Ada tujuh karakteristik utama secara keseluruhan, merupakan hakikat dari budaya
organisasi:
1. Inovasi dan pengambilam resiko.
Sejauh mana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil resiko.
Setiap karakteristik tersebut berada pada kontinum dari rendah ke tinggi. Dengan
menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran
gabungan atas budaya organisasi itu. Gambaran itu menjadi dasar bagi perasaan
pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, cara
penyelesaian urusan di dalamnya dan cara para anggota diharapkan berperilaku.
Fungsi Budaya
Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi :
1. Pemilihan.
Tujuan dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan memperkerjakan individu-
individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan melakukan
pekerjaan dengan sukses di dalam organisasi itu. Upaya untuk memastikan suatu
kecocokan yang tepat ini, sengaja atau tidak, akan menghasilkan pekerja yang pada
hakikatnya mempunyai nilai yang konsisten dengan nilai-nilai organisasi itu, atau
sekurang-kurangnya sebagian besar dari nilai-nilai itu. Selain itu, proses seleksi juga
memberikan informasi kepada para pelamar mengenai organisasi itu. Para calon
belajar mengenai organisasi itu, jika merasakan konflik antara nilai pelamar dan nilai
organisasi, mpara pelamar dapat menyeleksi diri kemudian keluar dari kumpulan
pelamar. Oleh karena itu seleksi menjadi jalan dua-arah, memungkinkan pemberi
kerja atau pelamar memutuskan perkawinan jika tampaknya ada ketidakcocokan.
Dengan cara ini, proses seleksi mendukung budaya organisasi dengan menyeleksi
keluar individu-individu yang mungkin menyerang atau menghancurkan nilai-nilai
intinya.
2. Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya
organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku,
eksekutif senior menegakkan norma-norma yang mengalir ke bawah sepanjang
organisasi, misalnya, apakah pengambilan risiko diinginkan; berapa banyak
kebebasan seharusnya diberikan oleh para manajer kepada bawahan mereka; pakaian
apakah yang pantas; dan tindakan apakah yang akan dihargai dalam kenaikan upah,
promosi dan imbalan lain.
3. Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan organisasi itu dalam perekrutan
dan seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya terindoktrinasi oleh budaya organisasi
itu. Mungkin yang paling penting, karena mereka tidak kenal baik dengan budaya
organisasi, karyawan baru justru mengganggu keyakinan dan kebiasaan yang ada.
Oleh karena itu, Sosialisasi adalah proses penyesuaian dimana organisasi akan
membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya.
Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dapat di konsepkan sebagai proses yang terdiri atas tiga tahap :
1. Tahap Prakedatangan
Pada tahap ini merupakan proses pembelajaran pada proses sosialisasi yang
dilakukan sebelum anggota baru bergabung dengan organisasi itu. Secara eksplisit
mengakui bahwa tiap individu tiba dengan seperangkat nilai, sikap, dan harapan.
Nilai, sikap dan harapan ini mencakup kerja yang harus di lakukan maupun organisasi
itu sendiri. Misalnya, dalam banyak pekerjaan, terutama kerja profesional, anggota
baru akan menjalankan tingkat sosialisasi awal luar biasa melalui pelatihan di tempat
kerja dan pengajaran di sekolah. Maksud utama sekolah bisnis adalah
mensosialisasikan mahasiswa bisnis ke sikap dan perilaku yang diinginkan oleh
perusahaaan bisnis.
2. Tahap Keterlibatan
Dimana tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru melihat apa
yang sesungguhnya organisasi itu dan persimpangn yang mungkin dan kenyataan
yang ada. Maksudnya adalah jika harapan dan kenyataan berbeda, karyawan baru itu
harus menjalani sosialisasi yang akan melepaskannya dari asumsi dia sebelumnya dan
menggantikan asumsi itu dengan seperangkat asumsi lain yang dianggap lebih disukai
oleh perusahaan itu. Anggota baru akan benar-benar kecewa jika aktualisasi
pekerjaanya tidak sesuain dengan harapan pelamar dan kemudian mengundurkan diri.
Oleh sebab itu proses seleksi yang baik seharusnya mampu mengurangi probabilitas
terjadinya hal ini.
3. Tahap Metamorfosis
Adalah tahap dalam proses sosialisasi dimana karyawan baru berubah dan
menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja dan organisasi. Misalnya,
semakin manajemen mengandalkan program sosialisasi yang formal, kolektif, tetap,
berurutan dan menekankan keterbukaan, makin besar kemungkinan bahwa perbedaan
dan perspektif pendatang baru itu akan ditanggalkan dan digantikan oleh perilaku
yang terbakukan dan dapat diramalkan. Metamorfosis yang berhasil seharusnya
mempunyai dampak positif pada produktivitas karyawan baru itu dan komitmen pada
organisasi, serta mampu mengurangi kecenderungannya untuk keluar dari organisasi
itu.
2. Individu vs Kolektif
Anggota-anggota baru bisa disosialisasikan secara individu.
Kebanyakan kantor-kantor profesional mensosialisasikan karyawan
baru mereka dengan cara seperti ini. Anggota-anggota baru juga dapat
dikelompokkan bersama dan diproses melalui serangkaian pengalaman
yang serupa, sebagaimana yang berlangsung di pusat pelatihan militer.
Bagaimana Karyawan Mempelajari Budaya
1. Cerita
Cerita-cerita mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di
dalam memulai usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang
merupakan hal yang baik untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-
surut organisasi dan bagaimana perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi
tak menentu merupakan kisah yang dapat mendorong dan memotivasi
karyawan untuk bekerja keras jika mereka mau memahaminya.
Contoh : Anak pendiri perusahaan Y menceritakan perjuangan ayahnya saat
mendirikan perusahaan Y kepada para karyawannya. Sehingga hal itu
membuat para karyawannya menjadi termotivasi dengan cerita perjuangan
tersebut dan membuat para karyawan lebih memiliki perasaan untuk
mencintai perusahaan.
2. Ritual / Upacara-upacara
Ritual adalah deretan kegiatan berulang yang mengungkapkan dan
memperkuat nilai-nilai utama organisasi, sasaran apakah yang paling penting,
orang-orang manakah yangpenting, dan mana yang dapat dikorbankan. Semua
masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam organisasi, tidak
jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian
hidup organisasi. Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah
nyanyian dari perusahaan walmart yang dimuali oleh pendiri perusahaan,
mendiang Sam Walton, sebagai suatu cara untuk memotivasi para pekerja.
3. Simbol
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam,
ruang kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur
penting budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol-
simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan,
norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota
organisasi.
Contoh : Pegawai Negeri yang menggunakan seragam khasnya berwarna abu-
abu dan hijau tua yang mencerminkan bahwa mereka adalah pegawai negeri.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan
nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau
semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang
hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat
diterima di suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu
syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan
demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya
perusahaan.
Contoh : Cleaning Service di Perusahaan X pada saat berkumpul untuk
evaluasi selalu mengucapkan jargon tertentu untuk melatih kekompakan dan
menciptakan semangat kerja bagi mereka sendiri.
Menanamkan Budaya Organisasi Melalui Sosialisasi
1. Hubungan
Nilai dan Norma manusia juga dipengaruhi oleh kebutuhan hidup masing-
masing. Seseorang yang menginginkan kelangsungan hidup, menghargai
usaha-usaha pengumpulan makanan, penyediaan pakaian dan rumah yang
memadai. Sedangkan mereka yang mempunyai kebutuhan lebih tinggi
menghargai materi, uang, gelar-gelar pekerjaan, hukum, dan keteraturan. Pada
umumnya di negara-negara Timur, orang-orang lebih menghargai nilai-nilai
yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri, dan makna dalam
pengalaman.
3. Keaktifan
Didalam budaya organisasi timur lebih menganut kepada tipe budaya konstruktif.
Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk berinteraksi
dengan individu lain serta mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara yang akan
membantu mereka memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang.
Budaya Barat
Contoh : GERMAN
Jerman sangat mengutamakan peraturan dan disiplin, dan mereka melakukan dengan
sangat serius. Di mata beberapa orang, dalam banyak kasus, orang Jerman kaku, tidak
fleksibel, dan bahkan sedikit tidak manusiawi.
* Menghargai waktu *
Jerman sangat menghargai waktu, jika ada janji, tidak akan berubah waktu dengan
mudah. Orang Jerman jika diundang ke rumah orang lain atau pergi keluar untuk
mengunjungi teman, akan tiba dengan tepat waktu , tidak membuang-buang waktu
dengan datang lebih awal ataupun terlambat.
Di Jerman jika tidak ada acara khusus, mereka harus menghargai tetangga sekitar
dengan tidak diperbolehkan menbuat kebisingandari pukul 20:00-8:00 hari
berikutnya. Jika ada acara khusus, harus minta izin di awal ke tetangga-tetangga. Jika
tidak, akan menuai protes dari tetangga dan bahkan akan dikasuskan polisi.
Mirip dengan kebanyakan negara Barat, Jerman lebih memperhatikan etiket. Mereka
bertemu, selalu menyapa “Hello.” .Bertemu dengan teman mereka akan berjabat
tangan dulu. Jika teman lama mereka akan saling memeluk. Pada acara formal
mereka juga akan mencium tangan wanita sebagai rasa hormat.
Memberi hadiah adalah sangat dihargai di Jerman. Ketika diundang ke rumah orang
lain, biasanya datang dengan hadiah. Kebanyakan orang dengan karangan bunga,
beberapa tamu laki-laki dengan botol anggur, ada juga yang membawakan buku atau
album. Dalam menyambut para tamu (seperti stasiun, bandara dan tempat-tempat
lain) untuk mengunjungi pasien, banyak juga mengirimkan bunga. Biasanya mereka
langsung membuka hadiah di depan pemberi dan mengucapkan terimakasih.
Di Jerman dan negara-negara Barat lain, perempuan adalah prioritas. Seperti saat
antrian mereka akan mendahulukan perempuan. Dalam berbicara dengan rekan kerja,
orang Jerman sangat berhati-hati untuk menghormati satu sama lain. Jangan tanya
urusan pribadi orang lain (seperti usia wanita).
Contoh : Google
Google memperkerjakan orang-orang yang cerdas dan tekun, dan google lebih
mengutamakan kemampuan di atas pengalaman. Meskipun Karyawan Google berbagi
tujuan dan visi yang sama untuk perusahaan, google menerima semua orang dari latar
belakang yang berbeda dan dengan keragaman bahasa, yang mencerminkan pengguna
global yang google layani. Di luar pekerjaan, Karyawan Google melakukan
bermacam hobi, mulai dari bersepeda hingga beternak lebah, mulai dari bermain
frisbee hingga berdansa foxtrot.
Google berusaha mempertahankan budaya terbuka yang sering kali dikaitkan dengan
perusahaan rintisan, yang mana setiap orang merupakan kontributor aktif dan merasa
nyaman untuk berbagi ide serta opini. Dalam pertemuan wajib mingguan google
(“TGIF”)—tidak termasuk yang lewat email atau di kafe—para Karyawan Google
mengajukan pertanyaan langsung kepada Larry, Sergey, serta eksekutif lainnya
mengenai masalah perusahaan, berapa pun banyaknya. Kantor dan kafe google
dirancang untuk mendorong interaksi antara Karyawan Google di dalam tim dan
antartim lainnya, serta untuk menghidupkan percakapan tentang pekerjaan serta
bermain.
MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI BARAT dan TIMUR
Dosen Pengampu :
Wuryan Andayani, SE., M.Si., Ak.
Disusun Oleh :
Zardari Asif // 155020307111036
Almi Hafiz // 155020307111040
Dimas Ariq Saputra // 145020300111037
Rachman Yacob // 155020301111083
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016