Dosen Pengampu :
Drs. Mohammad Mustaqim Fadhil, M.Si.
Disusun oleh:
Dea Ayu S (20181220128)
Fahmia Eka Safitri (20181220131)
Yulia Minarti (20181220139)
Lidia Choirunnisa (20181220127)
Akuntansi P2K-SEMESTER 3
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Akhlaq Anak Terhadap
Orang tua
Terima kasih saya ucapkan terimakasih kepada Bapak M. Mustaqim Fadlil, M.Si sebagai
dosen mata kuliah AL- Islam dan Kemuhammadiyahan 2 yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan [jenis laporan] yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Fahmia,Yulia,Dea, Lidia
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada anak-anaknya.
Mereka mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya tersebut. Jasa beliau
berdua tidak dapat dihitung dan tidak dapat dibandingkan dengan harta.
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil, maka ayah pun merawatnya,
mencarikan nafkahnya, membesarkannya, mendidik dan menyekolahkannya, di samping
usaha sang ibu. Kalau mulai masa mengandung sampai masa di mana si anak mulai dapat
membedakan hal baik dan buruk; si ibu sangat berperan, maka mulai masa belajar, ayah lebih
tampak kewajibannya, mendidiknya, dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa. Namun
apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah, maka tidaklah keliru apabila
dikatakan lebih berat tugas ibu daripada tugas ayah. Banyak sekali masalah yang tidak dapat
diselesaikan ayah terhadap anaknya, namun dapat diselessaikan oleh dan hanya sang ibu.
Mari kita mencoba untuk berpikir sejenak, tentang kemerosotan moral para generasi
penerus bangsa ini. Sering kita lihat di sekitar kita anak-anak yang marah-marah kepada
orangtuanya, sering kita lihat anak-anak yang menyuruh orangtuanya melakukan sesuatu bak
seorang pembantu, dan masih banyak lagi kemerosotan moral para generasi penerus.Inilah
sebenarnya yang menjadi tugas besar bagi para orangtua, para pendidik, dan tentu saja
masyarakat secara keseluruhan, bagaimana memberi pemahaman seutuhnya tentang
bagaimana seharusnya seseorang bersikap terhadap kedua orangtua.
Mari kita simak sebuah hadits Nabi,
“Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW., bersabda: “Seseorang tidak
dapat membalas budi kedua orangtuanya, kecuali jika mendapatkan orangtuanya menjadi
budak, kemudian ia beli dan memerdekakannya.” [HR. Muslim]
Coba kita merenung sejenak, betapa banyak jasa yang sudah mereka lakukan untuk kita
semua. Perjuangan keduanya telah terukir jelas dalam derap langkah kehidupan kita,
sehingga kita bisa tumbuh seperti saat ini.
Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak terhadap orang tua
merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah orang yang
mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.Dan setiap orang tua pun pasti
mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti kepada
orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh.
Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita selalu
berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh orang tua, dan
pantang untuk membangkang kepada orang tua.
Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap kewajiban kita
terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita harus memiliki akhlak yang
sempurna terhadap orang tua kita. Makalah ini mengandung poin-poin penting bagaimana
menjadi seorang anak yang berbakti terhadap orang tuanya. Maka selain sebagai upaya untuk
mengerjakan tugas akhlak, saya berharap bahwa tugas makalah ini juga dapat dijadikan
sebagai pengingat bagi setiap orang muslim yang membacanya akan pentingnya akhlak
terhadap orang tua
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian akhlak kepada kedua orang tua ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian akhlak kepada kedua orang tua ?
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Menurut Alquran
صالُهُ ثَاَل ثُونَ َش ْهرًا ۚ َحتَّ ٰى إِ َذا بَلَ َغ أَ ُش َّدهُ َوبَلَ َغ َ ص ْينَا اإْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه إِحْ َسانًا ۖ َح َملَ ْتهُ أُ ُّمهُ ُكرْ هًا َو َو
َ ِض َع ْتهُ ُكرْ هًا ۖ َو َح ْملُهُ َوف َّ َو َو
ضاهُ َوأَصْ لِحْ لِي فِي َ ْصالِحًا تَر َ ي َوأَ ْن أَ ْع َم َل ََّ ك الَّتِي أَ ْن َع ْمتَ َعل
َّ ي َو َعلَ ٰى َوالِ َد َ َال َربِّ أَوْ ِز ْعنِي أَ ْن أَ ْش ُك َر نِ ْع َمت َ َأَرْ بَ ِعينَ َسنَةً ق
َك َوإِنِّي ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِمين ُ ُذ ِّريَّتِي ۖ إِنِّي تُب
َ ْت إِلَ ْي
” Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a
“Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal
yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]
” Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang
telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada
mereka” [Al-Ahqaaf : 16]Sedangkan tentang anak durhaka kepada kedua orang
tuanya terdapat di dalam surat Al-Ahqaaf ayat 17-20.
ق فَيَقُو ُل ٌّ ك آ ِم ْن إِ َّن َو ْع َد هَّللا ِ َح ِ َال لِ َوالِ َد ْي ِه أُفٍّ لَ ُك َما أَتَ ِعدَانِنِي أَ ْن أُ ْخ َر َج َوقَ ْد َخل
َ َت ْالقُ ُرونُ ِم ْن قَ ْبلِي َوهُ َما يَ ْستَ ِغيثَا ِن هَّللا َ َو ْيل َ ََوالَّ ِذي ق
َ أْل َ
ََما هَذا إِ أ َسا ِطي ُر ا َّولِيناَّل َ ٰ
“Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, ‘Cis (ah)’ bagi kamu keduanya,
apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan,
padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku ? lalu kedua orang tua itu
memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah !
Sesungguhnya janji Allah adalah benar” Lalu dia berkata, “Ini tidak lain hanyalah
dongengan orang-orang dahulu” [Al-Ahqaaf : 17]
“Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (adzab) atas mereka, bersama-
sama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi” [Al-Ahqaaf : 18]
B. Menurut Sunnah/Hadis
Berikut ini beberapa adab yang baik dan akhlak yang mulia kepada orang tua:
1. Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam atau tidak menyenangkan
ُ َوإذ̄ا ت َكل َّ َم خَ ف
وما يُ ِح ُّد ون إليه النظ َر؛ تعظي ًما له، ضوا أصواتَهم عندَ̄ه
“jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan
mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah ” (HR.
Al Bukhari 2731).
Syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan: “setiap adab di atas terdapat dalil yang
menunjukkan bahwa adab-adab tersebut merupakan sikap penghormatan”.
Maka dari hadits ini merendahkan suara dan tidak memandang dengan tajam merupakan
akhlak yang mulia dan sikap penghormatan yang tentu sangat layak untuk kita terapkan
kepada orang tua. Karena merekalah orang yang paling layak mendapatkan perlakuan yang
paling baik dari kita. Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya.
ُ
ه َي:̄فأردت أن أقو َل ، مثلُه̄ا ك َمث ِل المسلِ ِم،ًش جر ِة ش َجرةَّ إن منَ ال ٍ كن َّا عن َ¯د النَّب ِّي صلَّى هللا ُ عل ْي ِ¯ه وسل َّ َم فأت َي بِ ُج َّم
َّ :̄ فقا َل،̄ار
َّ َّ
ُ ه َي الن َّخلة: فقا َل النَّب ُّي صلى هللا ُ عل ْي ِه وسل َم،كت
ُّ ف َس،القوم
ِ فإذا أنا أصغ ُر،ُالن َّخلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengaduh (karena sakit), ketika itu kami shalat
bermakmum di belakang beliau, sedangkan beliau dalam keadaan duduk, dan Abu Bakar
memperdengarkan takbirnya kepada orang-orang. Lalu beliau menoleh kepada kami, maka
beliau melihat kami shalat dalam keadaan berdiri. Lalu beliau memberi isyarat kepada
kami untuk duduk, lalu kami shalat dengan mengikuti shalatnya dalam keadaan duduk.
Ketika beliau mengucapkan salam, maka beliau bersabda, ‘kalian baru saja hampir
melakukan perbuatan kaum Persia dan Romawi, mereka berdiri di hadapan raja mereka,
sedangkan mereka dalam keadaan duduk, maka janganlah kalian melakukannya.
Berimamlah dengan imam kalian. Jika dia shalat dalam keadaan berdiri, maka shalatlah
kalian dalam keadaan berdiri, dan jika dia shalat dalam keadaan duduk, maka kalian
shalatlah dalam keadaan duduk” (HR. Muslim, no. 413).
Para ulama mengatakan dilarangnya hal tersebut karena merupakan kebiasaan orang kafir
Persia dan Romawi. Maka hendaknya kita menyelisihi mereka.
5. Lebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawi
Hendaknya kita tidak mengutamakan diri kita sendiri dari orang tua dalam perkara duniawi
seperti makan, minum, dan perkara lainnya. Sebagaimana hadits
dalam Shahihain mengenai kisah yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam mengenai tiga orang yang terjebak di dalam gua yang tertutup batu besar,
kemudian mereka bertawassul kepada Allah dengan amalan-amalan mereka, salah satunya
berkata:
ُ
فبدأت ُ
حلبت ُ
،̄ أرحت عليهم فإذ̄ا. ولي صبيةٌ صغا ٌر أرعى عليهم. وامرأتي. ¯الله ّم ! إنه كان لي والدان شيخان كبيران
فحلبت كما كنت. أمسيت فوجدتُهم̄ا ق̄د ناما
ُ ُ ت حتى ِ فلم آ. يوم الشج ُرٍ َ وأنه نأى بي ذات. يّ بوالدي فسقيتُهم̄ا قبل بن
¯ُ والصبية. وأكرهُ أن أسق َي الصبيةَ¯ قبلهما. أكرهُ أن أوقظَهما من نو ِمهم̄ا. فقمت عن̄د رؤو ِسهما. ب ُ
ِ فجئت بالحال . ُأحلب
ُ
فافرجْ لنا، ¯ فإن كنت تعلم أني فعلت ذلك ابتغا َء وج ِهك. فلم يزلْ ذلك دأبي ودأبُه̄م حتى طلع الفج ُر. يتضاغون عن̄د قدمي
فرأوا منها السما َء. ً ففرج هللا ُ من̄ه فرجة. نرى منها السما َء، ًمن̄ه فرجة
“Ya Allah sesungguhnya saya memiliki orang tua yang sudah tua renta, dan saya juga
memiliki istri dan anak perempuan yang aku beri mereka makan dari mengembala ternak.
Ketika selesai menggembala, aku perahkan susu untuk mereka. Aku selalu dahulukan
orang tuaku sebelum keluargaku. Lalu suatu hari ketika panen aku harus pergi jauh, dan
aku tidak pulang kecuali sudah sangat sore, dan aku dapati orang tuaku sudah tidur. Lalu
aku perahkan untuk mereka susu sebagaimana biasanya, lalu aku bawakan bejana berisi
susu itu kepada mereka. Aku berdiri di sisi mereka, tapi aku enggan untuk membangunkan
mereka. Dan aku pun enggan memberi susu pada anak perempuanku sebelum orang tuaku.
Padahal anakku sudah meronta-ronta di kakiku karena kelaparan. Dan demikianlah terus
keadaannya hingga terbit fajar. Ya Allah jika Engkau tahu aku melakukan hal itu demi
mengharap wajahMu, maka bukalah celah bagi kami yang kami bisa melihat langit dari
situ. Maka Allah pun membukakan sedikit celah yang membuat mereka bisa melihat langit
darinya“.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENULISAN
A. Pengertian Akhlak kepada Orang Tua
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq, Al-khuluq yang mempunyai arti
watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu MaskawiAkhlak adalah sesuatu
keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu
tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.
Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua adalah Bapak Ibu baik itu dari keturunan
(Nasab) atau susuan, baik keduanya orang muslim ataupun kafir, termasuk juga kedua
orang tua adalah nenek dan kakek dari kedua belah pihak.
Menurut Ad-Durjani Birul Walidain adalah mengormati dan berbakti kepada kedua
orang tua.
Menurut Imam As-Syafii Birul Walidain adalah berbakti kepada orang tua baik yang
masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia.
Menurut Muhammad Abduh Birul Walidain adalah taat melaksanakan apa-apa yang
diperintahkan oleh kedua orang tua dalam kebaikan.
Menurut Ibnu Qoyim Birul Walidain adalah Berbakti kepada kedua orang tua semata-
mata karena Allah SWT.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Akhlak kepada Orang Tua adalah Menghormati dan
menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada keduanya
dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Rosulullah SAW menjelaskan dalam Haditsnya bahwa Kita harus menghormati kedua
orang tua :
Berbakti (Al Birr) adalah kata yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat, berbakti
kepada kedua orang tua adalah dengan berbaik kepada keduanya, memenuhi hak-hak
keduanya, dan mentaati keduanya.
Allah SWT Berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 23 :
ً وبالوالدين إحسانا
“ Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua “
Hal ini menunjukan bahwa akhlak menghormati orang tua adalah suatu hal yang
sangat penting yang dianjurkan oleh Rosulullah kepada Umatnya.Adapun akhlak anak
terhadap orang tua adalah sebagai berikut : Sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah
kepadanya rendahkan dirimu, sopanlah kepadanya. Ketahuilah bahwa kita hidup
bersama orang tua merupakan nikmat yang luar biasa, kalau orang tua kita meninggal
alangkah sedihnya hati kita karena tidak ada yang dipandang lagi.
Allah SWT telah memerintahkan supaya Kita jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah Kita berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang muli:
“Dari Abdullah Bin Mas’ud berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah: “Amalan
apakah yang dicintai oleh Allah” Beliau menjawab: “Sholat pada waktunya. Aku bertanya
lagi: “Kemudian apa” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua”. Aku bertanya
lagi: “Kemudian apa” Beliau menjawab: “Jihad dijalan Allah”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
Dari Hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua itu
merupakan amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah SAW.
“ Dari Asma binti Abu Bakar ia berkata:“Ibuku mendatangiku, sedangkan ia seorang wanita
musyrik di zaman Rasulullah . Maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah dengan
mengatakan: “Ibuku mendatangiku dan dia menginginkan aku (berbuat baik kepadanya),
apakah aku (boleh) menyambung (persaudaraan dengan) ibuku” beliau bersabda: “ya,
sambunglah ibumu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari kutipan hadits di atas tentu kita dapat menyimpulkan bahwa Ibu adalah seseorang yang
sangat penting dalam kehidupan setiap orang dan tak ada seorangpun yang memungkiri akan
begitu besarnya jasa – jasa Ibu dalam hidup manusia.
E. Berbakti kepada Orang Tua Menurut Pendekatan Rasional
Karena semenjak awal bulan kehamilan dan menjelang kelahiranya kita dijaga keselamatan
kita dengan taruha nyawa.Belaian kasih sayangnya memanjakan kita dan do’a nya selalu
menyertai kita.Dan karena itulah Allah mewasiatkan kepada seluruh manusia agar berbuat
baik kepada Ibu Kita.
Dan Ibu Kita merawat jasmani dan rohani kita sejak kecil secara langsung, maka bapak pun
juga merawat kita, mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita, mendidik kita dan
menyekolahkan kita, disamping usaha ibu. Kalau mulai mengandung sampai masa muhariq
(masa dapat membedakan mana yang baik dan buruk), seorang ibu sangat berperan, maka
setelah mulai memasuki masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya, mendidik kita dan
mempertumbuhkannkia menjadi dewasa, namun apabila dibandingkan antara berat tugas ibu
dengan ayah, mulai mengandung sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah
terhadap putranya, maka secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat
tugas ibu dari pada tugas ayah.
Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ayah terhadap
anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat mengatasinya tetapi sebaliknya banyak
tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh seorang ibu.Barangkali karena demikian inilah maka
penghargaan kepada ibunya. Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan
hendaknya mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan
orang tua.
Allah SWT Berfirman dalam Surat Al-Luqman : 14
Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS.Luqman:14)
” Seseorang bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah
keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada kedua orang
tuaku. ?Rasulullah bersabda: ”ya, mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya,
melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan
bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang
tua.”
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal
adalah sebagai berikut:
a. Merawat Jenazahnya dengan memandikan, menshalatkan dan menguburkanya.
b. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya.
c. Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman –teman dekatnya atau
Memuliakan teman-teman kedua orang tua.
d. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak.
e. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada Allah dari
segala dosa orang tua kita.
G. Pahala bagi orang yang berbakti kepada OrangTua
Allah telah menjanjikan orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan
kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat dan dia akan mendapatkan pahala yang besar di
akhirat, dan diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Pahala di Dunia
a. Dipanjangkan umurnya
b. Diperbanyak rizkinya
c. Dikabulkan doanya
d. Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
e. Dicintai keluarganya dan tetangganya
f. Dijauhkan dari mati dalam keburukan
g. Dipuji oleh manusia dan mereka akan berterima kasih padanya
h. Allah akan meridhainya
2. Pahala di Akhirat
a. Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk surga
b. Dimasukan surga dengan orang-orang yang pertama kali dimasukkan surga
c. Penebus dosa
“Wahai sekalian kaum Muslimin, ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan kemarahan
Allah tergantung pada kemarahan orang tua”.( HR.Bukhari Muslim )
Adapun contoh orang yang durhaka kepada orang tua dalam kehidupan
nyata adalah sebagai berikut:
Ada seorang anak lelaki tunggal, hanya saja mulutnya suka bicara kotor dan kasar. Dia selalu
melemparkan celaan dan mengumpat orang tuanya tanpa memperhatikan perasaan mereka,
sering durhaka, dan meremehkan ajaran agama Islam.
Bahkan, tidak pernah taat atau memuliakan keduanya. Selalu saja menyakiti hati dengan kata-
kata yang pedas. Kedurhakaannya semakin meningkat setelah ayahnya meninggal dunia. Ia
berhati kasar terhadap sang ibu.
Seringkali Ibunya Menasehatinya ,namun ia malah mencela Ibunya, padahal ia telah berumur
24 tahun. Usia yang tidak seorang pun bisa mengendalikan keinginannya sebab ia dapat
melawan siapa saja.
Suatu hari saat setan telah berhasil menguasai nafsunya, ia mengambil sandal dan
melemparkannya ke arah ibunya tanpa perasaan dosa atau bersalah. Sandal itu tepat
mengenai punggung si ibu. Kemudian, si ibu menangis dan menyesali nasibnya. Saking
sakitnya, si ibu menyumpahi anaknya, walaupun dengan bercucuran air mata.
Pada tengah malam anak yang durhaka itu baru pulang ke rumah setelah bermain-main
dengan kawan-kawannya yang jahat, lalu masuk kamar dan tidur pulas.
Keesokan harinya, ketika ia bangun tidur, tiba-tiba ia tidak dapat menggerakkan tangan
kanannya…. Tangan yang digunakan untuk melempar ibunya dengan sandal. Ya benar, sama
sekali tangannya tidak dapat digerakkan!! Tangan kanannya lumpuh. Kemudian, ia menutup
pintu kamar tidurnya dengan keras dan menangisi nasib dirinya atas perbuatan dosanya ter-
hadap sang ibu. Mengetahui musibah yang menimpa anak tunggalnya, si ibu merasa kasihan
karena tidak bisa berbuat apa-apa, lalu beliau mendoakan agar Allah memberi kesembuhan
kepada anak tunggalnya.
J.Balasan Orang yang Durhaka Kepada OrangTua
1.Balasan Di Dunia
a. Disempitan rizkinya
b. Tidak dipanjangkan umurnya
c. Amalanya tidak diangkat pada hari kamis
d. Pintu-pintu langit tidak dibuka untuk amalannya
e. Allah akan memurkainya
f. Keluarga dan tetangganya akan memurkainya
g. Ditakutkan akan meninggal dalam keburukan
h. Para malaikat dan orang-orang mukmin akan melaknatnya
i. Doanya tidak dikabulkan
j. Balasannya akan diberikan didunia dan diakhirat akan mendapatkan balasan
juga
k. Anak-anak dan cucunya akan mendurhakainya
2.Balasan Di Akhirat
a. Haram masuk surga
”Tidak akan masuk surga, pendurhaka terhadap kedua orang tua”. (H.R. Nasa’i
danAhmad)
b. Dimurkai Allah SWT
“keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung
pada murka kedua orang tua”.(H.R. Al-Hakim)
c. Allah tidakmenerima Shalatnya
“Allah tidak akan menerima shalat orang yang durhaka kepada orang tuanya “.
(H.R. Abu Daud)
d. Anak-anak yang mendurhakai orangtuanya akan di kutuk oleh Allah
e. Disegerakan siksanya di dunia
“Ada 2 dosa yang disegerakan hukumannya di dunia ini, yaitu zina dan durhaka
kepada kedua orangtua”.
PEMBAHASAN
1. Pengertian akhlak
Menurut Iman Al Ghazali, akhlak merupakan gambaran tentang keadaan dalam diri
manusia dan dari gambaran tersebut menumbuhkan tingkah laku secara mudah dan senang
tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran. Akhlak sangat penting dan pengaruhnya
sangat besar dalam membentuk tingkah laku manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau
segala tindak-tanduk manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam
jiwanya.
Tepatlah apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin,
“Sesungguhnya semua sifat yang ada dalam hati akan lahir pengaruhnya (tandanya) pada
anggota manusia, sehingga tidak ada suatu perbuatan pun melainkan semuanya mengikut
apa yang ada dalam hati manusia”.
Tingkah laku atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang erat dengan sifat
dan pembawaan dalam hatinya. Umpama pokok dengan akarnya. Bermakna, tingkah laku
atau perbuatan seseorang akan baik apabila baik akhlaknya, sebagaimana pokok, apabila baik
akarnya maka baiklah pokoknya. Apabila rusak akarnya maka
akan rusaklah pokok dan cabangnya.
:
Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam. Ini telah dinyatakan
oleh Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam dalam hadisnya (yang bermaksud, antara lain:
“Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat al-Qur’an dalam firman Allah:
يم ٍ َُوإِنَّكَ لَ َعلَى ُخل
ٍ ق ع َِظ666
)4(
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al-Qalam: 4)
Keutamaan menjaga akhlak kepada orang tua melebihi keutamaan berjihad dijalan
Allah,sebagaimana dalam hadis Abdullah binMas’ud r.a., yaitu sebagai berikut :
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW.: ‘Amalan yang paling utama?’ Beliau menjawab:
’shalat tepat pada waktunya.’Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab:
‘Berbakti kepada kedua orang tua. ‘aku bertanya lagi: ‘kemudia apa? Beliau menjawab.
‘Berjihad dijalan Allah.’ (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)
b. Menolak perintah bermaksiat kepada allah dan rasul-Nya dengan cara baik dan Beretika
“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan akusesuatu yang tidak da
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduannya, dan pergaulilah
keduanya didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan
(QS. Luqman :15
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan
ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduannya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidikku waktu kecil.”
d. Merawat kedua orang tua lanjut usia dengan sabar dan ikhlas
Agar Akhlak kepada orang tua seorang muslim tetap terjaga hendaknya mereka menjaga
orang tuanya hingga kahir hayatnya. Allah berfirman dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23
“… Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut disisimu, maka
janganlah kamu katakan : “uhf!” dan jangan pula menghardik, dan katakana kepada mereka
perkataan yang mulia!”
Dalam hadis riwayatAbu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang bersumber dari
Abu Usaid bin Malik bin Rabiah As-Sa’idi
Bahwa seorang laki laki Bani Salamah dating kepada Rasulullah, apakah masih ada sesuatu
yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya wafat?”
Artinya:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun[1]. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua[2], karib-kerabat[3], anak-anak
yatim[4], orang-orang miskin[5], tetangga dekat dan tetangga jauh[6], teman sejawat[7], ibnu
sabil[8] dan apa yang kamu miliki[9]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri [10]” - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-8-
16.html#sthash.s72G966T.dpuf
b. Dasar Al-Hadis
a) Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata:
ُّ بِ¯¯ر: ثُــ َّم أَيٌّ؟ قَ¯¯ا َل:ت
ُ لص¯الَةُ لِ َو ْقتِهَ¯¯ا قُ ْل
َّ َ ا:¯ال َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي¯ ِه َو َس¯لَّ َم اَيُّ ْال َع َم¯ ِل أَ ْف
َ ¯َض¯لُ؟ ق َ ِت َرسُوْ َل هللا ُ َسأ َ ْل
) (رواه البخارى و مسلم.ِ اَ ْل ِجهَا ُد فِ ْي َسبِ ْي ِل هللا: ثُــ َّم أَيٌّ؟قَا َل:ت ُ ْال َوالِ َد ْي ِن قُ ْل
Artinya:
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama? Beliau
menjawab, sholat pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab,
berbuat baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab,
jihad di jalan Allah.” (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
Artinya:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., dari Nabi SAW beliau bersabda: Keridlaan
Allah terletak pada keridlaan kedua orang tua, dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan
kedua orang tua. (dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban)
c) Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.:
َ َ ي:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل
ار ُس¯¯وْ َل هللاِ َم ْن َ ِ َجا َء َر ُج ٌل اِلَى َرسُوْ ِل هللا:ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ِ ع َْن اَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر
ُ ُ
ثـ َّم: ثـ َّم َم ْن؟قَ¯¯ا َل:ك قَ¯ا َل ُ ُ
َ َ ثـ َّم َم ْن؟ ق:¯ال
َ أ ُّم:¯ال ُ ُ ُ
َ ¯َ أ ُّمكَ ق: ثـ َّم َم ْن؟ قَا َل: أ ُّمكَ قَا َل:ص َحابَتِ ْي؟ قَا َل
َ ق بِ ُح ْس ِن ُّ اَ َح
) ثُـ َّم أَبُوْ كَ (رواه البخارى و مسلم:َم ْن؟ قَا َل
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia
berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik?
Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia
bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi
menjawab: kemudian bapakmu. (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
Beberapa hal yang merupakan akibat dari mendurhakai orang tua adalah:
1. Anak-anak yang mendurhakai orangtuanya akan di kutuk oleh Allah
Sesuai dengan sabda Rasul yang artinya:
“Barang siapa yang membuat ibu bapaknya marah , maka berarti membuat Allah marah
kepadanya” (H.R Bukhari)
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah
di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa
yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang
dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun
kebahagiaan, 2: 263).
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi
kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali,
barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada
mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
C. SARAN
Diharapkan kepada semua generasi Muda agar menghormati dan menyayangi Orang Tua
Kita kapanpun dan dimanapun Kita berada,berbaktilah kepada kedua orang tua kita dan
janganlah kita durhaka kepada keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahqorulbaroya.blogspot.com/2013/04/akhlak-anak-terhadap-orang-tua.html
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-akhlak-kepada-kedua-orang-tua.html
http://ahmed927.blogspot.com/2014/01/akhlak-kepada-kedua-orang-tua.html
http://makalahmhs.blogspot.com/2012/12/akhlak-seorang-anak-kepada-orang-tua.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/dalil-berbakti-kepada-orang-tua