Anda di halaman 1dari 12

PERBANDINGAN AKURASI PENGGUNAAN SKALA LIKERT

DAN PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR SELF-REGULATED LEARNING

Heri Retnawati
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
email: retnawati.heriuny1@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akurasi penggunaan skala Likert dan bentuk
pilihan ganda untuk mengukur self-regulated learning (SRL). Instrumen pengukur SRL dengan
format Likert dan pilihan ganda yang diskor berjenjang dikembangkan dengan kisi-kisi yang sama.
Responden penelitian yaitu 125 mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Yogyakarta. Karakteristik butir instrumen dianalisis dengan graded response
model menggunakan TESTFACT. Dengan menggunakan karakteristik butir-butir penyusun skala,
nilai fungsi informasi perangkat dan kesalahan pengukuran standar diestimasi. Semakin tinggi
nilai fungsi informasi perangkat, semakin tinggi akurasinya untuk mengukur SRL. Semakin kecil
kesalahan pengukuran standar, semakin tinggi akurasinya untuk mengukur SRL. Hasil analisis
dengan menggunakan nilai fungsi informasi dan kesalahan pengukuran standar menunjukkan bahwa
perangkat menggunakan skala Likert lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan pilihan ganda.

Kata kunci: pilihan ganda, self-regulated learning (SRL), skala Likert

THE COMPARISON OF THE ACCURACY OF LIKERT SCALE


AND MULTIPLE CHOICE FOR MEASURING SELF-REGULATED LEARNING

Abstract
This study was aimed at comparing the accuracy of Likert scale and multiple choices for
measuring self-regulated learning (SRL). Instruments for measuring SRL in Likert scale and multiple-
choice were developed using the same blueprint. The respondents were 125 students of mathematics
education in Mathematics and Sciences Faculty of Yogyakarta State University. Characteristics of the
instrument items were analyzed by graded response model using TESTFACT. Using the characteristics
of the items in instruments, the value of information function of every instrument and standard error of
measurement were estimated. The higher the value of the device information function, the higher the
accuracy of measuring SRL. The smaller the standard measurement errors, the higher the accuracy
of measuring SRL. Results of analysis using information function values and standard measurement
error indicate that the Likert scale is more accurate than using multiple choices to measure SRL.

Keywords: Likert scale, multiple choice, self-regulated learning (SRL)

PENDAHULUAN dasar, pendidikan menengah, dan pen-


Peningkatan kualitas sumber daya didikan tinggi. Masing-masing jenjang
manusia dapat ditingkatkan melalui pen- ini memiliki karakteristik khusus, yang
didikan. Pedidikan ini berupa pendidikan menuntut peserta didik untuk menyikapi-
formal, informal, dan nonformal, dalam nya secara berbeda.
berbagai jenjang pendidikan. Jenjang Pendidikan tinggi berbeda dengan
pendidikan tersebut meliputi pendidikan pendidikan dasar dan menengah. Pen-

156
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

didikan tinggi biasanya menggunakan kontekstual dan perilaku berinteraksi


pendekatan pembelajaran orang dewasa. dalam suatu ara yang memberikan
Pada pembelajaran ini, tidak semua peserta keuntungan kepada siswa untuk mengatur
didik menjadi pebelajar yang sukses. belajarnya dimana pada waktu yang
Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, di sama siswa mengatur dirinya sendiri.
antaranya peserta didik memiliki keyakinan Suatu perspektif kognitif sosial berbeda
yang salah mengenai kemampuan, belajar, dari sudut pandang interaksi personal,
dan motivasi, kekurangpeduliannya perilaku dan linkungannya yang sering
dengan kegiatan belajar yang tidak efektif, disebut proses triadic dari Bandura.
gagal mempertahankan belajar yang Regulasi diri merupakan proses siklis,
efektif sebagai suatu strategi motivasi, karena masukan dari kemampuan awal
juga ketidaksiapan mengubah kegiatan digunakan untuk membuat keputusan
belajarnya (Dembo, 2004). untuk mengulangi usaha-usaha yang
Mahasiswa merupakan siswa yang telah dilakukan. Upaya pengulangan-
belajar di perguruan tinggi, yang telah pengulangan ini diperlukan karena orang,
dianggap sebagai orang dewasa. Dewasa lingkungan, dan perilaku selaluu berubah
ini dapat dikategorikan karena umurnya, selama pembelajaran yang selalu diobser-
dan juga karena tuntutan kemandirian vasi dan dipantau (Zimmerman, 2000).
belajar selama di pergurun tinggi. Bagi Hal tersebut juga diperkuat oleh Kivinen
mahasiswa, mengelola diri untuk belajar (2003). Pembicaraan SRL mencakup tiga
merupakan suatu yang mendukung fase, meliputi fase pemikiran, fase control
keberhasilannya belajar di perguruan kinerja, dan fase refleksi diri (Zimmerman,
tinggi. Kemampuan mengelola diri dalam 2000).
belajar ini sering disebut dengan self Pada fase pemikiran, ada dua hal
regulated learning. yang sangat terkait yakni analisis tugas
Self-regulated Learning (SRL) dan keyakinan dan motivasi diri. Fase
merupakan tindakan dan proses yang control kehendak atau kinerja meliputi
mengarahkan informasi dan keterampilan pengendalian diri dan pengamatan yang
yang melibatkan persepsi agensi, tujuan, khusus. Fase refleksi diri terdiri dari
dan peralatan oleh pebelajar (Zimmerman, perkembangan diri, dan reaksi diri. Ke-
1989; 1990). SRL terkait dengan akti- tiga fase ini saling terkait dan saling
vasi tujuan diri, proses monitoring mempengaruhi yang membentuk siklus.
dan informasi, dan strategi pengaturan Fase-fase yang disampaikan Zimerman
diri dengan menciptakan peluang dan (2000) tersebut disempurnakan oleh
tantangan. Menurut Pintrich, regulasi Pintrich (2004) menjadi empat fase, dengan
diri atau SRL merupakan suatu proses perbedaan fase kontrol kinerja dipecah
aktif-konstruktif dimana siswa mengeset menjadi dua fase yaitu monitoring dan
tujuan dan berusaha memantau, mengatur, mengontrol seleksi dan adaptasi (Pintrich,
dan mengontrol kognisi, motivasi, dan 2004).
perolakunya, memandu dan membatasi Pada fase pemikiran, dapat diklasi-
tujuannya (Schunk, 2005). fikasikan menjadi dua hal yakni analisis
Teori kognitif sosial dari Bandura tugas (meliputi tujuan pengaturan diri,
(Kivinen, 2003) menyajikan dasar teori perencanaan strategis) dan keyakinan
dari pengembangan model SRL dalam motivasi diri (keyakinan diri dan orientasi
diri seseorang, dimana faktor-faktor tugas). Fase control kinerja meliputi

157
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 156-167

pengendalian diri (instruksi diri, fokus kisi berdasarkan konstruk teori yang
perhatian, strategi penyelesaian tugas). tepat, menyusun butir, membuktikan
Refleksi diri terdiri dari pertimbangan validitas isi, mengujicobakan instrumen
diri (evaluasi diri dan atribusi) dan juga kepada responden yang bersesuaian,
reaksi diri (kepuasan diri dan adaptivitas). mengestimasi reliabilitas, mengetahui
Untuk mengetahui skala SRL, Wolkers, karakteristik butir, merakit kembali butir-
Pintrich, & Karabenick (2009) mengatakan butir yang baik menjadi instrumen yang
bahwa perlunya dikembangkan butir siap digunakan.
terlebih dahulu untuk mengukur pengaturan Salah satu instrumen yang dapat
kognisi, diikuti dengan regulasi, motivasi, digunakan untuk mengukur SRL adalah
dan perilaku. Ketiga hal ini perlu diukur menggunakan kuisioner. Butir-butir
dalam konteks akademik. dalam kuisioner bentuknya bermacam-
Beberapa penelitian menunjukkan macam, diantaranya pertanyaan dikotomi,
bahwa SRL sangat terkait dengan motivasi pertanyaan pilihan ganda, urutan bertingkat
(Vrieling, Bastiaens, & Stijnend, 2012). (rank ordering), rating scale, dan pertanya-
Strategi belajar dapat menjadi mediator an terbuka (Cohen, Manio, & Morrison,
yang potensial bagi ketertarikan maha- 2011). Masing-masing bentuk memiliki
siswa dengan capaian akademiknya (Soric ciri khas yang tersendiri, yang disajikan
& Palekcic, 2009). SRL ini dapat diperkuat sebagai berikut.
oleh pendidik dalam proses pembelajaran Pertanyaan dikotomi dalam angket
dengan menyiapkan tugas-tugas yang hanya memuat dua pilihan jawaban jawaban
mendukung peningkatan SRL (Zumbrunn, saja. Pertanyaan ini digunakan jika peneliti
Tadlock, & Danielle, 2011). ingin menanyakan kepada responden
Terkait dengan pentingnya sumbangan terkait dengan variabel yang hanya memuat
SRL terhadap keberhasilan pendidikan dua jawaban saja. Sebagai contoh jenis
di perguruan tinggi, SRL mahasiswa kelamin (laki-laki atau perempuan, ya atau
perlu diukur. Untuk mengetahui skala tidak, benar atau salah, dan lain-lainnya.
SRL yang dimiliki seseorang, Wolkers, Pertanyaan kuisioner pilihan ganda pada
Pintrich, & Karabenick (2003) mengatakan dasarnya seperti pilihan ganda pada soal
bahwa perlunya dikembangkan butir uraian. Pada pilihan ganda ini, responden
terlebih dahulu untuk mengukur pengaturan biasanya diperkenankan memilih salah satu
kognisi, diikuti dengan regulasi, motivasi, jawaban saja. Penskoran dapat dilakukan
dan perilaku. Ketiga hal ini perlu diukur dengan benar-salah saja, atau bertingkat.
dalam konteks akademik. Jika penskoran dilakukan bertingkat,
Hasil pengukuran SRL dapat diinter- kondisi ideal perlu menjadi pertimbangan
pretasikan untuk tindak lanjut. Tindak lanjut penyusun kuisioner. Model angket yang
berupa upaya untuk mempertahankan atau paling sering digunakan di Indonesia
meningkatkannya. Untuk itu perlu perlu berbentuk rating scale atau lebih dikenal
dikembangkan instrumen pengukur SRL dengan model Likert.
yang valid, berdasarkan langkah-langkah Angket dengan Skala Likert biasanya
pengembangan instrumen yang tiap langkah menyajikan pernyataan yang disertai
dapat dipertanggungjawabkan. Langkah- dengan pilihan. Pilihan pada skala Likert
langkah pengembangan instrumen pengu- berupa frekuensi (selalu, sering, jarang,
kur SRL terdiri dari beberapa tahap. tidak pernah) atau persetujuan (sangat
Tahap tersebut yakni menyusun kisi- setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat

158
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

tidak setuju). Pilihan jawaban dengan skala pengukuran dapat dikurangi. Terkait
ini diskor secara berjenjang (ordinal). dengan hal ini, diperlukan penelitian
Instrumen model Likert ini relatif untuk membandingkan akurasi instumen
mudah membuatnya, dan responden pengukur SRL, antara angket dengan
juga m udah meres ponnya. Namun pilihan frekuensi atau persetujuan dan
kelemahan dari instrumen ini adalah angket dengan pilihan ganda. Terkait
adanya kecenderungan responden untuk dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan
mengisi instrumen sesuai dengan harapan untuk membandingkan akurasi instumen
masyarakat (desireability bias). Instrumen pengukur SRL, antara angket dengan
dengan skala ini merupakan bentuk yang pilihan frekuensi atau persetujuan dan
sering digunakan peneliti untuk melakukan angket dengan pilihan ganda.
pengukuran. Misalnya Wahyono, Hardianto, Untuk dapat membandingkan akurasi
& Miyarso (2014) mengukur indeks etor angket dan pilihan ganda, perlu terlebih
kerja belajar siswa menggunakan skala 1-5, dahulu diketahui karakteristik butir-butir
dan Tiurma & Retnawati (2014) mengukur penyusun instrumen. Pada kasus ini,
minat belajar menggunakan skala Likert. penskoran skala Likert dan pilihan ganda
Model lain dari skala Likert adalah dilakukan secara berjenjang, sehingga
angket dengan pilihan ganda. Instrumen model analisis yang sesuai adalah graded
ini disarankan oleh ahli untuk mengurangi respons model (GRM). GRM disajikan
desireability bias. Pada instrumen ini, butir- dengan persamaan sebagai berikut.
butirnya berupa pernyataan yang disertai
dengan pilihan-pilihan. Pilihan-pilihan (1)
yang disajikan sesuai dengan kondisi yang
mungkin dialami oleh responden. Pilihan- atau sering pula ditulis
pilihan ini kemudian diskor berjenjang.
Karena pilihannya menyajikan kondisi- Pjk ( )  Pjk ( )  Pjk 1 ( )
kondisi yang mungkin dialami oleh
responden, menyebabkan peneliti yang dengan D merupakan konstranta penye-
menyusun instrumen ini relatif sulit dan kalaan yang meletakkan θ dalam skala
memerlukan waktu untuk membuatnya. yang sama dengan probabilitas pada
Selain itu, pilihan-pilihan yang cukup pan- ogif normal, merupakan parameter
jang akan menyulitkan responden ketika daya pembeda, j merupakan parameter
membaca dan meresponnya. lokasi, dan merupakan parameter kategori
Kedua instrumen tersebut dapat ke-k (Muraki, 1999; Retnawati, 2014).
dibandingkan jika mengukur konstruk Paramater-paramater ini, baik parameter
yang sama. Akurasi model penyajian butir maupun kemampuan dapat diestimasi,
angket dengan kedua cara tersebut masih agar mudah dapat menggunakan bantuan
menjadi perdebatan beberapa ahli. Jika komputer.
dibandingkan, sebagian ahli menyatakan Kekuatan suatu butir diketahui melalui
bahwa Likert lebih akurat, karena nilai fungsi informasinya. Nilai fungsi
responden mudah mengisinya, namun informasi butir ke-j yang disimbolkan
sebagian ahli yang lain mengatakan dengan j pada politomus respons data
bahwa model pilihan ganda lebih akurat menurut Samijema (Muraki & Bock, 1997)
karena dengan adanya pilihan-pilihan adalah sebagai berikut.
yang sesuai dengan kondisi siswa, bias

159
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 156-167

pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi (blue-


print) yang sama. Kedua instrumen
ini diujicobakan pada 125 mahasiswa
(2)
pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Data respons mahasiswa terhadap butir-
butir instrumen baik yang berbentuk Likert
Sedangkan untuk graded respons
maupun yang berbentuk pilihan ganda
model, nilai fungsi informasi tersebut
digunakan untuk mengestimasi parameter
menjadi
butir.
Parameter butir instrumen diestimasi
(3) dengan menggunakan GRM. Pada kasus
ini, penskoran pada skala Likert yang
digunakan adalah berjenjang, yaitu 1,
Nilai fungsi informasi dari instrumen
2, 3, dan 4. Demikian pula halnya pada
yang meliputi keseluruhan butir (I(θ))
pilihan ganda, diberikan skor 1, 2, 3, dan
didefinisikan sebagai berikut (Hambleton
4. Analisis dilakukan dengan mengguna-
& Swaminathan, 1985: 94).
kan Parscale (Du Toit, 2003). Parameter
butir yang diperoleh digunakan untuk
I (θ) = (4)
mengestimasi nilai fungsi informasi dan
nilai fungsi informasi ini digunakan untuk
Nilai fungsi informasi ini digunakan
membandingkan akurasi kedua bentuk
untuk mengestimasi kesalahan pengukuran
instrumen pengukur SRL.
(standard error of measurement, SEM)
dinyatakan dengan formula sebagai berikut
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(Hambleton, Swaminathan, & Rogers,
Pada analisis awal data respons peserta
1991).
terhadap instrumen pengukur SRL dengan
^ 1 Parscale, diperoleh informasi bahwa
SEM ( )  (5)
I( ) persentase yang memeroleh skor 1 dan
2 pada tiap butir kurang dari 5%. Hal ini
Nilai fungsi informasi dan kesalahan menyebabkan data respons peserta tidak
pengukuran tersebut digunakan untuk dapat dianalisis pada fase berikutnya
membandingkan akurasi hasil pengukuran menggunakan Parscale. Untuk keperluan
dengan menggunakan instrumen berbentuk tersebut, skor 1 dan 2 dibuat skala baru
Likert dan instumen berbentuk pilihan menjadi 1, skor 3 menjadi 2, skor 4 menjadi
ganda. 3 atau dengan kata lain penskoran menjadi 3
kategori saja, yakni 1, 2 dan 3. Hasil analisis
METODE estimasi parameter butir untuk tiap bentuk
Penelitian ini merupakan pene- instrumen disajikan pada Tabel 1.
litian deskriptif eksploratif. Untuk mem- Untuk memahami perbandingan
bandingkan akurasi instrumen pengukur antara kedua parameter instrumen, dibuat
skala SRL dengan skala Likert vs pilihan plot. Plot yang disajikan digunakan untuk
ganda, diperlukan data empiris. Untuk membandingkan parameter daya pembeda
keperluan tersebut, dikembangkan instru- (slope), parameter lokasi, dan parameter
men pengukur SRL, yang satu berbentuk kemampuan hasil estimasi, dengan skala
SRL skala Likert dan yang satu berbentuk Likert maupun pilihan ganda.

160
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

Tabel 1. Parameter Butir Instrumen Penggukur SRL pada Skala Likert dan Pilihan Ganda
Likert Pilihan Ganda
Butir Daya Kategori Kategori Daya Kategori Kategori
Lokasi Lokasi
Pembeda 1 2 Pembeda 1 2
1 0,792 0,482 1,601 -1,601 0,32 -1,871 2,541 -2,541
2 1,139 -0,309 1,601 -1,601 0,214 -0,228 2,541 -2,541
3 0,488 -1,515 2,152 -2,152 0,378 1,585 2,143 -2,143
4 0,433 -0,33 2,152 -2,152 0,394 -0,686 2,143 -2,143
5 0,521 -0,077 1,679 -1,679 0,112 -3,339 1,636 -1,636
6 0,806 -0,736 1,679 -1,679 0,378 0,628 1,636 -1,636
7 0,683 0,46 1,679 -1,679 0,349 -1,445 1,636 -1,636
8 0,613 1,318 1,292 -1,292 0,898 0,828 0,383 -0,383
9 0,665 1,324 1,292 -1,292 1,103 -0,1 0,383 -0,383
10 0,981 -0,795 1,292 -1,292 0,161 -3,127 0,383 -0,383
11 0,498 -1,196 1,906 -1,906 0,524 -1,122 0,618 -0,618
12 0,778 -1,482 1,906 -1,906 0,181 -3,344 0,618 -0,618
13 0,387 1,575 1,662 -1,662 0,026 0 1,771 -1,771
14 0,285 3,915 1,662 -1,662 0,307 0,787 1,771 -1,771
15 0,661 -1,546 1,662 -1,662 0,435 -2,814 1,771 -1,771

Parameter slope pada pilihan ganda dengan garis y=x. Hasil selengkapnya
berbeda jauh dengan skala Likert, yang disajikan pada Gambar 1.
diindikasikan dengan titik-titik yang jauh Demikian pula halnya dengan para-
dari garis y=x. Hanya ada 4 butir yang meter lokasi. Pada pilihan ganda, sebelas
relatif dekat dengan garis tersebut, yang butir berbeda jauh dengan skala Likert,
ditandai dengan adanya 4 titik yang dekat yang diindikasikan dengan titik-titik yang

Gambar 1. Scater Plot untuk Parameter Butir Daya Pembeda pada Likert dan Pilihan Ganda

161
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 156-167

jauh dari garis y=x. Hanya ada 4 butir yang skala Likert dan menggunakan pilihan
relatif dekat dengan garis tersebut, yang ganda dibandingkan. Hasil perbandingan
ditandai dengan adanya 4 titik yang dekat disajikan pada scater plot pada Gambar 3.
dengan garis y=x. Hasil selengkapnya Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh
disajikan pada Gambar 2. adanya hubungan linear antara kemampuan
Hasil estimasi kemampuan laten res- laten SRL yang diestimasi dengan
ponden khususnya terkait dengan SRL yang menggunakan skala Likert dan pilihan
dihasilkan dari pengukuran menggunakan ganda. Hal ini dibuktikan dengan titik-titik

Gambar 2. Scater Plot Parameter Lokasi pada Likert dan Pilihan Ganda

Gambar 3. Scater Plot Parameter Kemampuan Peserta Diestimasi


dengan Likert dan Pilihan Ganda

162
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

pada scater plot menyebar mendekati garis of measurement, SEM) pada skala Likert
y=x. Hasil lain yang diperoleh yakni adanya maupun pilihan ganda disajikan pada
korelasi antara hasil estimasi dengan Gambar 4.
menggunakan skala Likert dan pilihan Berdasarkan Gambar 4, diperoleh
ganda sebesar 0,552. Hal ini menunjukkan bahwa nilai fungsi informasi pada skala
bahwa hasil estimasi skala Likert dapat Likert lebih tinggi dibandingkan dengan
memberikan kontribusi untuk memprediksi nilai fungsi informasi pada pilihan ganda,
hasil estimasi dengan menggunakan pilihan untuk keseluruhan skala kemampuan
ganda sebesar 30,3%. Ini menunjukkan laten. Hal ini menunjukkan bahwa skala
adanya korelasi sedang pada kedua hasil Likert mempunyai kekuatan yang lebih
estimasi tersebut. baik dibandingkan pilihan ganda untuk
Hasil estimasi parameter butir kemu- mengukur SRL. Hasil estimasi kesalahan
dian digunakan untuk mengestimasi nilai pengukuran pada kedua bentuk instrumen
fungsi informasi. Nilai fungsi informasi ini tersebut menunjukkan hal yang serupa.
merupakan fungsi dari kemampuan laten, Kesalahan pengukuran pada estimasi
untuk menunjukkan kekuatan instrumen kemampuan dengan menggunakan skala
untuk mengukur kemampuan laten. Nilai Likert lebih kecil dibandingkan dengan
fungsi informasi ini dapat digunakan untuk SEM pada estimasi kemampuan laten
memperkirakan kesalahan pengukuran dengan menggunakan pilihan ganda.
instrumen pada suatu skala kemampuan. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil
Hasil estimasi nilai fungsi informasi pengukuran dengan menggunakan skala
(Value of Information Function, VIF) dan Likert lebih akurat dibandingkan dengan
kesalahan pengukuran (standard error menggunakan pilihan ganda.

Gambar 4. Nilai Fungsi Informasi (VIF) dan Kesalahan Pengukuran (SEM)


pada Skala Likert dan Pilihan Ganda

163
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 156-167

Pada penyusunan instrumen ber- Likert. Lain halnya dengan instrumen


dasarkan kisi-kisi, baik pada skala Likert yang berbentuk pilihan ganda. Pernyataan
maupun pada pilihan ganda, semua butir disajikan dalam kasus. Untuk dapat
telah divalidasi oleh dua ahli psikologi dan memberikan respon instrumen bentuk
satu ahli pengukuran. Perbaikan-perbaikan pilihan ganda, responden harus menelaah
mulai dari indikator pada kisi-kisi dan pernyataan yang sesuai baru kemudian
termasuk bahasa dan pernyataan telah memilih jawaban. Cara ini dianggap
dilakukan. Pada kenyataannya, setelah oleh responden merupakan hal yang
data dikumpulkan, hanya sedikit siswa merepotkan, dan juga bentuk pilihan
yang memilih sangat tidak setuju (STS) ganda untuk mengukur sikap merupakan
atau tidak pernah (TP) pada skala Likert bentuk yang belum cukup lazim digunakan
atau memilih pilihan dengan skor 1 pada di masyarakat. Contoh butir skala sikap
pilihan ganda. Hal ini memberikan dampak, dan pilihan ganda tentang menyusun peta
kategori 1 tidak dapat dianalisis, sehingga kegiatan atau aktivitas (butir nomor 8 dari
perlu dilakukan penskoran ulang (rescale) instrumen) disajikan pada Tabel 2. Hal inilah
skor 1 dan 2 menjadi 1, skor 3 menjadi 2, yang menyebabkan skala Likert lebih akurat
dan skor 4 menjadi 3. Penskoran ulang ini dibandingkan dengan pilihan ganda.
tentunya memberikan dampak pada hasil Dengan menggunakan parameter
estimasi baik parameter butir maupun butir hasil estimasi, kurva karakteristik
parameter kemampuan. butir atau sering pula disebut kurva
Pada skala Likert, pernyataan disajikan Category Response Function (CRF) dapat
secara sederhana. Responden memberikan digambarkan. Sebagai contoh, untuk butir
tanggapan terhadap pernyataan juga sangat nomor 8 skala Likert, grafik CRF disajikan
mudah, dengan memilih salah satu dari pada Gambar 5 dan pada butir pilihan ganda
sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, disajikan pada Gambar 6.
atau sangat setuju. Instrumen ini merupakan Mencermati kurva pada Gambar 5
instrumen yang lazim digunakan untuk tersebut, kategori kedua dari butir memiliki
mengukur sikap, sehingga responden telah fungsi untuk mengukur kemampuan laten
terbiasa dengan instrumen berbentuk skala pada skala sekitar 0,0-2,5. Namun pada

Tabel 2. Butir Instrumen tentang Menyusun Peta Kegiatan atau Aktivitas (Butir 8)
Bentuk Pernyataan/Pilihan Jawaban
Likert Saya membuat peta kegiatan/aktivitas telah saya lakukan.
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
Pilihan Ganda Mengenai usaha-usaha yang telah Anda lakukan, yang sesuai
keadaan Anda adalah … .
A. Saya memetakan kegagalan saya, sehingga memotivasi
memperbaikinya. (skor 3)
B. Kegagalan, keberhasilan dan usaha yang telah saya lakukan, saya
petakan dalam pikiran saya saja. (skor 2)
C. Saya tidak memetakan usaha, keberhasilan dan kegagalan. (skor 1)
D. Saya membuat peta/diagram dari usaha yang telah saya lakukan,
beserta hasilnya baik sukses maupun yang gagal. (skor 4).

164
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

Gambar 5. Kurva CRF Butir 8 pada Skala Likert

Gambar 6. Kurva CRF Butir 8 pada Instrumen Pilihan Ganda

pilihan ganda pada Gambar 6, kategori 2 Dari pendapat responden mengenai


butir nomor 8 tidak memiliki fungsi, karena instrumen, diperoleh informasi bahwa untuk
untuk mengukur keseluruhan kemampuan, mengerjakan butir pilihan ganda, responden
hanya diperlukan kategori pertama dan harus membaca dan mencermati kalimat
ketiga saja. Hal ini juga menyebabkan nilai atau kasus dengan kalimat yang cukup
fungsi informasi pada pilihan ganda lebih panjang. Hal ini dianggap menyulitkan
rendah dibandingkan dengan nilai fungsi responden, karena ketika menggunakan
informasi pada Likert. instrumen pilihan ganda, responden harus

165
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 156-167

membaca lebih banyak. Sementara itu, Self-Management Approach. Marwah,


ketika merespons instrumen dengan skala NJ: Lawrence Erlbaum.
Likert, pernyataan disajikan dengan lebih Du Toit, M. 2003. IRT from SSi: Bilog-
sederhana. Hal ini juga menyebabkan MG, Multilog, Parscale, Testfact.
instrumen pilihan ganda tidak lebih akurat Lincolnwood: SSi.
dibandingkan dengan skala Likert. Hambleton, R.K., & Swaminathan, H. 1985.
Item Response Theory, Principles, &
SIMPULAN Applications. Boston: Kluwer-Nijhoff.
Hasil analisis dengan nilai fungsi Hambleton, R.K., Swaminathan, H., &
informasi pada respons peserta terhadap Rogers, H.J. 1991. Fundamentals of
instrumen SRL menunjukkan bahwa Item Response Theory. Newbury Park,
perangkat menggunakan skala Likert lebih CA: Sage Publication.
baik dibandingkan dengan menggunakan Kivinen, K. 2003. "Assessing Motivation
pilihan ganda untuk mengukur skala and The Use o Learning Strategies by
Self-regulated Learning (SRL). Hasil ini Seconday School Students in Three
ditunjukkan dengan nilai fungsi informasi International Schools". Dissertation.
instrumen pada skala Likert yang lebih University of Tampere.
tinggi dibandingkan dengan pilihan ganda. Muraki, E. 1999. "New Appoaches to
Demikian pula halnya ketika menggunakan Measurement". Dalam Masters, G.N.
kesalahan pengukuran standar, yang dan Keeves, J.P. (Eds). Advances
memperkuat hasil penelitian bahwa skala in Measurement in Educational
Likert lebih akurat untuk mengukur SRL Research and Assesment. Amsterdam:
dibandingkan dengan pilihan ganda. Pergamon.
Penelitian ini mempunyai keter- Muraki, E., & Bock, R.D. 1997. Parscale
batasan. Analisis dalam penelitian ini 3: IRT Based Test Scoring and Item
dilakukan hanya pada satu data saja dan Analysis for Graded Items and Rating
menggunakan kasus kemampuan laten Scales. Chicago: Scintific Software Inc.
berupa skala SRL. Penelitian lain perlu Pintrich, P.R. 2004. "A Conceptual Frame-
dilakukan untuk mengetahui perbandingan work for Assessing Motivation and
akurasi berbagai bentuk instrumen untuk Self-Regulated Learning in College
mengukur berbagai kemampuan laten. Students". Educational Psychology
Analisis juga perlu dilakukan bukan hanya Review, 16(4), 385-407.
pada satu data saja, namun juga melibatkan Retnawati, H. 2014. Teori Respons Butir
berbagai variabel, misalnya panjang tas dan dan Penerapannya (Untuk Peneliti,
metode estimasi skala kemampuan. Analisis Praktisi, Pengukuran dan Pengujian,
ini dapat menggunakan metode penelitian Mahasiswa Pascasarjana. Yogyakarta:
simulasi dengan memperhatikan data Parama Publishing.
empiris, misalnya simulasi Monte-Carlo. Schunk, D.H. 2005. "Self-regulated learn-
ing: The educational legacy of Paul R.
DAFTAR PUSTAKA Pintrich". Educational Psychologist,
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. 40, 85-94.
2011. Research Methods in Education. Soric, I., & Palekcic, M. 2009. "The Role
Routlege: New York. of Students’ Interests in Self-Regulated
Dembo, M.H. 2004. Motivation and Learn- Learning: The Relationship between
ing Strategies for College Success: A Students’ Interests, Learning Strategies

166
Heri R.: Perbandingan Akurasi Penggunaan...

and Causal Attributions. European Positive Development: Definitions,


Journal of Psychology of Education Measures, and Prospective Validity,
2009, XXIV(4), 545-565. March 12-13, 2003.
Tiurma, L., & Retnawati, H. 2014. "Ke- Zimmerman, B.J. 1989. "A Social Cognitive
Efektifan Pembelajaran Multimedia View of Self-Regulated Academic
Materi Dimensi Tiga Ditinjau dari Learning". Journal of Educational
Prestasi dan Minat Belajar Matematika Psychology, 81(3), 329-339.
si SMA". Jurnal Kependidikan, 44(2), Zimmerman, B.J. 1990. "Self-regulated
177-190. Learning and Academic Achievement:
Vrieling, E., Bastiaens, T., & Stijnend, An Overview". Education Psycho-
S. 2012. "Effects of Increased Self- logist, 25(1), 3-17.
Regulated Learning Opportunities on Zimmerman, B.J. 2000. "Attaining Self-
Student Teachers’ Motivation and Use regulation: A Social Cognitive
of Metacognitive Skills". Australian Perspective". In Boekaerts, M.,
Journal of Teacher Education. 37(8), Pintrich, P. R., & Zeidner, M. (eds.),
102-117. Handbook of Self-Regulation: Theory,
Wahyono, S.B., Hardianto, D., & Miyarso, Research, and Applications, pp. 13-39.
E. 2014. "Pengukuran Indeks Etos San Diego, CA: Academic Press.
Belajar Siswa di Daerah Istimewa Zumbrunn, S., Tadlock, J., & Danielle, E.
Yogyakarta". Jurnal Kependidikan, 2011. "Encouraging Self-Regulated
44(1), 51-63. Learning in the Classroom. A Review
Wolkers, C.A., Pintrich, P.R., & Karabenick, of the Literature". Metropolitan Educa-
S.A. 2003. "Assesing Academic Self- tional Research Consortium (MERC).
Regulated Learning". Paper prepared Virginia Commonwealth University.
for the Conference on Indicators of

167

Anda mungkin juga menyukai