Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN BK DI SEKOLAH DASAR 2

Disusun Oleh Kelompok 6

Anggota :

1. Adella Adistania (2019143170)


2. Anggita Yuliansari (2019143182)
3. Rachel Angelina Putri (2019143174)
4. Sony Andi Sunia (2019143169)

Kelas :5E

Dosen pengampuh : Ramtia Darma Putri, M.Pd., Kons

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat karunia kepada
umatnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang bertemakan “Pengembangan BK
di Sekolah Dasar”

Adapun tujuan pembebuatan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
pembelajaran Profesi Kependidikan, yang telah ditugaskan oleh ibu Ramtia Darma Putri,
M.Pd., Kons. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
tentang “Pengembangan BK di Sekolah Dasar”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap makalah ini bisa memberikan banyak manfaat
untuk dunia pendidikan dan juga para pembaca.

Palembang, 24 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


B. Perilaku Sosial dan Pengelompokkan Siswa Sekolah Dasar
C. Jenis Masalah Pada Siswa Sekolah Dasar
D. Karakteristik BK di SD
E. Tujuan BK di SD
F. Sifat dan Fungsi BK di SD
G. Jenis dan Bentuk BK di SD
H. Syarat BK di SD

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. manusia di dalam
kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. persoalan
yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul,demikian seterusnya. manusia
tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang
dimiliki untukkemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai
individu yangberinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari
masalah.Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar
dapatbertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolahsebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan
tetapi jugamengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai propesional guru
memegang peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh
aspekkepribadian dan lingkungannya.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya
selalumenghadapi persoalan!persoalan yang silih berganti. persoalan yang satu
dapatdiatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama
satudengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. ada manusia yang
sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikitmanusia
yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.Khususnya bagi
yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.Manusia perlu
mengenal dirinya sendiri dengan sebaik!baiknya. Dengan mengenaldirinya sendiri,
mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


2. Apa saja perilaku sosial dan pengelompokkan siswa sekolah dasar
3. Apa saja jenis masalah pada siswa sekolah dasar
4. Apa karekterstik BK disekolah dasar
5. Apa tujuan BK di sekolah dasar
6. Bagaimana sifat dan fungsi BK disekolah dasar
7. Bagaimana jenis dan bentuk BK disekolah dasar
8. Apa saja syarat BK di sekolah dasar

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik siswa sekolah dasar
2. Untuk mengetahui apa saja perilaku sosial dan pengelompokan siswa sekolah
dasar
3. Untuk mengetahui apa saja jenis masalah pada siswa sekolah dasar
4. Untuk mengethaui karakteristik BK disekolah dasar
5. Untuk mengethaui tujuan BK disekolah dasar
6. Untuk mengtahui bagimana sifat dan fungsi BK disekolah dasar
7. Untuk mengetahui jenis dan bentuk BK disekolah dasar
8. Untuk mengetahui syarat BK disekolah dasar
BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR

1. Senang bermain. karakteristik ini menuntut guru di Sekolah Dasar untuk


melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah. Guru di Sekolah Dasar merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya tidak yakin permainan di di dalamnya. Guru kembali
mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusun jadwal
pelajaran kembali diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa,
matematika, dengan pelajaran yang mengandung tidak yakin permainan seperti
pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan.
2. Senang bergerak orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD
dapat duduk dengan tenang pagar lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru
kembali merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah-
pindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk cepat untuk jangka waktu
yang lama, dirasakan anak sebagai siksan.
3. Anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok
sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti:
belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajarmenerimanya tanggung jawab,
belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (olahraga),mempelajarai olahraga
dan membawa respons bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar
keadilan dan demokrasi. karakteristik ini membawa respons bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untukmembentuk kelompok
kecil dengan anggota 3-4 orang untuk belajar atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.
4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD masuk tahap operasional
konkret. Dari apa yang dipelajari disekolah, ia belajar menghubungkan konsep-
konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa
membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan,
jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang
bahan pelajaran akan lebih jangkauan jika anak melaksanakan sendiri, sama selain
itu dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru kembali
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung
dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih mengerti tentang
solat jika langsung dengan prakteknya

B. PERILAKU SOSIAL DAN PENGELOMPOKKAN SISWA SEKOLAH DASAR


Johnson dalam Ngalimun mengemukakan bahwa suatu perilaku kelompok
dapat ditandai dengan empat vari abel, yaitu: intensitas interaksi, tingkat
persahabatan, jumlah kegiatan yang dilakukan, jumlah kegiatan yang ditentukan
lingkungan kepada kelompok.
Pada usia sekolah dasar, sering disebut sebagai usia berke lompok. Karena
masa ini ditandai dengan meningkatkannya minat anak terhadap aktivitas teman-
teman, meningkatkan nya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota sua tu
kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama-sama. dengan teman-temanya.
Karena melalui kelompok itulah anak-anak akan memperoleh kegembiraan dan
kepuasan dari bermain yang mereka lakukan. Lebih daripada itu, melalui teman-
teman dalam kelompoknyalah sebagian kecil tugas tugas perkembangan yang
diembannya akan terpenuhi.
Sejalan dengan meningkatkannya minat untuk berkelor pok, Erickson dalam
Ngalimun mengemukakan bahwa salah satu kesadaran utama yang harus dipenuhi
anak sekolah dasar. yaitu mencapai kesadaran akan kerajinan (sense of industry). dan
kegagalan dalam mencapai kesempurnaan pekerjaanya akan mengakibatkan rasa
rendah diri dan tidak mampu (sen se of inferiority dan sense inadequacy). Artinya
apabila anak mengalami kegagalan dalam menemukan dan mencapai yang bermanfaat
secara pribadi, maka dia akan cenderung untuk tidak merasakan adanya kemampuan
sebagai orang dewasa kelak dan tahap atau fase perkembangan selanjutnya akan ter
pengaruh secara tidak menguntungkan.
C. JENIS MASALAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Secara universal diakui bahwa setiap individu pasti memiliki suatu masalah. Kowitz,
G.T. dalam ngalimun mengemukakan bahwa, beberapa rintangan yang muncul
disekolah dasar pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak itu sendiri. Secara
perinci permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak-anak sekolah dasar
dikemukkan Kowitz, G.T. Ngalimun sebagai berikut :
1. Masalah Pribadi
Permasalahan peribadi anak-anak usia dini sekolah dasar terutama berkenaan
dengan kemampuan intelektual, kondi si fisik, kesehatan, dan kebiasaan-
kebiasaannya. Di kelas satu atau kelas dua, tidak jarang ditemukan anak yang
semestinya belajar pada sekolah luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan
disejajarkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan normal. Kejadian ini
muncul sebagai akibat ketidakmampuan guru di dalam mengidentifikasi
kemampuan mereka secara dini. Anak-anak yang memiliki kelemahan intelektual
ter golong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang lebih tinggi,
munculnya gejala perilaku malas, malas da tang ke sekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya vidual yang dilakukan pihak sekolah yang
didasarkan atas ke mampuan intelektual anak.
2. Masalah Penyesuaian Sosial
Anak belajar bukan hanya dari seorang guru, tetapi juga dari teman-temannya,
dan bukan hanya kemampuan kognitif yang ia pelajari, melainkan termasuk
kemampuan sosial pun dipelajarinya. Dalam mengembangkan kemampuan sosial,
baik dengan teman-teman maupun dengan guru, anak-anak banyak mengalami
permasalahan. Misalnya, perasaan rendah hati, ketergantungan pada kawan, iri
hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik,
dan sebagainya, itu merupakan permasalahan penyesuaian dengan teman-teman.
Adapun permasalahan penyesuaian sosial dengan guru misalnya, anak tidak
menyenangi guru, tidak ada gairah bela jar atau masalah lain yang berhubungan
dengan kedisiplinan. Gejala perilaku di atas muncul sebagai akibat adanya
masalah dalam keluarga, perbedaan latar belakang sosial ekonomi, so sial budaya
keluarga, atau adanya penyimpangan kepribadian anak. Dari pihak sekolah
permasalahan ini muncul sebagai akibat kesalahan atau kelemahan guru dalam
memperlakukan anak, baik perlakuan pilih kasih, tidak konsisten, atau penam
pilan guru yang kadang-kadang kurang pada tempatnya.
3. Masalah Akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa da lam setiap kelas dan
setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahan akademis bisa berupa tidak
dikuasainya ke mampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pem
belajaran. Seperti ini dikenal sebagai anak yang berprestasi rendah, baik karena
lambat belajar (slow learner) maupun prestasinya di bawah kemampuan yang
dimilikinya (under achiver).

D. KARAKTERISTIK BK DI SD

Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik,


karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi
pengajaran. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang
menjamin siswa mencapai tujuan.. Strategi dan metode pembelajaran berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Kemp dalam Wina Senjaya
(2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R.David,
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian pula, yaitu:

1. exposition-discovery learning dan


2. group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Persoalan yang terjadi saat ini adalah masih banyak pendidik yang masih belum
dapat membedakan antara strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran.
Bahkan masih ada juga pendidik yang salah memperlakukan peserta didik karena
kurang pahamnya dalam melihat karakteristik yang dimiliki peserta didik, sebab
karakteristik peserta didik setiap tingkatannya berbeda-beda.

Reigeluth (1983) sebagai seorang ilmuan pembelajaran, bahkan secara tegas


menempatkan karakteristik siswa sebagai satu variabel yang paling berpengaruh
dalam pengembangan strategi pengelolaan pembelajaran. Pakar pembelajaran seperti
Banathy, Romiszowski, Dick dan Carey, Gagne dan Degeng, menempatkan langkah

analisis karakteristik siswa pada posisi yang sangat penting sebelum langkah pemilihan
dan pengembangan strategi pembelajaran. Semua ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran apapun yang dikembangkan atau strategi apapun yang dipilih untuk
keperluan pembelajaran haruslah berpijak pada karakteristik perseorangan atau

kelompok dari siapa yang belajar. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang
optimal, terlebih dahulu guru perlu mengetahui karakteristik siswa sebagai
pijakannya.
Degeng (1991:6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspekaspek
atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya. Menganalisis karakteristik
siswa dimaksudkan untuk mengetahui ciri-ciri perseorangan siswa. Hasil dari kegiatan
ini akan berupa daftar yang memuat pengelompokkan karakteristik siswa, sebagai
pijakan untuk mempreskripsikan metode yang optimal guna mencapai hasil belajar
tertentu. Langkah-langkah mendesain pembelajaran menurut Degeng (1991) adalah
(1) melakukan analisis tujuan dan karakteristik materi pembelajaran.
(2) menganalisis sumber-sumber belajar (kendala).
(3) melakukan analisis karakteristik siswa.
(4) menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran.
(5) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
(6) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran.
(7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran.
(8) mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Analisis karakteristik siswa dilakukan setelah perancang pembelajaran
mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Juga ditunjukkan bahwa
hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja dalam memilih,
menetapkan, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran. Dengan
konteks seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian karakteristik
siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat dipakai sebagai
dasar bagi para ilmuwan dan teknolog pembelajaran serta para guru dalam mendesain
program-program pembelajaran.

E. TUJUAN BK DI SD
Menurut Depdiknas (dalam Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (Naskah Akademik ABKIN) : 2007) tujuan
pelayanan konseling agar peserta didik dapat:

- Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta


kehidupannya di masa akan datang,
- mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin,
- menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya,
- mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Menurut Prayitno dan Erman (2004: 114) tujuan umum dari layanan
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
(seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.

Berdasarkan tujuan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan konseling


pada pendidikan yaitu konselor membantu klien agar :

- Dapat menyelesaikan studinya sehingga dapat menentukan kariernya di


kehidupannya dalam masa mendatang.
- Dapat lebih mengetahui potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan
sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
- Dapat menyesuaikan dirinya dilingkungan masyarakat, keluarga dan juga sekolah.
- Dapat menentukan sendiri cara menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi.

F. SIFAT DAN FUNGSI BK DI SD

Sifat bimbingan pada SD yang mendapatkan prioritas pertama adalah sifat


pengembangan dan pencegahan bimbingan. Dengan memperhatikan asas perbedaan
individual dan adanya dorongan anak untuk menjadi matang, bimbingan berusaha
mengembangkan kemampuan intelektual dan sosial anak sehingga mampu mencapai
hasil yang maksimal.5 Kedua asas tadi diperhatikan pula dalam mencegah terjadinya
kesulitan-kesuliatan belajar dan penyesuaian pribadi/ sosial anak yang memungkinkan
menghambat proses belajarnya. Sifat penyembuhan bimbingan mendapat prioritas
kedua di sini, sebab di samping kuantitas anak yang mengalami kesulitan kurang
besar dibandingkan dengan anak yang perlu dikembangkan (semua anak) juga
kesulitan-kesulitan mendesak umumnya terjadi pada priode terakhir masa SD.

Fungsi bimbingan diutamakan di sini adalah fungsi adaptip bimbingan,


pembimbing membantu siswa me-lalui adaptasi pendekatan, metode, dan media
mengajar guru dengan mempertimbangkan aspek-aspek per bedaan individual yang
terpadu tuntutan kelembagaan. Fungsi penye-suaian agaknya menduduki prioritas
kedua yaitu,kegiatan memabantu murid mengadakan penyesuaian ter-hadap tuntutan
kurikulum, peraturan-peraturan, serta kondisi dan situasi sekolah. Fungsi penyaluran
nampak dalam kegiatan membantu murid untuk kaitkan dengan kelompok-kelompok
belajar, promosi dan non promosi, serta kelanjutan studi.

G. JENIS DAN BENTUK BK DI SD


Dengan memperhatikan tujuan bimbingan SD tanpa ragu-ragu, dapat
dikatakan bahwa bimbingan studi mendapatkan prioritas pertama, dan menjadi pusat
kegiatan pada SD. Bimbingan pribadi dan sosial ditempatkan sebagai penunjang dan
mengelilingi bimbingan studi. Ini berarti bahwa dalam mengadakan bimbingan pada
anak SD, maka perhatian besar lebih dicurahkan pada hal-hal belajar anak, baik
bimbingan yang bersifat pengembangan, pencegahan atau penyembuhan. Oleh karena
itu, aspek-aspek pribadi dan sosial anak ditinjau dan dipertimbangkan kemungkinan
pengaruhnya dalam mendukung atau menghambat proses belajar anak. Bimbingan
jabatan, tidak dapat diabaikan, merupakan pendamping bimbingan studi. Ini selaras
dengan tahap perkembangan jabatan anak yang perlu mendapat pemupukan bagi
pertumbuhannya. Relevan diperhatikan di sini bahwa perkembangan jabatan individu
berlangsung dalam proses yang panjang.

H. SYARAT BK DI SD

Menurut A. J. Jones, dalam Andi Mappiare mengemukakan usaha-usaha


bimbingan SD khususnya lebih efektif dikarenakan:
- Usia ini anak-anak fleksibel dan masalah-masalah yang meraka hadapi belum
sempat berurat, atau bertanam dalam.
- Para orang tua umumnya lebih aktif bekerja sama dengan sekolah.
- Panjang waktu tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid,
khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri untuk
memperoleh pendekatan-pendekatan yang tepat guna ke arah pemecahan masalah-
masalahnya. Di samping faktor penunjang ini, demi kelancaran bimbingan SD
diperlukan persyaratan pokok sebagai berikut:
1. Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan
pembimbing.
2. Adanya kegiatan kontinue guru kelas dalam pengumpulan data murid, lebih-lebih
ada hal yang dapat menunjang untuk memperdalam pemahaman mengenai
masing-masing individu.
3. Adanya kesediaan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lapangan kerja dan
mengembangkan pengalaman murid-murid.
4. Adanya keseimbangan sikap guru di antara kutub obyektif yaitu usaha
pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman
tanggungjawab dan disiplin, dengan kutub subyektif yaitu perhatian terhadap anak
sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya, perasaan, sikap, minat,
kecenderungan, perhatian dan sebagainya.
5. Adanya keseimbangan jarak psikologis antara guru kelas dengan siswa, tidak
terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
6. Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home visit)
dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan
orang tua murid bagi kepentingan bimbingan.
7. Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang erat
kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan bagi ana
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

I. KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR


 Senang bermain. karakteristik ini menuntut guru di Sekolah Dasar untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah.
 Senang bergerak orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD
dapat duduk dengan tenang pagar lama sekitar 30 menit.
 Anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok
sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi,
 Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD masuk tahap operasional
konkret
II. PERILAKU SOSIAL DAN PENGELOMPOKKAN SISWA SEKOLAH
DASAR
Johnson dalam Ngalimun mengemukakan bahwa suatu perilaku kelompok dapat
ditandai dengan empat vari abel, yaitu: intensitas interaksi, tingkat persahabatan,
jumlah kegiatan yang dilakukan, jumlah kegiatan yang ditentukan lingkungan
kepada kelompok.

III. JENIS MASALAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR


 Masalah pribadi
 Masalah penyesuaian sosial
 Masalah akademik
IV. KARAKTERISTIK BK DI SD
Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik,
karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi
pengajaran. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang
menjamin siswa mencapai tujuan.. Strategi dan metode pembelajaran berguna
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Kemp dalam
Wina Senjaya (2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
V. TUJUAN BK DI SD
 Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa akan datang,
 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin,
 Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya,
 Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

VI. SIFAT DAN FUNGSI BK DI SD


Sifat bimbingan pada SD yang mendapatkan prioritas pertama adalah sifat
pengembangan dan pencegahan bimbingan. Dengan memperhatikan asas
perbedaan individual dan adanya dorongan anak untuk menjadi matang,
bimbingan berusaha mengembangkan kemampuan intelektual dan sosial anak
sehingga mampu mencapai hasil yang maksimal.5 Kedua asas tadi diperhatikan
pula dalam mencegah terjadinya kesulitan-kesuliatan belajar dan penyesuaian
pribadi/ sosial anak yang memungkinkan menghambat proses belajarnya.
VII. JENIS DAN BENTUK BK DI SD
Dengan memperhatikan tujuan bimbingan SD tanpa ragu-ragu, dapat dikatakan
bahwa bimbingan studi mendapatkan prioritas pertama, dan menjadi pusat
kegiatan pada SD. Bimbingan pribadi dan sosial ditempatkan sebagai penunjang
dan mengelilingi bimbingan studi. Ini berarti bahwa dalam mengadakan
bimbingan pada anak SD, maka perhatian besar lebih dicurahkan pada hal-hal
belajar anak, baik bimbingan yang bersifat pengembangan, pencegahan atau
penyembuhan.
VIII. SYARAT BK DI SD

Menurut A. J. Jones, dalam Andi Mappiare mengemukakan usaha-usaha


bimbingan SD khususnya lebih efektif dikarenakan:

- Usia ini anak-anak fleksibel dan masalah-masalah yang meraka hadapi belum
sempat berurat, atau bertanam dalam.
- Para orang tua umumnya lebih aktif bekerja sama dengan sekolah.
Panjang waktu tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid,
khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri untuk
memperoleh pendekatan-pendekatan yang tepat guna ke arah pemecahan masalah-
masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai