Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 3 Gresik :

1. Dwi Agustin Wulandari (200301018)

2. Julaikha Umattul K. (200301025)

3. Firli Melinda Putri (200301032)

4. Intan Salma Prisilia N. (200301034)

5. Ghalih Febrianto (200301037)

6. Indah Fitriawati (200301053)

A. PROFIL PEMILIK USAHA

Nama Pemilik : H. Markasan

TTL : Gresik, 06 Juli 1954

Umur : 67 Tahun

Alamat : Desa Kambingan RT 001 RW 002 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik

Nama Usaha : UD. Kembang Sinom

Lokasi Tempat Usaha : Desa Kambingan RT 001 RW 002 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik

Periode Mulai Usaha : 1993-Saat ini

Nilai omset tiap bulan : 4 kodi sarung – 5 kodi sarung atau Rp. 30.000.000-3Rp. 37.000.000

H. Markasan di kenal sebagai pengusaha sarung ATBM (Alat tenun bukan mesin) yang
masih harum namanya hingga saat ini. Beliau memiliki istri yang merintis usaha bersamanya yaitu
Hj. Rati. Pada tanggal 24 September 2020 istrinya meninggal dunia karena menderita penyakit
diabetes militus. Ia memiliki 3 orang putri yang bernama Nafi’ah, Siti Khodijah, dan Nur Halimah.
Anak pertamanya yaitu Nafi’ah bekerja sebagai penjahit yang mana pernah berusaha juga baju
koko di tahun 2014 yang di beri merk Al-KS, tetapi saat ini beliau hanya menerima orderan baju
dari pelanggan saja. Anak kedua yaitu Siti Khodijah yang sewaktu SMA berprestasi memenangkan
berbagai kejuaraan pencak silat. Dan anak yang terakhir yaitu Nur Halimah, yang mana berhasil
menyelesaikan pendidikannya sampai di bangku perguruan tinggi di Universitas Brawijaya
Malang jurusan teknik elektro. Nur Halimah juga pernah bekerja di Perusahaan PDAM Surabaya,
tetapi saat ini ia bersama suaminya menggeluti bisnis kain majun dan Saat ini beliau hanya
menikmati sisa umur dengan tetap menekuni bisnisnya walau tidak seperti waktu usia muda. Ia
sekarang hanya tinggal berdua bersama cucu laki-laki pertamanya.

B. JENIS USAHA YANG DILAKUKAN

Produk yang di jual oleh UD. Kembang Sinom yaitu sarung motif kembang dan sarung
masres. Untuk sarung bermotif kembangdan gunung terbuat dari 100% sutra dan sarung masres
terbuat dari dasar kain masres. Harga dari produk sarung tenun motif gunung yaitu 275.000/pcs,
sarung dutra motif kembang yaitu 175.000/pcs dan sarung tenun masres yaitu 100.000/pcs. UD.
Kembang Sinom juga pernah menjual produk baju koko untuk anak kecil dan remaja yang diberi
merk AL-KS. Harga produk tersebut sekitar 80.000 rupiah- 100.000 rupiah. Tetapi karena sepi
peminat, bahkan sampai menumpuk di gudang akhirnya produk tersebut tidak lagi di jual dan
sekarang hanya menjual komoditas sarung kembangan.

C. SEJARAH PENDIRIAN USAHA

Sebelum mendirikan usaha sarung tenun ini, pasangan suami istri H. Markasan, dan Hj.
Rati pernah bekerja sebagai karyawan di BHS Gresik. Kemudian karena itu, beliau terinspirasi
ingin memiliki usaha tenun sendiri. Pada tahun 1993 usaha sarung tenun ini didirikan dan pada
tahun 1996 usaha sarung ATBM ini resmi berbadan hukum. Pada saat itu jumlah karyawan di UD.
Kembang Sinom mencapai 60 karyawan. Tahun 1996 merupakan masa kejayaannya karena
bahkan mencapai omset ratusan juta perbulannya.

D. JUMLAH KARYAWAN

Saat ini karyawan yang dimiliki usaha ATBM UD. Kembang sinom hanya 12 orang saja
yang mana tersebar di Desa Kambingan dan Desa Pundut Terate. Karyawan yang bekerja disana
rata-rata berumur 30-50 an tahun. Alasan mereka memilih bekerja sebagai penenun agar mengisi
luang waktu sebagai ibu rumah tangga. Untuk 1 sarung masres mereka di gaji sebesar 40.000
rupiah sedangkan untuk 1 sarung sutra yaitu 75.000 rupiah.
E. JUMLAH RATA-RATA OMSET PERBULAN

Rata-rata omset perbulan mencapai 4-5 kodi sarung tenun yang mana sekitar 30-37 juta
perbulannya. Dulu, pada masa kejayaannya bahkan mencapai ratusan juta perbulan. Sarung
ATBM ini juga sampai di ekspor ke Saudi Arabia.

F. SUKA DUKA BISNIS

Pemilik bisnis yaitu H. Markasan memaparkan kesenangannya beliau dapat belajar


berbisnis meskipun tidak memiliki pengalaman apapun dan berhasil, tentunya karena usaha sarung
ATBM ini beliau dengan istrinya dapat merubah nasib yang dulunya di kenal dengan kata buruh
sekarang di kenal dengan juragan tenun. Omset yang di dapatkan pada masa kejayaannya juga
tidak main-main, karena beliau bisa membeli tanah, mobil, bahkan sawah dengan omset ratusan
juta yang di dapatkan. Tetap tentu saja, tidak semudah itu untuk menjalankan bisnis, sepreti saat
ini karyawan yang semakin berkurang akibat pemilik usaha yang sudah tua sehingga dianggap
tidak kompeten, pemasaran yang tidak mudah akibat pandemic corona yang melanda di seluruh
dunia. Akibatnya, beliau tidak bisa ekspor sampai ke Saudi Arabia. Dan kasus yang terparah pada
tahun 2015 beliau pernah mengalami penipuan seorang tengkulak dari Arab tidak membayarkan
produk sarung yang di belinya sekitar 100 juta rupiah. Sampai saat ini, kasus tersebut tidak ada
kejelasannya.
Lampiran :

H. Markasan Sarung ATBM sutra

Sarung ATBM sutra motif kembang Sarung ATBM masres


Baju koko AL-KS tahun 2014`

Anda mungkin juga menyukai