Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAM DAN KOMITMEN DALAM PENEGAKANNYA


Disusun Guna memenuhi tugas mata kuliah PPKn

Dosen Pengampu: Bapak Siswanto, M.S.I.

Disusun oleh:
1. Esna Handayani (2102016059)
2. Novita Tri Rahma (2102016060)
3. Mufid Maulana (2102016063)
4. Isna Akmilna L (2102016072)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas

mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu makalah ini bertujuan

menambah wawasan tentang Demokrasi dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Siswanto, M.S.I. sebagai dosen

pengampu mata kuliah ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini penyusun menyadari makalah ini masih kurang sempurna,

penyusun berharap kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki langkah-langkah

membuat makalah selanjutnya.

Semarang, 25 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………

A. Latar Belakang……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

1. Hakikat HAM dalam kehidupan…...………………………………………


2. Sejarah Perkembangan HAM………………………………………………
3. Pentingnya Penghormatan terhadapHAM…..……………………………..
4. Konsep HAM dalam perspektif Islam……….…………………………….
5. Partisipasi mahasiswa dalam penegakan HAM di Indonesia………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….

A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak dasar yang dimiliki
manusiaeksistensinya melekat pada kodrat manusia sejaka dilahirkan. Hal tersebut
juga sebagai tanda bahwa ia adalah “manusia” . Manusia yang dimaksud dalam hal ini
ialah, pertama “manusia” seutuhnya yang merupakan ciptaan Tuhan YME dilengkapi
dan dianugerahi seperangkat hak kodrati yang bersifat sangat asasi,karenanya tidak
boleh diabaikan dan dimarjinakan oleh siapa pun. Demikian
HAM bersifat universal, artinya keberlakuannya tidak dibatasi oleh ruang atau tempat
(berlaku di mana saja), tidak terbtas hanya pada orang orang tertentu (berlaku
untuksiapa saja), serta tidak dapat diambl, dipisahkan (berlaku untuk siapa saja, serta
tidak dapat diambil, dipisahkan dan dilanggar oleh siapapun.Dengan demikian HAM
bersifat universal, artinya keberlakuannya tidak dibatasi oleh ruang atau tempat
(berlaku dimana saja), tidak dibatasi oleh waktu(berlaku kapan saja), tidak terbatas
hanya pada orang-orang tertentu (berlaku untuk siapa saja), serta tidak dapat diambil,
dipisahkan dan dilanggar oleh siapapun.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat HAM dalam kehidupan?


2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM?
3. Bagaimana pentingnya penghormatan dalam HAM?
4. Bagaimana konsep HAM dalam perspektif islam?
5. Bagaimana partisipasi mahasiswa dalam penegakan HAM di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hakikat HAM dalam kehidupan


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan HAM
3. Untuk mengetahui pentingnya penghormatan dalam HAM
4. Untuk menhetahui konsep HAM dalam perspektif islam
5. Untuk mengetahui partisipasi mahasiswa dalam penegakan HAM di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat HAM Dalam Kehidupan

Istilah hak asasi manusia adalah terjemahan dari istilah droit de l’ homme
dalam bahasa Perancis yang berarti “hak manusia”. Hak asasi manusia dalam bahasa
Inggrisnya adalah human rights.Hak asasi manusia yang hak dasar yang dimiliki
setiap manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak
yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut.
Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Dengan demikian hak asasi manusia
itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau negara lain.
Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Oleh
karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan
tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia. Pada setiap hak melekat
kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi
manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak
asasi manusia (HAM).
Membicarakan hak asasi manusia pada dasarnya adalah membicarakan
tentang hidup dan kehidupan manusia serta membicarakan tentang keberadaan
manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ada di sekelilingnya. Hak asasi manusia
tidak lain adalah sebuah upaya penghargaan, penghormatan, dan perlindungan
terhadap harkat-martabat umat manusia. Dengan terpenuhinya hak asasi, manusia
diyakini akan bisa menentukan hidupnya sendiri guna mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.
Di sinilah letak pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Di dalam kehidupan keseharian kita, hak asasi ini ada di mana-mana. Lebih
dari itu, hak asasi adalah milik kita. Sesuatu yang sesungguhnya milik kita, sudah
sepatutnya pula jika kita yang memeliharanya.

Memperjuangkan Hak asasi manusia berarti memperjuangkan hidup dan kehidupan


umat manusia beserta nilai-nilai kemanusiaannya. Selama semua itu dipandang
sebagai sesuatu yang berharga, selama itu pula hak asasi manusia akan terus
dijalankan untuk mewujudkan cita-cita membangun suatu tatanan kehidupan yang
lebih baik sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap harkat-martabat
dan kelangsungan hidup umat manusia.

B. Sejarah Perkembangan HAM

Secara internasional Hak Asasi Manusia dideklarasikan untuk pertama kali pada
tanggal 10 Desember 1948 yang dikenal dengan naskah Universal Declaration of
Human Rights. Deklarasi tersebut tidak hanya memuat hak-hak asasi yang
diperjuangkan oleh liberalism dan sosialisme, melainkan juga mencerminkan
pengalaman penindasan oleh rezim-rezim fasis dan nasionalis-nasionalis tahun dua
puluh empat puluhan.
Secara internasional Hak Asasi Manusia dideklarasikan untuk pertama kali pada
tanggal 10 Desember 1948 yang dikenal dengan naskah Universal Declaration of
Human Rights. Deklarasi tersebut tidak hanya memuat hak-hak asasi yang
diperjuangkan oleh liberalism dan sosialisme, melainkan juga mencerminkan
pengalaman penindasan oleh rezim-rezim fasis dan nasionalis-nasionalis tahun dua
puluh empat puluhan. Deklarasi tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan
untuk lepas dari belenggu keserakahan manusia terhadap manusia lainnya, serta untuk
memperjuangkan yang dianggap haknya. Dalam proses demikian itu telah lahir
banyak naskah mengenai upaya untuk saling memelihara dan menghormati beberapa
hak-hak manusia yang dianggap asasi dan universal. Adapun naskah naskah
dimaksud adalah :
1. Magna Charta (Piagam Agung, 1215). Suatu dokumen yang mencatat beberapa hak
yang diberikan Raja John dari Inggris kepada beberapa bangsawan bawahannya atas
tuntutan mereka. Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan Raja. Paham HAM lahir
di Inggris pada abad ke-17. Inggris memiliki tradisi perlawanan yang lama terhadap
segala usaha raja untuk mengambil kekuasaan mutlak. Magna Charta (1215) sering
keliru dianggap sebagai cikal bakal kebebasan warga negara Inggris. Piagam ini
sesungguhnya hanyalah kompromi pembagian kekuasaan antara Raja John dan para
bangsawannya, dan baru belakangan kata-kata dalam piagam ini sebenarnya baru
dalam Bill of Rights (1689) muncul ketentuan-ketentuan untuk melindungi hak-hak
atau kebebasan individu.
Magna Charta mencanangkan bahwa raja yang semula memiliki kekuasaan absolute
(raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum). Dari sini
lahir doktrin bahwa raja tidak kebal hukum lagi dan bertanggungjawab kepada
hukum. Sejak itu, apabila raja melanggar hukum, ia harus diadili dan harus
mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya kepada parlemen. Konsep ini sebagai
awal lahirnya monarki konstitusional yang berintikan bahwa kekuasaan raja hanyalah
simbol. Lahirnya Magna Charta diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret,
dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu mulai timbul
adagium bahwa manusia adalah sama di muka hukum (equality before the law)
Adagium ini memperkuat dorongan timbulnya negara hukum dan demokrasi. Bill of
right melahirkan asas persamaan.

2. Bill of Rights (Undang-Undang Hak, 1689). Suatu undang-undang yang diterima


oleh Parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan
perlawanan terhadap raja James II, dalam suatu revolusi tak berdarah (The Glorius
Revolution of 1688).
Bill of Rights (1689), merupakan hasil perjuangan parlemen melawan pemerintahan
raja-raja wangsa Stuart yang sewenang-wenang pada abad ke-17. Disahkan setelah
Raja James II dipaksa turun takhta dan William II serta Mary II naik ke singgasana
menyusul “ Revolusi Gemilang” (Glorious Revolution) pada tahun 1688, Bill of
Rights, yang menyatakan dirinya sebagai deklarasi undang-undang yang ada dan
bukan merupakan undang-undang yang baru, menundukkan monarki di bawah
kekuasaan parlemen, dengan menyatakan bahwa kekuasaan raja adalah ilegal.
Dengan adanya Bill of Right timbul kebebasan dalam berbicara (speech) dan
berdebat (debate), sekalipun hanya untuk anggota parlemen dan untuk digunakan di
dalam gedung parlemen. Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika (1776) yang
disusun oleh Thomas Jefferson, gagasan-gagasan ini diungkapkan dengan kata-kata
yang sangat jelas dan tepat. Deklarasi tersebut secara eksplisit mengakui kesetaraan
manusia dan adanya hak-hak pada diri manusia yang tidak dapat dicabut(inalienable),
yaitu hak untuk hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan.
Pada tahun 1791 barulah Amerika Serikat mengadopsi Bill of Rights yang memuat
daftar hak-hak individu yang dijaminnya. Hal ini terjadi melalui sejumlah amandemen
terhadap konstitusi. Di antara amandemen yang terkenal adalah Amandemen Pertama
yang melindungi kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan
pendapat dan hak berserikat; Amandemen Kelima yang menetapkan larangan
memberatkan diri sendiri dan hak atas proses hukum yang benar
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya American Declaration
of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan Montesque. Mulailah dipertegas
bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya.

3. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan hak-hak manusia dan


warga Negara, 1789). Suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan Revolusi
Perancis, sebagai perlawanan terhadap kesewenangan dari rezim lama
Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dijadikan model yang memengaruhi revolusi
di Prancis, yang kemudian menghasilkan Deklarasi Hak-Hak Manusia dan Warga
Negara (Declaration of The Rights of Man and of the Citizen) pada 1789. Deklarasi
ini membedakan antara hak-hak yang dimiliki oleh manusia secara kodrati yang
dibawa ke dalam masyarakat dan hak-hak yang diperoleh manusia sebagai warga
negara. Beberapa hak disebutkan dalam Deklarasi, antara lain, yaitu: hak atas
kebebasan, hak milik, hak atas keamanan, hak untuk melawan penindasan.

4. Bill of Rights (Undang-Undang Hak), suatu naskah yang disusun oleh rakyat
AMerika dalam tahun 1789 (sama tahunnya dengan Deklarasi Perancis), dan yang
menjadi bagian dari undang-undang dasar pada tahun 1791
Naskah-naskah deklarasi abad ke-17 dan abad le-18 di atas pada prinsipnya banyak
dipengaruhi oleh gagasan mengenai Hukum Alam (Natural Law), seperti yang
dirumuskan oleh John Locke (1632-1714) dan Jean Jaques Rousseau (1712-1778) dan
hanya terbatas pada hak-hak yang bersifat politis saja seperti kesamaan hak, hak atas
kebebasan, hak untuk memilih, dan hak untuk dipilih.
Memasuki abad ke-20 hak-hak asasi di wilayah politik saja ternyata dianggap tidak
memadai dan tidak sempurna, oleh arena itu dirumuskan berbagai naskah hak-hak
lainnya. Di antara yang merumuskan itu adalah Franklin D.Roosevelt, Presiden
Amerika Serikat. Ia mencetuskan empat kebebasan atau terkenal dengan istilah The
Four Freedom, yakni :
1. Freedom of speech (Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat).
2. Freedom of religion (Kebebasan beragama).
3. Freedom of fear (Kebebasan dari takut).
4. Freedom of want (Kebebasan dari kemiskinan/kemelaratan).
diwakili oleh hak-hak ekonomi social dan budaya. Berdasarkan hal tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa HAM senantiasa berkembang dan bersifat dinamis

C. Pentingnya Penghormatan Terhadap HAM


Penghormatan terhadap hak asasi manusia akan berjalan secara maksimal jika ada
penegakan hak asasi manusia. Dengan adanya penegakan hak asasi manusia tentunya
akan mengakhiri tindakan main hakim sendiri yang biasanya menjadi pemicu
terjadinya pelanggaran hak asasi manusia baik yang kategori biasa maupun berat.

Mengacu pada kondisi Indonesia yang sarat dengan kasus pelanggaran HAM yang
terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia didukung sukses oleh lemahnya penegakan
hak asasi manusia. Kondisi itu secara terus-menerus didorong oleh masyarakat sipil.
Namun terkadang gerakan masyarakat sipil itu dibenturkan dengan konflik
antarmasyarakat sipil itu sendiri, sehingga perjuangan penegakan hak asasi manusia
selalu berhenti di tengah jalan.
D. Konsep HAM Dalam Perspektif Islam

Pandangan Islam Tentang Hak Asasi Manusia

Syariat Islam dibangun diatas Bangunan yang kokoh dan lengkap karena berasal dari
Allah yang maha perkasa lagi maha terpuji. Tidak ada satu kemaslahatan dunia dan
akherat kecuali telah ditunjukkan dan disampaikan dalam syariat. Oleh karena itu
syariat sangat memperhatikan 5 dharuraat: Menjaga agama, jiwa, akal, nasab
keturunan dan harta. Kelima dharurat ini Yang menjadi tiang kehidupan manusia.
Islam mengakui adanya HAM namun memiliki karakteristik dan maqaashid yang
jelas, diantaranya:
a. Karakteristik HAM versi Islam.
1.Rabbaniyyah. Semua hak telah di jelaskan dalam al-Qur`an dan sunnah. Sumbernya
berasal langsung dari Allah. Oleh karena ia lepas dan bebas dari kezhaliman dan
kesesatan.
2.Tsabat (tidak berubah-rubah). Walaupun banyak usaha penyesatan dan perancuan
kebenaran islam dengan kebatilan namun tetap hujjah kebenaran kuat dan tidak
goyah.
 Al-Hiyaad, sehingga jauh dari rasisme dan mengikuti hawa nafsu.
 Asy-Syumul (universal). Karena mencakup seluruh kepentingan dan kemaslahatan
manusia sekarang dan Masa depan.
 ‘Alamiyah (bersifat mendunia), karena cocok untuk segala waktu dan tempat,
karena mampu memenuhi kebutuhan manusia dan bisa menjadi solusi terbaik
semua masalah pmereka.

b. Maqaashid HAM dalam Islam.


1.Mewujudkan kesempurnaan ibadah kepada Allah
2.Menjaga kehidupan manusia dalam semua marhalahnya.
3.Menyebarkan ajaran Islam keseluruh dunia melalui pembinaan dan pendidikan
manusia. Juga memberikan solusi atas perbedaan yang ada dengan cara yang efektif
dan efesien.4) Mewujudkan keadilan sosial dengan menyebarkan keadilan dimuka
bumi dan menghilangkan kasta sosial yang ada.
4.Menjaga kepentingan dan kemashlahatan manusia dengan menjaga lima darurat.
5.Memuliakan manusia.

E. Partisipasi Mahasiswa Dalam Penegakan HAM di Indonesia

Secara kelembagaan politik, mahasiswa memang bukan aktor politik yang terlembaga secara
mapan. Di samping itu, unsur-unsur kekuatan politik mahasiswa tidak ajeg karena mahasiswa
selalu datang dan pergi dengan wajah baru dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konsistensi gerakan mahasiswa sangat longgar dan tergantung pada pola kaderisasi di
lembaga-lembaga kemahasiswaan. Di samping itu, kekuatan politik mahasiswa juga sangat
rentan pada fragmentasi ideologi gerakan, dari ujung Kiri hingga ujung Kanan. Kemapanan
ideologi gerakan juga ditentukan oleh tradisi yang tumbuh pada masing-masing universitas.
Dengan demikian, mahasiswa sebagai kekuatan politik memang menyisakan persoalan
soliditas gerakan.
Selama ini, satu-satunya isu yang dapat menyatukan mahasiswa dalam satu platform gerakan
adalah isu kegagalan pemerintah dalam memihak kepentingan warga atau kelompok warga
yang dimarjinalkan oleh proses pembangunan. Demonstrasi dan parlemen jalanan kemudian
menjadi pilihan paling taktis ketika, sebagai sebuah kekuatan politik, mahasiswa tidak
diintegrasikan ke dalam pelembagaan politik.

Sebagai kekuatan penekan, mahasiswa dapat memainkan peran dalam penegakan HAM
dengan pilihan strategi dan taktik berikut:

a. Menggunakan parlemen jalanan sebagai sebuah taktik gerakan ketika pelanggaran


HAM terjadi. Demonstrasi dapat menjadi pilihan sejauh ditempuh dengan cara-cara damai
dan beradab. Sebagai bagian dari HAM, demonstrasi merupakan ekspresi ketidakpuasan
warga yang harus dihormati Negara. Namun pembatasan atas pelaksanaan hak dan kebebasan
berekspresi—termasuk demonstrasi—diijinkan.
b. Membangun jejaring gerakan HAM dengan lembaga-lembaga yang relevan dan
penting, misalnya Komnas HAM, Komisi Hukum DPR RI, Mahkamah Konstitusi, LSM, dan
kelompok-kelompok mahasiswa di berbagai universitas.

c. Melakukan advokasi kebijakan untuk memastikan bahwa pola, struktur dan


kelembagaan negara betul-betul ramah terhadap penghormatan HAM. Kelompokkelompok
mahasiswa yang belajar di Fakultas Hukum lebih mudah mengaplikasikan hal ini. Namun
mereka tak dapat bekerja soliter.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai