Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kuantitatif Senyawa Katekin Ekstrak Biji

Alpukat alpukat (Persea americana Mill.) dengan Metode


Maserasi pada Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol

KP B (KELOMPOK 3)

Kadek Arianda Ayu Mahayani (110118274/19)

Xilva Mareti Fernanda (110118285/20)

Nadila Natasya Al Huda (110118300/21)

Efriani Purba (110118311/22)

Tria Monika (110118325/23)

Yenny Rosita (110118341/24)

Ilham Syahrial Brilianto (110118342/25)

I Putu Rama Eka Kumala Patra (110118343/26)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia sebagian besar berasal dari tumbuhan-tumbuhan


yang berguna baik sebagai bahan obat, pangan, buah-buahan, rempah-rempahan,
dan sebagainya. Kekayaan flora Indonesia yang paling banyak dieksplorasi
berasal dari famili Laureceace salah satu contohnya adalah alpukat (Persea
americana Mill.). Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan alpukat
(Persea americana Mill) hanya pada buahnya saja, sedangkan pada bagian lain
seperti biji alpukat tidak dimanfaatkan. Namun, ternyata tidak banyak orang
mengetahui bahwa biji alpukat banyak mengandung senyawa yang berkhasiat.

Beberapa penelitian dewasa ini membuktikan skrining fitokimia terhadap


biji alpukat (Persea americana Mill.) dengan menggunakan ekstrak etanol bahwa
biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung golongan senyawa metabolit
sekunder antara lain: alkaloid, tanin, flavonoid, polifenol, saponin, triterpenoid,
kuinon, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Senyawa yang tergolong flavonoid
salah satunya adalah katekin. Katekin adalah salah satu turunan dari polifenol
yang memiliki khasiat antioksidan yang tinggi diantaranya dapat digunakan
sebagai antibakteri dan antivirus. Katekin merupakan metabolit sekunder yang
termasuk flavonoid golongan flavan-3-ol yang paling luas penyebarannya di alam.
Katekin bersifat asam lemah, sangat tidak stabil di udara terbuka, mudah
teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9), serta lebih stabil pada pH 2,8 dan
pH 4,9. Katekin memiliki kelarutan yaitu larut dalam alkohol dingin, etil asetat,
air panas, asam asetat glasial dan aseton.

Pengambilan senyawa katekin dari biji alpukat dapat dilakukan dengan


cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan zat terlarut
dengan pelarutnya berdasarkan titik didih pelarut. Metode ektraksi terdiri dari
metode maserasi, metode perkolasi, metode remaserasi, metode reperkolasi,
metode refluks, dan metode soxhlet. Metode ekstraksi yang cocok untuk
digunakan yaitu metode ekstraksi sederhana maserasi. Maserasi merupakan cara
ekstraksi yang paling sederhana yaitu dengan melarutkan serbuk simplisia ke
dalam pelarut pengekstraksi. Proses perendaman dalam usaha mengekstraksi suatu
substansi dari bahan alam ini bisa dilakukan tanpa pemanasan (pada suhu kamar),
dengan pemanasan, atau bahkan pada suhu pendidihan. Salah satu keuntungan
metode maserasi adalah cepat terutama jika dilakukan pada suhu didih pelarut.
Pemilihan metode maserasi pada penelitian ini dikarenakan senyawa katekin
rentan terhadap panas sehingga ekstraksi dilakukan dengan pemindahan zat yang
terkandung kedalam pelarutnya.

Senyawa katekin adalah senyawa yang bersifat polar sehingga diperlukan


pelarut yang bersifat polar maupun semi polar. Pelarut etanol, metanol dan aseton
adalah jenis pelarut yang sering digunakan untuk mengekstraksi senyawa fenolik
pada tumbuhan dan tanaman herbal. Pada ekstraksi dengan metode maserasi
digunakan etanol sebagai pelarut. Pelarut etanol mempunyai titik didih yang
rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya, selain itu
etanol juga mempunyai kepolaran tinggi sehingga mudah untuk melarutkan
senyawa resin, lemak, minyak, asam lemak, karbohidrat dan senyawa organik
lainnya. Variasi konsentrasi dari jenis pelarut etanol yang digunakan antara lain
etanol 60%, etanol 70%, etanol 80% dan 96%. Maka dari itu penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kadar senyawa katekin yang terkandung pada biji
alpukat secara kuantitatif dengan beberapa variasi konsentrasi pelarut etanol.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi jenis pelarut etanol terhadap


pengujian kuantitatif senyawa katekin yang terkandung dalam ekstrak biji
alpukat (Persea americana Mill.) ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum:

Mengeksplorasi adanya senyawa Katekin dalam biji buah alpukat

Tujuan Khusus:

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut terhadap kadar katekin


pada biji alpukat.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memperoleh katekin dengan kuantitas maksimal untuk digunakan


sebagai sumber antioksidan dan antibakteri
2. Dapat menyumbangkan pengetahuan ilmiah dan memberi referensi
mengenai pengaruh variasi kadar pelarut dengan metode maserasi pada
ekstrak biji alpukat
3. Membantu industri menemukan metode ekstraksi dan kadar pelarut paling
tepat untuk produksi katekin yang efisien

1.5 Variabel Penelitian

1. Variabel Independent : Metode ekstraksi, tipe pelarut, dan suhu


2. Variabel Dependent : Konsentrasi pelarut, kadar hasil ekstraksi senyawa
katekin pada biji buah alpukat

Anda mungkin juga menyukai