Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)

KOTA DEPOK
UPTD PUSKESMAS VILLA PERTIWI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) UPTD Puskesmas Villa Pertiwi ini dapat
terselesaikan.

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini berisikan tentang


program tahunan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terkait rincian
kegiatan, jadwal pelaksanaan serta anggaran.

Kami menyadari bahwa penulisan Program Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan evaluasi yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
program ini.

Depok, 5 Agustus 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,


termasuk di Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatkannya infeksi dapat
berasal dari komunitas ( Community acquired infection ) atau berasal dari
lingkungan Rumah Sakit (Hospital Aquired Infection) yang sebelumnya
dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya system
pelayanan kesehatan khususnya bidang perawatan pasien, sekarang perawatan
tidak hanya di rumah sakit saja (home care). Tindakan medis yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau
penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur berpotensi
untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan
kepada petugas kesehatan itu sendiri. Karena sering kali tidak bisa secara
pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial
(Hospital Acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare
Associated Infections” HAIs dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya
di Rumah Sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak
terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada pada petugas
kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.
Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit, selanjutnya
disebut sebagai infeksi rumah sakit ( Hospital Infection ). Untuk dapat
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya infeksi rumah
sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi.
B. TUJUAN
Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga
melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
C. SASARAN
Sasaran Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan disusun untuk
digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang meliputi tingkat pertama, kedua, dan ketiga.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang
Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI
terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections/HAIs)
berupa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya HAIs
(bundles), surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta penggunaan anti
mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring melalui Infection
Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring lainya secara berkala.
Dalam pelaksanaan PPI, UPTD Puskesmas wajib menerapkan seluruh
program PPI sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
penerapan PPI disesuaikan dengan pelayanan yang di lakukan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut.

F. BATASAN OPERASIONAL
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disingkat PPI
adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. PPI dilaksanakan melalui penerapan prinsip kewaspadaan standar dan
berdasarkan transmisi penggunaan antimikroba secara bijak dan bundles.
Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran poses pelayanan kesehatan bila
dilakukan secara kolektif dan konsisten.
BAB II
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PPI

A. Ketua Tim PPI


1. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PPI Puskesmas
2. Uraian tugas:
a. Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI
b. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
c. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI
d. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB HAIs (Healthcare Assosiated Infection)
e. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
f. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI
g. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
bagi yang menggunakan.
h. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan SDM rumah sakit dalam PPI
i. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
j. Berkoordinasi dengan unit terkait PPI
k. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan
dengan PPI
l. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif
m. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
renovasi ruangan
n. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
o. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan

B. SEKRETARIS
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua tim PPI
2. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPIRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
c. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
C. IPCN ( Infection Prevention Controle Nurse )
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yangterjadi dilingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya.
2. Memonitor dan melaksanaan surveillance PPI, penerapan SOP, kepatuhan
petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada ketua PPI
4. Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas di rumah
sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
5. Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama ketua PPI
memperbaiki kesalahan yang ada
6. Bersama ketua PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI RS
7. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya
8. Bersama ketua PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
9. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap penatalaksanaan limbah,
loundry, gizi dll
10. Memonitor kesehatan lingkungan
11. Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang
rasional
12. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
14. Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah
sakit tentang PPI
15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
16. Sebagai koordinator antar departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di UPTD Puskesmas
17. Membuat laporan surveilans bulanan dan tahunan dan melaporkan kepada tim
PPI

D. IPCLN (Infection Prevention Controle link Nurse )


Tugas dan tanggung jawab IPCLN:
1. Mengisi dan mengumpulkan data indikator mutu di unit rawat inap masing-
masing dan menyerahkannya kepada IPCN
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN dan membuat laporan apabila ada kecurigaan
adanya HAIs pada pasien
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum paham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
standar kewaspadaan Isolasi.

E. ANGGOTA TIM
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua
dan Sekretaris dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap unitnya
masing-masing
2. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPIRS di Unit
masing-masing
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan semua kegiatan di program PPIRS di Unit masing- masing
b. Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SPO terkait PPI di Unit
masing-masing
c. Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing
d. Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
e. Memberikan penyuluhan kepada staff tentang upaya PPI di unitnya

STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI

KEPALA PUSKESMAS
drg. Masrina MR Pasaribu

TIM MANAJEMEN MUTU KETUA TIM PPI ANGGOTA


drg. Nended Siti Zahrawaani dr. Yusuf Ali Q

SEKRETARIS Endang Firtana,AMK


Erwinda
Furi Seftiani, AMK
Siti Fatimah, AMK
BAB III
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Kepala UPTD Puskesmas Villa Pertiwi:


1. Kepala UPTD Puskesmas dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
2. Kepala UPTD Puskesmas menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
kepada Kepala Dinas Kesehatan secara berkala melalui sekretaris.
B. Ketua Tim PPI
1. Ketua Tim PPI memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas antara
IPCN dan IPCLN
2. Ketua Tim PPI melakukan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas IPCN dan
IPCLN berdasarkan arahan Kepala UPTD Puskesmas dan wajib
menyampaikan laporan secara berkala.
C. Sekretaris / IPCN
1. Sekretaris / IPCN bertugas melakukan pengawasan terhadap pengumpulan
data yang dilakukan anggota /IPCLN
2. Sekretaris / IPCN dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua
mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi
3. Setiap laporan dari anggota yang diterima diolah dan dipergunakan sebagai
bahan laporan kepada ketua tim serta untuk memberikan petunjuk kepada
anggota
D. Anggota /IPCLN
1. Setiap laporan yang disampaikan kepada sekretaris, untuk tembusan laporan
disampaikan kepada unit kerja lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan tim pencegahan dan pengendalian infeksi UPTD Puskesmas Villa
Pertiwi adalah sebagai berikut
1. Hand Hygiene
a. Sosialisasi hand hygiene kepada karyawan baru
b. Evaluasi banner, poster, leaflet (relevansi)
c. Evaluasi efektifitas antiseptic hand rub
d. Pengadaan dispenser antiseptic hand rub untuk ruangan / area / unit yang
membutuhkan, di luar pengadaan awal.
e. Audit kepatuhan cuci tangan
f. Pelaporan evaluasi hand hygiene
g. Kampanye hand hygiene
2. Surveilance Infeksi
a. Pemantauan angka kejadian Infeksi Luka Tiindakan (ILT) / Site Surgery
Infection (SSI)
b. Pemantauan angka kejadian infeksi pneumonia non ventilator / Non
Ventilator Associated Pneumonia (NVAP)
c. Pemantauan angka kejadian infeksi aliran darah perifer (Phlebitis)
d. Pemantauan angka kejadian Infeksi terkait pemasangan kateter urine /
CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection)
e. Pemantauan angka kejadian decubitus
3. Penggunaan APD dan Kewaspadaan air-borne disease
a. Identifikasi kebutuhan APD
b. Pengadaan APD
c. Sosialisasi APD
d. Evaluasi Monitoring pemakaian APD
e. Penyediaan masker di Unit untuk kewaspadaan air-borne disease
f. Sosialisasi penggunaan masker untuk kewaspadaan air-borne
disease
g. Pembuatan dan pemasangan Poster Etika Batuk
4. Pengelolaan limbah
a. Sosialisasi penggunaan APD yang sesuai
b. Monitoring pemakaian APD
c. Audit kepatuhan pemakaian APD
d. Audit kepatuhan pembuangan sampah (sesuai jenisnya)
5. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat pembangunan dan
renovasi pembuatan Infection Control Risk Assessment (ICRA)
6. Isolasi
a. Pengadaan ruang isolasi dengan tekanan negative dan tekanan positif
b. Evaluasi monitoring pengelolaan ruang isolasi
7. Higiene respirasi/Etika batu
a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi
b. Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis
c. Edukasimencuci tangan
d. Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
e. Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang tunggu
pasien rajal, atau alcohol handrub
f. Pemberian masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas
g. Edukasi duduk berjarak > 1 m dari yang lain
h. Edukasi Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik
i. Penggunaanpenghubung mulut (mouthpiece/Goedel) untuk resusitasi Pasien:
Gunakan, Ambubag atau alat ventilasi lain untuk resusitasi mulut ke mulut
secara langsung
j. Monitring evaluasi keefektifan kegiatan

8. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada peralatan medis dan non
medis
a. Evaluasi uji / kultur kuman udara
b. Evaluasi uji / kultur kuman AC di ruang
9. Sterilisasi
a. Evaluasi pemeriksaan mutu alat sterilisasi
b. Evaluasi pemantauan kualitas barang yang telah disteril
c. Evaluasi monitoring pengelolaan barang single-use yang di re-use
10. Pendidikan dan Pelatihan Staff
a. Pelatihan PPI In-house Training
b. Pendidikan Surveilance PPI untuk IPCLN
c. Sosialisasi pembacaan peta medan kuman
11. Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan kesehatan
karyawan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus, serta pemberian vaksinasi
pada petugas yang berisiko
12. Praktik menyuntik yang aman sosialisasi praktik menyuntik yang aman
serta melakukan audit klinis praktik menyuntik

B. Metode
1. Sosialisai program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dan pelaksanaan kegiatan
program pencegahan dan pengendalian infeksi.

C. Langkah Kegiatan

1. Membuat panduan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi


2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan kebersihan tangan di
masing-masing ruang
3. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kebersihan tangan di
masing-masing ruangan.
4. Melaksanakan pemantauan ketersediaan APD di masing-masing ruang
5. Melaksanakan pemantauan penggunaan APD di masing-masing ruang
6. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dekontaminasi
7. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan dekontaminasi dan sterilisasi
8. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan praktik menyuntik yang
aman di ruang gigi,ruang KB, ruang imunisasi, ruang UGD, kamar / ruang
bersalin
9. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan praktik menyuntik yang aman di
ruang gigi,ruang KB, ruang imunisasi, ruang UGD, kamar / ruang bersalin
10. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan/media edukasi/penyuluhan
kesehatan etika batuk dan bersin
11. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan etika batuk dan bersin
12. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan untuk pembuangan benda
tajam/jarum
13. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembuangan benda
tajam/jarum suntik
14. Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Mulai

Unit pelayanan

Penilaian risiko infeksi

Tim PPI

Merekap penilaian risiko


infeksi

Tim PPI

Melakukan surveilan
infeksi

Tim PPI

Merekap data surveilans


bulanan
Melaporkan kepada Komite
Mutu

Tim PPI

Evaluasi dan tindak lanjut


Pelaporan kepada Kapus

Selesai
BAB IV
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia dalam tim PPI meliputi tenaga dokter, perawat, bidan,
tenaga teknis kesehatan lingkungan, ahli teknik laboratorium medik, dan tenaga
teknik kefarmasian
Ketua, dengan kriteria : dokter yang mempunyai pengetahuan dan berminat
pada penyakit infeksi dan epidemiologi
Sekretaris dengan kriteria : Mempunyai pengetahuan, ketrampilan khusus dan
epidemiologi penyakit infeksi, bakteriologi dan sanitasi
IPCN ( Infection Prevention Control Nurse ), dengan kriteria:Perawat dengan
pendidikan minimal DIII dan memiliki sertifikasi PPI; Memiliki komitmen
dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi; Memiliki kemampuan
leadership, inovatif dan confident; Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang
atau setara; dan Bekerja purna waktu.
IPCLN (Infection Prevention Controle link Nurse), dengan Kriteria:Perawat
dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI, atau yang setara;
memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi; Memiliki
kemampuan Leadership.
Anggota Tim
KOMITE PPI
Nama & Jumlah
Pendidikan Sertifikasi
Jabatan
drg. Masrina MR S1 Kedokteran Pelatihan PPI dasar 1
Pasaribu, Kepala
UPTD Puskesmas

dr.Yusuf Ali, S1 Kedokteran Pelatihan PPI dasar 0


Ketua Tim PPI
Endang, D3 Keperawatan 0
IPCN

Furi AMK, D3 Keperawatan 0


Anggota /IPCLN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan didalam PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
mencakup ketenagaan disetiap unit yang terdiri dari :
1. Dokter umum
2. Petugas laboratorium
3. Petugas Farmasi
4. Perawat PPI / IPCN
5. Petugas IPCLN
6. Petugas sanitasi lingkungan

C. KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi bagi anggota baru maupun petugas baru pada tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPTD Puskesmas Villa Pertiwi
dilaksanakan dalam 1 bulan pertama dikeanggotaan. Kegiatan orientasi meliputi
orientasi terhadap tugas pokok dan fungsi baru, pelaporan PPI, serta orientasi
lapangan.

D. PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi UPTD Puskesmas Villa Pertiwi
dalam mengkoordinasikan semua kegiatan mengadakan pertemuan bulanan pada
hari Kamis Minggu terakhir tiap bulan. Evaluasi kegiatan dilakukan per 3 bulan,
pada hari yang sama dengan pertemuan bulanan.
BAB V
PROFIL PUSKESMAS

5.1 Latar Belakang


Profil Puskesmas Villa Pertiwi adalah gambaran situasi kesehatan di
Puskesmas Villa Pertiwi yang diterbitkan setiap tahun sekali. Dalam profil ini
dimuat berbagai data tentang kesehatan yang meliputi data derajat kesehatan, upaya
kesehatan, dan sumber daya kesehatan. Profil ini juga menyajikan data pendukung
lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial
ekonomi, data lingkungan, dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.

5.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan profil Puskesmas Villa Pertiwi tahun 2019 ini adalah
untuk memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor
kesehatan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau
tidaknya target kegiatan yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya. Selain itu profil
digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan,
pencapaian program kegiatan di Puskesmas Villa Pertiwi dengan mengacu pada Visi
Dinas Kesehatan Kota Depok 2016-2021 yaitu Terwujudnya Kota Depok sehat
dengan layanan kesehatan merata dan berkualitas.

5.3 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai


suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang
telah dilaksanakan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
penyusunan langkah-langkah selanjutnya, khususnya pembangunan dibidang
kesehatan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebagai
penyusunan profil di Dinas Kesehatan Kota Depok.
BAB VI
GAMBARAN UMUM

6.1 Gambaran Umum


Puskesmas Villa Pertiwi merupakan Puskesmas Rawat Jalan yang terletak di
Perumahan Villa Pertiwi Blok I Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cilodong Kota Depok,
Karena terletak di perumahan sehingga cukup mudah dijangkau dan dilalui kendaraan mobil
dan motor sampai ke lokasi Puskesmas. Puskesmas Villa Pertiwi bertanggung jawab di
wilayah kerja Kelurahan Sukamaju dengan luas wilayah 3,88 km2. Puskesmas Villa Pertiwi
merupakan Unit Pelaksana Fungsional (UPF) di UPTD Puskesmas Kecamatan Cilodong.
Sejak tahun 2017 telah melaksanakan BLUD dan merupakan bagian dari BLUD Puskesmas
Kecamatan Cilodong. Dalam sistem keuangan dan koordinasi maka Puskesmas Villa Pertiwi
berada dibawah manajemen BLUD UPT Puskesmas Kecamatan Cilodong.
Puskesmas Villa Pertiwi merupakan Puskesmas kawasan perkotaan yang memberikan
pelayanan rawat jalan non Perawatan, pelayanan dibuka dari Senin- Sabtu dan merupakan
juga Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan. Puskesmas Villa Pertiwi sudah melaksanakan Akreditasi Puskesmas di bulan
Oktober 2018 dengan hasil AKREDITASI MADYA.
Semakin berkembangnya jumlah dan jenis pelayanan kesehatan dan beragamnya
tuntutan dari masyarakat saat ini dan di masa yang akan datang maka Puskesmas Villa
Pertiwi selalu berusaha untuk dapat memenuhi kriteria mutu pelayanan kesehatan yang baik
dengan selalu meningkatkan kinerja sumber daya manusia serta mengembangkan fungsi
sosial Puskesmas.

6.2 Visi dan Misi Puskesmas Villa Pertiwi


VISI : Mewujudkan Masyarakat Sukamaju Sehat Menuju Kota Depok yang
Unggul, Nyaman dan Religius.

MISI :
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu Meliputi Upaya Kesehatan
Masyarakat ( UKM ) dan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ).
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDMK ) dan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yang Unggul dan Religius.
3. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program yang Nyaman
dalam Pelayanan Kesehatan.

3.3.1 Data Wilayah Kerja


Wilayah kerja Puskesmas Villa Pertiwi meliputi 1 kelurahan yaitu kelurahan
Sukamaju yang memiliki 29 RW dan 164 RT, jarak lokasi terjauh dari Puskesmas ± 4 km,
tinggi wilayah dari permukaan laut 300 m, curah hujan rata – rata 35 mm, suhu udara rata –
rata 300 C, dilihat dari jumlah RW dan penduduk yang banyak dengan melihat perbandingan
jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Villa Pertiwi dengan jumlah warga seharusnya
kondisi seperti ini sudah menjadi 2 kelurahan. Kondisi warga yang banyak dalam wilayah
kerja puskesmas juga tidak dibarengi dengan banyaknya petugas dipuskesmas, hal ini
menjadi faktor penting dalam keberhasilan program.

Peta Kecamatan Cilodong


Adapun wilayah kerja Puskesmas Villa Pertiwi dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut:
Batas Utara : Kelurahan Cisalak
Batas Selatan : Kelurahan Cilodong
Batas Barat : Kelurahan Sukmajaya
Batas Timur : Kelurahan Jatijajar Tapos

3.4 Data Penduduk dan sasaran

Berdasarkan proyeksi penduduk BPS Kota Depok, penduduk wilayah kerja


Puskesmas Villa Pertiwi tahun 2019 yaitu Kelurahan Sukamaju berjumlah 90.0005 orang
dengan uraian sebagai berikut;
Jumlah Penduduk : Jumlah Balita ( 0 – 59 Bln 29 hari) : 7556
90.005

Laki-laki : Jumlah Anak Balita ( 1 – 59bln 29 hari ) :


45.282 5958

Perempuan : Anak Usia Sekolah Kelas 1 SD ( 7 thn ) :


44.723 1439

Jumlah Ibu Hamil : 1804 Anak Usia Sekolah Kelas 2 SD ( 8 thn ) :


1384

Jumlah Bulin/Bufas : 1722 Anak Usia Sekolah Kelas 3 SD ( 9 thn ) :


1372

Kelahiran Hidup : 1399 Anak Usia Sekolah Dasar ( 7 - 12 thn ) : 8149

Jumlah Bayi ( 0 – 11 Bln 29 hari) : 1684 Usia belum produktif ( 0 – 14 thn ) :


21.363

Jumlah Baduta ( 0 – 23 Bln 29 hari) : 3327 Usia produktif ( 15 – 64 thn ) : 65.807

Jumlah Batita ( 0 – 35 Bln 29 hari) : 4617 Usia 18 + : 53.308

Lansia ( 60 + ) : 4793

Sumber : Proyeksi BPS 2019

BAB VII
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
7.3 Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator/ outcome pembangunan kesehatan. Angka
kematian dapat menggambarkan seberapa tinggi derajat kesehatan masyarakat di suatu
wilayah. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan
penelitian. Di Kelurahan Sukamaju tahun 2019 Angka kematian ibu nifas sebanyak satu jiwa,
Kematian bayi tidak ada.

7.2 Morbiditas
Adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit.
Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu
tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
angka kesakitan diperoleh melalui survey, angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari
data yang berasal dari masyarakat (community base data) melalui pengamatan (surveilans)
dan data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas base data).

1. ISPA
ISPA merupakan penyakit pernapasan yang sampai saat ini masih terbilang cukup
banyak karena penularan penyakit ini secara langsung (droplet infection). penyakit ini selalu
ada dalam 10 penyakit terbanyak tiap bulan dan setiap tahun. Infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA) pada tahun 2019 terdapat 7.307 kasus dari kunjungan pasien, Nasofaringitis terdapat
3.317 kasus, laringofaringitis 3.317 kasus

2. TB Paru
Jumlah seluruh kasus TB tahun 2019 di Puskesmas Villa Pertiwi ada 80 pasien, Pasien
TB + yang terdata dan berobat di Puskesmas ada 60, Kasus TB Anak ada 3 anak.Upaya yang
telah kami lakukan adalah melatih kader–kader perwakilan tiap–tiap posyandu guna
menjemput bola/menjaring suspek–suspek dan pasien mangkir, setelah dilaporkan oleh kader
tersebut agar dapat dikunjungi oleh petugas TBC puskesmas untuk melakukan pengecekan
dahak dan jika terbukti positif akan diobati. Puskesmas Villa Pertiwi juga berinovasi TB
dengan sebutan RUKOBATIK

3. Diare
Penyakit diare tahun 2019 sebanyak 509 pasien. Jumlah ini meningkat dibandingkan
dengan tahun 2018 yaitu sebanyak 452 pasien. Upaya penanggulangan diare dilakukan
dengan pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada
masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari - hari serta melibatkan peran serta kader dalam tatalaksana diare karena dengan
penanganan yang tepat dan cepat ditingkat rumah tangga maka diharapkan dapat mencegah
terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan penanganan
segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan
meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans.

4. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
berbagai macam penyakit lain. Di wilayah kerja Puskesmas Villa Pertiwi ditemukan kasus
HIV sebanyak 3 orang. Upaya pencegahan yang kami lakukan adalah dengan memberikan
penyuluhan – penyuluhan di masyarakat, penyuluhan kesehatan reproduksi dan pergaulan
bebas di sekolah – sekolah.

5. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam
darah akibat gangguan sekresi insulin. Diabetes Mellitus disebut juga Kencing manis. DM
mulai tampak ketika tingkat kadar gula dalam darah telah mencapai > 200mg/dl. Diabetes
Mellitus di Puskesmas pada tahun 2019 yaitu terdapat 700 kasus. Puskesmas melakukan
upaya penanggulangan DM selain pengobatan dan pemeriksaan gula darah secara rutin, juga
mengadakan Penyuluhan dan senam Diabetes Mellitus dengan sasaran utama pra lansia dan
lansia bekerjasama dengan Posbindu dan Prolanis ( Program BPJS).

6. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua (2) pengukuran,
sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) dan berelaksasi di
antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran
sistolik 100-140 mmHg dan diastolik 60- 90 mmHg. Hipertensi terjadi bila terus menerus
berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Pada tahun 2019 ini terdapat 3.030 kasus. Upaya
penanggulangan selain dengan pengobatan dan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, juga
mengadakan Penyuluhan dan senam Hipertensi dengan utama pra lansia dan lansia
bekerjasama dengan Posbindu dan Prolanis ( Program BPJS).

7. Dyspepsia
Merupakan sekumpulan gejala nyeri perasaan tidak enak pada bagian perut atas yang
menetap atau berulang. Dispepsia disertai gejala rasa penuh saat makan, cepat kenyang,
kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual muntah dan dada terasa panas. Pada
tahun 2019 terdapat 939 kasus.

8. Rematik
Rematik adalah penyakit yang menyebabkan nyeri atau pegal – pegal pada anggota
gerak terutama pada anggota sendi. Yang termasuk dalam penyakit Rematik adalah
Rheumatoid Arthritis (RA), Osteoarthritis (OA) Lupus dll. Gejala Rematik akan berbeda
tergantung penyakit mana yang menyerang. Pada tahun 2019 terdapat 1.388 kasus.

9. Status Gizi
Status Gizi Masyarakat Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya
dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap
status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan
kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya.
Upaya yang kami lakukan untuk mencapai status gizi baik pada masyarakat adalah
dengan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok (Posyandu, Posbindu, Sekolah).

A. Status Gizi Balita


Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri
yang menggunakan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan dikategorikan
dalam gizi gemuk , gizi normal, gizi kurus dan gizi sangat kurus. Pada tahun 2019 diketahui
dari hasil penimbangan pada 7.556 balita, terdapat sebanyak 7 balita menderita gizi buruk.
Semua balita yang menderita gizi buruk 100% telah mendapatkan perawatan di puskesmas
dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pendampingan, dan pemberian PMT. Dari jumlah
tersebut diketahui bahwa angka gizi buruk pada balita tahun 2019 meningkat dibanding tahun
2018 yaitu sebanyak 4 balita. Status gizi balita berkaitan erat dengan asupan ASI dan
makanan pendamping ASI. Pemberian PMT pada pasien gizi kurus dan sangat kurus menjadi
upaya kami dalam mengatasi masalah gizi. Kami juga melakukan Penyuluhan – penyuluhan
tentang pentingnya ASI dan cara pemberian makanan pada balita dilakukan tidak hanya
secara individu tetapi juga berkelompok pada saat penimbangan balita. Pasien gizi sangat
kurus berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi, pendidikan, pola asuh, dan riwayat
penyakit. Karena itu untuk penanganan pasien dengan gizi sangat kurus dibutuhkan kerja
sama lintas sector antara dinas kesehatan dan dinas lainnya (kelurahan, dinas sosial, dll).

BAB VIII
SITUASI UPAYA KESEHATAN
8.3 Perilaku Masyarakat
 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga dan masyarakat berorientasi
sehat bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik
fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Selain itu juga program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat bertujuan
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi baik perorangan,
kelompok, keluarga dengan membuka jalur komunikasi informasi dan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat sadar
mau dan mampu mempraktekan prilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
pimpinan (Advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing – masing (Depkes RI, 2002 ).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan
individu / kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. ( Dinkes Jabar,
2010 ).
Indikator nasional PHBS ada 10 yaitu
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi Bayi ASI Ekslusif
3. Menimbang Balita setiap Bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah.

PHBS mencakup tatanan rumah tangga, tempat kerja, tempat umum dan
sarana kesehatan. Penyuluhan-penyuluhan tentang PHBS ini selalu kami lakukan
baik dalam gedung (Puskesmas) maupun luar gedung seperti Posyandu, Posbindu,
sekolah dan Rakor lintas sektor. Pada tahun 2019 persentase rumah tangga yang
BerPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 67.0%.

BAB IX
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
9.1 Sumber Daya Manusia
Puskesmas Villa Pertiwi pada tahun 2019 memiliki 18 tenaga pelaksana, terdiri dari
13 pegawai negeri sipil dan 5 tenaga pramubakti dengan berbagai kualifikasi bidang
pendidikan, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut

Keadaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Villa Pertiwi Tahun 2018


Status
No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan
PNS Non PNS

1 Kepala Puskesmas 1 Fungsional Dokter 1  

2 Administrasi dan Tata Usaha 1 SMA 1  

3 Dokter Umum 2 S1 Profesi 1

4 Dokter Gigi 1 S1 Profesi 1  

5 Asisten Apoteker 1 D3 Farmasi 1 

6 Perawat 2 D3 Keperawatan 2

7 Bidan 3 D3 Kebidanan 3

8 Perawat Gigi 1 D3 Perawat Gigi 1  


9 Tenaga Gizi 1 D3 Gizi 1  
10 Tenaga Sanitasi 1 S1 Kesling 1  
11 Tenaga Laboratorium 1 D3 Analis 1 
12 Tenaga Promkes 1 SKM 1

13 Administrasi & Simpus 1 SMA:1 1

14 Keamanan 1 SMA : 1   1

15 Petugas Kebersihan 1 SMA : 1   1

Sumber : TU Puskesmas Villa Pertiwi 2018

9.2 Sarana Prasarana

A. Fasilitas Kesehatan

Puskesmas Non Perawatan :1 Rumah Sakit :1


Klinik Utama Rawat Inap :1 Bidan Praktek Swasta : 16
Klinik Praktek Swasta :4 Apotik :1
Praktek Dokter Perorangan :2

B. Fasilitas Pendidikan

TK/RA : 19 SMP :3
SD/Madrasah : 13 SMA/SMK : 1

C. Peran Serta Masyarakat

Posyandu : 35
Posbindu Lansia : 20
Posbindu dengan PTM :2
Posmaja :2
D. Bangunan Fisik
Gedung terdiri dari 2 lantai dengan ruang antara lain:
1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik 10.Aula
2. Ruang Pemeriksaan KIA, Umum,Lansia, Gigi 11. Ruang Kepala Puskesmas
3. Ruang Farmasi 12. Ruang Administrasi
4. Ruang Tunggu Pasien 13. Ruang Promkes/Konseling
5. Ruang Tunggu Bermain anak 14. Dapur
6. Ruang Tindakan dan Kegawatdaruratan 15 .Gudang Farmasi
7. Toilet Pasien dan Staf 16. Gudang Perbekalan non
8. Ruang layanan TB Kesehatan
9. Ruang Laboratorium 17. Mushola
18. Toilet staf Laki2 & Perempuan

E. Kendaraan
Motor : 2 motor, Kondisi 1 : Baik, 1: Rusak Berat

5.3 Data UKM

1. Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Villa Pertiwi

Sejalan dengan bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat, maka
terjadi tren peningkatan jumlah kunjungan pasien yang datang untuk berobat di Puskesmas Villa
Pertiwi. Jumlah peningkatan pasien dan di tahun 2019 mengalami penurunan bisa dilihat pada grafik
di bawah ini, tahun 2016 jumlah pasien yang berkunjung sebanyak 23.200, di tahun 2017 sebanyak
25.142,di tahun 2018 sebanyak 31.906 orang dan di tahun 2019 sebanyak 30.100 orang.
Grafik 2.4 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat jalan Puskesmas Villa Pertiwi

Tahun 2016-2019

Sumber : SIMPUS/ Loket Pendaftaran Puskesmas Villa Pertiwi

Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (PMK no.75 tentang Puskesmas).
BAB X
KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN

10.1 SARANA KESEHATAN

Di wilayah Kelurahan Sukamaju terdapat 1 Puskesmas, 35 Posyandu, 22 Posbindu, 1 Rumah


sakit swasta, 1 Klinik utama rawat inap, 4 Klinik praktek swasta, 4 praktek dokter mandiri dan 16 Bidan
swasta. Selain itu di wilayah sukamaju banyak terdapat pengobatan Tradisional, yang berizin ataupun
tidak, yang terdata ada 40, terdiri dari pijat urut, reflexi, bekam dan salon.

Ket Gambar :
Dokter Praktek Mandiri
Bidan Praktek Mandiri
Rumah Sakit
Klinik
Puskesmas

A. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Villa Pertiwi diatur pembiayaannya oleh
UPT Puskesmas Kecamatan Cilodong dengan pertimbangan dan usulan dari Puskesmas
Villa Pertiwi. Sumber dana berasal dari APBN, APBD Kota Depok dan BLUD.
B. Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan dasar di puskesmas Villa Pertiwi meliputi :
Balai Pengobatan terdiri dari :
1. Pelayanan Pengobatan Penyakit Umum
2. Pelayanan Pengobatan Kesehatan Gigi

1. KIA/KB :
 Pelayanan imunisasi dasar bayi
 Pelayanan imunisasi catin
 Pelayanan pemeriksaan ibu hamil (ANC)
 Pelayanan imunisasi TT 1, TT 2
 Pelayanan pemeriksaan nifas/menyusui (PNC)
 Pemberian tablet Fe
 Pemasangan kontrasepsi, suntik dll
 Kunjungan Rumah Bumil resti, Bufas Resti, Neonatal Resti.

2. Program Gizi :
 Penimbangan balita di Posyandu
 Perbaikan gizi buruk melalui PMT, MP ASI
 Konsultasi & penyuluhan Gizi
 Penanganan Bumil KEK
 Program ASI ekslusif
 Pemberian Vitamin A
 Kunjungan Rumah Balita Gizi Buruk dan Bumil KEK.

3. Promosi Kesehatan:
 Penyuluhan disekolah, tempat umum. dll
 Penyuluhan reguler tiap bulan di Kelurahan
 Desa Siaga

4. Program Kesehatan Lingkungan/Sanitasi :


 Melaksanakan Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dan PE .
 Pendataan TTU, TPM, IRT & Industri
 Pemeriksaan TPM, IRT
 Kunjungan Rumah
5. Laboratorium sederhana :
 Pemeriksaan Gula Darah
 Pemeriksaan Asam Urat
 Pemeriksaan Kolesterol
 Pemeriksaan Gol.darah
 Pemeriksaan dahak
 Pemeriksaan hematologi lengkap
 Pemeriksaan HbsAg
 Pemeriksaan HIV
 Pemeriksaan Protein urin
 Pemeriksaan Reduksi urin
 Pemeriksaan Tes kehamilan
 Pemeriksaan Widal

6. Program Lansia :
 Kegiatan Posbindu
 Perbaikan Gizi Lansia
 Konsultasi lansia
 Kunjungan Rumah Lansia

 Prolanis

7. Program UKS / UKGS :


 Dokter Kecil
 Penjaringan Kesehatan
 Pemeriksaan Gigi anak sekolah
 UKGMD
 Penyuluhan
 Kesehatan Remaja / PKPR

8. Program Kesehatan Khusus :


 Kesehatan Indra
 Kesehatan Olah raga
 Kesehatan Kerja
 Kesehatan Gigi & mulut
 Kesehatan Jiwa
 Perkesmas
9. Program Potensi KLB
 Diare
 Campak
 Ispa
 TBC

10. Program-program Lain


 Filariasis
 Kusta
 PTM
 KDRT

C. Upaya Kesehatan
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) essensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan dan UKS;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi; dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan meliputi :


a. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
b. Upaya Kesehatan Mata dan Indera
c. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Upaya Kesehatan Jiwa (Rujukan)
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:


a. Rawat jalan (Layanan Umum, Gigi dan Mulut, Lansia, MTBS, KIA & KB)
b. Pelayanan kegawatdaruratan
c. Layanan Farmasi
d. Layanan Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai