya pada sagu),
dan buah (misalnya pada padi).
 Lebih lengkap di buku paket hal 113 -114

4. Struktur dan Fungsi Bunga

 Bunga merupakan alat reproduksi generatif pada tumbuhan.

 Bunga memiliki warna menarik  untuk menarik serangga atau hewan lain yang dapat membantu
proses penyerbukan.

 Bunga tersusun atas dua bagian utama, yaitu

- Perhiasan bunga  tangkai, kelopak (kaliks), dan mahkota (korola).

- Alat reproduksi  benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina).

 Bunga yang memiliki bagian-bagian tersebut disebut bunga lengkap.

 Struktur Bunga Berdasarkan keberadaan alat reproduksi dalam satu bunga, ada bunga yang memiliki
benang sari dan putik dalam satu bunga disebut bunga sempurna.

 Lebih lengkap di buku paket hal 116-117

5. Struktur dan Fungsi Buah dan Biji

 Putik terdiri atas tiga bagian, salah satunya yaitu bagian dasar yang menggelembung disebut bakal
buah (ovarium),

 Pada perkembangan selanjutnya, bakal buah akan berkembang menjadi buah sedangkan bakal biji
akan berkembang menjadi biji.

 Lebih lengkap di buku paket hal 118

B. Struktur dan jaringan tumbuhan


Sel-sel pada tumbuhan yang memiliki struktur yang sama akan terintegrasi menjadi suatu jaringan dan
memberikan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan.
Berdasarkan aktivitas pembelahan sel penyusun jaringan selama masa pertumbuhan dan perkembangan,
jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan
permanen (jaringan dewasa).
1. Jaringan Meristem

 jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis  menyebabkan sel-sel tumbuhan
semakin bertambah dan menyebabkan tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.

 Berdasarkan asal terbentuknya jaringan meristem  dikelompokkan menjadi meristem primer dan
meristem sekunder.

a. Meristem Primer

- jaringan meristem pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah

- terdapat pada ujung batang dan ujung akar  meristem primer menyebabkan pertumbuhan
primer pada tumbuhan (pertumbuhan vertikal atau perpanjangan akar dan batang).

b. Meristem Sekunder

- berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi meristematik kembali (aktif membelah
kembali).

- Contohnya  kambium pembuluh (kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen).

- Aktivitas kambium menyebabkan tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder sehingga batang


menjadi besar.
- Aktivitas pembelahan kambium vaskuler ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder
sedangkan pembelahan ke arah luar akan membentuk floem sekunder.

 Lebih lengkap di buku paket hal 119-121

2. Jaringan Dewasa

 Jaringan yang bersifat non-meristematik atau tidak aktif membelah.

 Berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer dan sel-sel meristem sekunder, yang telah
mengalami diferensiasi atau mengalami perubahan bentuk

 Berdasarkan fungsinya jaringan dewasa dibedakan menjadi empat, yaitu :

a) Jaringan Pelindung

- Terdapat di seluruh permukaan luar tumbuhan.

- Melindungi bagian dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang merugikan,  hilangnya
air akibat suhu yang meningkat dan melindungi dari kerusakan mekanik.

- Contoh dari jaringan pelindung yaitu jaringan epidermis.

- Sel-sel epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi alat pelindung tambahan, 


stomata(mulut daun), sisik, trikoma (rambut-rambut), dan duri (spina).

b) Jaringan Dasar

- Jaringan yang hampir terdapat pada seluruh bagian tumbuhan.

- Contoh dari jaringan dasar ini yaitu jaringan parenkim.

- Jaringan parenkim dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis jaringan parenkim lain,

c) Jaringan Penyokong (Penguat)

- Jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tubuh tumbuhan.

- Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam,

a. Jaringan kolenkim  berfungsi untuk menyokong bagian tumbuhan yang masih muda. Sel-
sel jaringan kolenkim memiliki dinding sel yang mengalami penebalan, namun tidak merata.

b. Jaringan sklerenkim  jaringan penguat yang bersifat permanen  berfungsi untuk


menyokong tubuh tumbuhan yang sudah tua.

- Berdasarkan bentuk selnya, jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu

a. jaringan serat (fiber)  terdiri atas sel-sel yang memanjang, meruncing pada kedua
ujungnya, dan tersusun membentuk benang banyak ditemukan pada jaringan xilem.

b. Jaringan sklereid  terdiri atas sel-sel yang pendek, dan memiliki bentuk yang tidak teratur
 banyak ditemukan pada kulit kacang atau buah pir.

d) Jaringan Pengangkut (Vaskuler)

- Jaringan pengangkut  xilem dan floem.

- Xilem  mengangkut air dan zat-zat terlarut di dalamnya dari akar menuju daun.

- Floem  mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.

 Lebih lengkap di buku paket hal 122-126

3. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar

 Akar  tersusun atas epidermis, korteks, dan silinder pusat


 Jaringan meristem apikal  jaringan yang sel-selnya terus membelah membuat akar semakin
panjang.

 Tudung akar  melindungi sel-sel meristem tersebut saat membelah sehingga dapat menembus
tanah tanpa mengalami kerusakan dan akar dapat menambatkan tubuh tumbuhan dengan kuat ke
dalam tanah.

a) Epidermis  bagian terluar akar.

- Sel-sel epidermis memiliki dinding yang tipis  air dan mineral mudah masuk ke dalam sel-sel
epidermis yang kemudian diteruskan ke dalam korteks dan silinder pusat.

- sel-sel epidermis mengalami modifikasi menjadi rambut akar (memperluas bidang penyerapan
air dan mineral).

b) Korteks  tersususn atas jaringan parenkim yang dinding selnya tipis dan tersusun renggang.
 tempat penyimpanan cadangan makanan bagi tumbuhan

- Lapisan terdalam dari korteks  endodermis  tersusun atas satu lapis sel yang membatasi
korteks dengan silinder pusat.

- Pada endodermis terdapat bentukan seperti pita yang disebut pita Kaspari  mengatur jalannya
mineral yang diserap oleh akar agar menuju ke silinder pusat.

c) silinder pusat atau stele tersusun atas jaringan pengangkut (xilem & floem) dan jaringan
pendukung lainnya seperti perisikel (Sel-sel perisikel berfungsi untuk membentuk cabang akar)
dan parenkim empulur

 Lebih lengkap di buku paket hal 127-130

4. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Batang

 Bagian terluar batang yang masih muda tersusun atas jaringan epidermis  untuk tumbuhan dikotil
yang sudah dewasa, epidermis akan rusak dan digantikan oleh periderm / jaringan gabus.

 Pada bagian yang lebih dalam dari epidermis terdapat korteks  tersusun atas jaringan parenkim.

 Pada beberapa tumbuhan  daerah korteks tempat cadangan makanan disimpan.

 Berkas pengangkut  meneruskan air dan mineral yang diserap akar menuju daun.

 Pada batang dikotil  berkas pengangkut tersusun dalam lingkaran,

 Pada batang monokotil berkas pengangkut tersebar.

 Antara xilem dan floem pada berkas pengangkut tumbuhan dikotil terdapat kambium vaskuler yang
aktif membelah.

 Lebih lengkap di buku paket hal 131-133

5. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Daun

 Di permukaan atas dan bawah daun terdapat epidermismelindungi jaringan di dalam daun.

 Di beberapa tumbuhan  daun dilapisi oleh lapisan lilin (kutikula)mengurangi penguapan.

 Sel-sel epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi stomata, sisik, dan rambut-rambut.

- Stomata dapat membuka dan menutupmenyesuaikan kondisi lingkungan

- Di siang hari stomata membuka  karbon dioksida dapat masuk ke dalam daun untuk
digunakan dalam fotosintesis.

- Tumbuhan yang hidup di daerah kering  stomata menutup saat siang hari  agar tidak banyak
air dalam tubuh yang hilang karena menguap lewat stomata.
 Di bawah lapisan epidermis atas terdapat jaringan palisade / jaringan tiang  berbentuk silinder 
tersusun padat menyerupai tiang  banyak mengandung klorofil.

 Di bawah jaringan palisade terdapat jaringan bunga karang  tersusun dari sel-sel yang bentuknya
tidak teratur, tersusun longgar, dan juga mengandung klorofil.

 Jaringan mesofil (jaringan palisade jaringan bunga karang )  jaringan parenkim yang mengandung
klorofil  tempat terjadi proses fotosintesis.

 Pada tumbuhan monokotil  mesofil tidak berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan
bunga karang, tetapi tersusun atas sel-sel parenkim yang mengandung klorofil yang memiliki ukuran
seragam.

 Di dalam daun juga terdapat jaringan xilem dan jaringan floem

 Lebih lengkap di buku paket hal 134-135

C. Teknologi Yang Terinspirasi Dari Struktur Jaringan Tumbuhan

1. Panel Surya (Solar Cell)

 Alat pengubah sinar matahari menjadi energi listrik  terinspirasi oleh mekanisme fotosintesis yang
terjadi pada daun tumbuhan

 Cahaya matahari menabrak permukaan panel surya  elektron (partikel penyusun atom yang bermuatan
negatif) pada panel surya bergerak melalui suatu konduktor dan menjadi arus listrik.

 Proses fotosintesis  Saat daun terkena sinar matahari klorofil akan menyerap energy cahaya 
Elektron pada kompleks klorofil akan bergerak melalui saluran muatan positif ikut bergerak  lalu
bergerak menuju kompleks enzim  menghasilkan energi kimia berupa ATP dan NADPH.

 Energi ATP dan NADPH ini selanjutnya akan digunakan untuk mengubah CO2 menjadi glukosa.

 Lebih lengkap di buku paket hal 136-138

2. Sensor Cahaya

 Lampu penerangan jalan mampu menyala dan mati secara otomatis  karena dilengkapi dengan sensor
cahaya yang disebut fotoresistor atau light-dependent resistor (LDR) dan sakelar pengatur on dan off. 
terinspirasi oleh stomata pada kaktus

 Fotoresistor  mendeteksi ada dan tidak adanya cahaya di lingkungan sekitar  resistor atau hambatan
listrik yang dapat diubah nilai hambatannya melalui penyinaran cahaya Hambatan listrik akan
berkurang jika terkena cahaya (jika terdapat cahaya alat bisa menghantarkan listrik).

 Stomata kaktus akan membuka saat malam hari dan akan tertutup saat siang hari untuk mengurangi
penguapan air  didukung oleh aktivitas sel penjaga stomata  memiliki reseptor cahaya (fotoreseptor)
yang peka terhadap cahaya.

 Saat siang hari  fotoreseptor pada sel penjaga akan menangkap cahaya  menyebabkan air dalam sel
penjaga dipompa keluar dengan bantuan ion-ion  sel penjaga akan mengecil dan lubang stomata
tertutup.

 Saat malam hari  air dipompa masuk ke dalam sel penjaga dengan bantuan ion-ion  sel penjaga
menjadi lebih besar  stomata menjadi terbuka.
 Lebih lengkap di buku paket hal 139-140

3. Lapisan Pelindung dan Pengilap

 Jika daun talas dilihat melalui mikroskop akan terlihat pada permukaan daun terdapat lapisan tebal
(kutikula)
 Kutikula tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon yang disebut kutan 
bersifat hidrofobik (jika air mengenai lapisan ini tidak akan membasahi daun).
 Lapisan lilin  mencegah menempelnya debu atau kotoran lain dan membuat daun tetap bersih.
 Menginspirasi untuk membuat cat yang tidak mudah kotor, lapisan pengilap, dan lapisan anti air,
 Lebih lengkap di buku paket hal 141 -142
4. Alat Pemurnian Air

 Akar eceng gondok  berbentuk serabut-serabut yang banyak dan rapat  dapat menyerap partikel
yang terlarut dalam air  air menjadi bersih.
 Membran sel akar  terdapat lubang-lubang atau saluran kecil  terbentuk dari protein  memiliki
lubang dengan ukuran tertentu dan daya ikat tertentu pula.
 Aquaporin (salah satu saluran)  merupakan saluran (protein kanal) yang hanya dapat dilewati oleh air
(partikel lain tidak dapat masuk lewat aquaporin)
 Menginspirasi pembuatan teknologi penyaringan atau pemurnian air  air yang kotor dapat disaringa 
air hasil penyaringan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi.
 Lebih lengkap di buku paket hal 143

BELAJAR DARI CATATAN JUGA !!!!

^-^SUKSES PAS TEMAN TEMAN ^-^

Anda mungkin juga menyukai