PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
KOTA DEPOK
UPTD PUSKESMAS VILLA PERTIWI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) UPTD Puskesmas Villa Pertiwi ini dapat
terselesaikan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI
terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs)
berupa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya HAIs
(bundles), surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta penggunaan anti
mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring melalui Infection
Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring lainya secara berkala.
Dalam pelaksanaan PPI, UPTD Puskesmas wajib menerapkan seluruh
program PPI sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
penerapan PPI disesuaikan dengan pelayanan yang di lakukan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut.
F. BATASAN OPERASIONAL
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disingkat PPI
adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. PPI dilaksanakan melalui penerapan prinsip kewaspadaan standar dan
berdasarkan transmisi penggunaan antimikroba secara bijak dan bundles.
Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran poses pelayanan kesehatan bila
dilakukan secara kolektif dan konsisten.
BAB II
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PPI
B. SEKRETARIS
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua tim PPI
2. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPIRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
c. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
C. IPCN ( Infection Prevention Controle Nurse )
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yangterjadi dilingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya.
2. Memonitor dan melaksanaan surveillance PPI, penerapan SOP, kepatuhan
petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada ketua PPI
4. Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas di rumah
sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
5. Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama ketua PPI
memperbaiki kesalahan yang ada
6. Bersama ketua PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI RS
7. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya
8. Bersama ketua PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
9. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap penatalaksanaan limbah,
loundry, gizi dll
10. Memonitor kesehatan lingkungan
11. Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang
rasional
12. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
14. Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah
sakit tentang PPI
15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
16. Sebagai koordinator antar departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di UPTD Puskesmas
17. Membuat laporan surveilans bulanan dan tahunan dan melaporkan kepada tim
PPI
E. ANGGOTA TIM
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua
dan Sekretaris dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap unitnya
masing-masing
2. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPIRS di Unit
masing-masing
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan semua kegiatan di program PPIRS di Unit masing- masing
b. Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SPO terkait PPI di Unit
masing-masing
c. Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing
d. Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
e. Memberikan penyuluhan kepada staff tentang upaya PPI di unitnya
KEPALA PUSKESMAS
drg. Masrina MR Pasaribu
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan tim pencegahan dan pengendalian infeksi UPTD Puskesmas Villa
Pertiwi adalah sebagai berikut
1. Hand Hygiene
a. Sosialisasi hand hygiene kepada karyawan baru
b. Evaluasi banner, poster, leaflet (relevansi)
c. Evaluasi efektifitas antiseptic hand rub
d. Pengadaan dispenser antiseptic hand rub untuk ruangan / area / unit yang
membutuhkan, di luar pengadaan awal.
e. Audit kepatuhan cuci tangan
f. Pelaporan evaluasi hand hygiene
g. Kampanye hand hygiene
2. Surveilance Infeksi
a. Pemantauan angka kejadian Infeksi Luka Tiindakan (ILT) / Site Surgery
Infection (SSI)
b. Pemantauan angka kejadian infeksi pneumonia non ventilator / Non
Ventilator Associated Pneumonia (NVAP)
c. Pemantauan angka kejadian infeksi aliran darah perifer (Phlebitis)
d. Pemantauan angka kejadian Infeksi terkait pemasangan kateter urine /
CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection)
e. Pemantauan angka kejadian decubitus
3. Penggunaan APD dan Kewaspadaan air-borne disease
a. Identifikasi kebutuhan APD
b. Pengadaan APD
c. Sosialisasi APD
d. Evaluasi Monitoring pemakaian APD
e. Penyediaan masker di Unit untuk kewaspadaan air-borne disease
f. Sosialisasi penggunaan masker untuk kewaspadaan air-borne
disease
g. Pembuatan dan pemasangan Poster Etika Batuk
4. Pengelolaan limbah
a. Sosialisasi penggunaan APD yang sesuai
b. Monitoring pemakaian APD
c. Audit kepatuhan pemakaian APD
d. Audit kepatuhan pembuangan sampah (sesuai jenisnya)
5. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat pembangunan dan
renovasi pembuatan Infection Control Risk Assessment (ICRA)
6. Isolasi
a. Pengadaan ruang isolasi dengan tekanan negative dan tekanan positif
b. Evaluasi monitoring pengelolaan ruang isolasi
7. Higiene respirasi/Etika batu
a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi
b. Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis
c. Edukasimencuci tangan
d. Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
e. Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang tunggu
pasien rajal, atau alcohol handrub
f. Pemberian masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas
g. Edukasi duduk berjarak > 1 m dari yang lain
h. Edukasi Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik
i. Penggunaanpenghubung mulut (mouthpiece/Goedel) untuk resusitasi Pasien:
Gunakan, Ambubag atau alat ventilasi lain untuk resusitasi mulut ke mulut
secara langsung
j. Monitring evaluasi keefektifan kegiatan
8. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada peralatan medis dan non
medis
a. Evaluasi uji / kultur kuman udara
b. Evaluasi uji / kultur kuman AC di ruang
9. Sterilisasi
a. Evaluasi pemeriksaan mutu alat sterilisasi
b. Evaluasi pemantauan kualitas barang yang telah disteril
c. Evaluasi monitoring pengelolaan barang single-use yang di re-use
10. Pendidikan dan Pelatihan Staff
a. Pelatihan PPI In-house Training
b. Pendidikan Surveilance PPI untuk IPCLN
c. Sosialisasi pembacaan peta medan kuman
11. Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan kesehatan
karyawan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus, serta pemberian vaksinasi
pada petugas yang berisiko
12. Praktik menyuntik yang aman sosialisasi praktik menyuntik yang aman
serta melakukan audit klinis praktik menyuntik
B. Metode
1. Sosialisai program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dan pelaksanaan kegiatan
program pencegahan dan pengendalian infeksi.
C. Langkah Kegiatan
Mulai
Unit pelayanan
Tim PPI
Tim PPI
Melakukan surveilan
infeksi
Tim PPI
Tim PPI
Selesai
BAB IV
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
C. KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi bagi anggota baru maupun petugas baru pada tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPTD Puskesmas Villa Pertiwi
dilaksanakan dalam 1 bulan pertama dikeanggotaan. Kegiatan orientasi meliputi
orientasi terhadap tugas pokok dan fungsi baru, pelaporan PPI, serta orientasi
lapangan.
D. PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi UPTD Puskesmas Villa Pertiwi
dalam mengkoordinasikan semua kegiatan mengadakan pertemuan bulanan pada
hari Kamis Minggu terakhir tiap bulan. Evaluasi kegiatan dilakukan per 3 bulan,
pada hari yang sama dengan pertemuan bulanan.
BAB V
PROFIL PUSKESMAS
MISI :
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu Meliputi Upaya Kesehatan
Masyarakat ( UKM ) dan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ).
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDMK ) dan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yang Unggul dan Religius.
3. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program yang Nyaman
dalam Pelayanan Kesehatan.
Lansia ( 60 + ) : 4793
BAB VII
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
7.3 Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator/ outcome pembangunan kesehatan. Angka
kematian dapat menggambarkan seberapa tinggi derajat kesehatan masyarakat di suatu
wilayah. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan
penelitian. Di Kelurahan Sukamaju tahun 2019 Angka kematian ibu nifas sebanyak satu jiwa,
Kematian bayi tidak ada.
7.2 Morbiditas
Adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit.
Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu
tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
angka kesakitan diperoleh melalui survey, angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari
data yang berasal dari masyarakat (community base data) melalui pengamatan (surveilans)
dan data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas base data).
1. ISPA
ISPA merupakan penyakit pernapasan yang sampai saat ini masih terbilang cukup
banyak karena penularan penyakit ini secara langsung (droplet infection). penyakit ini selalu
ada dalam 10 penyakit terbanyak tiap bulan dan setiap tahun. Infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA) pada tahun 2019 terdapat 7.307 kasus dari kunjungan pasien, Nasofaringitis terdapat
3.317 kasus, laringofaringitis 3.317 kasus
2. TB Paru
Jumlah seluruh kasus TB tahun 2019 di Puskesmas Villa Pertiwi ada 80 pasien, Pasien
TB + yang terdata dan berobat di Puskesmas ada 60, Kasus TB Anak ada 3 anak.Upaya yang
telah kami lakukan adalah melatih kader–kader perwakilan tiap–tiap posyandu guna
menjemput bola/menjaring suspek–suspek dan pasien mangkir, setelah dilaporkan oleh kader
tersebut agar dapat dikunjungi oleh petugas TBC puskesmas untuk melakukan pengecekan
dahak dan jika terbukti positif akan diobati. Puskesmas Villa Pertiwi juga berinovasi TB
dengan sebutan RUKOBATIK
3. Diare
Penyakit diare tahun 2019 sebanyak 509 pasien. Jumlah ini meningkat dibandingkan
dengan tahun 2018 yaitu sebanyak 452 pasien. Upaya penanggulangan diare dilakukan
dengan pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada
masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari - hari serta melibatkan peran serta kader dalam tatalaksana diare karena dengan
penanganan yang tepat dan cepat ditingkat rumah tangga maka diharapkan dapat mencegah
terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan penanganan
segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan
meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans.
4. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
berbagai macam penyakit lain. Di wilayah kerja Puskesmas Villa Pertiwi ditemukan kasus
HIV sebanyak 3 orang. Upaya pencegahan yang kami lakukan adalah dengan memberikan
penyuluhan – penyuluhan di masyarakat, penyuluhan kesehatan reproduksi dan pergaulan
bebas di sekolah – sekolah.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam
darah akibat gangguan sekresi insulin. Diabetes Mellitus disebut juga Kencing manis. DM
mulai tampak ketika tingkat kadar gula dalam darah telah mencapai > 200mg/dl. Diabetes
Mellitus di Puskesmas pada tahun 2019 yaitu terdapat 700 kasus. Puskesmas melakukan
upaya penanggulangan DM selain pengobatan dan pemeriksaan gula darah secara rutin, juga
mengadakan Penyuluhan dan senam Diabetes Mellitus dengan sasaran utama pra lansia dan
lansia bekerjasama dengan Posbindu dan Prolanis ( Program BPJS).
6. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua (2) pengukuran,
sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) dan berelaksasi di
antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran
sistolik 100-140 mmHg dan diastolik 60- 90 mmHg. Hipertensi terjadi bila terus menerus
berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Pada tahun 2019 ini terdapat 3.030 kasus. Upaya
penanggulangan selain dengan pengobatan dan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, juga
mengadakan Penyuluhan dan senam Hipertensi dengan utama pra lansia dan lansia
bekerjasama dengan Posbindu dan Prolanis ( Program BPJS).
7. Dyspepsia
Merupakan sekumpulan gejala nyeri perasaan tidak enak pada bagian perut atas yang
menetap atau berulang. Dispepsia disertai gejala rasa penuh saat makan, cepat kenyang,
kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual muntah dan dada terasa panas. Pada
tahun 2019 terdapat 939 kasus.
8. Rematik
Rematik adalah penyakit yang menyebabkan nyeri atau pegal – pegal pada anggota
gerak terutama pada anggota sendi. Yang termasuk dalam penyakit Rematik adalah
Rheumatoid Arthritis (RA), Osteoarthritis (OA) Lupus dll. Gejala Rematik akan berbeda
tergantung penyakit mana yang menyerang. Pada tahun 2019 terdapat 1.388 kasus.
9. Status Gizi
Status Gizi Masyarakat Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya
dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap
status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan
kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya.
Upaya yang kami lakukan untuk mencapai status gizi baik pada masyarakat adalah
dengan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok (Posyandu, Posbindu, Sekolah).
BAB VIII
SITUASI UPAYA KESEHATAN
8.3 Perilaku Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga dan masyarakat berorientasi
sehat bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik
fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Selain itu juga program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat bertujuan
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi baik perorangan,
kelompok, keluarga dengan membuka jalur komunikasi informasi dan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat sadar
mau dan mampu mempraktekan prilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
pimpinan (Advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing – masing (Depkes RI, 2002 ).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan
individu / kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. ( Dinkes Jabar,
2010 ).
Indikator nasional PHBS ada 10 yaitu
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi Bayi ASI Ekslusif
3. Menimbang Balita setiap Bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah.
PHBS mencakup tatanan rumah tangga, tempat kerja, tempat umum dan
sarana kesehatan. Penyuluhan-penyuluhan tentang PHBS ini selalu kami lakukan
baik dalam gedung (Puskesmas) maupun luar gedung seperti Posyandu, Posbindu,
sekolah dan Rakor lintas sektor. Pada tahun 2019 persentase rumah tangga yang
BerPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 67.0%.
BAB IX
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
9.1 Sumber Daya Manusia
Puskesmas Villa Pertiwi pada tahun 2019 memiliki 18 tenaga pelaksana, terdiri dari
13 pegawai negeri sipil dan 5 tenaga pramubakti dengan berbagai kualifikasi bidang
pendidikan, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut
6 Perawat 2 D3 Keperawatan 2
7 Bidan 3 D3 Kebidanan 3
14 Keamanan 1 SMA : 1 1
A. Fasilitas Kesehatan
B. Fasilitas Pendidikan
TK/RA : 19 SMP :3
SD/Madrasah : 13 SMA/SMK : 1
Posyandu : 35
Posbindu Lansia : 20
Posbindu dengan PTM :2
Posmaja :2
D. Bangunan Fisik
Gedung terdiri dari 2 lantai dengan ruang antara lain:
1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik 10.Aula
2. Ruang Pemeriksaan KIA, Umum,Lansia, Gigi 11. Ruang Kepala Puskesmas
3. Ruang Farmasi 12. Ruang Administrasi
4. Ruang Tunggu Pasien 13. Ruang Promkes/Konseling
5. Ruang Tunggu Bermain anak 14. Dapur
6. Ruang Tindakan dan Kegawatdaruratan 15 .Gudang Farmasi
7. Toilet Pasien dan Staf 16. Gudang Perbekalan non
8. Ruang layanan TB Kesehatan
9. Ruang Laboratorium 17. Mushola
18. Toilet staf Laki2 & Perempuan
E. Kendaraan
Motor : 2 motor, Kondisi 1 : Baik, 1: Rusak Berat
Sejalan dengan bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat, maka
terjadi tren peningkatan jumlah kunjungan pasien yang datang untuk berobat di Puskesmas Villa
Pertiwi. Jumlah peningkatan pasien dan di tahun 2019 mengalami penurunan bisa dilihat pada grafik
di bawah ini, tahun 2016 jumlah pasien yang berkunjung sebanyak 23.200, di tahun 2017 sebanyak
25.142,di tahun 2018 sebanyak 31.906 orang dan di tahun 2019 sebanyak 30.100 orang.
Grafik 2.4 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat jalan Puskesmas Villa Pertiwi
Tahun 2016-2019
Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (PMK no.75 tentang Puskesmas).
BAB X
KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN
Ket Gambar :
Dokter Praktek Mandiri
Bidan Praktek Mandiri
Rumah Sakit
Klinik
Puskesmas
A. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Villa Pertiwi diatur pembiayaannya oleh
UPT Puskesmas Kecamatan Cilodong dengan pertimbangan dan usulan dari Puskesmas
Villa Pertiwi. Sumber dana berasal dari APBN, APBD Kota Depok dan BLUD.
B. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan dasar di puskesmas Villa Pertiwi meliputi :
Balai Pengobatan terdiri dari :
1. Pelayanan Pengobatan Penyakit Umum
2. Pelayanan Pengobatan Kesehatan Gigi
1. KIA/KB :
Pelayanan imunisasi dasar bayi
Pelayanan imunisasi catin
Pelayanan pemeriksaan ibu hamil (ANC)
Pelayanan imunisasi TT 1, TT 2
Pelayanan pemeriksaan nifas/menyusui (PNC)
Pemberian tablet Fe
Pemasangan kontrasepsi, suntik dll
Kunjungan Rumah Bumil resti, Bufas Resti, Neonatal Resti.
2. Program Gizi :
Penimbangan balita di Posyandu
Perbaikan gizi buruk melalui PMT, MP ASI
Konsultasi & penyuluhan Gizi
Penanganan Bumil KEK
Program ASI ekslusif
Pemberian Vitamin A
Kunjungan Rumah Balita Gizi Buruk dan Bumil KEK.
3. Promosi Kesehatan:
Penyuluhan disekolah, tempat umum. dll
Penyuluhan reguler tiap bulan di Kelurahan
Desa Siaga
6. Program Lansia :
Kegiatan Posbindu
Perbaikan Gizi Lansia
Konsultasi lansia
Kunjungan Rumah Lansia
Prolanis
C. Upaya Kesehatan
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) essensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan dan UKS;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi; dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.