Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK GURU INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 3

Anggota :

1. Galu Marsandian (2019143177)


2. Irmawati (2019143183)
3. Mega Monica (2019143191)
4. Rachel Angelina Putri (2019143174)
5. Veny Anggraini (2019143172)

Kelas : 4 E

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampuh : Syska Purnama Sari, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat karunia
kepada umatNya, sehinga dapat menyelesaikan makalah kami yang bertemakan “Kode Etik
Guru Indonesia”

Adapun tujuan pembebuatan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah pembelajaran Profesi Kependidikan, yang telah ditugaskan oleh ibu Syska Purnama
Sari, M.Pd makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca tentang
“Kode Etik Guru Indonesia”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap makalah ini bisa memberikan banyak manfaat
untuk dunia pendidikan dan juga para pembaca.

Palembang, 25 Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………................... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………...…………………………....................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru


B. P
C. P
D. P
E. P

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru merupakan fasilitator yang berperan aktif dalam suatu proses belajar mengajar.
Melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya yang
berkualitas, inovatif, kreatif, kompetetif, dan produktif sebagai aset bangsa dalam
menghadapi persaingan global  yang semakin berat seperti sekarang ini.
Dewasa ini, tidak sedikit guru dalam menjalankan  profesinya telah melakukan
berbagai penyimpangan atau pelanggaran terhadap norma-norma  sebagai guru, baik itu
dengan para siswa maupun dengan sesama guru.
 Hal seperti ini tentu menjadi catatan  buruk terhadap guru itu sendiri, sehigga
pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di
Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya kode etik guru, diharapkan
para guru dapat menjalankan dan mematuhi tugasnya dengan baik sebagaimana yang telah
ditetapkan di dalam Undang – undang kode etik guru tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kode etik guru?
2. Apakah dasar kode etik guru indonesia?
3. Apakah tujuan kode etik guru ?
4. Apakah fungsi kode etik guru ?
5. Apakah isi kode etik guru ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kode etik guru
2. Untuk mengetahui dasar kode etik guru indonesia
3. Untuk mengetahui tujuan kode guru
4. Untuk mengetahui fungsi kode etik guru
5. Untuk mengetahui apa saja isi kode etik guru
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kode Etik Guru

Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan dikembangkan
oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan pikiran yang berbeda-beda. Namun pada
dasarnya mempunyai pengetian yang sama. Socrates seorang filosof yang hidup di zaman
Romawi yang dianggap sebagai pencetus pertama dari etika yang telah menguaraikan etika
secara ilmu tersusun. Bahkan sampai sekarang perkembangan etika semakin berkembang.
Hal ini dapat dirasakan dengan adanya fenomena-fenomena yang realita dalam masyarakat.
Kode berasal dari bahasa Prancis Code yang artinya norma atau aturan. Sedangkan etik
berasal dari kata etiquete yang artinya tata cara atau tingkah laku. Sementara itu menurut
Elizabeth B. Hurlock mendefinisikan tingkah laku sebagai berikut: Behaviour which may be
called “true morality” not only conforms tosocial standards but also is carried out
valuntarilly, it comes with the transition from external to internal authority and consists of
conduct regulated from within.
Arti definisi tersebut di atas adalah tingkah laku boleh dikatakan sebagai moralitas yang
sebenarnya itu bukan hanya sesuai dengan standar masyarakat tetapi juga dilaksanakan
dengan sukarela. Tingkah laku itu terjadi melalui transisi dari kekuatan yang ada di luar (diri)
ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalam melakukan (bertindak) yang diatur dari dalam
(diri).
Selanjutnya definisi guru yaitu semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual atau klasikal, di sekolah
maupun luar sekolah. Sebagai pendidik guru dibedakan menjadi dua yakni guru kodrati dan
guru jabatan. Guru kodrati adalah orang dewasa yang mendidik terhadap anak-anaknya.
Disebut kodrat karena mereka mempunyai hubungan darah dengan anak (si terdidik).
Sedangkan guru jabatan yaitu mereka yang memberikan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan
peserta didik khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembahasan selanjutnya
yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah guru profesional yang secara khusus mempunyai
tugas dan tanggung jawab membimbing dan membina anak didik dalam proses belajar
mengajar di negara Indonesia. Jadi, “kode etik guru” diartikan sebagai aturan tata-susila
keguruan. Maksudnya aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan guru)
dilihat dari segi susila. Kata susila adalah hal yang berkaitan dengan baik dan tidak baik
menurut ketentuan-ketentuan umum yang berlaku. Dalam hal ini kesusilaan diartikan sebagai
kesopanan, sopan-santun dan keadaban. Dengan demikian yang dimaksud dengan Kode Etik
Guru Indonesia adalah pedoman atau aturan-aturan atau norma-norma tingkah laku yang
harus ditaati dan diikuti oleh guru profesional di Indonesia dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sehari-hari sebagai guru profesional.
2. Dasar Kode Etik Guru
Kode Etik Guru Indonesia merupakan usaha pendidikan untuk mencapai cita-cita luhur
bangsa dan negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yang
mutlak diperlukan sebagai sarana yang teratur dan tertib sebagai pedoman yang merupakan
tanggung jawab bersama. Dengan demikian Kode Etik Guru Indonesia yang disusun haruslah
merupakan sendi dasar norma-norma tertentu dari kode etik tersebut. Sebab dalam falsafah
suatu negara terkandung pula maksud dan tujuan dari suatu negara.
Kode Etik Guru Indonesia harus disusun berdasarkan antara lain kepada:
1. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Sebab Pancasila juga merupakan dasar pendidikan
dan pengajaran nasional. Sila-sila dari Pancasila di samping merupakan norma-norma
fundamental juga merupakan norma-norma praktis, sila-sila tersebut menyatakan adanya
dua macam interaksi antara hubungan secara horizontal (manusia dengan sesama
makhluk) dan hubungan secara vertikal (antara manusia dengan Tuhan). Hubungan
horizontal tersebut merupakan realisasi dari sila kedua sampai dengan kelima.
Sedangkan hubungan vertikal adalah merupakan realisasi dari sila pertama. Pancasila
merupakan dasar dari Kode Etik Guru Indonesia yang harus ditanamkan dan menjiwai
setiap pendidik dan profesinya baik sebagai manusia dan sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.
2. Tujuan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan TAP MPRS No.
XXVII/MPRS/1966 yang berbunyi : “Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia
Pancasila sejati yang berdasarkan ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD
1945 dan Isi UUD 45.” Tap MPR No. II/1983 Peraturan-praturan Pemerintah misalnya,
menurut PP Nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil maupun PP Nomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Semua dasar ini dijadikan pedoman dalam rangka membina aparatur negara agar penuh
kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 45 dan kepada pemerintah untuk
bersatu padu bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih mutu dan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam pembangunan.

Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan
Kode  Etik  Guru  Indonesia  (KEGI). Kode Etik harus mengintegral pada perilaku guru.
Disamping  itu, guru dan organisasi   guru berkewajiban menyosialisasikan kode etik
dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.
Bagi guru, kode etik tidak boleh dilanggar baik disengaja maupun tidak.

Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode Etik.
Kode etik profesi  guru  dirumuskan  dan  disepakati  oleh  organisasi  atau  asosiasi  profesi 
guru.  Kode  etik yang telah disepakati merupakan standar etika kerja bagi penyandang
profesi guru. Di dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa
“Guru membentuk organisasi atau asosiasi profesi yang bersifat independen.” Organisasi atau
asosiasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.

Sejalan dengan  itu UU No. 14 Tahun 2005  tentang guru dan dosen mengamanatkan
bahwa guru wajib menjadi  anggota organisasi  atau asosiasi profesi. Pembentukan
organisasi  atau asosiasi profesi dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pada sisi  lain UU No. 14 Tahun  2005  tentang  Guru  dan  Dosen
mengamanatkan  bahwa  untuk menjaga  dan meningkatkan kehormatan  dan  martabat  guru 
dalam  pelaksanaan  tugas  keprofesian,  organisasi  atau  asosiasi profesi  guru  membentuk 
kode  etik.  Kode  etik  dimaksud  berisi  norma  dan  etika  yang  mengikat perilaku guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesian.

3. Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan
mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat umum agar jangan sampai memandang rendah atau terhadap profesi yang
bersangkutan. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai
bentuk tindak-tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik
profesi. Dari segi ini kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya


Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (material) maupun
kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota
profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya.
Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga siapapun yang mengadakan tarif di bawah minimum
akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan
batin para anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para
anggotanya untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga sering mengandung
peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak
jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi


Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi


Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar
para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi


Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota
untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan
yang dirancang organisasi.
4. Fungsi Kode Etik Guru

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang
mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan
masyarakat serta dengan misi tugasnya. Pentingnya kode etik guru dengan temab kerjanya
difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang dan menyukseskan
misi dalam mendidik peserta didik. Etika hubungan guru dengan peserta didik dengan
terciptanya hubungan berupaa hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan
terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai
dengan adanya perilaku empati, penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan perhatian,
keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru. Seorang guru apabila ingin
menjadi guru yang profesional harusnya mendalam serta memiliki etika diatas. Etika
hubungan garis dengan pemimpin disekolah menuntut adanya kepercayaan.
Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam memberi tugas dapat yang sesuai dengan
kemampuan serta guru percaya apapun yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan
sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah sukses
dilaksanakan. Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk
kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghaayati apa saja yang menjadi tanggung
jawabnya.
Fungsi kode etik dapat disimpulkan dengan beberapa poin berikut:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

5. Isi Kode Etik Guru


Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII yang
terdiri dari sembilan poin berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. Untuk itu ada ha-hal yang
perlu diperhatikan yakni:
a. Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaan anak didik,
tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehingga tercipta sifat terbuka,
berani mengemukakan pendapat dan mampu memecahkan segala masalah yang
dihadapinya.
b. Semua tindakan guru terhadap anak didik harus selalu mengandung unsur kasih
sayang ibarat orang tua dengan anaknya. Guru harus bersifat sabar, ramah dan
terbuka.
c. Diusahakan guru dan anak didik dalam satu kebersamaan orientasi agar tidak
menimbulkan suasana konflik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan baik dengan
orang tua murid bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan
mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antarsesama guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru
professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Dengan memahami sembilan butir kode etik guru seperti diuraikan di atas, diharapkan
guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada subjek belajar
yang dihadapi oleh anak didik atau subjek belajar berarti akan dapat dipecahkan atas
bimbingan guru dan kemampuan serta kegairahan mereka sendiri. Dengan demikian, kegiatan
belajar-mengajar akan berjalan dengan baik sehingga hasilnya optimal.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Kode Etik Guru Indonesia adalah pedoman atau aturan-aturan atau norma-norma tingkah
laku yang harus ditaati dan diikuti oleh guru profesional di Indonesia dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari sebagai guru profesional.

Kode Etik Guru Indonesia harus disusun berdasarkan antara lain kepada :

1. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila


2. Tujuan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan TAP MPRS No.
XXVII/MPRS/1966

Tujuan Kode Etik Guru

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Fungsi Kode Etik Guru

Fungsi kode etik dapat disimpulkan dengan beberapa poin berikut:


1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

Isi Kode Etik Guru


1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan baik dengan
orang tua murid bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antarsesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi
guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://irwansyah961220.blogspot.com/2017/01/etika-keguruan-kode-etik-profesi-
guru.html

https://www.academia.edu/35599949/MAKALAH_KODE_ETIK_GURU

Anda mungkin juga menyukai