Anda di halaman 1dari 17

Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong 2018

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini, banyak terjadi penurunan (degradasi) kualitas lingkungan secara luar
biasa dengan berbagai kenyataan terjadinya kerusakan dan tercemarnya
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan masyarakat,
ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Limbah domestik (baik limbah cair maupun
limbah padat) menjadi permasalahan lingkungan karena secara kuantitas maupun
tingkat bahayanya mengganggu kesehatan manusia, mencemari lingkungan, dan
mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Rendahnya kesadaran dan
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya sanitasi serta
belum memadainya pemahaman masyarakat akan dampak air limbah yang tidak
diolah berdampak berjangkitnya penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air
limbah, yang pada akhirnya akan menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan
kualitas lingkungan.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami hambatan sejak terjadinya


krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Pada satu sisi, kebutuhan
pembangunan infrastruktur yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan
jumlah penduduk tidak dapat diimbangi oleh kemampuan penyediaannya,
sedangkan pada sisi yang lain kondisi infrastruktur yang ada tidak
dapat dipelihara dengan baik sehingga banyak terjadi kerusakan. Berdasarkan
laporan dari Global Competitiveness Report Tahun 2003, dari skala regional,
ketersediaan infrastruktur akses terhadap sanitasi di Indonesia termasuk urutan ke
7 dari 11 negara dengan persentase pelayanan sebesar 55% (Infrastruktur
Indonesia Outlook 2006, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Februari, Jakarta, Tahun 2006).

Bab I - 1
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Tingkat aksesibiltas masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar dilihat secara


umum berdasarkan data BPS tahun 2000, dengan asumsi bahwa 42 % penduduk
tinggal di perkotaan dan 58 % penduduk tinggal di perdesaan, menunjukaan
bahwa akses terhadap fasilitas sanitasi adalah 37,52 %, di perkotaan 36,50 %
dan di perdesaan 25,98 % tidak terdeteksi. Data ini tidak menunjukkan kualitas
jamban dan pembuangan air limbah itu, apakah berfungsi dengan baik, apakah
digunakan sesuai dengan peruntukannya, apakah sesuai dengan standar
kesehatan dan teknis yang telah ditetapkan. (Biro Pusat Statistik, Jakarta, Tahun
2000).

Dalam rangka percepatan pemenuhan pelayanan sanitasi serta pencapaian target


100 – 0 – 100, Kementerian Pekerjaan Umum melakukan program pelaksanaan
infrastruktur khusus ke-Cipta Karya-an dengan sasaran pada tahun 2019 terdapat
peningkatan akses pelayanan air limbah menjadi sebesar 100%.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud kegiatan ini yaitu melakukan Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-
D Kabupaten Tabalong sebagai acuan ke depan dalam pengembangan /
pembangunan sistem air limbah dan menyiapkan dokumen Perencanaan Detail
Engineering Design (DED) SPAL-D yang sesuai dengan kriteria teknis yang
berlaku.

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah merencanakan Penyusunan
Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong secara terpadu baik dari
segi aspek teknik, organisasi maupun peran serta masyarakat. Secara rinci tujuan
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong adalah :
1. Menyusun acuan dalam pengelolaan air limbah Kabupaten Tabalong yang
komprehensif dan lebih update terhadap perubahan-perubahan kota dalam
upaya meningkatkan pelayanan bidang air limbah di Kota / Kabupaten.
2. Mengidentifikasi seluruh permasalahan yang timbul terhadap pengelolaan air
limbah dengan sistem yang berlaku sampai saat ini.

Bab I - 2
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

3. Mengembangkan sistem SPAL-D yang efektif, efisien dan berkelanjutan untuk


meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan.
4. Memperoleh perencanaan yang komprehensif serta ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku.

Sedangkan sasaran yang ingin di capai dari kegiatan ini adalah:


1. Teridentifikasikannya permasalahan Air Limbah Kabupaten Tabalong.
2. Tersedianya dokumen rencana induk/Rencana Induk Kabupaten Tabalong
untuk pengembangan / pembangunan sistem air limbah untuk 20 tahun
mendatang.
3. Tersusunnya dokumen DED SPAL-D Kabupaten Tabalong yang akan menjadi
dokumen pelaksanaan fisik.
4. Tersedianya dokumen tender yang siap dilelangkan.

1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN

Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (RI-SPAL) dalam satu wilayah
administrasi kabupaten ini mencakup wilayah pelayanan air limbah sistem
terpusat dan sistem setempat yang terdapat di dalam satu wilayah administrasi
kabupaten atau kota. Untuk Kota Metropolitan (>1.000.000 jiwa) dan Kota
Besar (>500.000 jiwa) menyusun Rencana Induk, sedangkan untuk Kota Sedang
(>100.000 jiwa) menyusun Rencana Induk Sederhana (Outline Plan) dan Kota
Kecil (>20.000 jiwa) cukup membuat SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota).

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah pekerjaan Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D
Kabupaten Tabalong ini adalah di wilayah administratif Kabupaten Tabalong.
Lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Bab I - 3
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Gambar 1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Tabalong

Bab I - 4
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan ini, maka ruang lingkup kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
a) Persiapan
 Membuat program kerja (pola pikir) kegiatan secara
keseluruhan.
 Menentukan sasaran
 Menetapkan metode survey
 Menggali sumber data yang terkait
 Melakukan studi literatur
 Menetapkan syarat-syarat lokasi
 Menyusun format pendataan
 Menyusun kuisioner
 Menyiapkan peralatan survey
 Menyusun jadwal kerja

b) Pengumpulan Data
 Mempelajari studi-studi yang ada mengenai Air Limbah Kabupaten
Tabalong, pengumpulan data primer dilakukan survey lapangan tentang
kondisi air limbah di Kabupaten Tabalong.
 Pengumpulan data sekunder dilakukan survey ke instansi terkait serta
kelembagaan formal maupun non formal. Studi literature seperti : standar,
norma, pedoman, petunjuk teknis dan lain-lain.
 Melakukan uji kualitas air domestik dengan parameter pH, BOD, TSS,
Minyak/Lemak, dan E.Coli sebanyak 10 sampel.

c) Mengkaji RTRW, kondisi kota/kawasan untuk mengetahui karakteristik,


fungsi strategis dan kajian regional / nasional/ kota / kawasan.

d) Mengkaji volume buangan limbah rumah tangga baik berasal dari WC (black
water) maupun dari kamar mandi, tempat cuci dan dapur (grey water), baik

Bab I - 5
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

di wilayah permukiman maupun kawasan komersil yang termasuk dalam


daerah pelayanan air limbah Kabupaten Tabalong.

e) Seleksi Lokasi
- Menyusun daftar panjang lokasi pengembangan yang ada di Kabupaten
Tabalong.
- Menyusun daftar pendek yang memenuhi kriteria penanganan Sistem
Pengolahan Air Limbah Domestik kawasan beserta prasaranan dan
Sarananya.
- Memfasilitasi dalam pembuatan kesepakatan bersama
(MoU) antara Pengembang dan Satuan Kerja Pengembangan Sistem
Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan.

f) Survey
- Survey Topografi
Survey topografi dilaksanakan setelah penentuan titik lokasi dipastikan.
Pengukuran detail berupa pengukuran situasi/kontur, cross section setiap
20 m dan long section. Alat yang digunakan harus memenuhi syarat
dengan telah dilakukan kalibrasi.
- Survey Sosial Ekonomi
Melakukan survey sosial-ekonomi untuk mengetahui
jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi, kebiasaan, persepsi dan
keinginan masyarakat termasuk identifikasi jenis kontribusi masyarakat
dan tingkat kemampuan masyarakat.
- Survey Penyelidikan Tanah
Survey Penyelidikan Tanah disini dilakukan untuk mengetahui struktur
tanah eksisting sebagai acuan untuk menganalisa rencana pondasi yang
akan diterapkan di bangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).

Bab I - 6
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

g) Memfasilitasi Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kab/Kota untuk


mensosialisasikan maksud dan tujuan penanganan Prasarana dan Sarana Air
Limbah kawasan.

h) Kompilasi dan Pemrosesan Data


Mengelompokkan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan analisis.

i) Analisis
- Mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi sistem yang ada saat ini
untuk dapat diterapkan dan dikembangkan kedepannya.
- Merekomendasikan dan melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam
penyusunan Rencana Induk dengan memperhatikan semua aspek dan
kondisi lapangan, termasuk daerah yang diprioritaskan untuk
pengembangannya

j) Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong


- Menyusun detail Rencana Induk air limbah Kabupaten Tabalong sampai
dengan 20 tahun mendatang
- Penyusunan DED SPAL-D sesuai dengan analis yang dilakukan pada setiap
tahapan kegiatan mulai dari survey, identifikasi, desain dan RAB serta
Pembuatan gambar kerja untuk konstruksi, penyusunan rencana kerja dan
syarat-syarat teknis pelaksanaan konstruksi penanganan Prasarana dan
Sarana Air Limbah.

k) Melakukan konsultasi dan koordinasi yang baik dengan Pemberi Tugas untuk
menghasilkan suatu sistem dan rancangan rinci yang optimal

l) Penyusunan Pedoman Operasional dan Pemeliharaan (SOP).


Penyusunan Pedoman Operasional dan Pemeliharaan sebagai acuan dalam
menjalankan dan memelihara prasarana dan sarana setelah konstruksi selesai
dibangun.

Bab I - 7
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

m) Pembahasan
Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas (kepala
satker) dan tim teknis yang akan ditunjuk oleh Kepala Satker serta aparat
yang terkait.

1.4 KEDUDUKAN RENCANA INDUK

Sesuai dengan Permen PU Nomor 04/PRT/M/2017 Bab III Perencanaan SPAL-D,


pasal 24 menyatakan bahwa :
Perencanaan SPALD terdiri dari:
a. rencana induk;
b. studi kelayakan; dan
c. perencanaan teknik terinci.

Pasal 26 menyatakan bahwa Rencana Induk antara lain memuat:


a. rencana umum;
b. standard dan kriteria pelayanan;
c. Rencana penyelenggaraan SPAL-S dan SPAL-T;
d. Indikasi dan sumber pembiayaan;
e. Rencana kelembagaan dan Sumber Daya Manusia;
f. Rencana legislasi (peraturan perundangan) dan
g. Rencana pemberdayaan masyarakat.

Bab I - 8
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN SPALD

RENCANA INDUK

Daerah dengan Daerah dengan


penduduk > penduduk <
100.000 jiwa 100.000 jiwa

STUDI KELAYAKAN JUSTIFIKASI TEKNIS


PENYELENGGARAAN
SPALD
DAN BIAYA

RENCANA TEKNIK
TERINCI
PENYELENGGARAAN
SPALD

Gambar 1.2. Rencana Induk SPAL-D Kabupaten/Kota

Penyusunan Rencana Induk SPALD untuk daerah mengacu pada pengembangan


wilayah (RTRW dan RDTR) dan rencana pembangunan daerah (RPJPD dan
RPJMD) sesuai peraturan perundang-undangan. Kedudukan Rencana Induk
SPALD berada dibawah kebijakan spasial di masing-masing daerah baik provinsi
maupun Kabupaten/Kota. Rencana Induk SPALD berfungsi sebagai petunjuk
teknis dalam penyusunan strategi penyelenggaraan SPALD per kawasan dan
menjadi rujukan dalam penyusunan rencana program investasi infrastruktur.

Kedudukan Rencana Induk penyelenggaraan SPALD secara sistematik adalah


sebagaimana Gambar berikut.

Bab I - 9
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

RENCANA
RENCANA
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
WILAYAH
RTRWN RPJP/RPJM

NASIONAL RTR KSN NASIONAL

RTRW RPJP/RPJM
PROVINSI
PROPINSI PROVINSI

RTRW RPJP/RPJM
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA

STRATEGI
RENCANA INDUK
SANITASI KAB/
SPALD
KOTA (SSK)

STRATEGI
PENYELENGGARAAN
SPALD

RENCANA PROGRAM
INVESTASI
INFRASTRUKTUR

Gambar 1.3. Kedudukan Rencana Induk SPALD

1.5 LANDASAN HUKUM

Landasan Hukum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan


Rencana Induk dan DED SPALD Kabupaten Tabalong ini adalah :

Bab I - 10
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

1.5.1 Pengelolaan Air Limbah


Pengelolaan air limbah domestik secara nasional menggunakan landasan yuridis
sebagai berikut:
a. Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”

Berdasarkan Pasal tersebut, maka hak konstitusional setiap warga negara


untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat wajib dipenuhi oleh
negara. Pemenuhan hak konstitusional tersebut dilakukan oleh pemerintah
dengan menciptakan sistem sanitasi yang dikelola oleh pemerintah dan/atau
swasta.

b. UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan


Undang-Undang ini kembali berlaku setelah Mahkamah Konstitusi
membatalkan keseluruhan UU Sumber Daya Air. Aspek urgensi pengelolaan
air limbah dalam undang-undang ini dapat dilihat pada Pasal 13 yang
mengatur bahwa air, sumber-sumber air beserta bangunan-bangunan
pengairan harus dilindungi serta diamankan, dipertahankan dan dijaga
kelestariannya, supaya dapat memenuhi fungsinya sebagaimana mestinya
(mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
Rakyat). Pengelolaan air limbah domestik terkait dengan ketentuan ini karena
air merupakan medium yang rawan memperoleh dampak dari ketiadaan atau
minimnya pengelolaan air limbah domestik.

c. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup
Pasal 13 UU No. 32 Tahun 2009 mengatur bahwa bahwa pengendalian
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi aspek
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing. Bagian

Bab I - 11
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Penjelasan menguraikan makna pengendalian pencemaran dan/atau


kerusakan lingkungan hidup yang ada dalam pasal ini, yaitu pengendalian air,
udara, dan laut; atau kerusakan ekosistem dan kerusakan akibat perubahan
iklim.

d. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian


Pencemaran Air
Pasal 32 PP No. 82 Tahun 2001 mengatur bahwa setiap orang wajib
melestarikan kualitas air pada sumber air dan mengendalikan pencemaran air
pada sumber air. Pelestarian dan pengendalian tersebut dapat dilakukan jika
terdapat mekanisme pengelolaan air limbah yang tersistem sebagai instrumen
pengendalian.

1.5.2 Pemerintah
a. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Pemerintah wajib memberikan pelayanan publik kepada setiap warga negara.
Pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu bagian dari pelayanan
publik dengan mengacu pada Pasal 5 ayat (2) UU No. 25 Tahun 2009 yang
mengatur bahwa ruang lingkup pelayanan publik meliputi pendidikan,
pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.

b. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 mengatur pembagian urusan antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Lampiran
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang UU No. 23 Tahun 2014
mengatur sub-urusan air limbah sebagai salah satu sub-urusan yang dibagi
kewenangannya antara pusat dan daerah. Selengkapnya dapat dilihat dalam
Tabel berikut ini:

Bab I - 12
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota


Air Limbah 1. Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan
pengembangan sistem pengembangan pengembangan
pengelolaan air limbah sistem air limbah sistem air limbah
domestik secara domestik regional. domestik dalam
nasional. Daerah
2. Pengelolaan dan kabupaten/kota.
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
domestik lintas daerah
provinsi, dan sistem
pengelolaan air limbah
domestik untuk
kepentingan strategis
nasional.

c. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian


Pencemaran Air
Ketentuan Pasal 43 ayat (1) PP No. 82 Tahun 2001 menyebutkan bahwa
Pemerintah, pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan
upaya pengelolaan dan atau pembinaan pengelolaan air limbah rumah
tangga.

d. PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum


PP No. 122 Tahun 2015 secara khusus mengatur tentang Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM). Namun SPAM dalam PP No. 122 Tahun 2015 juga terkait
dengan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) karena Pasal 33 ayat (1) PP No.
122 Tahun 2015 mengatur bahwa penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan
secara terpadu dengan penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran
Air Baku dan menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum.
Penyelenggaraan sanitasi tersebut mencakup SPAL yang meliputi pengelolaan
air limbah domestik dan air limbah non domestik.

1.5.3 Kemitraan Pemerintah dan Swasta


a. Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi

Bab I - 13
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Pasal 34 ayat (1) Perpres No. 185 Tahun 2014 mengatur bahwa Pemerintah
dapat melakukan kerjasama dengan negara lain, lembaga internasional, dan
badan usaha dalam rangka percepataan penyediaan air minum dan sanitasi.
Kerjasama tersebut dapat berupa bantuan teknis dan bantuan pendanaan.

b. Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan


Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
Penyediaan infrastruktur yang dimaksud dalam Perpres ini adalah pekerjaan
konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur
dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau pemeliharaan
infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur.
Infrastruktur yang dapat dikerjasamakan berdasarkan Perpres ini adalah
infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial. Salah satu contoh infrastruktur
ekonomi dan infrastruktur adalah infrastruktur sistem pengelolaan air limbah
terpusat dan setempat [lihat Pasal 5 ayat (2)].

1.5.4 Peraturan Daerah Perencanaan


Kabupaten Tabalong belum memiliki Peraturan Daerah yang terkait dengan
perencanaan pengelolaan air limbah, namun telah dibentuk UPTD Pengelolaan
Air Limbah sesuai dengan Peraturan Bupati tabalong nomor 88 tahun 2017
tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tabalong.

1.5.5 Dokumen-dokumen yang terkait dengan Rencana Penyusunan SPAL


a. Buku Putih Kabupaten Tabalong
b. Laporan Studi EHRA Kabupaten Tabalong Tahun 2012
c. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tabalong
Kabupaten Tabalong telah memiliki SSK yang disusun pada tahun 2016.
Berdasarkan SSK Kabupaten Tabalong, telah ditetapkan capaian strategi air
limbah domestik untuk jangka waktu 2017-2021.

Bab I - 14
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

1.6 STANDAR TEKNIS DAN KELUARAN

Standar Hukum dan keluaran yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPALD Kabupaten Tabalong ini adalah :
1. SNI-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Permukiman
2. SNI-03-2398-2002 tentang Petunjuk teknis Tata cara Perencanaan tangki
Septik dengan Sistem Resapan
3. SNI-03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK
4. SNI-19-6410-2000 tentang Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan
pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
5. SNI-03-6379-2000 tentang Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap
Bau
6. SNI-03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah,
Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong
7. SNI-19-6466-2000 tentang Tata Cara Evaluasi Lapangan untuk Sistem
Perencanaan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Adapun sistematika pembahasan Buku Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk


dan DED SPALD Kabupaten Tabalong adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup rencana
induk, jenis rencana induk, kedudukan rencana induk, landasan
hukum, standar teknis, dan sistematika penulisan.

Bab II : Konsep dan Kriteria Penyusunan Rencana Induk


Konsep dan kriteria penyusunan Rencana Induk berisi tentang
tinjauan rencana induk eksisting, periode perencanaan, kriteria
perencanaan, metodologi survey, keterpaduan perencanaan
dengan program sanitasi serta kontribusi sistem pengelolaan air
limbah dalam program perubahan iklim.

Bab I - 15
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

Bab III : Deskripsi Daerah Perencanaan


Deskripsi daerah perencanaan membahas tentang wilayah
perencanaan, arahan pengembangan wilayah perkotaan sesuai
RTRW, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat, kondisi eksisting sistem pengelolaan air
limbah serta permasalahan sistem pengelolaan air limbah.

Bab IV : Analisa Kondisi Sistem Pengelolaan Air Limbah


Analisa kondisi sistem pengelolaan air limbah meliputi pembahasan
permasalahan sistem yang ada (meliputi sub sistem pengaturan,
kelembagaan, keuangan, teknis teknologis, peran serta
masyarakat/swasta/perguruan tinggi), kebijakan dan strategi
pengelolaan air limbah dan renstra SKPD terkait, analisa rencana
tata ruang wilayah, analisa EHRA, analisa kajian Buku Putih
Sanitasi, dan penentuan isu strategis.

Bab V : Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah


Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah meliputi
penjelasan mengenai kebijakan terkait pengembangan prasarana air
limbah, tujuan dan target penanganan, penetapan arah
pengembangan, pembagian zona perencanaan, serta penetapan
zona prioritas dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air
limbah dari aspek pengembangan prasarana, kelembagaan,
pengaturan, edukasi dan peran masyarakat, dan ekonomi dan
pembiayaan.

Bab VI : Rencana Program dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Rencana program dan tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi
rencana program umum, rencana tahapan pelaksanaan (jangka
pendek, jangka menengan dan jangka panjang), rencana
pembiayaan dan indikasi investasi program, rencana pengaturan
dan kelembagaan, rencana edukasi dan peran masyarakat, rencana

Bab I - 16
Penyusunan Rencana Induk dan DED SPAL-D Kabupaten Tabalong LAPORAN AKHIR

sosialisasi dokumen rencana induk, dan tahapan legalisasi rencana


induk.

Bab VII : Kesimpulan dan Rekomendasi


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari rencana
induk yang telah disusun dan rekomendasi yang diberikan.

Bab VIII : Konsep Perencanaan IPLT Kabupaten Tabalong


Konsep Perencanaan IPLT Kabupaten Tabalong meliputi konsep
perencanaan IPLT, area pelayanan dan kapasitas, seleksi lokasi,
konsep pengelolaan lumpur tinja, penetapan teknologi terpilih,
dan kriteria desain.

Bab IX : Detail Perencanaan IPLT Kabupaten Tabalong


Detail Perencanaan IPLT Kabupaten Tabalong meliputi
kesetimbangan massa dan detail perencanaan.

Bab I - 17

Anda mungkin juga menyukai