Makalah Mke-Dikonversi
Makalah Mke-Dikonversi
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin pendingin adalah sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya hampir
sama dengan mesin kalor yang menggunakan fluida kerja berupa refrigeran.
Siklus refrigerasi yang paling banyak dipakai adalah daur refrigerasi kompresi
uap yang melibatkan empat komponen dasar yaitu : kompresor, kondensor, katup
ekspansi dan evaporator. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga
ruangan tetap dingin dengan menyerap panas dari ruang tersebut.Salah satu
aplikasi yang menggunakan prinsip mesin pendingin adalah AC.
Sedangkan pompa kalor adalah suatu alat yang dapat mentransfer panas dari
media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi yang bertujuan untuk
menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas tersebut
disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah. Kedua alat
penukar kalor tersebut menggunakan siklus kompresi uap.
Sehingga pengetahuan tentang prinsip kerja mesin pendingin dan
karakteristik yang dimiliki oleh mesin pendingin sangat penting untuk diketahui
oleh para mahasiswa karena penerapannya sangatlah luas dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam dunia industri
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui fungsi mesin pendingin.
2. Untuk mengetahui proses kerja mesin pendingin.
3. Untuk mengetahui jenis mesin pendingin.
4. Untuk mengetahui komponen mesin pendingin.
5. Untuk mengetahui penerapan mesin pendingin.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu alat
yang digunakan untuk memindahkan panas
dari dalam ruangan ke luar ruangan untuk
menjadikan temperatur benda/ruangan
tersebut lebih rendah dari temperatur
lingkungannya sehingga menghasilkan
suhu/temperatur dingin. Sesuai dengan
konsep kekekalan energi, panas tidak dapat
dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan.
Sehingga proses kerja mesin pendingin
selalu berhubungan dengan proses-proses
aliran panas dan perpindahan panas.
Sebelum menentukan mesin
pendingin, terlebih dahulu ditentukan
perhitungan beban pendinginan. Sebelum
melakukan perhitungan beban pendinginan
pada suatu ruangan yang akan dikondisikan,
data-data pendukung harus dikumpulkan.
Data yang harus dimiliki sebelum
melakukan perhitungan adalah lokasi
bangunan dan arahnya, konstruksi dari
bangunan, kondisi di luar gedung, kondisi
design di dalam gedung, jadwal penghuni di
dalam gedung, jumlah lampu dan peralatan
listrik yang dipasang di dalam gedung,
jadwal masuknya/beroperasinya peralatan-
peralatan di dalam gedung, serta kebocoran
udara (infiltrasi) dan penambahan udara
(ventilasi). Informasi-informasi ini akan
digunakan sebagai parameter pada
perhitungan dan atau untuk mencari
2
parameter- parameter
tambahan yang akan
digunakan dalam perhitungan
beban pendingin.
2.2. Proses Kerja Mesin
Pendingin
Proses kerjanya adalah
penguapan dan
pengembunan. Untuk
mendapatkan penguapan
diperlukan gas (udara) yang
mencapai temperatur tertentu
(panas). Setelah udara
tersebut panas diubah agar
kehilangan panas, sehingga
terjadi penguapan lalu terjadi
pengembunan sehingga udara
membentuk titik – titik
embun dan akhirnya mencari,
maka timbulah suhu di dalam
temperatur rendah (dingin).
Refrigerasi merupakan
suatu proses penarikan kalor
dari suatu benda / ruangan ke
lingkungan sehingga
temperatur benda/ruangan
tersebut lebih rendah dari
temperatur lingkungannya.
3
Proses kerja mesin pendingin memperlihatkan apa yang terjadi atas panas
setelah dikeluarkan dari udara oleh refrigeran di dalam koil (evaporator). Siklus
ini didasari oleh dua prinsip, yaitu saat refrigeran cair berubah menjadi uap, maka
refrigeran cair itu mengambil atau menyerap sejumlah panas dan saat titik didih
suatu cairan dapat diubah dengan jalan mengubah tekanan yang bekerja padanya.
Hal ini sama artinya bahwa temperatur suatu cairan dapat ditingkatkan dengan
jalan menaikan tekanannya, begitu juga sebaliknya.
Proses kerja mesin pendingin secara umum adalah sebagai berikut : kompressor
melepaskan refrigerant berbentuk gas bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi
karena hasil kompresi pada kompressor saat langkah pengeluaran (Discharge
stroke). Refrigerant ini mengalir ke kondensor. Di kondensor, uap refrigeran
bertekanan dan bersuhu tinggi diembunkan, Panas dilepas ke lingkungan, dan
terjadi perubahan fase refrigeran dari uap ke cair. Dari kondensor dihasilkan
refrigeran cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah. Tekanan tinggi refrigeran
cair diturunkan dengan menggunakan katup cekik (katup ekspansi) dan dihasilkan
refrigeran cair bertekanan dan bersuhu rendah dengan bentuk spray (kabut) yang
selanjutnya dialirkan ke evaporator. Di evaporator, refrigeran cair mengambil
panas dari lingkungan yang akan didinginkan dan menguap sehingga terjadi uap
refrigeran bertekanan rendah.
Refrigeration Cycle
2.3. Jenis Mesin Pendingin
Pada dasarnya mesin pendingin dibagi menjadi dua, yaitu mesin pendingin
dengan sistem refrigerasi mekanik dan non mekanik. Sistem refrigerasi mekanik
merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan
alat mekanik lain dalam menjalankan siklusnya, sedangkan sistem refigerasi non
mekanik adalah sistem refigerasi yang tidak memerlukan mesin-mesin penggerak
seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Sistem refrigerasi non mekanik
digolongkan menjadi Siklus Kompresi Uap (SKU), refrigerasi siklus udara,
kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah, dan siklus sterling. Sedangkan
sistem refrigerasi mekanik digolongkan menjadi refrigerasi termoelektrik,
refrigerasi siklus absorbsi, refrigerasi steam jet, refrigerasi magnetik, dan heat pip.
A. Sistem Kompresi Uap (Work Operated)
Dari sekian banyak jenis-jenis mesin pendingin, yang paling umum
digunakan adalah mesin pendingin dengan sistem kompresi uap. Komponen
utama dari sebuah siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor
dan katup expansi.
𝑚𝑟𝑒𝑓 =
ℎ 200 𝑙𝑏
−ℎ 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑚
2 3
𝑚𝑟𝑒𝑓 = 200
ℎ
−ℎ
2 3
𝑛
𝑛 𝑃𝑥
=( 𝑃𝑉 ( 1 𝑛 − 1 𝑥1)) 𝑋 200
2 2
𝑛−1 𝑃2 ℎ2 − ℎ3
200 𝑛 𝑛
= 144 ( 𝑃 1𝑥 )( 𝑃𝑉 (
𝑛−1
𝑥1))
ℎ2 − ℎ3 𝑛−133
𝑃2
𝑛𝑛− 1
= 0,873 (𝑛 𝑋 𝑃 𝑉 ) ( 𝑃 1𝑥 𝑥1) 𝐻𝑃/𝑡𝑜𝑛
3 3
𝑃2
8
Keterangan proses :
1–2 : kompresi adiabatik 3–4 : ekspansi adiabatik
2–3 : pelepasan panas isothermal 4 -1 : pemasukan panas
isothermal
Dimana :
1–2 : kompresi adiabatik dan reversible, dari uap jenuh menuju
tekanan konstan
2 -3 : pelepasan kalor reverseibel pada tekanan konstan, menyebabkan
penurunan panas lanjut dan pengembunan refrigerant.
9
3–4 : ekspansi irreversible pada entalpi konstan,dari cairan jenuh
menuju tekanan evaporator.
4–1 : penambahan kalor reversible pada tekanan tetap yang
menyebabkan penguapan menuju uap jenuh.
3) Daur Kompresi Uap Nyata
Daur kompresi uap nyata mengalami pengurangan efisiensi
dibandingkan dengan daur uap standart. Pada daur kompresi uap nyata
proses kompresi berlangsung tidak isentropic, selam fluida berkerja
melewati evaporator dan kondensor akan mengalami penurunan tekanan.
Fluida kerja mendinginkan kondensor dalam keadaan sub dingin dan
meninggalkan evaporator dalam keadaan panas lanjut. Penyimpangan daur
kompresi uap nyata dari daur uap ideal dapat diperhatikan gambar dibawah
ini :
3) Katup Expansi
Fungsi dari katup expansi ada dua, yaitu (1) menurunkan refrigeran
dari tekanan kondensor sampai tekanan evaporator dan (2) mengatur jumlah
aliran refrigeran yang mengalir masuk ke evaporator.
Jumlah aliran refrigerant yang melewati expansion valve ditentukan
oleh gerakan turun naik valve. Gerakan valve ini diatur oleh perbedaan
tekanan antara Pf (tekanan di dalam sensing tube) dan jumlah Ps (tekanan
spring) dan Pe (tekanan di dalam evaporator). Pada beban pendinginan
tinggi (suhu ruangan tinggi), tekanan gas keluaran evaporator tinggi,
akibatnya suhu dan tekanan pada sensing tube juga tinggi. Selanjutnya akan
menekan valve ke bawah sehingga valve terbuka lebar, jumlah aliran
refrigerant besar. Sebaliknya saat beban pendinginan rendah, valve akan
membuka sedikit sehingga aliran refrigerant akan kecil.
Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf
dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar (out let) evaporator
dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > Ps + Pe, maka
refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila
temperatur lubang keluar (out let) evaporator menurun maka tekanan Pf <
Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.
Pada kondisi pengaturan yang ideal, sangat dipantangkan jika cairan
referigeran dari evaporator sampai masuk ke kompressor. Hal ini bisa saja
terjadi, misalnya, karena beban pendinginan berkurang, refrigeran yang
menguap di evaporator akan berkurang. Jika pasokan refrigeran cair dari
kondensor tetap mengalir maka hal ini akan memaksa cairan refrigeran
masuk ke kompressor. Untuk menghindari hal inilah katup ekspansi
difungsikan. Jika beban berkurang, maka pasokan refrigeran akan
berkurang, sehingga menjamin hanya uap refrigeran yang masuk ke
kompressor.
4) Evaporator
Evaporator adalah penukar kalor yang di dalamnya mengalir cairan
refrigeran yang berfungsi sebagai penyerap panas dari produk yang
didinginkannya sambil berubah phasa. Setelah refrigeran turun dari
kondensor melalui katup expansi masuk ke evaporator dan diuapkan, dan
dikirim ke kompressor. Pada prinsipnya evaporator hampir sama dengan
kondensor, yaitu sama-sama APK yang fungsinya mengubah fasa
refrigeran. Bedanya, jika pada kondensor refrigerant berubah dari uap
menjadi cair, maka pada evaporator berubah dari cair menjadi uap.
Perbedaan berikutnya adalah, sebagai siklus refrigerasi, pada evaporatorlah
sebenarnya tujuan itu ingin dicapai. Artinya, jika kondensor fungsinya
hanya membuang panas ke lingkungan, maka pada evaporator panas harus
diserap untuk menyesuaikan dengan beban pendingin di
ruangan.Temperatur refrigerant di dalam evaporator selalu lebih rendah
daripada temperatur sekelilingnya, sehingga dengan demikian panas dapat
mengalir ke refrigeran.
2) Filter drier
Yaitu alat yang digunakan untuk mengeringkan cairan bahan
pendingin dari kandungan air, alat ini dipasang pada saluran cairan bahan
pendingin bertekanan tinggi atau pada saluran antara tangki penampung
sampai katup ekspansi. Di dalam filter drier terdapat bahan pengering
dissicant, salah satu jenisnya adalah silica gel. Filter drier ini digunakan
khusus untuk mesin pendingin dengan bahan pendingin halogen.
3) Indikator
Yaitu alat yang digunakan untuk melihat ada tidaknya cairan bahan
pendingin bertekanan tinggi yang mengalir ke katup ekspansi. Alat ini
ditempatkan pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau
antara tangki penampung sampai katup ekspansi dapat juga pada saluran
setelah filter drier, oleh karena itu alat ini juga dapat untuk mendeteksi
masih baik tidaknya filter drier.
4) Kran Selenoid
Yaitu alat yang digerakan dengan ada atau tidaknya aliran listrik.
Kran ini pada umumnya dipasang pada saluran cairan bahan pendingin
bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi dan selain itu dapat pula
dipasang pada bagian mesin pendingin lainnya seperti saluran by pass,
saluran unload, dll.
5) Akumulator
Yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan uap cairan bahan
pendingin bertekanan rendah. Alat ini dipasang pada saluran uap bahan
pendingin bertekanan randah atau pada saluran evaporator sampai
kompresor, terutama pada mesin pendingin sistem evaporator kering.
C. Komponen Pengontrol
1) Alat Ukur (manometer tekanan tinggi, manometer tekanan rendah,
manometer tekanan pelumasan, thermometer ruang pendingin,
thermometer media pendingin kondensor)
2) Alat Pengaman
a) Saklar tekanan rendah, merupakan saklar listrik yang kerjanya
dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin
bertekanan rendah. Saklar pada alat ini akan terbuka dan
memutuskan aliran arus listrik secara otomatis apabila tekanan
penghisapan kompresor lebih rendah dari batas tekanan yang
telah diatur pada alat tersebut.
b) Saklar tekanan tinggi, merupakan saklar listrik yang kerjanya
dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin
bertekanan tinggi. Saklar pada alat ini akan terbuka apabila
tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan yang telah diatur pada alat tersebut. Saklar ini
difungsikan secara manual dengan hand reset.
Fungsi kondensor mendinginkan zat pendingin yang telah diberi tekanan oleh
kompresor.
Zat pendingin yang bertekanan tinggi dari kompresor suhunya panas melalui
kondensor panas itu dihilangkan (diperkecil) dan zat pendingin berubah bentuk
menjadi cair.
3. Filter
Uap air adalah gangguan yang paling utama dalam sistem AC, karena uap air
menyebabkan terjadi pembekuan (es) pada saluran-saluran dalam sistem,
terutama pada katub ekspansi mengakibatkan sistem AC tidak berfungsi dengan
baik.
Untuk menyerap uap air dan kotoran kecil pada sistem digunakan saringan /
filter
4. Katup Ekspansi
Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus
diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas
dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung
dengan sempurna sebelum keluar evaporator.
Untuk itulah pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi.
Bekerjanya katup ekspansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan
menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporatur atau tekanan di dalam
sistem. konstruksi & cara kerja
Refrigerant R-12
3.1. Kesimpulan
Mesin Pendingin merupakan sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya
hampir sama dengan pompa kalor yang menggunakan fluida kerja berupa
refrigeran.
Daur refrigerasi yang dipakai dalam siklus adalah tipe kompresi uap yang
menggunakan freon 22 (R22) sebagai refrigeran. Dan komponen utamanya adalah
kompresor, kondensor, pipa kapiler dan evaporator.
Siklus kompresi uap dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: entalpi,
kapasitas kompresor, laju aliran masa refrigeran dan laju kalor pendingin.
Laju aliran massa refrigeran ditentukan oleh daya listrik, dimana daya listrik
tersebut besarnya sama dengan kapasitas kompresor. Semakin besar daya listrik
semakin besar pula laju aliran massa refrigerannya.
Kapasitas kondensor dan kapasitas laju lairan kalor pendingin (kapasitas
evaporator) ditentukan oleh laju aliran massa refrigeran. Semakin besar laju aliran
massa refrigeran maka semakin besar pula kapasitas kondensor dan evaporator.
COP merupakan hasil bagi antara perubahan entalpi di evaporator dengan
perubahan entalpi di kompresor. COP akan semakin besar jika perubahan entalpi
di evaporator semakin besar.
DAFTAR RUJUKAN