Full
Full
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh:
Christopher Allen Woodrich
NIM: 084114001
Skripsi ini disembahkan untuk semua korban Kerusuhan Mei 1998 serta
para pejuang hak mereka.
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Merahnya Merah-Putihku
Setetes darah
Percik di benderaku tercinta
Darah mereka tak berdosa
Menjadi kambing hitam belaka
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tugas Akhir
Oleh:
Christopher Allen Woodrich
NIM: 084114001
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Fakultas Sastra
Dekan
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang menyatakan
Christopher Allen Woodrich
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Untuk memahami suatu karya sastra perlu kita memahami latar belakang
sosial-budayanya, khususnya peristiwa sejarah di daerah karya itu ditulis. Demikian
pula halnya meneliti Putri Cina, karya Sindhunata. Makalah ini bertujuan mencari
hubungan antara Kerusuhan Mei 1998 dengan memahami unsurnya, yaitu Kerusuhan
Mei 1998 dan karya Putri Cina. Dari pengertian dasar itu akan ditarik kemiripan
dengan menggunakan teori sosiologi sastra.
Pada bulan Mei 1998 terjadi suatu peristiwa yang sampai sekarang
mempengaruhi psikis orang keturunan Cina di Indonesia, khususnya yang WNI. Pada
saat itu terjadi amuk massa yang amat keji dan diarahkan kepada orang Cina:
perkosaan, pembunuhan, penjarahan dan pembakaran. Amuk massa ini akhirnya
memaksa Presiden Soeharto mengundurkan diri. Kini peristiwa itu dikenal Kerusuhan
Mei 1998.
Putri Cina menceritakan kehidupan dua perempuan Cina, yaitu Putri Cina,
yang agak mistis, dan Giok Tien, yang menikah dengan seorang pribumi. Putri Cina
merasa kehilangan identitasnya, maka dia melewati beberapa masa, dari keruntuhan
kerajaan Majapahit sampai pada akhir rezim Prabu Amurco Sabdo, untuk mencari
identitas itu. Giok Tien adalah istri Setyoko, senapati kerajaan Medang Kamulan
Baru. Kakak-kakaknya dibunuh dan dia sendiri diperkosa. Biarpun akhirnya dia
diselamatkan Setyoko dan berdua mereka memaksa Prabu Amurco Sabdo
mengundurkan diri, dia tidak percaya pada suaminya. Ketika mereka akhirnya
berbaikan, Setyoko dan Giok Tien dibunuh orang yang mengharapkan Giok Tien dari
zaman dahulu.
Kerajaan Medang Kamulan Baru adalah Orde Baru, dengan Prabu Amurco
Sabdo sebagai wakil Soeharto. Rasa trauma yang dirasa Giok Tien mencerminkan
rasa trauma orang Cina setelah tragedi itu. Itu dan beberapa kemiripan novel dengan
kejadian nyata dan tokoh sejarahwi dapat dibaca pada Bab IV.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
In order to understand a literary work one must understand its social and
cultural background, especially the history of the area where it is written. The above
statement holds true as well for analysing Putri Cina, by Sindhunata. This paper will
explain the May 1998 tragedy and Putri Cina and then draw parallels between the
two using the theory of sociology of literature.
In May 1998 something happened that until now affects people of Chinese
descent in Indonesia, especially those who are Indonesian citizens. At that time a
large pogrom occurred, directed towards Chinese-Indonesians. These acts included
rape, murder, pillaging and razing. This pogrom eventually forced Suharto, the
president of Indonesia, to resign. Now that event is known as the May 1998 Tragedy.
Putri Cina is about the lives of two Chinese women, namely Putri Cina
(literally Chinese Princess), who is almost mystical, and Giok Tien, who is married to
a pribumi (one considered to be indigenous to Indonesia). Putri Cina feels like she
has lost her identity, so she travels through time, from the fall of the Majapahit
kingdom up until the end of Prabu Amurco Sabdo’s regime to find it. Giok Tien is
Setyoko’s wife, making her the wife of the commander in chief of the army of the
kingdom of Medang Kamulan Baru. Her older sisters are murdered and she herself is
raped. Even though she is eventually rescued by Setyoko and together they force
Prabu Amurco Sabdo to resign, she doesn’t trust her husband. When they eventually
are able to trust each other again, they are killed by one of Giok Tien’s long time
admirers.
The kingdom of Medang Kamulan Baru represents the New Order, with Prabu
Amurco Sabdo as its Suharto. The trauma that Giok Tien feels reflects the trauma
Chinese-Indonesians felt after the May 1998 Tragedy. These conclusions and other
similarities between the novel and actual events and historical figures can be found in
Chapter IV.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Tulisan ini merupakan suatu titik akhir dari perjalanan yang sudah saya
tempuh selama sepuluh tahun, sejak kelas enam SD saat saya mulai mengenali
kebudayaan Asia. Sejak itu, saya sudah mengikuti pertukaran pelajar ke Indonesia
sehabis SMA dan bahkan kembali ke Indonesia untuk kuliah. Berdasarkan latar
belakang saya dengan banyak teman keturunan Cina dan obsesi saya dengan hak
asasi manusia, tugas akhir ini pun dapat diselesaikan.
Atas bantuan mereka dalam penyelesaian makalah ini saya ingin ucapkan
terima kasih kepada orang-orang berikut:
• Trifosa Sie Yulyani Retno Nugroho, atas dukungannya dalam semua tugas
akademik.
• Keluarga saya di Kanada, khususnya ibu saya Diane Marie Boismier dan
nenek saya Sarah Della Whitehead Sr., untuk dukungannya selama saya
kuliah di Indonesia.
• Peni Adji, S.S. M. Hum., untuk kesabarannya selama membimbing saya
dalam penulisan tugas akhir ini.
• Dr. I Praptomo Baryadi M. Hum., untuk kesabarannya dalam membantu
mengoreksi tata bahasa dan diksi
• Sindhunata, untuk usahanya memperjuangkan hak warga Tionghoa
melalui karya ini.
Makalah ini tidak sempurna dan apabila terjadi kekurangan saya mohon maaf
lebih dahulu. Terima kasih.
Yogyakarta, 12 January 2012
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ii
KUTIPAN PEMBUKA ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB 1: PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 3
1.5 Landasan Teori .............................................................................. 5
1.5.1 Teori Strukturalisme ............................................................ 5
1.5.2 Teori Sosiologi Sastra .......................................................... 7
1.6 Metode Penelitian ......................................................................... 11
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .................................................. 11
1.6.2 Metode Analisis Data ........................................................... 12
1.6.3 Metode Penyajian Data ......................................................... 12
1.6.4 Sumber Data ......................................................................... 12
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISTILAH
Oleh karena tiga tokoh mengubah nama dengan jabatan baru atau berjalannya waktu,
akan digunakan hanya satu nama untuk ketiga tokoh itu, berdasarkan nama pertama
yang digunakan secara kronologis, yaitu:
Nama Yang Dilambangkan
Prabu Murhardo : Prabu Murhardo / Prabu Amurco Sabdo
Setyoko : Setyoko / Gurdo Paksi
Radi Prawiro : Radi Prawiro / Joyo Sumengah
Selain itu, di tugas akhir ini digunakan istilah Cina, yang kadang dianggap sebagai
a
penghinaan, untuk menjaga konsistensi dengan novel Putri Cina, yang
menggunakan istilah itu.
a
Istilah Tionghoa dan China sering dianggap lebih netral. Lihat Woodrich, Christopher Allen.
“Pandangan Pemuda-Pemudi Yogyakarta tentang Kedudukan Suku Tionghoa di Indonesia.”
Makalah. Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. untuk contoh penerimaan
istilah Cina dalam kalangan pemuda-pemudi Yogyakarta.
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Kerusuhan di Jakarta .............................................................................. 109
2. Data Kerusakan dan Korban .......................................................................... 110
2.1 Data Kerusakan dan Korban Versi DKI Jakarta ............................. 110
2.2 Data Ker usak a n da n Korba n Ve rs i Tim Re la wa n Untuk
Kemanusiaan (TRUK) ..................................................................... 110
2.3 Data Korban Versi RSCM ............................................................... 111
2.4 Data Kerusakan dan Korban Versi Kodam Jaya ............................. 111
2.5 Data Kerugian Bisnis Properti Akibat Kerusakan ........................... 112
2.6 Data Kerusakan dan Korban TRUK ................................................ 112
2.7 Data Korban Jiwa dan Luka-Luka Versi Tabloid Berita Mingguan
Adil .................................................................................................. 112
2.8 Data Kerusakan Versi Tabloid Berita Mingguan Adil .................... 113
2.9 Data Perkosaan Tim Gabungan Pencari Fakta ................................ 113
3. Transcript Wawancara dengan Wahyu Apri Wulan Sari ............................... 114
4. Transcript Wawancara Trifosa Sie Yulyani Retno Nugroho ......................... 117
xv
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
Karya sastra bertitik tolak pada dunia nyata, termasuk karya sastra Indonesia.
Pada waktu sastra Indonesia lahir, kekuasaan Belanda mewarnai semua aspek
kehidupan; dengan demikian, karya sastra yang diterbitkan, seperti Sitti Nurbaya, di
semangat perjuangan tidak dapat terpisah dari kehidupan; demikian pula pada karya
sastra, seperti dalam Jalan Tak Ada Ujung, yang mengutamakan tema kemanusiaan
Demikian pula Putri Cina karya Sindhunata, yang diterbitkan pada tahun
2007. Akibat kekacauan ekonomi, pada tahun 1998 orang keturunan Cina dijadikan
kambing hitam di seluruh Indonesia. Di Jakarta sendiri, dalam waktu tiga hari (dari
tanggal 13 – 15 Mei 1998) sebanyak 1.217 orang tewas, 3 152 wanita diperkosa, 4 dan
ada kerugian material setidaknya Rp. 2,5 triliun. 5 Sebagai akibat dari krisis ekonomi
dan kerusuhan di “kota paling aman dan dijaga se-Indonesia,” akhirnya Presiden
1
Siregar, Bakri. Sedjarah Sastera Indonesia Modern. 1964. Akademi Sastera dan Bahasa
“Multatuli”: Jakarta. Hal. 31 – 32.
2
Teeuw, A. Sastra Baru Indonesia I. Diterjemahkan Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Ed isi Pertama.
1980. Nusa Indah: Ende. Hal. 170 – 172.
3
Hartin ingsih, Maria, dan Ahmad Arif. “Tragedi Mei: Membaca Kota dari Puing Berjelaga.” 2008.
Kompas. 16 Mei. Hal. 49.
4
“Soal Kerusuhan: Pemerintah Bentuk Tim Interdep.” 1998. Kompas. 14 Ju li. Hal. 6.
5
Setiono, Benny G. Tionghoa dalam Pusaran Politik: Mengungkap Fakta Sejarah Tersembunyi
Orang Tionghoa di Indonesia. Edisi Pertama. 2008. TransMedia: Jakarta. Hal. 1084.
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
identitas dalam batin warga keturunan Cina, yang menjadi bingung: apa artinya
nasionalitas, kalau tidak bisa Cina dan tidak bisa Indonesia? Putri Cina lahir sebagai
Biarpun Putri Cina merupakan tanggapan atas pertanyaan identitas, novel itu
tidak dapat dipisahkan dari peristiwa yang telah mengilhaminya. Novelnya penuh
dengan peristiwa yang menjadi paralel kerusuhan Mei 1998, di antaranya kerusuhan
Sindhunata?
6
Tan, Mely G. Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan. 2008. Yayasan Obor Indonesia:
Jakarta. Hal. 212
7
Hartin ingsih, Maria. “Pergumu lan Menguakkan Identitas.” 2007. Ko mpas. 23 September. Hal. 11.
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Menguakkan Identitas”. Tulisan ini merupakan resensi buku Putri Cina. Resensi yang
diterbitkan di Kompas pada tanggal 23 September 2007 ini memberi sinopsis plot,
serta membahas salah satu pesan novel, yaitu “Identitas Tunggal adalah Ilusi.”
sedikit tentang Kerusuhan Mei 1998 dan pengaruhnya di dunia sastra, serta satu
paragraf yang menarik keparalelan di antara dunia nyata dan dunia Putri Cina:
8
Hartin ingsih, Maria. Op. Cit.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang mendalam. Sementara, tugas akhir ini diharapkan dapat membahas ilham dari
Gadjah Mada berjudul “Novel Putri Cina Karya Sindhunata: Analisis Intertekstual”
oleh Dedy Purwono. Skripsi ini, yang diselesaikan pada tahun 2008, membahas Putri
Cina dengan teori interteks. Skripsi Dedy sebagaimana dikemukakan di inti sarinya:
Skripsi tersebut bertujuan untuk mencari interteks di antara Putri Cina dengan
karya sastra lain. Sementara, tugas akhir ini akan mencari pengaruh Kerusuhan Mei
1998 dalam karya Putri Cina dengan menggunakan teori sosiologi sastra.
9
Purwono, Dedy. “Novel Putri Cina Karya Sindhunata: Analisis Intertekstual”. 2008. Skripsi.
Yogyakarta: Faku ltas Ilmu Budaya, Un iversitas Gad jah Mada. Hal. x.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tulisan Novita Dewi ini menggunakan sosiologi sastra sejarah, folklor, dan
politik untuk menunjukkan bagaimana novel Putri Cina merupakan sebuah usaha
untuk merekonsiliasi suku pribumi dengan orang keturunan Cina. Sementara, tugas
akhir ini mengutamakan teori sosiologi sastra sejarah dan dimaksud untuk
Dalam tugas akhir ini akan digunakan dua teori, yaitu teori strukturalisme
untuk memahami novel Putri Cina dan teori sosiologi sastra untuk memahami
sebuah karya sastra, baik prosa, puisi maupun drama. Berdasarkan strukturnya;
penelitian ini akan menelusuri sudut pandang naskah, alur cerita, latar, penokohan,
dan tema.
10
Dewi, Novita. “Putri Pewarta Perdamaian : Kajian atas Putri Cina karya Sindhunata” dalam Sintesis
Vo l. 6 No. 1 Maret 2008. Hal. 40.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
disampaikan dengan “aku-an” (tokoh utama ialah si “Aku”), maka sudut pandangnya
disebut orang pertama. Apabila cerita disampaikan dengan menggunakan nama tokoh
dan narator yang mempunyai kedudukan di luar cerita, maka naskah mempunyai
sudut pandang orang ketiga atau “dia-an”. Sudut pandang orang ketiga ini dapat
dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu terbatas (hanya mengetahui beberapa tokoh saja),
Alur cerita (plot) adalah apa yang terjadi dalam cerita. Alur ini dibagi dalam
dan penyelesaian. Walaupun secara umum kelima bagian tersebut berurutan, ada juga
karya yang menggunakan urutan yang berbeda, dengan menggunakan teknik seperti
Latar terdiri dari tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosio-
budaya. Latar tempat adalah ruang lingkup di mana cerita terjadi, baik secara sempit
(misalnya istana presiden) maupun luas (misalnya Jawa Barat). Latar waktu adalah
kurun waktu di mana sebuah peristiwa itu terjadi, baik secara sempit (misalnya jam
tiga siang), maupun luas (misalnya tahun 1998). Latar sosio-budaya adalah
keseluruhan adat dan kebudayaan di tempat dan waktu di mana cerita terjadi. 13
11
Ratna, Nyo man Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga
Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Cetakan 1. 2004. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hal.
319 – 320
12
Ibid. Hal. 240 – 243.
13
Obstfeld, Raymond. Fiction First Aid: Instant Remedies for Novels, Stories and Scripts. 2002
Cincinnati, OH: Writer's Digest Books. Hal. 1, 65, 115, 171.
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tema adalah pembahasan terhadap hal- hal mendasar dalam naskah yang
merupakan perjuangan universal. Ada tema klasik, seperti ‘yang baik mengalahkan
yang jahat,’ dan ada juga yang lebih jarang digunakan seperti ‘yang jahat
Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan acuan ialah plot, latar, penokohan,
dan tema, sementara sudut pandang akan disinggung pada Bab III tapi tidak didalami
(ilmu sastra dengan ilmu sosiologi) 16 yang dipicu sebagai tanggapan atas kekurangan
teori strukturalisme. Oleh karena dipercaya bahwa karya sastra harus dipahami
sebagai satu aspek kebudayaan yang melengkapi kebudayaan lain, sosiologi sastra
berusaha untuk memahaminya dalam konteks kebudayaan itu. Semua aspek saling
14
Ratna, Nyo man Kutha. Op. Cit. Hal. 318.
15
Obstfeld, Raymond. Op. Cit. Hal. 1, 65, 115, 171.
16
Ratna, Nyo man Kutha. Op. Cit. Hal. 338.
17
Ibid. Hal. 332.
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Menurut Jonathan Culler, karya sastra, yang merupakan suatu sistem simbol,
hanya dapat mempunyai arti apabila dijelaskan dari mana asal- usulnya dan untuk
siapa dimanfaatkan. Penelitian yang tidak memperhatikan ini tidak dapat menjelaskan
dipergunakan untuk prosa, khususnya novel. Menurut Nyoman Kutha Ratna, ini
terjadi karena beberapa hal. Pertama, novel menampilkan unsur-unsur cerita yang
paling lengkap, serta paling luas. Kedua, bahasa yang digunakan cenderung bahasa
Sosiologi sastra dianggap teori yang baru. Biarpun dinyatakan telah lahir pada
abad kedelapan belas, baru ada buku teks yang diterbitkan pada tahun 1970.20
berikut.
1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin
18
Culler, Jonathan. 1977. Structuralist Poetics: Structuralism, Linguistics, and the Study of
Literature. Routledge & Kegan Pau l: London. Hal. 5. dalam Ratna, Nyo man Kutha. Op. Cit. Hal.
337.
19
Ratna, Nyo man Kutha. Op. Cit. Hal. 335 – 336.
20
Ibid. Hal. 331.
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi
kemasyarakatan.
4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat- istiadat, dan tradisi yang lain,
dalam karya sastra terkandung estetika, etika, bahkan juga logika. Masyarakat
melukiskannya.
dengan kaca mata budaya itu. Apabila pembaca tidak memahami atau berasal
dari kebudayaan itu, sangat susah untuk karya sastra berhasil mengesankan
pembaca. 22
yang melahirkan pengarangnya. Selama hidup pengarang, dia dapat diakui sebagai
21
Ibid. Hal. 333.
22
Ibid. Hal. 333 – 334.
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pengarang karya sastra. Namun, setelah kematiannya pengarang tunggal itu diganti
yang mewarnai karya sastra. Pengarang jamak ini yang dinamakan pengarang
implisit. Tidak ada karya sastra yang merupakan hanya hasil dunia batin pengarang
sendiri. 23
Pernyataan serupa dinyatakan oleh ahli ilmu sastra lain. Menurut Jonathan
Culler, tidak ada karya sastra yang berasal dari pikiran yang benar-benar independen
yang dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Apabila karya sastra diharapkan untuk
pembaca, atau sistem kebiasaan dan pikiran umum di masyarakat itu yang sudah pasti
Sebagai ilmu interdisiplin antara ilmu sastra dan sosiologi, sosiologi sastra
juga menerapkan berbagai aspek kebudayaan, antara lain sejarah, filsafat, agama,
ekonomi, dan politik. Namun, prioritas dalam penelitian sosiologi sastra adalah karya
Ada tiga macam model penelitian karya sastra yang dapat digunakan seorang
terjadi.
23
Ibid. Hal. 336.
24
Culler, Jonathan. Op. Cit. Hal. 5. dalam Ratna, Nyoman Kutha. Op. Cit. Hal. 337.
25
Ratna, Nyo man Kutha. Op. Cit. Hal. 339.
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dengan cara yang salah, sehingga karya sastra menjadi objek kedua. 26
Dalam penelitian ini, aspek sosiologi sastra yang akan diteliti adalah sejarah,
yang cukup mengenai Kerusuhan Mei 1998 beserta unsur intrinsik novel Putri Cina.
Untuk pengumpulan data itu, digunakan dua metode, yaitu kajian pustaka dan
wawancara.
Untuk data tentang Kerusuhan Mei 1998, akan digunakan sumber sekunder,
antara lain buku sejarah, artikel koran, artikel majalah, dan novel. Sementara, untuk
data mengenai perasaan dan pengalaman orang, akan digunakan metode wawancara
26
Ibid. Hal. 340
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Oleh karena ketiga masalah yang akan dipecahkan dalam tugas akhir ini
mempunyai sifat yang sangat berbeda, akan digunakan tiga metode analisis data.
historis deskriptif agar apa yang terjadi dapat dikemukakan dengan jelas. Untuk Bab
deskriptif, sesuai dengan filsafat dasar teori strukturalisme bahwa tidak ada unsur di
luar karya sastra yang berperan dalam pembentukan karya sastra tersebut. Sementara,
untuk Bab 4, yang berusaha untuk menghubungkan keterjadian pada Kerusuhan Mei
1998 dengan keterjadian dalam novel Putri Cina, akan digunakan metode komparatif,
novel.
deskripsi itu.
Sumber data yang utama digunakan untuk penelitian ini adalah sumber
sekunder (sumber pustaka), di antara lain artikel majalah, artikel koran, buku sosial,
buku sejarah, dan skripsi. Sementara, untuk keperluan tertentu digunakan sumber
primer dan sumber tersier. Sumber primer dalam bentuk wawancara digunakan untuk
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mengetahui emosi yang terasa oleh korban kerusuhan, sementara sumber tersier
Tugas akhir ini akan dibagi menjadi lima bab dan tujuh belas subbab. Bab
satu adalah pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi menjadi
tujuh subbab dan menjelaskan latar belakang masalah, masalah, teori yang digunakan,
Bab dua berfungsi sebagai informasi yang menjelaskan Kerusuhan Mei 1998,
ditarik dari berbagai sumber sekunder dan hasil wawancara pribadi. Bab ini akan
Kerusuhan Mei 1998, subbab dua menceritakan peristiwa di Jakarta, subbab tiga
kerusuhan di kota lain dan subbab lima menjelaskan dampak kerusuhan itu dalam
Bab tiga adalah kajian struktural Putri Cina. Bab ini akan dibagi dalam lima
subbab. Setiap subbab akan merupakan penjelasan salah satu aspek struktur Putri
Cina, yaitu sudut pandang, alur cerita, latar cerita, penokohan, dan tema.
Bab empat mengemukakan pengaruh Kerusuhan Mei 1998 dalam Putri Cina.
Bab ini akan terdiri dari hasil kajian interteks, yaitu antara penelitian pustaka dan
unsur-unsur cerita. Dengan penyamaan ini dapat ditarik kesimpulan bagaimana Putri
Bab terakhir adalah penutup. Bab ini akan berisi kesimpulan dan saran dari
penelitian.
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 2
Kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998 adalah akibat dari krisis moneter
yang telah terjadi di Asia Selatan-Timur mulai di Thailand pada bulan Juli 1997. Pada
saat itu, pemerintah Thailand memutuskan mengembangkan nilai tukar baht. Itu
menyebabkan nilai tukar mata uang negara tetangganya, seperti ringgit dan rupiah,
termasuk rupiah. Pada tanggal 13 Agustus 1997 harga tukar rupiah sudah sampai nilai
terendah yang pernah ada sampai saat itu, dengan harga tukar sebanyak Rp. 2.682 per
dolar AS. Semakin hari harga tukar rupiah menjadi semakin rendah, dan harga barang
dan keperluan dasar seperti nasi menjadi semakin mahal. Walaupun pemerintah
Indonesia dapat pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF), tarik- menarik di
antara pemerintah Indonesia dan IMF membuat situasi di Indonesia menjadi semakin
buruk, sampai pada Maret 1998 situasi ekonomi di Thailand dan negara- negara lain
sudah mulai menjadi lebih baik, tetapi situasi di Indonesia menjadi semakin buruk. 27
Kehancuran ekonomi ini tidak dapat diacuhkan oleh masyarakat. Pada tengah
dan akhir tahun 1997 jumlah mahasiswa- mahasiswi yang melakukan aksi
keprihatinan, dan itu hanya di kampus mereka saja. Kemudian, mulai pada bulan
27
Luhulima, James. Hari-Hari Terpanjang: Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan Beberapa
Peristiwa Terkait. 2008. Ko mpas: Jakarta. Hal. 78 – 83.
16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
keprihatinan mulai bertambah sampai ratusan orang; juga ada dosen dan alumni yang
mulai terlibat. Aksi keprihatinan besar pertama terjadi pada tanggal 16 Januari, 1998
di Kampus Institut Teknologi Bandung; aksi keprihatinan ini disusun oleh lebih dari
500 mahasiswa- mahasiswi. Setelah itu aksi keprihatinan menjadi semakin besar,
seperti aksi keprihatinan yang terjadi di Universitas Indonesia pada tanggal 25 dan 26
Februari dan yang terjadi di Universitas Gadjah Mada pada bulan Maret 1998.28
Contohnya, pada aksi keprihatinan yang terjadi di Universitas Gadjah Mada sebuah
boneka kertas Presiden Soeharto yang setinggi dua meter dibakar; marak- marak
seperti ini tidak jarang berlanjut menjadi bentrokan antara mahasiswa- mahasiswi dan
aparat keamanan. Agar masyarakat bisa lebih tenang dan mahasiswa- mahasiswi bisa
kembali belajar tanpa melakukan aksi keprihatinan lagi, Menteri Pertahanan dan
tanggal 18 April 1998 terjadi sebuah dialog antara pemerintah dan tokoh masyarakat,
cendekiawan, dan mahasiswa- mahasiswi di Gedung Niaga Arena Pekan Raya Jakarta,
28
Ibid. Hal. 83 – 84.
29
Setiono, Benny G. Tionghoa dalam Pusaran Politik: Mengungkap Fakta Sejarah Tersembunyi
Orang Tionghoa di Indonesia. Edisi Pertama. 2008. TransMedia: Jakarta. Hal. 1082.
17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pemerintah dan senat mahasiswa- mahasiswi itu tidak menyurutkan niat para
bebas. 30
Awal Mei 1998 suasana di Indonesia masih sangat kacau, penuh dengan rasa
takut dan ragu. Aksi mahasiswa-mahasiswi menjadi semakin luas, tetapi di antara
semua ini rezim Soeharto memutuskan untuk menaikkan harga BBM dan tarif dasar
listrik. Soeharto menyatakan bahwa, sesungguhnya, harga BBM sudah lama mau
dinaikkan tetapi situasi sampai saat itu belum memungkinkannya, dan apabila
harganya tidak dinaikkan, keadaan akan lebih berat lagi. Setelah mengumumkan itu,
keprihatinan ini ialah Letnan Dua (Pol) Dadang Rusmana, Kepala Satuan Intelijen
Kepolisian Resor Bogor; dia tewas di Rumah Sakit Ciawi pada pukul 16.00, tanggal 9
Mei 1998, setelah dihajar kepalanya dengan batu sampai pingsan oleh mahasiswa-
(Unida) di Bogor. Selain Letnan Dua (Pol) Dadang Rusmana ada satu pihak
keamanan lain yang tewas setelah menjadi korban pemukulan mahasiswa- mahasiswi,
30
Luhulima, James. Op. Cit. Hal. 84 – 86.
31
Ibid. Hal. 108 – 111.
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yaitu Kapten (Inf.) Ali, Kepala Seksi Intelijen Komando Distrik Militer Bogor.32
Kedua kematian itu menyebabkan pihak keamanan menjadi semakin keras terhadap
terjadi sebuah tragedi yang, setelah semua sudah berakhir, menyebabkan ribuan orang
tewas se-Indonesia, kehancuran harta yang bernilai triliunan rupiah, dan memaksa
Pada pukul 17:20, tanggal 12 Mei 1998, empat mahasiswa dari Universitas
Trisakti yang memprotes situasi ekonomi dan rezim Soeharto, yaitu Elang Mulia
Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidhin Alifidin Royan, ditembak
keprihatinan tanpa senjata dan secara teratur. 33 Pelaku aksi keprihatinan kembali ke
halaman kampus Trisakti pada tanggal 13 Mei untuk memprotes kezaliman penguasa
32
Ibid. 111 – 112.
33
Ibid. 112 – 113.
34
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1083.
35
Untuk gambaran tersebarnya kerusuhan dan penganiayaan, lihat Lamp iran 1: Peta Kerusuhan di
Jakarta.
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
tanggal 13 Mei, sekitar pukul 11:00 WIB daerah itu ramai dengan mahasiswa yang
berduka cita atas kematian rekan mereka. Ada banyak karangan bunga tanda simpati.
Ada pula beberapa tokoh politik dan masyarakat berkumpul melakukan orasi,
Di luar kampus, terlihat massa terus bertambah. Ada aparat keamanan terlihat
mahasiswa menolak bergabung dengan massa, massa mulai menyebar ke arah Roxy,
Tomang, Jalan S. Parman, Jalan Daan Mogot, dan Citraland. Setelah massa bubar
terjadi pembakaran di berbagai lokasi yang dilewati. 37 Kerusuhan yang mulai dekat
Trisakti ini akhirnya sampai ke seluruh Jakarta, bahkan ke Tangerang dan Bekasi.
Massa perusuh, yang diperkirakan dua juta orang, 38 terdiri dari orang dari
semua segi kehidupan. Ibu- ibu dan bapak-bapak menjarah barang untuk keluarga,
remaja-remaja menjarah barang elektronik seperti compact disk dan televisi, kanak-
kanak menjarah gula- gula, permen, coklat, dan permainan, sedangkan orang tua
menjarah kesukaan mereka. Massa ini sangat bersemangat melakukan kerusuhan ini;
mereka beteriak, bertepuk tangan, dan bersorak sambil merusak, menjarah, dan
membakar. 39
36
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. Reka Ulang Kerusuhan Mei 1998. 2005. Tim
Solidaritas Kasus Kerusuhan Mei 1998: Jakarta. Hal. 11
37
Ibid. Hal. 15.
38
Chailil, Munawar, dan Tim Foru m. “Di Ujung Aksi Damai.” 1998. Forum Keadilan. 1 Juni
39
Sumbogo, Priyono B., Hidayat Gunadai, dan Andi Zulfikar Anwar. “Mereka Ingin Reformasi tapi
Jakarta Dijilat Api.” 1998. Gatra. 23 Mei. Hal. 24 – 31.
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Massa dikendalikan oleh provokator yang dicurigai merupakan anak buah dari
malah membuat perusuh lain menjadi korban. Contohnya, ratusan ibu- ibu, remaja-
remaja, dan anak-anak diprovokasi untuk menyerbu beberapa mal dan menjarah
provokator membakar mal atau pertokoan tersebut; 41 ini terjadi di Yogya Plaza dan
Department Store Klender, dan sesedikitnya 259 orang tewas dalam kasus-kasus
tersebut. 42
Pada umumnya target kerusuhan ini adalah orang Cina; ribuan toko dan
rumah yang milik warga etnis Cina dijarah dan dibakar. Demikian juga ribuan
kendaraan bermotor yang menjadi bangkai karena dibakar dalam pogrom 43 anarkis
itu. Demikian juga sejumlah mal dan pertokoan lain seperti Supermall Karawaci,
Glodok Plaza, dan Yogya Department Store Klender. 44 Kantor-kantor Bank Central
Asia, yang milik Sudono Salim, juga ditarget dan menjadi korban perusuhan ini. 45
Selama tiga hari kerusuhan ini terjadi (13 – 15 Mei 1998), sebagian besar
orang berkuasa hanya diam. Yang bertanggung jawab atas keamanan masyarakat di
Jakarta, yaitu Kapolda Metro Jaya Mayjen Hamami Nata dan Pangdam Jaya Mayjen
40
Sumbogo, Priyono B., Hidayat Gunadai, dan Andi Zulfikar Anwar. Op. Cit. 23 Mei. Hal. 24 – 31
41
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1083 – 1084.
42
Arif, Ah mad dan Maria Hart iningsih. “10 Tahun Kerusuhan Mei: Berebut Ruang Ingatan.” 2008.
Kompas. 14 Mei. Hal. 1
43
“Pembunuhan besar-besaran thd suatu bangsa”
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. 2009.
Gramed ia: Jakarta. Hal. 1087.
44
Setiono, Benny. G. Op. Cit. Hal. 1083.
45
Sumbogo, Priyono B., Hidayat Gunadai, dan Andi Zulfikar Anwar. Op. Cit. 23 Mei. Hal. 24 – 31.
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sjafrie Sjamsuddin, tidak melakukan apa pun untuk mencoba mengatasi anarki yang
terjadi pada saat itu; aparat keamanan disuruh menyelesaikan kerusuhan itu sendiri.
Demikian juga Panglima ABRI Jenderal Wiranto, yang melepas tangan, 46 dan
Kostrad di Malang tanggal 14 Mei, 1998, walaupun ada orang yang tewas dan
dikorbankan di sekitarnya. 47
pemberontakan yang besar. Batu dilempar ke arah aparat keamanan, dan di satu kasus
ada truk yang dikendarai dengan kecepatan tinggi agar truk tersebut dibenturkan ke
pos polisi. Mobil polisi dikejar, dan polisi ditimpuki. Aparat keamanan membalas
masyarakat dan para perusuh tidak bisa dihentikan. Oleh sebab itu, karyawan-
karyawan di berbagai toko dan perusahaan lain seperti Pusat Perkulakan Goro
membiarkan massa membawa pulang barang, asal mereka tidak membakar gedung.
Biarpun jumlah korban dan kerugian tidak disetujui oleh para analis, 49 sudah diakui
bahwa jumlah korban dan kerugian tidaklah sedikit. Menurut The Jakarta Post, ada
lebih dari seribu orang tewas, dan jumlah seluruh kerugian diperkira sesedikit-
46
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1084.
47
Luhulima, James. Op. Cit. Hal. 122.
48
Ibid. Hal. 24 – 31.
49
Lihat Lampiran 2.
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sedikitnya Rp. 2,5 triliun, atau USD 238 juta. Sekitar 13 pasar, 2.479 rumah toko, 40
mal, 1.604 toko, 45 bengkel, 387 kantor, 9 SPBU, 8 bus dan kendaraan umum
lainnya, 1.119 mobil, 826 sepeda motor, dan 1.026 rumah dirusaki, dijarah, dan / atau
Menurut Kompas, pada tahun 1998 jumlah korban yang tewas diperkirakan di
antara 200 dan 500 orang. 51 Namun, sekarang jumlah korban yang tewas diperkirakan
mencapai 1.217 orang. 52 Jumlah korban perkosaan mencapai 152 orang, dengan 15 di
Semua ini menjadi sangat mengejutkan untuk warga Jakarta, karena ketika
ada protes-protes di kota lain para pemimpin sangat tegas menyatakan bahwa Jakarta
adalah “kota yang paling aman dan dijaga se-Indonesia.” Oleh sebab itu, belum ada
yang siap, baik warga maupun aparat keamanan, untuk menghindari kerusuhan itu. 54
orang mengamati hal yang sama. Saat itu saksi mata sudah melihat asap
tebal mulai keluar dari Yogya Plaza.
Warga ... melihat sekitar 50 orang turun dari dua buah truk yang
datang dari arah Pondok Kopi ke Yogya Plaza sambil membawa jirigen
dan terlihat ada yang memimpin dengan menggunakan HT dan berkaca
mata. Warga yang menyaksikan melihat bahwa isi jirigen tersebut adalah
bensin. Terlihat ada orang melempar jirigen di lantai satu. Terlihat juga
ada yang mengumpulkan segala macam barang menjadi satu, kemudian
disiram dengan bensin (dari jirigen) dan dibakar. Diketahui kemudian
ternyata ada yang mengunci lantai 2, sehingga anak-anak dan yang
lainnya tidak dapat keluar menyelamatkan diri.
Sekitar pukul 15.30 WIB, [di] lantai dua bangunan terlihat banyak
orang terjebak dan berusaha keluar. Api sudah membesar dan asap tebal
menghalangi pandangan. Dari luar bangunan terlihat banyak orang
melambai tangan meminta tolong dari lantai 4 gedung. Warga kemudian
mengambil tali tambang dari kain iklan film di bioskop Yogya Plaza
untuk diulurkan dengan bambu ke lantai 4.
Sekitar pukul 15.30 – 17.30 WIB, terlihat banyak orang dari lantai
4 turun dengan menggunakan tambang tersebut. Dalam keadaan panik,
banyak juga orang melompat ke bawah. Akibat banyak orang menjadi
terluka dan meninggal dunia.
Sekitar pukul 21.00 WIB di sekitar Yogya Plaza hujan turun dan
api mulai padam.
Sekitar pukul 21.30 WIB, setelah api mulai padam warga
mencoba masuk ke dalam gedung. Saat masuk melalui pintu eskalator di
satu, terlihat kawat dikaitkan ke pintu rolling door, menghalangi jalan
keluar. Saksi berhasil masuk sampai batas escalator di lantai dua. Hawa
di dalam ruangan sangat panas. Sandal yang digunakan sempat meleleh.
Terlihat di dalam ruangan banyak mayat terbakar bertumpuk menjadi
satu.
Warga lain, yang juga mencoba untuk memasuki bangunan,
melihat pintu rolling door dalam keadaan terkunci gembok dan pintu
masuk dihalangi oleh kawat yang diikat ke pintu rolling door dan
dikaitkan ke eskalator sehingga pintu rolling door tidak dapat dibuka. ...
rolling door tersebut sebelumnya dalam keadaan terbuka karena
digunakan orang banyak keluar masuk gedung. 55
datang dan memancing emosi massa agar siap menjarah. Kemudian, provokator pergi
55
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. Op. Cit. Hal. 110 – 122.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan membiarkan massa menjarah sepuasnya. Modus operandi ini juga dilihat di
sepeda motor mondar- mandir dan memainkan gas dengan keras di sepanjang
jalan depan Kompleks Ruko Griya Inti Sentosa. Pengendara motor tersebut
tetapi wajahnya mereka terlihat cukup tua untuk disebut pelajar SMA. Tidak
lama kemudian massa datang dan menjarah Kompleks Ruko Griya Inti
Sentosa. 56
batu. Mereka berambut cepak, berbadan tegap, dan berpakaian preman. Tiga
pria ini melempar batu dahulu, lalu diikuti massa. Setelah massa sibuk
yel- yel “Bakar Cina!” dan “Jarah Cina!” Di bawah pimpinan mereka, toko-
56
Ibid. Hal. 61 – 62.
57
Ibid. Hal. 101.
58
Ibid. Hal. 175.
26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Massa pada umumnya terdiri dari kaum rendah dan dari segala usia, baik
dewasa, remaja, maupun anak. 59 Jumlahnya diperkirakan mencapai dua juta orang.60
Mereka pada umumnya menjarah barang yang harga aslinya mahal, dan merusak
ciri-ciri yang mirip, yaitu berjenis kelamin pria, berbadan tegap dan atletis, berambut
hitam cepak, dan terkoordinasi. Oleh karena itu, diduga bahwa para provokator
atau toko milik warga keturunan Cina atau orang Cina sendiri. Selain menggunakan
yel seperti “Cina babi!” 63 atau “Ganyang Cina!” 64 dan komando seperti “Cina-Cina,
JP milik Cina, bakar-bakar!”, 65 massa secara aktif diarahkan agar tidak menjarah
perusahaan milik orang pribumi. Ini terlihat di Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat,
ketika massa dikomando untuk tidak menjarah atau membakar gedung Asuransi
Bumi Putera. 66
59
Ibid. Hal. 1 – 179.
60
Chailil, Munawar, dan Tim Foru m. Op. Cit.
61
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. Op. Cit. Hal. 1 – 19.
62
Ibid. Hal. 101,
63
Ibid. Hal. 29
64
Ibid. Hal. 55
65
Ibid. Hal. 132
66
Ibid. Hal. 83
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Selain anggota massa yang meninggal dalam kebakaran, juga sering terjadi
kekerasan yang ditargetkan kepada etnis Cina. Ada bukti bahwa pemukulan,
pembunuhan, dan perkosaan telah terjadi secara massal. 67 Beberapa kasus kekerasan
• Pada tanggal 14 Mei di Tomang, Jakarta Barat seorang warga etnis Cina
dipaksa turun dari angkatan mikrolet JB 03, lalu dipukuli beramai- ramai
• Pada tanggal 14 Mei di Glodok, Jakarta Barat seorang warga etnis Cina
• Pada tanggal 14 Mei di Slipi, Jakarta Barat dua orang keturunan Cina, seorang
lelaki dan seorang perempuan, dilempari batu oleh massa dan luka berat.
TNI (yang juga dilempari batu) dan dibawa ke Apotek Prima. Apotek itu
• Pada tanggal 14 Mei di Mangga Besar, Jakarta Utara, massa membakar dan
67
Setiono, Benny. G. Op. Cit. Hal. 1083 – 1084.
68
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. Op. Cit. Hal. 18 – 19.
69
Ibid. Hal. 23.
70
Ibid. Hal. 29.
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yel- yel anti-Cina seperti “Ganyang Cina!” Seorang warga etnis Tionghoa
• Pada tanggal 14 Mei di Jalan Mangga Besar, Jakarta Utara, sebuah mobil
Mercedes Benz milik etnis Tionghoa dihentikan oleh lebih dari dua puluh
dibakar. 72
helm sebelum diizinkan pergi. Ketika ditanya mengapa ada sweeping ini,
Ada pula kekerasan seksual yang terjadi kepada wanita keturunan Cina.
Perkosaan ini dinyatakan terjadi secara ramai-ramai, dan kerap tidak ada yang
bersedia membantu. Contohnya, di Glodok telah terjadi perkosaan yang brutal kepada
wanita etnis Cina di depan umum, dan korban-korban perkosaan itu kadang dibunuh
setelah digunakan. 74 Tercatat bahwa jumlah korban perkosaan mencapai 152 orang,
Yang tidak dibunuh merasa trauma dan ada yang sampai masuk rumah sakit
jiwa atau bunuh diri karena tidak bisa menahan rasa malu dan trauma. 76 Untuk
71
Ibid. Hal. 54 – 55.
72
Ibid. Hal 61.
73
Ibid. Hal. 123.
74
“Jangan Biarkan Pelecehan dan Perkosaan Tak Terselesaikan.” 1998. Ko mpas. 06 Juni. Hal. 12.
75
“Soal Kerusuhan: Pemerintah Bentuk Tim Interdep.” Op. Cit.
76
Setiono, Benny. G. Op. Cit. Hal. 1083 – 1084.
29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menyelamatkan diri ribuan orang asing dan orang Cina melarikan diri, sampai
Kejadian perkosaan ini sangat tragis, sebagaimana bisa dilihat dari kasus
77
Sumbogo, Priyono B., Hidayat Gunadai, dan Andi Zulfikar Anwar. Op. Cit. 23 Mei. Hal. 24 – 31.
78
Kelana, A ries, dan I. Made Suarjana. “Yang Untung dan Buntung.” 1998. Gatra. 23 Mei. Hal. 66 –
67.
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
• ‘Dini’, seorang wanita keturunan Cina yang diculik di daerah Jalan Jenderal
• ‘Mei Ling’, seorang ibu dari dua anak keturunan Cina yang pada tanggal 14
Mei 1998 dicegat massa di jalan, lalu diperkosa oleh empat orang pria.
Menjadi sangat takut pada lelaki, dan akhirnya harus masuk ke rumah
• ‘Lina’, seorang pemudi keturunan Cina yang pada tanggal 14 Mei 1998
dikejar massa lalu diperkosa ramai-ramai di dalam rumahnya oleh lebih dari
sepuluh orang. Setelah diperkosa, perempuan berusia empat belas tahun itu
79
“Luka Kerusuhan, Lu ka Perempuan.” 1998. Kompas. 5 Juni. Hal. 1.
80
“Hidup yang Terenggut”. 2003. Tempo. 25 Mei. Hal. 169.
81
Ibid. Hal. 168.
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menjadi takut pada lelaki dan tidak mendapatkan haid untuk jangka waktu
tanggal 13 dan 14 Mei 1998 oleh lima orang lelaki. Empat di antara mereka
Mona ke ujung tempat tidur, lalu memaksa alat kelaminnya ke dalam mulut
Respons aparat selama kerusuhan terjadi tidak ada kepastian. 84 Dalam kasus-
kasus tertentu, seperti kasus Slipi di atas, aparat berusaha untuk menyelamatkan
warga yang ada dalam kondisi bahaya, bahkan atas risiko besar.
Namun, ada pula banyak laporan aparat tidak berusaha untuk mencegah
Saksi ... melihat sekitar 50-an orang dari arah Jembatan Baru
berusaha memasuki wilayah Pasar Pagi Mangga Dua. Kelompok massa
ini dihadang 50-an pasukan Kostrad (terlihat dari baret hijau yang
dikenakan) yang berjaga di bawah jalan layang kereta api. Selain pasukan
yang berjaga juga terlihat 2 buah truk dan panser. Warga mengatakan
82
Ibid. Hal. 169.
83
Gunadi, Fannie. “Mona, di Balik Sprei Kembang.” 1998. Tempo. 12 Oktober. Hal. 63.
84
Lihat Lampiran 1: Peta Kerusuhan di Jakarta, bagian Titik A muk Massa Terbesar untuk gambaran
respons aparat.
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
bahwa pasukan terlihat telah berjaga sejak siang hari pada tanggal 13
Mei.
Kelompok orang tersebut setelah berhasil dihadang akhirnya
bergerak mundur menuju perumahan dan toko di Jalan Mangga Dua.
Sekitar pukul 10:00 – 11:00 WIB, sebuah toko material mulai
dilempari kelompok massa yang baru saja berpindah dari seberang jalan.
Toko tersebut dilempari hingga pecah kaca-kacanya, kemudian mereka
mulai menggedor dan mendobrak pintu lantai bawah. Tidak lama
kemudian asap tebal mulai mengepul dan membesar dengan cepat.
Terdengar beberapa kali ledakan (diperkirakan disebabkan oleh
pengencer cat yang diletakkan di lantai bawah).
Suasana menjadi semakin panik setelah asap mulai memenuhi
lantai dua dan pintu belakang yang tidak bisa dijebol penghuni bangunan.
Akhirnya dengan segala upaya 3 laki- laki penghuni toko berhasil keluar
dari bangunan dengan dibantu warga yang berada di belakang toko.
Orang tua dan seorang penghuni lainnya juga berhasil ditolong, tetapi
mereka telah dalam keadaan terbakar.
Setelah semua penghuni bangunan berhasil keluar, salah seorang
korban menghampiri pasukan yang berada di bawah jembatan layang. Ia
meminta bantuan dan pengawalan untuk mengantar anggota keluarga
yang luka ke rumah sakit. Permintaan itu ditolak pasukan. Kemudian
korban tersebut menghubungi ambulans. Ambulans baru datang sekitar
pukul 22:00 WIB.
Selama peristiwa terjadi, pasukan yang berjarak sekitar 20 meter
tersebut tidak melakukan tindakan menghalangi atau menghentikan
massa yang melempar, membobol, dan membakar bangunan. 85
Selain itu, ada laporan bahwa ada aparat yang mencari keuntungan dalam
kerusuhan itu. Menurut hasil penelitian Tim Solidaritas Kerusuhan Mei 1998, di
wilayah Glodok pada tanggal 14 Mei 1998 terlihat sekelompok polisi yang menyuruh
perusuh mengisi truk dengan barang jarahan, lalu pergi dengan membawa barang-
barang itu. 86
melakukan kerusuhan adalah tentara, biarpun ini belum dibuktikan. Menurut pikiran
85
Ibid. Hal. 46 – 48.
86
Ibid. Hal 23.
33
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
rakyat pada waktu itu, Letnan Jenderal Prabowo Subianto, yang pada saat itu
memancing emosi rakyat dan melakukan kekerasan untuk dua alasan, yaitu untuk
yang menjadi pesaingnya untuk menjadi presiden setelah Soeharto turun. 87 Biarpun
memang provokator mempunyai ciri-ciri yang seperti prajurit dan hal ini dipercaya
Risiko untuk aparat yang berusaha untuk mencegah amuk massa memang
tinggi, sebagaimana dilihat di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat ketika pos
polisi hancur ditabrak truk, lalu dibakar. 88 Namun, aparat bertugas untuk mencegah
kerusuhan sebisa mungkin dan tidak dibenarkan untuk menggunakan situasi untuk
kepentingan sendiri.
terpaksa mengambil inisiatif sendiri untuk melindungi diri. Menurut ahli politik-
ekonomi AS Albert Hirschman, secara umum ada tiga respons yang paling
dimungkinkan dalam kerusuhan, yaitu exit (keluar dari negara di mana kerusuhan
87
Purdey, Jemma. Anti-Chinese Violence in Indonesia, 1996–1999. 2006. Singapore University
Press: Singapura. Hal. 106 – 107.
88
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. 2005. Op. Cit. Hal. 13.
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terjadi), voice (melakukan protes dan demonstrasi), dan loyalty (menerima semua
beberapa hotel milik pribumi atau meninggalkan Indonesia untuk pergi ke negara
asing yang dianggap lebih aman. 90 Jumlah pengungsi Cina pada saat itu diperkira
oleh massa. Namun, voice ini bukan merupakan cara menentang pasif. Karyawan
Jakarta Timur, karyawan ditugaskan untuk menjaga pintu dan menghentikan orang
yang berusaha untuk masuk; karyawati disuruh pulang. 93 Ini juga terlihat dalam kasus
material yang diselamatkan oleh warga setempat di Mangga Dua, Jakarta Utara. 94
baik pribumi maupun keturunan; ini kelompok yang paling besar. Pemilik toko
89
Khoiri, Ilham. “I. W ibowo tentang Liberalisasi Masyarakat Tionghoa.” 2008. Ko mpas. 10 Februari.
Hal. 12.
90
Sumbogo, Priyono B., Khoiri A kh madi, dan Nurlis Effendi. "Massa Hantu Merayap dan Memicu
Kerusuhan Itu." 1998. Gatra. 16 Mei. Hal. 24 – 28.
91
Khoiri, Ilham. 2008. Op. Cit.
92
Gie, Kwik Kian. “Warga Keturunan Tionghoa dan Distribusi.” 1998. Kompas. 7 Juni. Hal. 4.
93
Jusuf, Ester Indayani dan Ray mond R. Siman jorang. Op. Cit. Hal. 130 – 131.
94
Ibid. Hal. 46 – 47.
95
Ibid. Hal. 17.
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kerusuhan selesai dengan cepat. Orang-tua berkorban demi keselamatan anak mereka
mengambil makanan untuk dirinya sendiri ketika anak-anak sudah puas. Banyak
orang-tua yang harus berpuasa selama beberapa hari kerusuhan itu terjadi. 97 98
Namun, ada pula orang yang menggunakan kerusuhan itu untuk mencari
keuntungan sendiri. Karena situasi mendesak itu, harga naik tidak terkendalikan.
Contohnya, harga tiket keluar Jakarta dinaiki sembarangan, hingga tiket pesawat
Jakarta – Batam yang aslinya hanya Rp. 580.000 dijual dengan harga 1,3 juta. 99
Pada bulan Mei 1998 kota Surakarta (juga dikenal dengan nama Solo)
mengalami kerusuhan yang mirip Jakarta. Pada tanggal 8 Mei ada insiden di antara
kurang- lebih 5.000 anggota masyarakat dan polisi; dalam kasus itu sebanyak 25
orang terluka oleh peluru karet dan lebih dari 100 orang terluka oleh pelemparan
batu. 100 Keadaan menjadi lebih anarkis mulai dari tanggal 14 Mei 1998 kerusuhan
yang disebabkan oleh penewasan empat mahasiswa Trisakti di Jakarta mulai terasa di
96
Wawancara pribadi dengan Wahyu Apri Wulan Sari, tanggal 15 November 2008.
97
Sumbogo, Priyono B., Khoiri A kh madi, dan Nurlis Effendi. 1998. Op. Cit. Hal. 24 – 28.
98
Khoiri, Ilham. 2008. Op. Cit.
99
“Lega..., Lepas dari Jakarta.” 1998. Kompas. 21 Mei. Hal. 8.
100
“Aksi Mahasiswa: Bentrok d i So lo, Yogya, dan Samarinda.” 1998. Kompas. 9 Mei. Hal. 3.
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Solo mulai kerusuhan yang terasa separah kerusuhan yang terjadi di Jakarta. 101
pertokoan dan sebagainya sepanjang jalan protokol Slamet Riyadi, Sudirman, Urip
Sumoharjo, Ir Sutami, dan seluruh jalan di dalam kota. Massa juga dipinggirkan oleh
warga Surakarta yang, walau tidak menjarah, memberi semangat kepada para
perusuh. Warga Cina yang terlihat dikejar dan diperlakukan dengan jahat. Dalam
waktu semalam, hasil pembangunan selama 30 tahun dihancur dan dibakar. 102
keamanan di Surakarta diakui sangat sedikit, dan dari personel yang ada sebagian
dihentikan dan penjarahan, perkosaan, pembunuhan, dan pembakaran terjadi, 103 baik
kepada milik warga umum maupun milik aparat keamanan. 104 Akibatnya, massa
perusuh mampu bergerak ke luar kota. Pada tanggal 15 Mei 1998 massa sebesar
ribuan orang sudah tiba di Boyolali, Jawa Tengah dan menjarah dan membakar
pabrik, toko, rumah, dan sebagainya. Dampak dari ini terasa sampai ke Salatiga. 105
101
“Kota Solo Penuh Asap.” 1998. Kompas. 15 Mei. Hal. 11.
102
“’Si Lembut’ Itu Mendadak Beringas.” 1998. Kompas. 16 Mei. Hal. 11.
103
“Amien Rais: Kerusuhan Jakarta dan Solo ada Dalangnya.” 1998. Kompas. 11 Juni. Hal. 1.
104
“Kota Solo Penuh Asap.” 1998. Op. Cit. Hal. 11
105
“Amuk Massa Landa Boyolali.” 1998. Kompas. 16 Mei. Hal. 7.
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Demikian juga bank, sekolah, kantor pemerintah, dan sebagainya. Warga Surakarta
yang tidak ikut massa itu hanya bisa bersembunyi, berdoa dan berharap bahwa
mereka tidak akan kena kerusuhan itu. Toko-toko, bank, kantor, dan lain- lain sejauh
Salatiga, Jawa Tengah, tutup karena takut dirusuh oleh massa itu. 106 Ketika
kerusuhan sudah selesai pun jarang ada yang berani membuka tokonya; demikian
masyarakat, dan demikian ditarget dalam kerusuhan itu. Perumahan, vihara, dan toko
Cina dirampok dan dibakar oleh massa tersebut. Berikut adalah naratif dari Wahyu
Apri Wulan Sari, seorang orang Jawa dengan keturunan Jepang yang tinggal di
106
Ibid.
107
“Hampir Seluruh Kota Sepi dan Mencekam.” 1998. Kompas. 21 Mei. Hal. 11.
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Oleh sebab Surakarta jauh lebih kecil daripada Jakarta (luasnya Surakarta
sekitar 44 km2 dan penduduk pada saat itu berjumlah 500.000), kerugian dan
intensitas kerusuhan itu lebih terasa, dan selama berbulan-bulan warga Cina di
menjadi lebih tenang pada tanggal 17 Mei 1998. Dalam aksi kerusuhan yang terjadi
selama dua hari itu, tercatat 56 kantor dan bank, 27 toko swalayan, 217 toko, 12
rumah makan, 18 ruang pamer mobil, dan delapan pabrik dirusak dan dibakar. Massa
108
Wawancara pribadi dengan Wahyu Apri Wulan Sari, tanggal 15 November 2008.
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
juga membakar 287 mobil, 570 sepeda motor, 55 bus dan tujuh truk. 109 Jumlah
kerugian dari kerusuhan itu mencapai Rp. 457 miliar. 110 Selain itu, korban tewas
terbakar dalam bangunan yang terbakar diperkirakan mencapai 31 orang. 111 Ada juga
24 keluarga yang melaporkan bahwa ada anggota keluarga yang diperkosa saat
kerusuhan itu. 112 Dari 230 perusuh yang ditangkap polisi, hanya 19 masih ditahan
Di kota lain di Jawa juga terjadi kerusuhan, tetapi pada umumnya tidak
separah kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan Surakarta. Walaupun demikian, warga
Cina penuh dengan rasa ketakutan, baik di kota yang mengalami kerusuhan maupun
di kota yang masih relatif tertib. Warga yang tinggal di pinggiran kota, jauh dari
dengan membawa celurit. 115 Namun, penjarahan masih terjadi pada tanggal 14 Mei di
membakar milik warga keturunan Cina. 116 Akibatnya, warga Surabaya masih harus
109
“Warga Desak Otak Kerusuhan Solo Diungkap.” 1998. Kompas. 06 Juni. Hal. 11.
110
“Daerah Sekilas.” 1998. Kompas. 06 November. Hal. 8.
111
“Warga Desak Otak Kerusuhan Solo Diungkap.” 1998. Op. Cit.
112
“Perkosaan di So lo Tak Terungkap.” 1998. Ko mpas. 22 Juli. Hal. 11.
113
“Polisi So lo Masih Menahan 19 Perusuh.” 1998. Ko mpas. 22 Juni. Hal. 9.
114
“Lega..., Lepas dari Jakarta.” 1998. Kompas. 21 Mei. Hal. 8.
115
“Rakyat Harus Ikut Mencari Perusuh.” 1998. Ko mpas. 22 Mei. Hal. 5.
116
Wijayanta, Hanibal W. Y., Sen Tjiauw, dkk. “Percik Bara Seantero Nusantara.” 1998. Foru m
Keadilan. 1 Juni. Hal. 19.
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menjaga diri dengan cara mereka sendiri. Toko, kantor, dan sebagainya tertutup. 117 Di
Bandung, massa melempari toko-toko dengan batu hingga sekitar 20 toko rusak
berat. 118 Juga masih ada ratusan orang Semarang yang melarikan diri agar mereka
tidak kena kerusuhan apabila kerusuhan terjadi. 119 Di seluruh Jawa, suasana sangat
was-was oleh karena adanya kerusuhan besar di Jakarta dan Solo. Yang paling was-
was ialah warga Cina, yang pada umumnya menutup diri dalam rumah, rumah toko,
Berikut adalah naratif dari Trifosa Sie Yulyani Retno Nugroho, seorang warga
keturunan Cina yang bertempat tinggal di Semarang sejak lahir sampai tahun 2009.
117
“Hamp ir Seluruh Kota Sepi dan Mencekam.” 1998. Op. Cit.
118
Wijayanta, Hanibal W.Y., Sen Tjiauw, d kk. Op. Cit. Hal. 19.
119
“Lega..., Lepas dari Jakarta.” 1998. Kompas. 21 Mei. Hal. 8.
120
“Hamp ir Seluruh Kota Sepi dan Mencekam.” 1998. Op. Cit. Hal. 11.
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KTT G-15 di Kairo, Mesir; setelah dia diberi tahu keadaan di Indonesia dia segara
Apalagi, empat belas calon anggota kabinetnya telah meninggalkan beliau, dipimpin
oleh Menteri/Ketua Bappenas Ir. Ginanjar Kartasasmita. Oleh karena hal- hal itu, pada
Presiden RI, dan Wakil Presiden Habibie mengambil sumpahnya menjadi Presiden
RI. Berakhirlah masa Orde Baru dan muncullah masa Reformasi. 121
berusaha untuk menjaga jarak dari rezim otoriter Soeharto dan membersihkan citra
melakukan tiga hal: dia mengutuk Kerusuhan Mei 1998 dalam jumpa pers pada
tanggal 15 Juni 1998, 122 memerintahkan Jaksa Agung Mayjen Andi Galib, SH. agar
memeriksa kasus korupsi yang telah terjadi pada saat Orde Baru, dan juga mulai
121
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1086.
122
Tan, Mely G. 2008. Op. Cit. Hal. 220.
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menghapus dikotomi di antara orang Pribumi dan orang Non-Pribumi dengan cara
Namun, selama berbulan-bulan setelah kerusuhan, masih ada orang yang mengancam
korban kerusuhan dan menyatakan bahwa kerusuhan itu akan terulang. 124
123
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1087 – 1090.
124
“Aparat Jamin Keamanan, Warga Masih Was-Was.” 1998. Ko mpas. 13 Agustus. Hal. 9.
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 3
Bab ini, yang membahas struktur novel Putri Cina, mulai dari sudut pandang dan
gaya bahasa yang digunakan supaya pengertian alur yang lebih mendalam dapat
digarap. Peristiwa-peristiwa dalam cerita tidak bisa lepas dari bagaimana alur
dalam cerita bersudut-pandang Aku-an. Sementara, setelah alur dibahas maka hal- hal
yang tergantung pada alur, yaitu latar dan penokohan, akan dijelaskan supaya
pengertian alur ini menjadi lebih bulat. Terakhir ada tema, yang mengikat segala
aspek cerita.
Novel Putri Cina ditulis dalam sudut pandang dia-an maha-tahu. Dia-an ini
memusatkan tokoh “Putri Cina” dan Giok Tien, tetapi ada pula tokoh lain yang
pikirannya disampaikan penulis. Berikut ada tiga contoh, satu dari pihak Putri Cina,
satu dari Giok Tien, dan satu dari Prabu Murhardo sebagai tokoh minor. Yang
125
Sindhunata. Putri Cina. Cetakan Kedua. 2007. PT Gramed ia Pustaka Utama: Jakarta. Hal. 14.
44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
Ibid. Hal. 193.
127
Ibid. Hal. 250
128
Ibid. Hal. 55.
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Setelah tokoh utama pindah menjadi Giok Tien, gaya bahasa menjadi lebih
deskriptif, tetapi masih menggunakan kosa kata yang klasik. Ini melambangkan
faktor- faktor duniawi yang menonjol, biarpun dinyatakan terjadi di suatu kerajaan
rekaan. Misalnya:
Keadaan genting yang membuat matanya gelap, ternyata
sekaligus membuat rahasia tersingkap, di lubuknya terdalam kuasa yang
selama ini mengungkapkan diri keluar dalam segala bentuk penindasan
dan kekerasan, adalah kuasa kesyahwatan, kuasa lelaki yang harus
menaklukkan perempuan. Dalam matanya yang sudah digelapkan itu, ia
hanya tahu, dunia akan mencemoohnya, dan kuasanya akan lumpuh tak
berdaya, bila ia tidak dapat melampiaskan hasrat syawat kelaki- lakiannya
terhadap perempuan yang diingininya, yang kini ada di hadapannya. Ia
sudah tidak dapat lagi menahan diri untuk segara menelanjanginya. 129
Dalam penceritaan Putri Cina juga sering digunakan istilah- istilah Jawa. Ini
memberi rasa kelokalan dan aktualitas; oleh karena cerita terjadi di tanah Jawa,
harusnya ada unsur-unsur kebudayaan Jawa, termasuk bahasa. Selain itu, raja
Medang Kemulan Baru, Sabdo Murhardo, memegang adat Jawa dengan erat dan
sering menggunakan bahasa Jawa dalam dialognya. Istilah- istilah dan kalimat-kalimat
bahasa Jawa yang digunakan termasuk bebathen 130 (keuntungan), 131 jamane edan132
(zamannya gila) 133 sendika dhawuh134 (setuju dengan perintah) 135 tedheng aling-
aling 136 (secara rahasia) 137 dan ayu-ayuning wanita, sak jagat tan ana sami 138 (wanita
129
Ibid. Hal. 247.
130
Ibid. Hal. 83.
131
Purwadi. Kamus Jawa-Indonesia Populer. Cetakan Pertama. 2004. Med ia Abadi: Yogyakarta. Hal.
36.
132
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 119.
133
Purwadi. Op. Cit. Hal. 155, 146.
134
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 140.
135
Dalam konteks ini, ‘akan saya turuti’. Purwadi. Op. Cit. Hal. 520, 100.
136
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 194.
46
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.3 Alur
Alur Putri Cina secara kronologis sebagai berikut: bab satu kontemporer
dengan bab tiga belas sampai selesai, dan bab dua sampai dua belas adalah flashback.
Ini terbukti karena pada bab satu sudah ada krisis identitas; apabila sudah ada itu,
Pada bab pertama, tokoh Putri Cina diperkenalkan. Konfliknya sebagai tokoh
juga muncul; ternyata dia merasa kehilangan identitas, yang ditandai dengan
kehilangan wajahnya.
Dalam Peningkatan Konflik1 , Putri Cina teringat pada cerita rakyat. Anak raja
137
Departemen Pendidikan Nasional. Op. Cit.. Hal. 1416.
138
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 248
139
Merupakan penyusunan kalimat sendiri dari terjemahan ‘cantik’, ‘wanita’, ‘seluruh’, ‘dunia’,
‘tidak’, ‘ada’, ‘sama’. Zoet mulder, P. J. Dan S. O. Robson. Kamus Jawa Kuna Indonesia.
Diterjemah kan Darusuprapta dan Sumart i Suprayitna. Cetakan Kelima. 2006. Gramedia: Jakarta.
Hal. 34, 90, 404, 1005, 1198.
140
Tanda ditentukan oleh kedudukan unsur itu dalam alu r konvensional. No mor kecil (subscript)
menandai p lot mana yang tampil. D dan E tidak mempunyai subscript karena menyatukan ket iga
alur cerita.
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kesayangan raja dengan sangat tepat, termasuk noda hitam dekat vaginanya. Sebagai
langit dan tidak turun dari langit sampai dia tiba di negeri Cina. Setiba di sana, dia
menjadi terkenal dan akhirnya menikah dengan dua perempuan, yaitu seorang warga
miskin dan seorang putri kaisar Cina; keturunannya bertakdir kembali ke tanah Jawa.
Oleh karena itu, Putri Cina merasa bahwa dia sebenarnya sudah orang Jawa.
Namun, dia teringat lagi bahwa pada kerajaan Majapahit sudah ada seorang
selir dari Cina; dengan demikian, Putri Cina merasa bahwa pencariannya tidak
selesai. Dia ingat bahwa selir Cina itu telah dienyahkan saat hamil ke Sumatra karena
kehendak permaisuri kesayangan raja; selir itu dinikahkan dengan anak raja itu dan
akhirnya melahirkan anak dari kedua bapak-anak itu. Kedua anaknya tumbuh dewasa,
lalu pulang ke tanah Jawa dan akhirnya menjatuhkan raja Majapahit dan mendirikan
Putri Cina tidak tega, anaknya bisa mengkhianati ayah mereka. Dia merasa itu
melawan adat. Maka dia, sebagai selir Cina itu, pulang ke tanah Jawa, mencari
mengatakan bahwa kutukan itu membuat Tanah Jawa menjadi kacau setiap beberapa
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
juga menyatakan bahwa itu sebenarnya salah mereka ada kutukan seperti itu.
Guru. Mereka adalah tiga dewa bersaudara yang berasal dari satu telur. Untuk
mendapatkan jabatan raja dewa dari ayah mereka, Semar dan Togog berlomba
menelan Gunung Gabawarsa. Togog gagal, tetapi Semar berhasil. Namun, gunung itu
tidak bisa keluar dari perutnya. Akhirnya Semar dan Togog digusur ke bumi dan
Batara Guru menjadi pemimpin dewa. Perbuatan cekcok mereka yang seperti
mereka merasa bersalah, mereka mengakui bahwa merekalah Semar dan murca, atau
hilang. Setelah itu, Putri Cina bersama Loro Cemplon pergi ke kota Tuban. Di sana,
mereka berpisah dan Putri Cina melewati waktu ratusan tahun dalam waktu singkat.
Tanah Jawa dalam jumlah besar. Mereka menjadi kaya raya, tetapi mulai melupakan
budaya asalnya. Putri Cina juga melihat kekerasan terhadap bangsanya; dia melihat
10.000 orang Cina dibunuh di Batavia oleh penguasa Tanah Jawa Baru, Kompenie,
ratusan orang Cina dibunuh di Tangerang pada tahun 1946, pembunuhan dan
perkosaan di Malang pada tahun 1947 dan pembunuhan tanpa alasan pada tahun 1949
di Surabaya.
Setelah melihat semua penderitaan ini, dia berhenti ketika lagu “Cucak Rowo”
sedang digandrungi di tanah Jawa. Dia melihat orang turun dari kereta, melepaskan
49
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pakaian dan mendekatkan wayang Cina potehi wanita ke celana dalamnya. Putri
Pada bab tiga belas sampai dengan enam belas terjadi perkenalan latar baru,
yaitu Kerajaan Medang Kamulan Baru. Kerajaan Medang Kamulan Baru adalah
lanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan dengan ideologi yang beda.
Walau ketika Kerajaan Medang Kamulan Baru masih baru itu sangat dicintai oleh
rakyat, kini hanya ada rasa putus asa; putus asanya sangat parah, sampai Kerajaan
Medang Kamulan Baru juga diberi nama panggilan Kerajaan Pedang Kemulan dan
Para antagonis dan salah satu protagonis diperkenalkan pada bab tujuh belas,
yaitu raja Prabu Murhardo, senapati Setyoko (dengan nama Gurdo Paksi), lurah
prajurit Radi Prawiro (dengan nama Joyo Sumengah) dan penasihat Patih
Wrehonegoro. Konflik baru juga timbul; karena rakyat sedang banyak demonstrasi
dan ingin menjatuhkan Prabu Murhardo, dia atas saran Patih Wrehonegoro ingin
mengalahkan amarah rakyat kepada orang Cina. Namun, Setyoko tidak bersedia. Dia
ingin mencari jalan tanpa kekerasan; karena itu, dia menyerahkan Nyai Pesat Nyawa,
keris senapati, kepada Prabu Murhardo. Joyo Sumengah, akan tetapi, bersedia
orang Cina dijarah, rumah dibakar, dan wanita Cina diperkosa dan dibunuh. Dalam
50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
amuk massa ini aparat tidak bergerak; karena tidak ada aksi dari mereka, terasa
Pada bab sembilan belas dan dua puluh plot ketiga muncul. Tokoh Giok Tien,
Giok Hwa dan Giok Hong, tiga kakak-beradik, bersiap untuk mengungsi ke negara
Singa. Biarpun Giok Tien istri Setyoko, mereka tidak merasa aman. Saat bersiap
Giok Tien mengingat masa kecilnya, ketika masih sering mengikuti ibunya
Sekar Kastubo. Bersama teman satu rombongan, Korsinah, dia belajar tentang dunia
ketoprak. Ketika dia menjadi bintang rombongan itu, dia juga menjadi pujaan lelaki;
Namun, konflik timbul ketika Radi Prawiro, seorang prajurit muda, menjadi
mabuk cinta untuk Giok Tien. Biarpun dia ditolak, dia tidak mengalah. Dia berjanji
kepada dirinya bahwa dia akan mendapatkan Giok Tien suatu saat.
Konflik ini lalu ditingkatkan dalam tujuh bab berikutnya. Bersama Sekar
Kastubo Giok Tien keliling Indonesia. Dia menjadi pemain dan bintang ketoprak
Sekar Kastubo. Namun, dia juga menggunakan waktu itu untuk berdoa demi masa
Di saat itu Radi Prawiro tidak putus asa untuk memiliki Giok Tien. Dia bicara
pada wanita tua dan membayarnya agar Giok Tien kena guna, terpaksa mencintainya.
51
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Setelah dia kena guna, Giok Tien merasa semakin gila. Namun, Korsinah mengerti itu
Suatu hari, dia menjadi Roro Hoyi dalam lakon Geger Mataram. Karena
perannya sangat luar biasa, akhirnya seorang prajurit muda, Setyoko, mendekatinya
untuk mengakui cinta. Giok Tien pun jatuh cinta Setyoko, dan mereka menjadi pacar.
Lama- lama mereka tunangan, tetapi karena Giok Tien masih ingin main ketoprak,
mereka belum berani menikah. Giok Tien juga takut perbedaan suku mereka akan
menimbulkan masalah.
Akibat kedekatan Giok Tien dan Setyoko, Radi Prawiro menjadi sangat
cemburu dan menyimpan dendam kepada Setyoko. Dia tidak ingin melepaskan Giok
Tien.
Sebelum memerankan Eng Tay dalam lakon Sam Pek Eng Tay, Giok Tien
mengucapkan rapal yang diajari Korsinah. Pemeranannya sangat bagus, dan dia
merasa bahwa dia hampir menjadi Eng Tay yang sesungguhnya. Dia sangat gembira.
Tidak lama setelah itu, Siok Nio, ibu Giok Tien, meninggal dunia.
Perpisahannya dengan Siok Nio membuat Giok Tien sangat terharu. Oleh karena itu,
dia tidak main ketoprak lagi, tetapi berpindah ke ibu kota bersama kakak-kakaknya
Setelah mengingat masa lalu itu, Giok Tien, Giok Hwa, dan Giok Hong
kembali mengepak untuk mengungsi ke Negara Singa. Namun, ada kelompok orang
masuk ke rumah. Mereka memerkosa dan membunuh Giok Hwa dan Giok Hong.
Namun, Giok Tien diselamatkan Radi Prawiro, yang membantai orang-orang itu.
52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Giok Tien trauma atas pembunuhan kakak-kakaknya, apalagi karena mereka tertusuk
Setelah dia dibawa ke rumah Radi Prawiro, ternyata Radi Prawiro tidak
datang untuk benar-benar menyelamatkan Giok Tien. Dia ingin menggagahi Giok
Tien dan memenuhi nafsunya, serta balas dendam kepada Setyoko. Namun, Prabu
Murhardo datang sebelum Radi Prawiro bisa menanggalkan pakaian Giok Tien dan
Radi Prawiro disuruh berhenti karena perilakunya tidak untuk kepentingan negara.
Pada saat yang sama Setyoko pulang ke rumah dan diprotes warga-warga
setempat. Mereka memandang dia sebagai pembunuh dan pengkhianat; mayat Giok
Hwa dan Giok Hong telah ditemukan, bersama Nyai Pesat Nyawa. Setyoko
menegaskan bahwa dia tidak bersalah, lalu berangkat ke istana raja untuk mencari
keadilan.
bingung mengapa dia membawa Giok Tien. Dia sampai pada jawaban bahwa dia
ingin memiliki Giok Tien. Akibatnya, dia menggagahi Giok Tien. Radi Prawiro
masuk ke ruangan itu saat Prabu Murhardo masih menggagahi Giok Tien, tetapi diam
menganggap Prabu Murhardo munafik, karena telah melakukan hal yang sudah dia
melarang. Prabu Murhardo tidak merasa bersalah; menurut dia itu haknya sebagai
raja. Namun, agar Radi Prawiro tidak membantah dia menawarkan Giok Tien untuk
53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
nikmat Radi Prawiro; setelah Radi Prawiro selesai, mereka hendak membunuh Giok
Tien.
Radi Prawiro segara turun menggagahi Giok Tien, tetapi tidak mencapai
puncak nafsu. Pada klimaks Setyoko akhirnya masuk ke ruangan itu dan
menghentikan Radi Prawiro. Dia marah besar, dan berusaha membantu istrinya.
Dalam debat yang terjadi saat itu Setyoko mengancam akan ada perang saudara; Giok
Tien menghindari itu dengan menyatakan bahwa dia bisa menjatuhkan Prabu
Murhardo dengan mudah; dia ada bukti bahwa raja itu biadab. Setyoko juga
mengatakan bahwa keluarganya dibunuh, entah oleh siapa; sebagai bukti itu dia
dan Setyoko mengundurkan diri dari jebatan senapati. Radi Prawiro naik pangkat
menjadi senapati dan menerima Nyai Pesat Nyawa kembali. Berakhirlah plot nomor
dua.
Empat puluh hari setelah kematian Giok Hong dan Giok Hwa, Giok Tien
berdoa untuk roh mereka. Dia tidak percaya pada suaminya; dia masih merasa anak
buah suaminya telah membunuh kakaknya. Namun, setelah Setyoko datang dan
menyerahkan seragam senapatinya kepada roh Giok Hong dan Giok Hwa, Giok Tien
bersama.
Setyoko dengan anak panah. Giok Tien mendorong Setyoko, tetapi dia sendiri kena
54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
anak panah itu. Setyoko memegang mayat istrinya, lalu mengakui bahwa dia merasa
lebih parah daripada pengkhianat karena tidak bisa melindungi istrinya. Akhirnya dia
Radi Prawiro mendekati mayat cinta dan musuhnya. Dia puas karena
dendamnya akhirnya dibalas, tetapi merasa sedih karena dia sendiri sudah membunuh
Giok Tien. Setelah mencoba melupakan cintanya kepada Giok Tien, dia mengakui
bahwa cintanya kini membunuhnya. Dia lalu berusaha untuk memegang mayat Giok
Kupu-kupu itu beterbangan ke langit. Radi Prawiro melihat, ada awan yang
bentuknya mirip sekali dengan Giok Tien. Dia merasa bahwa dirinya sudah
dimaafkan, tetapi masih tidak tega. Akhirnya dia menikam diri dengan Nyai Pesat
Melihat kupu-kupu itu beterbangan dan bersuka ria Putri Cina merasa lega.
Dia merasa bahagia, dan terbang bagai kupu-kupu ke seluruh tanah Jawa, berbunga-
bunga dan membagikan permata Suinli. Orang Jawa dan orang Cina tinggal dalam
3.4 Latar
Latar tempat luas dalam Putri Cina ada dua, yaitu Indonesia, terutama tanah
Jawa, dan negeri Cina. Indonesia adalah tempat keterjadian sebagian besar cerita, dan
digambarkan sebagai negeri yang amat indah dengan banyak hal mistis, di antara lain
55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
anjing ajaib dan dua dewa yang turun ke bumi; namun, kemistisan ini sudah hilang
pada Kerajaan Medang Kamulan Baru. Sementara Cina, yang hanya muncul pada
Bab 2, digambarkan sebagai negara yang sangat berdasarkan hal yang aktual.
Walaupun kaisar dinyatakan keturunan dewa, tidak ada dewa yang muncul dalam
cerita; hal lain di negara Cina hanya terkait dengan manusia biasa.
Selain itu, ada puluhan latar tempat sempit. Latar tempat yang paling penting
• rumah Giok Tien dan Setyoko, sebuah rumah besar yang mewah, dan tempat
• istana Prabu Murhardo, istana raja yang besar dan digunakan untuk pertemuan
• kuburan Giok Hong dan Giok Hwa, tempat kuburan kakak-kakak Giok Tien
Setyoko dan Radi Prawiro dan juga mendapatkan saran atas kehidupan dari
Korsinah;
• kerajaan Majapahit dan Demak, dua kerajaan yang dikunjungi Putri Cina saat
Ada dua latar waktu besar dalam Putri Cina, yaitu pada keruntuhan Majapahit
dan pada akhir abad kedua puluh. Bab dua sampai dengan sebelas terjadi pada tahun-
belas sampai selesai terjadi pada akhir abad kedua puluh; ini ditandai pada halaman
85 dan 86 dengan Putri Cina tiba di Medang Kamulan Baru ketika lagu “Cucak
Latar waktu sempit sangat banyak dan berbeda-beda. Namun, tidak ada yang
pasti seperti “jam delapan pagi” atau “hari Rabu,” semuanya relatif. Antara lain, ada:
• ketika matahari hampir terbenam, ketika Putri Cina diberi tahu alas an
• malam yang sangat gelap, ketika Giok Hong dan Giok Hwa diperkosa
dan dibunuh, Giok Tien diperkosa dua kali, dan Setyoko dan Prabu
• empat puluh hari setelah kematian Giok Hong dan Giok Hwa, ketika Giok
141
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 43.
142
Ibid. Hal. 223.
143
Ibid. Hal. 10.
144
Ibid. Hal. 288.
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kerajaan yang sampai akhir cerita dipegang. Dengan demikian, kuasa raja dianggap
mutlak; dia boleh berbuat apa saja. Namun, Prabu Murhardo sudah menjadi seperti
raja terpilih. Dia tidak takut pada orang luar, tetapi rakyatnya sendiri. Dengan
demokrasi.
rakyat. Walau sebenarnya Prabu Murhardo adalah hamba masyarakat, dia menakuti
dan menginjak masyarakat untuk menahan kekuasaannya. Bahkan ketika ada sesuatu
Orang Cina dalam Putri Cina digambarkan sebagai orang yang berusaha
untuk mencampuri adat Cina dan Jawa sehingga menjadi beda dari keduanya. Walau
bersifat kecinaan, tokoh seperti Giok Tien dan Siok Nio digambarkan menyukai
harus selalu bertengkar dengan sesama. Mereka iri hati karena melihat kekayaan
orang-orang Cina, tetapi tergoda oleh kaum perempuan Cina. Dengan demikian, bisa
3.5 Penokohan146
Putri Cina, tokoh protagonis pertama, adalah tokoh yang sangat kriptis. Dia
tampaknya bisa di mana-mana, atau di hanya satu tempat. Dia bisa menggunakan
badan orang lain sebagai badannya, atau bisa terbang bebas bagai kupu-kupu. Oleh
Menurut penulis, Putri Cina adalah tokoh yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan perwujudan tokoh lain. Dia adalah ibu metaforis dari semua orang Cina di
Tanah Jawa, dan mewakili perasaan umum kaum Cina pada suatu saat tertentu.
Dengan demikian, dia mempunyai kekuatan yang luar biasa yang digunakan untuk
145
Ibid. Hal. 156 – 157.
146
Di sini hanya akan dijelaskan tokoh-tokoh yang akan ditelit i pada Bab IV. Tokoh-tokoh lain,
misalnya Sabdopalon-Nayagenggong, tidak akan dibahas karena tidak men jadi acuan untuk
penelitian.
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kemungkinan lain, Putri Cina adalah perwujudan dari Giok Tien. Bila
demikian, Putri Cina adalah representasi roh Giok Tien saat Giok Tien mencari
jawaban atas pembunuhan kakak-kakaknya. Dalam waktu empat puluh hari di antara
pembunuhan Giok Hong dan Giok Hwa, Giok Tien menggunakan pengalamannya
dari dunia ketoprak untuk mencari identitasnya dan jawaban mengapa kekacauan dan
kerusuhan terjadi. Oleh karena terjadi dalam dunia batin Giok Tien, dia mempunyai
Bagaimana pun dia, baik tokoh sendiri maupun perwakilan dari tokoh lain,
Putri Cina mempunyai karakterisasi yang khas. Dari segi fisik, dia:
Namun, akibat trauma dia tidak merasa demikian. Dia merasa bahwa dia jelek
dan tidak berguna. Dia selalu kelihatan sedih, dan bahkan wajahnya sudah hilang.
Walaupun dia tambah kaya, dia merasa itu atas kehilangan dirinya sendiri.
Pada akhir cerita, Putri Cina menjadi lega dan lepas dari depresinya karena
melihat cinta Giok Tien dan Setyoko yang tidak pernah bisa dipisahkan, kendati
mereka Cina dan Jawa. Dengan mengetahui bahwa kaumnya akan bisa hidup bersama
147
Ibid. Hal. 10 – 11.
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dengan orang Jawa dengan baik, Putri Cina menjadi bebas dari depresinya dan
Giok Tien adalah tokoh utama dan protagonis kedua. Dia seorang putri Cina
yang menikah dengan Setyoko. Dahulu dia bekerja sebagai pemain ketoprak, tetapi
setelah kematian ibunya dia meninggalkan pekerjaan dan tinggal di Ibu Kota bersama
Dia terkenal cantik jelita, sehingga ketika dia pemain ketoprak ada ratusan
lelaki jatuh cinta kepadanya dan merayunya, antara lain Radi Prawiro. Hal itu dan
beberapa hal lain membantu dia menjadi terkenal dalam dunia ketoprak:
Dalam waktu yang tak lama, Giok Tien akhirnya menjadi bintang
Sekar Kastubo. Penonton amat mengaguminya, karena ia dapat menjiwai
peran-perannya. Suaranya indah. Kata-katanya seperti mengalir dari
hatinya. Dan tentu saja, semuanya itu menjadi bertambah indah, karena
Giok Tien adalah pemain yang cantik jelita. Kulitnya kuning langsat.
Matanya sipit. Hidungnya mungil. Alisnya naik menggaris. Ini semua
makin menjadikan dia pemain yang lain daripada yang lain. 149
Dari segi batin, dia adalah wanita yang kuat dan tahu apa yang
diinginkannya. Ketika masih kecil dia berani meminta izin menjadi pemain
ketoprak. Saat menjadi pemain ketoprak dia bisa menolak ratusan lelaki yang
dia selesai digagahi oleh Prabu Murhardo dan Radi Prawiro, dia mampu berdiri
148
Ibid. Hal. 299 – 302.
149
Ibid. Hal. 158.
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan menyatakan bahwa dia akan menyebabkan kejatuhan kerajaan itu karena
Cintanya kepada Setyoko tulus dan tidak pernah hilang. Namun, setelah
Setyoko telah membunuh mereka dan Giok Tien percaya mereka. Akan tetapi,
setelah dia melihat betapa Setyoko berduka cita atas kematian Giok Hong dan
Giok Hwa, Giok Tien tidak ragu-ragu lagi dan berani mengorbankan diri demi
suami.
Kemulan Baru dan suami Giok Tien; dengan demikian, tritagonis ini mendukung
protagonis. Walau dia berketurunan Jawa dan menjadi pejabat negeri, dia tidak peduli
tentang etnisitas Giok Tien. Dia bahkan sangat senang bersama orang-orang Cina;
kesenangan itu mungkin juga dari harta yang dapat dikumpulkan dari mereka,
150
Ibid. Hal. 137.
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Walau sebelumnya dia telah menangani kerusuhan dengan kejam dan keras,
dia tidak sanggup melanjutkan tugas itu. Dia berusaha untuk menyelesaikan masalah
itu dengan lembut, tanpa kekerasan; oleh karena dia merasa dipengaruhi oleh keris
sakti Senapati, Kyai Pesat Nyawa. Ini membuat prestasinya jatuh dengan Radi
Cinta dia pada Giok Tien tulus. Dari awal pertemuan mereka pertama dia
berlangkah pelan dan tidak buru-buru. Akhirnya setelah mereka menikah Giok Hwa
dan Giok Hong juga diajak tinggal di kediaman mereka di Ibu Kota. Setelah
mengetahui Giok Tien diperkosa Prabu Murhardo dan Radi Prawiro, dia marah besar
dan mengancam perang saudara kepada Prabu Murhardo. Namun, ketulusan cinta dia
paling kelihatan setelah Giok Tien ditembak dengan panah oleh Radi Prawiro; dia
‘Giok Tien, akulah yang harus minta maaf padamu. Dulu aku
berjanji padamu, tak hendak aku menjadi Tejaningrat yang mengkhianati
cintamu. Sekarang, kau mati terlebih dahulu. Itu pun kaulakukan untuk
melindungi aku dari sambaran anak panah ini. Tien, seharusnya aku yang
melindungimu. Tapi akhirnya kau jugalah yang melindungi aku, sampai
kau mati terlebih dahulu. Tien, memang aku tak berbuat seperti
Tejaningrat, tapi sebagai lelaki yang pernah menjadi prajurit, aku
ternyata demikian lemah dan tak berdaya, melebihi Tejaningrat,’ kata
Gurdo Paksi merindih sedih.
Air mata Gurdo Paksi terus berlinangan. Diciuminya wajah Giok
Tien berulang-ulang. Ia terus menggendong tubuh istrinya itu dan
menghadapkannya ke kuburan kakaknya. 151
151
Ibid. Hal. 293.
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Setyoko. Dia adalah orang yang licik dan terkenal keras, sehingga ditakuti oleh
massa. Namun, dia juga menyimpan rasa cinta kepada Giok Tien yang tidak mereda
setelah puluhan tahun; rasa cinta ini juga menyebabkan dia mempunyai rasa dendam
Rasa cinta dan dendam ini menyebabkan dia berbuat hal yang jahat. Dia
merencanakan pembunuhan Giok Hong dan Giok Hwa, berusaha untuk memerkosa
Giok Tien, lalu akhirnya berhasil setelah diizinkan oleh Prabu Murhardo. Dia juga
Namun, setelah kematian Giok Tien cinta tulus Radi Prawiro tampil jelas
sekali. Dia segara menyesal kematian Giok Tien, dan akhirnya menusuk diri karena
sesal itu. Dia tampaknya tidak sanggup melanjutkan hidupnya dengan pengetahuan
bahwa dia sendiri sudah membunuh wanita yang paling dia cintai, biarpun dia
Prabu Murhardo, antagonis kedua cerita, adalah raja Medang Kamulan Baru.
Saat dia menjadi raja, rakyat sangat bahagia. Namun, setelah dia sudah lama berkuasa
dan semakin mabuk kuasa rakyat menjadi putus asa dan mencari jawaban dalam
sendiri. Walaupun orang Cina telah banyak membantu dan memperkaya dia, dia
mengambil keputusan agar amuk massa diarahkan ke mereka agar dia bisa menikmati
kekuasaannya. 153 Saat perintahnya itu ditolak oleh Setyoko untuk alasan nurani,
Prabu Murhardo menjadi marah dan mengancam akan memecat Setyoko sebagai
Prabu Murhardo juga munafik. Walau dia telah menegaskan kepada Radi
Prawiro bahwa Giok Tien tidak boleh digagahi karena akan menyebabkan kekacauan
dan urusan pribadi tidak boleh dicampur dengan urusan negara, dia sendiri sanggup
memerkosa Giok Tien. Ketika Radi Prawiro menangkap basah perbuatannya, Prabu
152
Ibid. Hal. 295 – 298.
153
Ibid. Hal. 136 – 137.
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menunda nafsu hamba terhadap Putri Cina ini? Padahal hamba sendiri
sesungguhnya sudah tidak bisa menguasainya lagi!’ ...
‘... lelaki mana bisa tahan, bila berhadapan dengan Putri Cina
yang cantik dan menggairahkan ini? ... Joyo Sumengah, jangan kau
berpura-pura. Diam-diam dengan kata-katamu, kau telah menyalahkan
dan menuduh aku. ... Aku adalah rajamu, selayaknyalah kau
mendahulukan kemauanku.’ 154
Akhirnya, sebagai akibat dari perbuatannya dia terpaksa harus mengundurkan
diri sebagai raja, dengan persetujuan dengan Setyoko agar semua kerusuhan bisa
3.5.6 Korsinah
pemain ketoprak Jawa senior yang menjadi teman baik Giok Tien. Korsinah
berfungsi sebagai ibu angkat Giok Tien di Sekar Kastubo, memberi saran tentang
bermain ketoprak dan juga kehidupan dengan lelaki. Dia sangat khawatir Giok Tien
154
Ibid. Hal. 253 – 254.
155
Ibid. Hal. 172.
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Demi perlindungan Giok Tien, Korsinah mengajar sebuah rapal agar Giok
Tien selalu bisa berperan optimal; Korsinah juga menghapus guna-guna Radi Prawiro
dengan guna sendiri. Akhirnya, saat mereka berpisah, Giok Tien sangat sedih. Dia
memberi Korsinah liontin yang dulu diberi ibu untuk keselamatan. Dengan menangis,
Ada tiga anggota keluarga Giok Tien yang diperkenalkan di Putri Cina, yaitu
ibunya Siok Nio dan kakak-kakaknya Giok Hong dan Giok Hwa; mereka semua
berperan sebagai tritagonis pendukung protagonis. Siok Nio adalah seorang janda
Cina yang suka menonton ketoprak. Biarpun dia sering dihampiri oleh lelaki, dia
Tak heran bila banyak laki- laki, lebih- lebih laki- laki pribumi,
menyukainya dan ingin meminangnya. Salah satu pengagumnya adalah
seorang punggawa kota praja. Kerap punggawa kota praja ini
memesankan kursi untuk menonton ketoprak bagi Siok Nio dan anak-
anaknya. Tentu maksudnya, agar ia bisa duduk di dekat Siok Nio, ketika
mereka bersama menonton ketoprak. Siok Nio tahu, punggawa itu amat
menyukainya dan ingin mengambilnya sebagai istri. Namun Siok Nio
tetap memilih hidup sendiri, bersama ketiga anaknya. 156
Dia paling menyayangi Giok Tien dan memberi hadiah yang sangat berharga.
Giok Hong dan Giok Hwa adalah kakak perempuan Giok Tien. Mereka tidak
menikah, tetapi memilih tinggal di satu rumah dengan Setyoko dan Giok Tien setelah
156
Ibid. Hal. 157.
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pernikahan adik mereka. Mereka meninggal, ditusuk Kyai Pesat Nyawa oleh pasukan
Aryo Sabrang, salah satu tritagonis, adalah adipati yang menggantikan Prabu
Murhardo sebagai raja Medang Kamulan. Biarpun dia dikemukakan sebagai anak
buah Prabu Murhardo, 157 dia ternyata tidak sependirian. Dia menghapus bekas-bekas
aslinya. 158
3.6 Tema
Ada tiga tema utama dalam novel Putri Cina, yaitu kebingungan atas identitas
(identity crisis), kemabukan kekuasaan, dan cinta sejati. Setiap tema ini mempunyai
kedudukan yang setara dengan yang lain; akibatnya, tidak dapat dikatakan bahwa
diwujudkan pertama pada bab satu, ketika tokoh Putri Cina duduk dan berbicara
157
Ibid. Hal. 273 – 274.
158
Ibid. Hal. 279 – 280.
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dengan bulan seakan mereka pencinta. Putri Cina bingung karena merasa tanpa
mencari asal dirinya. Dia mengingat bahwa kaumnya ada yang pernah datang dari
Cina setelah kerajaan Majapahit, keturunan dari seorang pangeran Jawa dan seorang
miskin Cina, yakni Jaka Prabangkara dan Kim Muwah. Namun, dia ingat bahwa
sebelumnya sudah ada kaumnya di tanah Jawa, seorang selir yang hanya disebut Putri
Cina. Namun, asal usul Putri Cina itu tidak diketahui. Akibatnya, Putri Cina
mengambil keputusan bahwa dia bukan Jawa dan bukan Cina. 160
Sebagai Putri Cina selir Majapahit, dia kembali ke tanah Jawa dari Sumatra
kepada Putri Cina bahwa kaumnya sebenarnya sudah sebagian dari bangsa Jawa,
159
Ibid. Hal. 10
160
Ibid. Hal. 15 – 31.
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
tetapi karena kutukan Sarama (wakil dari Togog) mereka selalu akan dimaki dan
dihina. 161
Baru, dia melihat sepasang kupu-kupu, yang dia mengerti adalah Giok Tien dan
Setyoko. Lega karena mengetahui bahwa kaumnya sebenarnya bisa tinggal di Jawa
dengan aman dan bersama orang Jawa saling mencintai, dia menemukan identitasnya
Kupu-kupu cinta yang tak lagi memisahkan Jawa dan Cina itu
terbang terus ke utara. Amat indahlah badan kupu-kupu itu. Badannya
adalah badan Putri Cina yang sedang bertelanjang dada. Badan kupu-
kupu itu begitu menarik penghuni alam semesta. Maka datanglah aneka
jenis bunga, berebut menempel di buah dadanya, seakan hendak
memberikan dirinya sehabis-habisnya, sampai tertumpahlah semua
keharumannya. Langit pun harum dengan aroma bunga. Dan Putri Cina
yang menjadi badan kupu-kupu itu lalu mencium sekuntum bunga
berwarna ungu, seakan ia sedang mencium kematiannya dengan amat
mesra. Karena tersentuh oleh cinta dan kasih sayangnya, maka kematian
itu menjadi telaga kehidupan yang amatlah indah, sehingga dari kematian
itu turunlah hujan emas ke dunia.
... Dan Putri Cina gembira, terbang terayun-ayun, dan dengan
sayap daun-daunnya menaungi dan mendinginkan bumi yang
menggelegak dengan kebencian, kekerasan, dendam, dan iri hati, sampai
ia mendidih panas. 162
Dalam tokoh Prabu Murhardo, Radi Prawiro / Joyo Sumengah dan Setyoko /
Gurdo Paksi terdapat tema minor kemabukan kekuasaan, atau power corrupts. Pada
awal bagian Kerajaan Medang Kamulan Baru, dinyatakan bahwa kerajaan baru itu
161
Ibid. Hal. 47 – 66.
162
Ibid. Hal. 299 – 300.
70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pada awalnya disenangi masyarakat. Namun, setelah lama berkuasa Prabu Murhardo,
Radi Prawiro dan (sedikit) Setyoko menginginkan kekuasaan yang lebih banyak
rakyat. Oleh karena itu, dia memerintah bawahannya menyalahkan orang Cina, sesuai
Tien. Oleh karena dia raja, dia merasa bahwa wanita siapa saja tersedia untuk
kenikmatannya. Ketika sadar bahwa perbuatan dia dan Radi Prawiro bisa
Tien. Namun, oleh karena Giok Tien akhirnya diselamatkan, Prabu Murhardo
163
Ibid. Hal. 125 – 133.
164
Ibid. Hal. 135.
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Dalam hubungan Giok Tien dan Setyoko terdapatlah tema cinta sejati, atau
cinta yang bisa mengatasi semua perbedaan. Pada mulanya Giok Tien adalah seorang
pemain ketoprak Cina dan Setyoko adalah seorang prajurit bawahan Jawa. Giok Tien,
oleh karena kecantikannya, selalu didekati lelaki dan dilamar tetapi selalu menolak;
ini menyebabkan beberapa, seperti Radi Prawiro, menyimpan dendam dan yang lain,
Namun, ketika Setyoko akhirnya berani mengakui cintanya, Giok Tien jatuh
165
Ibid. Hal. 271.
166
Ibid. Hal. 178 – 193.
167
Ibid. Hal. 193
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Mereka tidak lama kemudian bertunangan. Giok Tien pada awalnya ragu-ragu
karena merasa mereka tidak akan cocok karena beda suku, tetapi akhirnya mereka
ini menjadi semakin tajam setelah kedua kakaknya diperkosa oleh massa lalu dibunuh
di dalam pandangannya, ditikam dengan keris Nyai Pesat Nyawa yang milik senapati.
Giok Tien merasa lebih tidak percaya lagi terhadap suaminya setelah dia diperkosa
oleh Prabu Murhardo dan Radi Prawiro. Dia bahkan menuduh suaminya telah
Namun, setelah dia melihat betapa Gurdo Paksi berduka cita dan merasa
bersalah, sehingga menolak sebutan Gurdo Paksi dan kembali menjadi Setyoko saja,
dia bisa yakin kembali akan ketulusan cintanya, bahkan tersedia mengorbankan diri
untuk keselamatan suaminya dari anak panah Radi Prawiro. Setelah Setyoko pun
mati, dipanahi Radi Prawiro, mereka menjadi kupu-kupu dan terbang bebas bersama,
168
Ibid. Hal. 198 – 222.
169
Ibid. Hal. 223 – 261.
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
170
Ibid. Hal. 297.
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 4
4.1 Alur
Akibat dari kesengsaraan itu, rakyat menjadi sangat benci kepada Prabu
Murhardo. Mereka mulai demonstrasi di jalanan. Seluruh rakyat sudah turun untuk
rakyat sebenarnya melawan rakyat dan bukan raja. Namun, ini tidak sepenuhnya
dipercaya:
kebijakan ekonomi dan lain- lain Pemerintah, lalu tidak diperhatikan. Daripada
171
Ibid. Hal.134.
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mereka bisa dijaga. Akhirnya keputusan diambil untuk mengalihkan kekerasan dan
Sebagaimana disinggung pada Bab II, ada teori bahwa provokator-provokator yang
172
Ibid. Hal. 134.
173
Ibid. Hal. 149 – 150.
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
• Sejumlah mal dan pertokoan lain seperti Supermall Karawaci, Glodok Plaza,
bengkel, 387 kantor, 9 SPBU, 8 bus dan kendaraan umum lainnya, 1.119
mobil, 826 sepeda motor, dan 1.026 rumah dirusaki, dijarah, dan / atau
dibakar.
Sebagai akibat dari kerusuhan itu, Giok Tien dan kakak-kakaknya tidak
percaya kepada kerajaan, bahkan Setyoko pun tidak dipercaya. Mereka mengambil
174
Ibid. Hal. 154.
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Cina telah meninggalkan Indonesia pada saat kerusuhan. Kebanyakan memang pergi
Kekejian yang dirancang dalam novel pada halaman 149 – 150 menjadi
semakin nyata ketika sekelompok orang bertopeng masuk ke rumah Giok Tien
dengan paksa. Ketakutan mereka sangat jelas. Akhirnya Giok Hwa dan Giok Hong
Peristiwa ini melambangkan hal yang sama seperti pada halaman 149 – 150,
tetapi dengan lebih banyak emosi. Sama seperti kasus Andina (Jakarta) dan Lina
(Surakarta) pada bab dua, Giok Hwa dan Giok Hong diperkosa di depan orang
tercinta.
istrinya tidak ada di rumah, dia sadar bahwa dia tidak mampu melindungi
keluarganya dari kekejaman massa. Ini kelihatan paling jelas pada halaman 290:
175
Ibid. Hal. 224.
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ketidakmampuan Wiranto untuk melindungi kaum Cina di Jakarta dan kota lain.
penanggungjawabnya, kaum Cina di Jakarta dan kota lain tidak dilindungi oleh
Akhirnya Giok Tien digagahi oleh Radi Prawiro dan Prabu Murhardo di
Istana Raja. Namanya pun tidak diakui oleh penggagahnya itu; dia hanya disebut
dan
Dengan merendahkan Giok Tien dengan sebutan “Putri Cina”, Radi Prawiro
176
Ibid. Hal. 290 – 291.
177
Ibid. Hal. 248.
178
Ibid. Hal. 254 – 255.
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
hanya suatu benda atau objek, yang dapat digunakan sebagaimana mestinya. Ini juga
terjadi pada Kerusuhan Mei 1998. Sebagaimana dicontohkan di kasus Andina di atas,
massa pemerkosa tidak memedulikan bahwa orang tuanya sakit atau dia sudah
mempunyai pacar; mereka hanya melihat bahwa dia seorang perempuan yang dapat
digunakan seenaknya.
Setyoko berdebat dengan Prabu Murhardo tanpa hasil, Giok Tien menyatakan bahwa
pengakuan dirinya sebagai korban perkosaan akan bisa menjatuhkan Prabu Murhardo
mengundurkan diri sebagai raja. Dia menetapkan Adipati Aryo Sabrang sebagai
penggantinya.
179
Ibid. Hal. 270.
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
massa yang terjadi di Jakarta dan kota-kota lain, Soeharto mengundurkan diri dan
wakil presidennya Jusuf Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia. Biarpun tidak
ada satu orang tertentu yang memaksakan Soeharto mengundurkan diri seperti dalam
Putri Cina, nasib kaum Cina yang digagah selama tiga hari tiga malam itu menjadi
Raja baru Prabu Aryo Sabrang secara segara menggantikan bekas-bekas dari
asasi manusia ditegakkan, dan demokrasi kembali dianut. Arah Reformasi justru
180
Ibid. Hal. 279 – 280.
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Akhirnya Putri Cina dapat beterbangan bebas dari rasa takut dan maut sebagai
kupu-kupu. Dia merasakan masa depannya indah. Dia beterbangan di langit dan hal-
Dan Putri Cina yang menjadi badan kupu-kupu itu lalu mencium
sekuntum bunga berwarna ungu, seakan ia sedang mencium kematiannya
dengan amat mesra. … Karena itu semua, menjadi amat indah pula bunga
ungu itu di tangannya. Bunga ungu itu bukan lagi bunga kematian. Di
tangan Putri Cina yang menciumnya dengan mesra, bunga itu menjadi
bunga kehidupan, yang akan mendatangkan hujan berkah dan kedamaian
di Tanah Jawa ini. 181
kehidupan yang lebih baik untuk orang Cina di Indonesia pasca-Reformasi. Setelah
orang Cina menjadi korban amarah massa, kini ada rasa tenang dengan kebijaksanaan
Reformasi. Dengan demikian, ada pula harapan untuk masa depan yang penuh kerja
4.2 Latar
Baru. Selain fakta bahwa dalam Putri Cina sudah dinyatakan bahwa cerita terjadi di
lama, Ajiksaka. 183 Ini mencerminkan teori bahwa Presiden Soeharto telah
181
Ibid. Hal. 299 – 300.
182
Sindhunata. Op. Cit. Di antara lain pada halaman 15, 32, 39, 85, 88, 104, 110, dan 279.
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Ini sama dengan alasan mengapa Orde Baru disebut Orde “Baru”. Menurut
183
Ibid. Hal. 93.
184
Sebagaimana dikemu kakan dalam Bayang-Bayang PKI, yang dilarang diterbit kan.
Abdulgani-Knapp, Retnowati. Soeharto: The Li fe and Legacy of Indonesia’s Second President.
2007. Marshall Cavendish Edit ions: Singapura. Hal. 62 – 63.
185
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 88
186
Abdulgani-Knapp, Retnowati. Op. Cit. Hal. 62 – 63.
Diterjemah kan dari versi bahasa Inggris. Aslinya: “The New Order would be mo re prag matic and
realistic without leaving out the ideals of freedom. The New Order wants to put our national
interest in the driving while continuing with our ideology to fight against colonialis m and
imperialis m. The New Order is not against a strong leadership and government; to the contrary, it is
the intention to have this characteristic in this transitional period and development. The New Order
83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sama dengan halnya Orde Baru, 187 pada awalnya Kerajaan Medang
Kamulan Baru disukai rakyat. Rakyat percaya pada Prabu Murhardo dan
rakyat terasa hilang, seperti pada Orde Baru. Prabu Murhardo tidak lagi
Ini juga mencerminkan kenyataan pada Orde Baru. Setelah sepuluh tahun di
yang timbul di hati rakyat. 189 Ada pula kecurigaan atas korupsi, yang timbul setelah
kasus Pertamina dikemukakan pada tahun 1974, 190 tetapi terus- menerus meningkat.
Baru dan Orde Baru sangat mirip. Oleh karena sudah didalami di atas, kemiripan ini
wants to implement democracy in economy. It is an order to achieve a social, polit ical, economic,
and cultural society with Pancasila and Belief in God Almighty as our moral values.”
187
Ibid. Hal. 67.
188
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 96.
189
Abdulgani-Knapp, Retnowati. Op. Cit. Hal. 159.
190
Ibid. Hal.
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kerusuhan dan kejatuhan di Medang Kamulan Baru terjadi pada tahun 1998,
sama seperti halnya Orde Baru. Ini dilambangkan dengan adanya sengkalan 191 lagu
Selain itu, latar waktu tidak jelas. Dengan demikian, tidak dapat ditarik
kemiripan lain.
dalam Putri Cina digambarkan sama dengan kenyataan pada Orde Baru. Dalam Putri
Cina, kaum Cina semakin lama menjadi semakin kaya. Pengembangan harta mereka
membuat orang pribumi menjadi iri hati dan benci kepada mereka. Mereka juga
dipelihara oleh Prabu Murhardo untuk mengembangkan kekayaan penguasa. 193 Ini
mencerminkan kenyataan di masa Orde Baru, ketika secara de facto warga keturunan
Cina dibatasi dalam bidang perdagangan, dan beberapa orang konglomorat seperti
191
Bahasa Jawa. Penyebutan tahun dengan menggunakan kata-kata, hal atau peristiwa tertentu yang
melambangkan angka tertentu.
192
Sindhunata. Op.Cit. Hal. 85.
193
Ibid. Hal. 137.
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pemilik BCA Sudono Salim dan raja kayu Mohammad “Bob” Hasan menjadi akrab
194
Setiono, Benny. G. Op. Cit. Hal. 1055, 1059
195
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 110.
196
Untuk in formasi lebih lanjut, dapat dibaca:
Woodrich, Christopher Allen. “Bangsa Tionghoa dalam Republik Indonesia, dengan Fokus Pada
Saat Rezim Soeharto, Dianalisa Dari Berbagai Defin isi Kemanusiaan.” 2008. Makalah.
Yogyakarta: Faku ltas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
197
Setiono, Benny. G. Op. Cit. Hal. 987.
198
Tan, Mely G. Op. Cit. Hal. 53.
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
bekerja untuk imigran Cina baru (serta anak dan istri mereka), membekukan
modal milik orang keturunan, dan menutup semua sekolah yang tidak
luar negeri di umum dan mendorong orang keturunan untuk berbaur dengan
Orde Baru. Rakyat merasa tertindas akibat kemiskinan mereka, sementara raja dan
mereka putus asa. Ini digambarkan dalam Putri Cina dengan menjadi peminum
199
Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 987.
200
Ibid. Hal. 979.
201
Tan, Mely G. Op. Cit. Hal. 230.
202
Prasetyadji, dan Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie). 2008. Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI.
Jakarta: TransMedia. Hal. 7 – 8.
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Ini menggambarkan putus asa yang terjadi di tengah Orde Baru. Rakyat
merasa tidak puas dengan pemerintahan Orde Baru. Orang-orang yang berusaha
untuk mengubah pemerintah dengan membuat petisi 204 atau bersuara 205 mendapat
reaksi dari pemerintah yang sangat negatif; mereka mengalami kehilangan nama,
kekerasan atau bahkan “dihilangkan.” 206 Akibatnya, rakyat merasa tertindas dan
4.3 Penokohan
Bila tokoh Putri Cina dianggap sebagai ibu semua orang Cina di Indonesia
(lihat 3.5.1), peran Putri Cina menjadi cara untuk Sindhunata menunjukkan
1998.
203
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 115 – 116.
204
Petisi 50, di antara lain. Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1054.
205
Di antara lain Fuad Muhammad Safrudin , wartawan dari harian Bernas. Ibid. Hal. 1075.
206
Ibid. Hal. 1054, 1075 – 1076.
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Putri Cina merasa kehilangan identitas diri sehingga tidak tahu siapa dirinya.
Putri Cina setelah mengalami trauma merasa bahwa wajahnya telah hilang. Ini
kisah Giok Tien dan Setyoko, Putri Cina merasa telah menemukan wajahnya dan
mempunyai harapan untuk orang Cina dan orang Jawa tinggal bersama dalam damai
sejahtera:
Sama dengan halnya Putri Cina, warga keturunan Cina menjadi cemas
Mei 1998. Biarpun memang secara sejarahwi identitas orang Cina di Indonesia tidak
pernah jelas, dengan adanya yang merasa lebih kuat budaya Indonesia dan ada yang
lebih kuat budaya Cina, 208 setelah Kerusuhan Mei 1998 masalah identitas menjadi
Isu identitas itu tergantung pada apa yang diakui orang Cina sendiri. Apabila
mereka mengakui orang Cina, mereka tidak akan diterima oleh masyarakat Indonesia;
sementara, apabila mereka mengakui diri mereka sebagai orang Indonesia akan
menghadapi hambatan hukum yang tidak seimbang dengan orang Indonesia yang
207
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 115 – 116.
208
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Tan, Mely G. Op. Cit. Hal. 162 – 168.
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pribumi. Identitas itu juga termasuk bahasa yang digunakan, dengan pandangan
bahwa orang yang tidak bisa berbahasa Mandarin bukanlah orang Cina, biarpun
menurut keturunan memang orang Cina. 209 Untuk menghindari masalah itu, ada
Reformasi ada orang Cina yang merasa bahwa situasi sudah mulai berubah, beserta
harapan bahwa hidup akan menjadi lebih indah. Dalam soal ini, dapat dilihat bahwa
Putri Cina tidak hanya mewakili pikiran orang Cina di Putri Cinta, tetapi pikiran
wanita-wanita Cina yang pada tahun 1998. Biarpun dia sudah berusaha untuk berbaur
dengan budaya Jawa (dari main ketoprak sehingga menikah dengan orang Jawa),
Giok Tien menjadi takut melihat kondisi tanah Jawa yang semakin mengerikan.
Akhirnya, bersama kakak-kakaknya Giok Hwa dan Giok Hong dia mengambil
209
Ibid. Hal. 29.
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
orang tidak dikenal yang masuk ke rumah, mengikat mereka, dan memerkosa dan
membunuh Giok Hwa dan Giok Hong. Biarpun Giok Tien tidak diperkosa kelompok
itu, akhirnya dia diperkosa oleh Radi Prawiro dan Prabu Murhardo. Ini membuat dia
trauma akan hubungan dengan orang Jawa. Biarpun akhirnya selamat, dia merasa
dikemukakan di atas, kekejian yang terjadi pada tanggal 13, 14, dan 15 Mei membuat
Cina menjadi sangat takut dan putus asa atas hubungan mereka dengan orang
pribumi. Sebagian melarikan diri dari Indonesia, dan sebagian lagi menjadi semakin
tertutup terhadap orang yang bukan dari kaum mereka. Rasa takut itu tidak mudah
hilang; sama seperti Giok Tien, warga keturunan Cina merasa takut untuk jangka
waktu yang lama, sehingga menjelang tahun baru 1999 ada yang takut akan terjadi
Setyoko dapat dilihat sebagai gabungan dari sifat Jenderal Wiranto, yang
menjadi Panglima ABRI pada tahun 1998, dan para aparat yang berusaha untuk
210
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 153 – 154.
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menjadi pemimpin (senapati) tentara Medang Kamulan Baru. Namun, Radi Prawiro
menginginkan pangkat itu, sama seperti yang dituduh dari Letnan Jenderal Prabowo
Subianto:
Bab 2.2.4. Namun, sama seperti kenyataannya pada Mei 1998, mereka tidak mampu
mencegah kerusuhan. Selain itu, banyak yang bersikap pasif, atau bahkan turun ikut
kerusuhan. 213
Ada dua sifat Radi Prawiro yang dapat dikaji sebagai pencerminan kenyataan
sosial pada tahun 1998, yaitu perilakunya sebagai seorang pemerkosa dan perilakunya
sebagai tumenggung, atau penjaga istana. Kedua aspek tokoh itu mempunyai
211
Lihat Bab 4.3.4
212
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 222.
213
Ibid. Hal. 151 – 152.
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
memerkosa Giok Tien mencerminkan sikap nyata pemerkosa pada kerusuhan Mei
1998. Seperti halnya pemerkosa Mona di atas, Radi Prawiro tidak memperhatikan
Sementara, sama seperti halnya pemerkosa Andina di atas, Radi Prawiro tidak
menghiraukan bahwa Giok Tien sudah mempunyai pasangan. Dia justru menganggap
itu satu hal yang mendorong dirinya. Radi Prawiro juga sempat memperkosa Giok
Tien di depan Setyoko, tetapi beda dari halnya pemerkosa Andina, Radi Prawiro
dengan perilaku yang disangka dilakukan oleh Mayor Jenderal Syafrie Sjamsoeddin,
yang pada tahun 1998 bertanggung jawab atas Angkatan Bersenjata Republik
turun ke lapangan untuk memancing amuk massa, lalu diikuti oleh beberapa pasukan
214
Ibid. Hal. 233.
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Menurut sangkaan rakyat, Mayor Jenderal Syafrie Sjamsoeddin dan Letnan Jenderal
Prabowo Subianto menyuruh pasukan mereka untuk memancing amarah rakyat untuk
meneror musuh pemerintah dan memalukan Jenderal Wiranto, supaya Prabowo dapat
menjadi presiden setelah Soeharto turun. 216 Sekelompok orang yang berciri seperti
“memanasi” emosi masyarakat. Selain itu, aparat lain yang dilihat di jalan cenderung
hanya menjaga tempat-tempat tertentu, dan tidak mencegah kerusuhan lain yang
Kelompok yang tidak mengambil tindakan ini tidak hanya terbatas pada
bertanggung jawab atas wilayah Jakarta, tidak menganggap kerusuhan itu sebagai hal
yang penting, tetapi malah bersiap untuk acara yang sudah direncanakan di luar
pulau. Biarpun belum terbukti ada perintah dari Presiden Soeharto maupun jenderal-
215
Ibid. Hal. 149, 152.
216
Purdey, Jemma. Op. Cit. Hal. 107.
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
jenderal yang ada di bawah pimpinannya untuk mengarahkan amarah massa, itu
merupakan suatu kesimpulan yang dapat ditarik oleh orang yang memperhatikan
situasi, 217 khususnya oleh orang yang menjadi sinis akibat mengalami kerusuhan itu.
1998, yaitu Soeharto. Ada beberapa aspek Prabu Murhardo yang mencerminkan
217
Misalnya di Purdey, Jemma. Op. Cit. pada hal. 80 – 90.
218
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 88 – 93.
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Beberapa contoh yang tercatat termasuk wedar 220 (nampak), 221 melorot 222 (jatuh),223
wis manuta, amung sira gawe swarga224 (menurutlah sudah, hanya kau yang dapat
menyediakan surga bagiku), 225 dan putri ayu amung yekti, bisa temen gawe
wuyung226 (sesungguhnya hanya kamu, putri cantik, yang membuat aku benar-benar
jatuh cinta). 227 Ini mencerminkan kebiasaan Soeharto dalam pembicaraannya; dia
sering menggunakan istilah bahasa Jawa, seperti mbalelo (membangkang), 228 ngulad
sariro hangrasa wani (mawas diri, mengoreksi diri), 229 lengser keprabon, madeg
pandito 230 (turun jabatan, menjadi orang religious yang hidup secara pas-pasan),231
219
Sebagaimana dikemu kakan dalam Bayang-Bayang PKI, yang dilarang diterbit kan di Indonesia.
Abdulgani-Knapp, Retnowati. Op. Cit. Hal. 68.
220
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 133.
221
Zoetmulder, P. J. Op. Cit. Hal. 1407.
222
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 255.
223
Dalam konteks kalimatnya, menggauli. Zoetmu lder, P. J. Op. Cit. Hal. 255.
224
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 250.
225
Merupakan penyusunan kalimat sendiri dari terjemahan ‘sudah’, ‘perintah’, ‘hanya’, ‘kamu ’,
‘membuat’ ‘surga’ , dengan tambahan yang imp lisit dalam konteks. Purwadi. Op. Cit. Hal. 596,
280, 15, 529, 122, 544.
226
Ibid. Hal. 249.
227
Merupakan penyusunan kalimat sendiri dari terjemahan ‘putri’, ‘cantik’, ‘hanya’, ‘sungguh benar’,
‘bisa’, ‘sungguh’, ‘membuat’, ‘cinta’ dengan tambahan yang implisit dalam konteks. Purwad i.
Op. Cit. Hal. 485, 27, 15, 602, 47, 555, 122, 600.
228
“Presiden Res mikan Waduk Kedungombo Yang Belu m Mau Pindah Jangan Sampai Jadi
Kelo mpok ‘Mbalelo’.” 1991. Kompas. 19 Mei. Hal. 1.
229
Luhulima, James. Op. Cit. Hal. 64.
230
Ibid. Hal. 65.
231
Secara harafiah, “Berhenti sebagai raja, menjadi pendeta.” Diubah agar sesuai dengan Soeharto
(seorang Muslim yang menjadi presiden). Pu rwadi. Op. Cit. Hal. 258, 270, 442, 475.
232
Luhulima, James. Op. Cit. Hal. 179.
96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Selain itu, Prabu Murhardo juga merupakan kepala negara Medang Kamulan
Baru, sama seperti halnya Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia pada Orde
Baru.
akibat dari tindakannya memerkosa Giok Tien; akhirnya, dia menunjukkan Aryo
4.3.6 Korsinah
Giok Tien selama di Sekar Kastubo dapat ditarik kesimpulan bagaimana dia akan
Sifat baik Korsinah terlihat sekali selama Giok Tien menjadi bintang Sekar
Kastubo. Korsinah, yang sudah lama menjadi pemain ketoprak, memberi petunjuk
pada Giok Tien sehingga Giok Tien menjadi semakin pintar bermain, dan bahkan
233
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 271 – 278.
234
Luhulima, James. Op. Cit. Hal. 12 – 20.
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
melindungi Giok Tien dari guna- guna Radi Prawiro 235 dan menasihati agar tidak
warga pada Kerusuhan Mei 1998. Sebagaimana dijelaskan di atas, ada orang-orang
kepada orang Cina supaya mereka aman, dan mengusir massa yang sedang
beramuk. 237 Biarpun Korsinah tidak melakukan hal- hal ini, semangat melindungi
Keluarga Giok Tien yang akan dibahas pada sub-subbab ini ialah Giok Hwa
dan Giok Hong, yang diperkosa dan dibunuh pada saat terjadi kerusuhan. Ibu dari
235
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 182 – 185.
236
Ibid. Hal. 160.
237
Setiono, Beny G. Op. Cit. Hal. 1065.
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kakak-beradik ini, Siok Nio, tidak akan dibahas karena sudah meninggal sebelum
kerusuhan.
Sama dengan halnya Giok Tien, Giok Hwa dan Giok Hong sangat takut ketika
terjadi kerusuhan yang diarahkan kepada orang Cina. Oleh karena Giok Tien dan
Setyoko cukup kaya, Giok Hwa dan Giok Hong bersiap untuk melarikan diri
(melakukan exit) ke Negara Singa. Namun, sebelum mereka dapat melarikan diri,
mereka:
Sebagaimana dilihat dari contoh Andina dan Mona di atas, perkosaan terjadi secara
memerkosa wanita, sehingga setiap pemerkosa sudah dapat giliran. Biarpun Andina
238
Sindhunata. Op. Cit. Hal. 224.
99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan Mona selamat, masih tercatat sebanyak 15 yang meninggal atau dibunuh setelah
Aryo Sabrang, biarpun tokoh yang tidak banyak berperan dalam cerita, masih
mencerminkan kenyataan pada Kerusuhan Mei 1998 dengan sangat jelas. Dia
merupakan Adipati Nusa Barong, dan salah satu anak buah Prabu Murhardo. Setelah
Prabu Murhardo mengundur diri, Aryo Sabrang diangkat menjadi raja yang ternyata
Sifat dan perilaku Aryo Sabrang ini mencerminkan Presiden Jusuf Habibie.
Sama seperti Habibie (yang, sebelum menjadi Presiden, menduduki jebatan Wakil
239
Ibid. Hal. 280.
100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Presiden), 240 Aryo Sabrang merupakan anak buah pemimpin yang menduduki jebatan
Kamulan Baru mencerminkan tindakan yang dimulai oleh Presiden Habibie dan
Undang Dasar 1945, yang lebih menekankan hak asasi manusia dan diharapkan untuk
240
Setiono, Beny G. Op. Cit. Hal. 1085 – 1089.
241
Ibid. Hal. 1085 – 1086.
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa yang sangat berpengaruh dalam sejarah
Indonesia. Akibat kekacauan ekonomi, mulai di Jakarta terjadi suatu pogrom dengan
Jakarta sendiri, ada lebih dari seribu orang tewas, dan jumlah seluruh kerugian
diperkira sesedikit-sedikitnya Rp. 2,5 triliun, atau USD 238 juta. Sekitar 13 pasar,
2.479 rumah toko, 40 mal, 1.604 toko, 45 bengkel, 387 kantor, 9 SPBU, 8 bus dan
kendaraan umum lainnya, 1.119 mobil, 826 sepeda motor, dan 1.026 rumah dirusaki,
tercatat 56 kantor dan bank, 27 toko swalayan, 217 toko, 12 rumah makan, 18 ruang
pamer mobil, dan delapan pabrik dirusak dan dibakar. Massa juga membakar 287
mobil, 570 sepeda motor, 55 bus dan tujuh truk. Jumlah kerugian dari kerusuhan itu
mencapai Rp. 457 miliar. Tercatat banyak kasus di mana aparat tidak mampu atau
tidak berusaha untuk mencegah kerusuhan dan penjarahan. Akibat kerusuhan ini,
Namun, oleh karena mereka dijadikan sasaran kerusuhan dan tidak dilindungi
oleh pemerintah sendiri, warga Indonesia keturunan Cina merasa sangat trauma.
Tokoh utama pertama, Putri Cina, merasa kehilangan identitas akibat kerusuhan yang
102
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terjadi kepada dia. Dia mencari identitasnya dalam mitos orang Jawa, dan akhirnya
menyaksikan gara-gara yang terjadi pada tahun 1998. Melalui cerita Giok Tien,
pemerintahan dibahas. Biarpun Giok Tien adalah istri dari Setyoko, Senapati kerajaan
Medang Kamulan Baru, dia diperkosa oleh raja Prabu Murhardo dan Radi Prawiro,
Setyoko bersama Giok Tien memeras Prabu Murhardo untuk mengundurkan diri.
Namun, karena tidak terima cinta Giok Tien dan Setyoko, Radi Prawiro membunuh
mereka. Ketika Putri Cina melihat cinta tulus Giok Tien dan Setyoko, dia merasa
seakan mengerti bagaimana orang Jawa dan orang Cina bisa bekerja sama, dan
kehidupan nyata. Tokoh yang berdasarkan tokoh sejarah termasuk Prabu Murhardo
sebagai cermin Presiden Soeharto, dan Setyoko dan Radi Prawiro beserta hubungan
mereka sebagai cermin Jenderal Wiranto dan Jenderal Prabowo Subianto. Tahun
popular pada tahun 1998. Indonesia, selain disebut tanah Jawa, juga digambarkan
dengan mitos yang sama. Situasi politik, yaitu korupsi, nepotisme, dan hukum
represif terhadap suku Tionghoa, di Medang Kamulan Baru dan Indonesia selama
Orde Baru sama. Psikologi suku Cina digambarkan dengan Putri Cina, yang berasa
kehilangan identitas.
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.1.2 Kesimpulan
penjarahan massal itu telah meninggalkan bekas di hati mereka yang tidak mudah
hilang.
suatu pengalaman dalam bentuk tulisan. Hal- hal yang terjadi di dalam novel
mempunyai maksud untuk mencatat pengalaman dan keterjadian untuk masa depan,
supaya orang dapat memahami apa yang dialami. Biarpun ditulis secara alegoris,
Giok Tien sebagai suara korban, Putri Cina mengemukakan kenyataan pahit yang
harus dipahami. Tulisan ini juga menyampaikan suatu pesan, bahwa perlu ada
5.2 Saran
Dengan pengertian Putri Cina baru ini, dapat dilakukan penelitian lebih
lanjut. Pertama, bisa dilakukan penelitian intertekstual Putri Cina dengan beberapa
karya sastra pasca-Reformasi yang dituliskan oleh orang keturunan Cina dapat dilihat
apabila ada kebiasaan baru untuk mencari jawaban atas kekerasan dan kerusuhan
Kedua, bisa dilakukan penelitian sosiologis atas karya sastra Indonesia yang
dituliskan oleh orang keturunan Cina, dapat dilihat betapa Kerusuhan Mei 1998 telah
gara-gara yang terjadi dalam novel Putri Cina mempengaruhi tokoh Putri Cina atau
Giok Tien.
Presiden Soeharto digambarkan dalam karya sastra, misalnya dalam Putri Cina karya
Sindhunata, Paman Gober karya Seno Gumira Ajidarma, Bapak Presiden yang
Kelima, teori scapegoat mechanism punya René Girard dapat diterapkan pada
keturunan Cina di Indonesia; ini dapat pula digabungkan dengan penelitian interteks
untuk melihat pogrom lain di sejarah Indonesia, misalkan pembunuhan 10,000 orang
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani-Knapp, Retnowati. Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second
President. 2007. Marshall Cavendish Editions: Singapura.
“Aksi Mahasiswa: Bentrok di Solo, Yogya, dan Samarinda.” 1998. Kompas. 9 Mei.
Hal. 3.
“Amien Rais: Kerusuhan Jakarta dan Solo ada Dalangnya.” 1998. Kompas. 11 Juni.
Hal. 1.
“Aparat Jamin Keamanan, Warga Masih Was-Was.” 1998. Kompas. 13 Agustus. Hal.
9
Arif, Ahmad dan Maria Hartiningsih. “10 Tahun Kerusuhan Mei: Berebut Ruang
Ingatan.” 2008. Kompas. 14 Mei. Hal. 1
Chailil, Munawar, dan Tim Forum. “Di Ujung Aksi Damai.” 1998. Forum Keadilan.
1 Juni.
Dewi, Novita. “Putri Pewarta Perdamaian: Kajian atas Putri Cina karya Sindhunata”
dalam Sintesis Vol. 6 No. 1 Maret 2008. Hal. 40 – 49.
Gie, Kwik Kian. “Warga Keturunan Tionghoa dan Distribusi.” 1998. Kompas. 7 Juni.
Hal. 4.
Gunadi, Fannie. “Mona, di Balik Sprei Kembang.” 1998. Tempo. 12 Oktober. Hal.
63.
Penasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Ikatan Keluarga Orang
Hilang, dan Forum Keluarga Korban Mei 1998: Jakarta.
“Hampir Seluruh Kota Sepi dan Mencekam.” 1998. Kompas. 21 Mei. Hal. 11.
Hartiningsih, Maria, dan Ahmad Arif. “Tragedi Mei: Membaca Kota dari Puing
Berjelaga.” 2008. Kompas. 16 Mei. Hal. 49.
Kelana, Aries, dan I. Made Suarjana. “Yang Untung dan Buntung.” 1998. Gatra. 23
Mei. Hal. 66 – 67.
Obstfeld, Raymond. Fiction First Aid: Instant Remedies for Novels, Stories and
Scripts. 2002. Writer's Digest Books: Cincinnati, Amerika Serikat.
“Peta Amuk di Kota Hantu”. 2003. Tempo. 25 Mei. Hal. 164 – 166.
Prasetyadji, dan Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie). 2008. Tionghoa dalam Cengkeraman
SBKRI. Jakarta: TransMedia.
“Presiden Resmikan Waduk Kedungombo: Yang Belum Mau Pindah Jangan Sampai
Jadi Kelompok ‘Mbalelo’.” 1991. Kompas. 19 Mei. Hal. 1.
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Purwono, Dedy. “Novel Putri Cina Karya Sindhunata: Analisis Intertekstual”. 2008.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari
Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Cetakan
Pertama. 2004. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
“’Si Lembut’ Itu Mendadak Beringas.” 1998. Kompas. 16 Mei. Hal. 11.
Sindhunata. Putri Cina. Cetakan Kedua. 2007. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Siregar, Bakri. Sedjarah Sastera Indonesia Modern. 1964. Akademi Sastera dan
Bahasa “Multatuli”: Jakarta.
“Soal Kerusuhan: Pemerintah Bentuk Tim Interdep.” 1998. Kompas. 14 Juli. Hal. 6.
Sumbogo, Priyono B., Hidayat Gunadai, dan Andi Zulfikar Anwar. “Mereka Ingin
Reformasi tapi Jakarta Dijilat Api.” 1998. Gatra. 23 Mei. Hal. 24 – 31.
Sumbogo, Priyono B., Khoiri Akhmadi, dan Nurlis Effendi. "Massa Hantu Merayap
dan Memicu Kerusuhan Itu." 1998. Gatra. 16 Mei. Hal. 24 – 28.
Tan, Mely G. Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan. 2008. Yayasan Obor
Indonesia: Jakarta.
Teeuw, A. Sastra Baru Indonesia I. Diterjemahkan Yayasan Ilmu- Ilmu Sosial. Edisi
Pertama. 1980. Nusa Indah: Ende.
“Warga Desak Otak Kerusuhan Solo Diungkap.” 1998. Kompas. 06 Juni. Hal. 11.
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Wawancara pribadi dengan Wahyu Apri Wulan Sari, tanggal 15 November 2008.
Wawancara pribadi dengan Sie Yulyani Retno Nugroho, tanggal 22 November 2008.
Wijayanta, Hanibal W. Y., Sen Tjiauw, dkk. “Percik Bara Seantero Nusantara.” 1998.
Forum Keadilan. 1 Juni. Hal. 19.
LAMPIRAN
1. Peta Kerusuhan di Jakarta242
242
“Peta Amu k di Kota Hantu”. 2003. Tempo. 25 Mei. Hal. 165.
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.1 Data Kerusakan dan Korban Versi Pemerintah Daerah DKI Jakarta 243
Jenis Korban / Kerusakan Jumlah
Pasar 13
Ruko 2479
Mall / Plaza / Swalayan 40
Toko 1604
Bengkel 45
Kantor Kecamatan 2
Kantor Polisi 11
Kantor Pemerintah Lainnya 8
Kantor Swasta 383
Bank 65
Restoran 24
Hotel 12
Pompa Bensin 9
Bis dan Metromini 8
Mobil 1119
Motor 821
Rambu Lalu Lintas 486
Taman 11
Pagar 18
Fasilitas Umum Lain 1
Rumah Penduduk 1026
Rumah Ibadah / Gereja 2
Korban Jiwa 2888
Total Bangunan 5723
Total Kendaraan 1948
Total Fasilitas Umum 516
2.2 Data Kerusakan dan Korban Versi Tim Relawan Untuk Kemanusiaan (TRUK)244
Jenis Jumlah
Orang Hilang 31
Meninggal Akibat Senjata / Lain 27
Meninggal Akibat Dibakar 1190
Luka / Sakit 91
243
Hamid, Usman dkk. Menatap Wajah Korban: Upaya Mendorong Penyelesaian Hukum Kejahatan
Terhadap Kemanusiaan Dalam Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Cetakan Pertama. 2005.
Diterb itkan bersama oleh Solidaritas Nusa Bangsa, Ko misi Untuk Orang Hilang dan Korban
Tindak Kekerasan, Asosiasi Penasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Ikatan Keluarga
Orang Hilang, dan Foru m Keluarga Korban Mei 1998: Jakarta. Hal. 118 – 119.
244
Ibid. Hal. 118 – 119.
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
245
BM = Bagian Manusia. Ibid. Hal. 119.
246
Ibid. Hal. 120.
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Showroom 45
Tempat Ibadah 4
Gudang 11
Total Bangunan 3862
Total Kendaraan 2693
Total Korban Jiwa 463
2.7 Data Korban Jiwa dan Luka-Luka Versi Tabloid Berita Mingguan Adil 249
Wilayah Lokasi Luka-Luka Korban
Yogya Department Store 288
Jakarta Tempat Lain 101
Ramayana Plasa Cileduk 144
Pertokoan Matahari 10
Tangerang Sabar-Subur Cimone 8
Plasa Aria 2
Supermal Lippo Karawaci 43
Jumlah 101 495
247
Ibid. Hal. 120.
248
Merupakan sebagian dari tabel aslinya. Ibid. Hal. 121.
249
Ibid. Hal. 121.
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
250
Ibid. Hal. 122.
251
Ibid. Hal. 122.
114
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Jawab: Saya melihat banyak sekali pertokoan, mall, pasar, semuanya dibakar. Banyak
bangkai mobil dan kendaraan bermotor lainnya yang menjadi bangkai di jalan
raya pada saat itu. Penjarahan juga ada di mana- mana. Banyak rumah-rumah
penduduk di Surakarta, khususnya penduduk Cina, yang dijarah dan dibakar.
Bahkan ada banyak juga wanita yang diperkosa.
Tanya: Kira-kira seberapa wanita diperkosa?
Jawab: Tidak terlalu banyak, tidak sebanyak di kota Jakarta pada saat itu. Salah satu
teman saya yang terkena serangan itu, Lina (dia adalah warga keturunan Cina
yang memiliki toko buku terkenal di Solo, namanya Toko Buku Sekawan.
Tokonya dijarah), dia sendiri diperkosa, dan orang tuanya dibuang keluar.
Seisi tokonya dijarah penduduk. Walaupun penjagaan dari para penduduk
setempat sudah banyak membantu, tapi ternyata itu semuanya tidak berhasil.
Akhirnya Toko Sekawan tersebut terbakar, seisinya. Dan Lina sendiri menjadi
stress berat, sampai saat ini. Dia sekarang masih berada di Rumah Sakit Jiwa
Kentingan, Surakarta.
Tanya: Terus, pengalaman Mbak sendiri apa pada saat itu?
Jawab: Setiap saya dan keluarga saya berjalan di jalan dengan menggunakan mobil
atau kendaraan lain, dan kami hampir diserang penduduk, kami selalu berkata,
“Kami orang Jawa, kami Pro-Reformasi!,” atau menyebutkan nama
perusahaan kami yang dikenal dengan nama Indonesianya. Rumah kami juga
ditulisi dengan banner Pro- Reformasi, yang jumlahnya banyak sekali.
Tanya: Terus, bagaimanakah keluarga Mbak membantu orang Cina pada saat itu?
Apakah keluarga Mbak membantu, atau hanya duduk diam-diam?
Jawab: Dulu, sempat kami membantu orang Cina, yang rumahnya kebetulan
berhadapan dengan rumah tante saya di daerah Jagalan. Jagalan adalah salah
satu kampung Cina di Solo. Mereka satu keluarga bertempat tinggal di
Vihara, walaupun mereka tidak terkena serangan apapun, tapi mereka merasa
takut akan serangan yang mungkin akan tiba-tiba terjadi. Akhirnya mereka
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kami tampung di rumah tante selama beberapa hari, dan kebetulan saat itu,
saya dan keluarga saya ikut juga.
Tanya: Terus, menurut Mbak bagaimana pengalaman orang Cina telah
mempengaruhi mereka dan Mbak sendiri?
Jawab: Awalnya kami semua takut untuk keluar rumah, bahkan kami berencana untuk
pindah ke luar kota, dan juga pindah sekolah. Solo benar-benar seperti kota
mati saat itu, tidak ada orang, cuma bangkai mobil dan motor, dan juga
pecahan kaca di mana- mana. Banyak gedung yang terbakar. Sekolah-sekolah,
termasuk sekolah saya pun, ditutup untuk beberapa waktu, sampai menunggu
pengumuman lebih lanjut dari pihak sekolah. Lebih parah lagi, kami tidak
bisa menemukan toko atau pasar yang terbuka, jadi kami sempat kehabisan
bahan makanan selama beberapa hari. Suasana saat itu benar-benar seperti
perang mendadak di kota Solo.
Tanya: Terus bagaimana pengaruh kepada orang Cina, menurut Mbak?
Jawab: Mereka sempat tersingkirkan, dan dipojokkan di antara masyarakat. Semisal
seperti sebuah kasta, mereka benar-benar seperti berada di kasta yang paling
rendah di antara semuanya. Dan juga sempat ada gap antara tetangga. Orang
Jawa dan orang Cina tidak mau saling menyapa dan bicara. Demikian juga
ketika di pasar tradisional, harga untuk mereka dipasang lebih tinggi dari
biasanya. Mereka sering dituduh kalau mereka adalah penyebab semuanya
yang telah terjadi.
Tanya: Terima kasih atas bantuan Mbak.
117
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
memperlakukan saya seistimewa ini yah hal ini untuk menghibur saya sendiri
sehingga saya punya semangat untuk menghadapi beberapa hal yang terjadi
dikarenakan diskriminasi tersebut.
Tanya: Terus, pada saat terjadinya kekacauan pada bulan Mei 1998 Cicik ada di
mana?
Jawab: Saya berada di Semarang pada saat itu.
Tanya: Terus, Cicik melihat dan mengalami apa saja pada saat itu? Kejadiannya apa
di Semarang?
Jawab: Saya sedikit trauma dengan cerita-cerita dari teman-teman saya yang
mengalami hal itu secara nyata. Banyak para gadis Cina diperkosa dan
dibunuh sebagian dari keluarganya. Teman saya di Jakarta dikejar-kejar
gerombolan orang yang mengerikan pada saat pulang sekolah dan diperkosa,
kemudian cerita dari bos saya yang orang Taiwan pada saat itu dia awal
berbisnis di Jakarta pun juga hampir jadi korban kesadisan mereka.
Di Semarang banyak hal yang terjadi di luar, namun saat itu
beruntunglah saya tidak ada hal- hal yang terjadi pada saya; hanya kami
(keluarga saya) merasa sedikit takut karena banyak isu yang mengatakan,
seperti ninja- ninja itu akan mendatangi rumah-rumah orang Cina atau suku
Cina dengan membunuh atau bahkan merampas harta dan memerkosa para
gadis atau wanitanya. Jadi, kami hanya bersembunyi di dalam rumah dan
mempersiapkan pintu darurat bila seandainya sesuatu terjadi, dan kami merasa
was-was di saat malam. Jadi tidur pun merasa harus terjaga. Kemudian, saat
sekolah harus sedikit tertutup dengan menggunakan jaket dan topi untuk
menutupi identitas diri sehingga tidak mencolok di luar; itu karena di
Semarang ada kejadian dekat rumah kami di mana seorang gadis Cina yang
sedang naik motor dipukul sampai jatuh dari motornya dan diperkosa ramai-
ramai... dan dia dibiarkan tergeletak begitu saja di jalanan. Saya tidak melihat
kejadian ini dengan mata kepala saya sendiri; saya hanya mendengarnya dari
tetangga-tetangga yang menyaksikan kejadian ini. Akan tetapi, tidak seorang
119
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pun dari mereka yang berani menolong gadis itu saat kejadian berlangsung.
Dia akhirnya ditolong dan dibawa ke rumah sakit ketika segerombolan orang
jahat itu pergi meninggalkannya; namun, malang gadis itu akhirnya
meninggal dunia.
Tanya: Pada saat itu bagaimana perasaan Cicik terhadap orang-orang yang
melakukan kejahatan itu?
Jawab: Pada saat itu saya merasa sangat takut dan membenci sekali perbuatan
mereka.
Tanya: Terus, pengalaman Cicik sendiri sampai sekarang apa? Sudah ada
perubahan apa saja dalam hubungan orang Pribumi dengan orang Cina?
Jawab: Beberapa dari mereka bisa menerima kami sebagai orang Indonesia juga
walaupun secara dokumentasi kami sedikit dipersulit dan harus membayar
mahal ketika mereka menyadari kami dari bangsa Cina.
Tanya: Menurut Cicik bagaimana kekacauan dan diskriminasi yang terjadi kepada
orang Cina pada saat rezim Soeharto mempengaruhi orang Cina?
Bagaimana itu mempengaruhi Cicik sendiri?
Jawab: Ya, itu membuat kami para suku Cina merasa sangat susah bergaul dengan
orang Pribumi walaupun kami ingin disamakan dengan mereka, dan itu
membuat para suku Cina sedikit khawatir dengan anak-anak mereka dan
menyekolahkannya di sekolah khusus orang-orang Cina.
Tanya: Terus satu pertanyaan lagi. Menurut Cicik, apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki hubungan antara orang Pribumi dan orang Cina?
Jawab: Saling tenggang rasa kepada sesama meski beda agama dan ras, saling bekerja
sama dalam bidang apa saja dan saling membantu sesama, dan juga saling
menghargai untuk menghilangkan rasa diskriminasi.
Tanya: Terima kasih atas bantuan Cicik.
120
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Biografi Penulis
1. Nama : Christophe r Allen Woodrich
Tanggal Lahir : 15 Maret, 1989
Tempat Lahir : Windsor, Ontario, Kanada
Agama / Kepercayaan : Humanis Sekular
Alamat : Jalan Legi No. 5AA, Papringan
Yogyakarta 55281, Indonesia
Status : Bertunangan
Nama ayah kandung : Harry Walker Woodrich (lahir 1957, wafat 2004)
Nama ayah tiri : Ricky Edward Boismier (lahir 1960, wafat 2008)
Nama ibu kandung : Diane Marie Boismier (née Rivest, lahir 1964)
Nama saudara kandung : Jean- Luc Mathieu Woodrich (lahir 1990)
Kyle Aaron Woodrich (lahir 1995)
Timothy Adam Woodrich (lahir 1996)
Nama saudara tiri : Christina Boismier (lahir 1984)
2. Sejarah Pendidikan
2008 – 2011 : Kuliah di jurusan Sastra Indonesia di Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
2006 – 2007 : Ikut pertukaran pelajar Rotary International sebagai siswa
di SMA Bopkri 1, Yogyakarta
2002 – 2006 : SMA di J. L. Forster Secondary School, Windsor, Kanada
2001 – 2002 : SD di Children’s Achievement Centre, Windsor, Kanada
2000 – 2001 : SD di Maryvale, Windsor, Kanada
1999 – 2000 : SD di Regional Children’s Centre, Windsor, Kanada
1992 – 1999 : TK dan SD di St. Antoine Elementary School, Tecumseh,
Kanada
Windsor, Kanada
2004 – 2006 : Sukarela menjaga kantin sekolah J. L. Forster
2003 – 2006 : Sukarela menjual kartu bingo
2002 : Sukarela di Windsor Community Service sebagai perawat
untuk orang catat mental
2001 – 2003 : Bekerja sebagai pengasuh anak
1997 : Bekerja mengirim katalog toko Sears
5. Penghargaan
2006 : Fundraiser terbaik di Bowl For Kids Sake 2006
2002 – 2006 : Honour roll di J. L. Forster Secondary School: penulis
telah mencapai rata-rata nilai 80% atau lebih
2002 – 2006 : Berbagai penghargaan untuk nilai terbaik, kehadiran, dsb.
1999 : Menerima penghargaan dari Optimist Club of Saint Clair
Beach