Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

HUBUNGAN HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT DAN TOMBOSIT


PADA PASIEN DBD
Renowati1 , Lillah2, Familda3
STIKes Perintis Padang
Email : renowati@stikesperintis.ac.id,

Abstrac

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus and is
transmitted by the Aedes mosquito. DHF is a health problem in the world today, including
Indonesia. In DHF patients plasma leakage occurs which results in homocentration resulting
in an increase in hemoglobin and hematoctrite levels. This research is a quantitative analytic
study with a cross sectional research design on 30 DHF patients in Padang Panjang
Hospital. The study was conducted from May 29 to July 5, 2017. Examination of hemoglobin
using the calorimetry method, meanwhile examination of hematocrit and platelets by the
impedance method. The results were analyzed by Pearson correlation test. Based on this
study it was found that the average hemoglobin level of patients was 13.99 gr / dl ± SD, the
average hematocrit value was 41.50 ± SD, the average platelet count of patients was
61066.67 ± SD. Based on statistical tests with Pearson correlation, there was a significant
correlation between hemoglobin and platelet levels of patients and there was no significant
relationship between hematocrit and platelet values of DHF patients in Padang Panjang
Hospital.

Keywords: Hemoglobin, hematocrit, and platelets

Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. DBD menjadi masalah kesehatan di dunia saat ini,
termasuk Indonesia. Pada pasien DBD terjadi kebocoran plasma yang mengakibatkan terjadinya
homokensentrasi sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin dan hematoktrit. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional terhadap 30 pasien
DBD di RSUD Padang panjang. Penelitian dilaksanakan dari bulan 29 Mei sampai 5 Juli 2017.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode kalorimetri, sementara itu pemeriksaan hematokrit
dan trombosit dengan metode Impedans. Hasil dianalisis dengan uji korelasi pearson. Berdasarkan
penelitian ini ditemukan rata-rata kadar hemoglobin pasien adalah 13,99 gr/dl ± SD, rata-rata nilai
hematokrit adalah 41,50 ± SD, rata-rata jumlah trombosit pasien adalah 61066,67 ± SD. Berdasarkan
uji statistik dengan korelasi pearson didapatkan ada hubungan yang signifikan antara kadar
hemoglobin dan trombosit pasien serta tidak adanya hubungan yang signifikan antara nilai hematokrit
dan trombosit pasien DBD di RSUD Padang Panjang.

Kata Kunci : Hemoglobin, hematokrit, dan trombosit

PENDAHULUAN Samudera India, Pasifik selatan dan tengah


Demam Berdarah Dengue (DBD) serta Karibia (WHO, 2009).
merupakan salah satu masalah kesehatan di Setiap tahun, di Dunia diperkirakan
dunia. Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi terjadi dua puluh juta kasus infeksi dengue,
virus dengue tersebut telah dilaporkan dengan Case Fatality Rate (CFR) 1-5%
semenjak abad kesembilan belas dan pada awal (Ganda, 2006). Sekitar tiga milyar penduduk
abad kedua puluh telah ditemukan di Amerika, dunia memiliki resiko terinfeksi virus dengue
Eropa selatan, Afrika utara, Mediterania timur, setiap tahunnya. Lebih dari seratus negara
Asia dan Australia dan pada beberapa pulau di

43
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

tropis dan subtropics pernah mengalami letusan perdarahan lain ; derajat III yang ditandai
dengue. adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan
Indonesia merupakan salah satu negara lemah serta penurunan tekanan nadi (≤ 20
transmisi virus dengue dan termasuk kategori A mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai ≤
dalam negara endemik di Asia Tenggara 80 mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral
(WHO, 2007). DBD merupakan masalah dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah;
kesehatan di Indonesia (Ganda, 2006), dimana serta derajat IV yang ditandai dengan syok
penyakit ini termasuk kedalam sepuluh berat ( profound shock ) yaitu nadi tidak dapat
penyebab perawatan di rumah sakit dan diraba dan tekanan darah tidak terukur.
kematian pada anak-anak. Pengenalan penyakit DBD saat masuk
DBD pertama kali dilaporkan di rumah sakit dapat menentukan prognosis baik
Indonesia pada tahun 1968 selama wabah yang atau buruk pada pasien. Pemeriksaan
terjadi di Surabaya dan Jakarta (CFR 41,3%) laboratorium yang dapat menunjang diagnosis
dan baru mendapat konfirmasi virology pada DBD yaitu pemeriksaan nilai hematokrit dan
tahun 1970. Di Indonesia, wabah DBD pernah jumlah trombosit (WHO, 2009).
dilaporkan oleh David Baylon di Batavia pada Permeabilitas vaskuler yang meningkat
tahun 1779 (Hasan, 2005). Epidemi DBD yang mengakibatkan kebocoran plasma, plasma
terjadi pada tahun 1998, sebanyak 47.573 kasus hipovolemi dan syok. Trombositopenia dapat
DBD dilaporkan dengan 1.527 kematian. menimbulkan gangguan hemostasis,
Kajian negara yang mendalam mengenai DBD manifestasi perdarahan seperti ptekie, ekimosis,
mulai dilakukan pada bulan Juni tahun 2000, perdarahan gusi, epitaksis, hematemesis dan
kemudian pada tahun 2004, Indonesia melena (Shepherd, 2007).
melaporkan CFR 1,12% yang merupakan angka Nilai hematokrit adalah konsentrasi
tertinggi di Asia Tenggara (Ganda, 2006). eritrosit dalam 100 mL darah lengkap. Nilai
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan hematokrit akan meningkat (hemokonsentrasi)
Propinsi Sumatera Barat tahun 2006, diperoleh karena peningkatan kadar sel atau penurunan
jumlah kasus DBD pada tahun tersebut adalah volume plasma darah, misalnya pada DBD.
1067 kasus dengan 13 kematian (CFR=1,2 %). Sebaliknya nilai hematokrit akan menurun
Sedangkan pada tahun 2007 dilaporkan 2038 (hemodilusi ) karena penurunan seluler darah,
kasus dengan 21 kematian (CFR= 1,03%) seperti pada anemia (Sutedjo, 2007). Trombosit
(Depkes, 2010). merupakan sel darah yang berfungsi dalam
Kematian penderita DBD ini sering hemostasis. Sel ini tidak memiliki nucleus dan
terjadi karena disebabkan keterlambatan dihasilkan oleh megakariosit dalam sum-sum
diagnosis. Hal ini adalah karena diagnosis DBD tulang (Sloane, 2004 ). Pada pasien DBD
pada umumnya sulit untuk ditegakkan pada terjadi trombositopenia akibat munculnya
awal penyakit, karena tidak adanya tanda dan antibody terhadap trombosit karena kompleks
gejala yang spesifik dari penyakit DBD ini antigen-antibodi yang terbentuk (Suhendro,
(Sutaryo, 2000). Masa inkubasi virus dengue 2009).
dalam manusia berkisar antara 3 sampai 14 hari Menurut Pusparini (2004) nilai
sebelum gejala muncul. Gejala klinis rata-rata hematokrit dan jumlah trombosit saat masuk
muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, rumah sakit dapat dijadikan acuan dalam
sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di alam menentukan penderita sebagai dengue primer
tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari atau sekunder. Parameter laboratorium dalam
(Kurane, 2007). menegakkan diagnosis DBD adalah
Tiga tahap presentasi klinis peningkatan nilai hematokrit serta
diklasifikasikan sebagai demam, beracun dan trombositopenia (Pusparini, 2004).
pemulihan. Tahap beracun, yang berlangsung
24-48 jam, adalah masa yang paling kritis, METODE PENELITIAN
dengan kebocoran plasma cepat yang mengarah Penelitian ini termasuk pada penelitian
ke gangguan peredaran darah (Chuansumrit, cross sectional dimana penelitian ini untuk
2006 ). Terdapat 4 tahapan derajat keparahan mengetahui hubungan kadar hemoglobin, nilai
DBD, yaitu derajat I dengan tanda terdapat hemtokrit dan jumlah trombosit pada pasien
demam disertai gejala tidak khas dan uji Demam Berdarah Dengue di RSUD Padang
tourniquet (+) ; derajat II yaitu derajat I Panjang. Penelitian dilakukan di RSUD Kota
ditambah ada perdarahan spontan di kulit atau Padang Panjang dan waktu penelitian

44
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

direncanakan pada tanggal 29 Mei – 5 Juli deman berdarah dengue di RSUD Padang
2017. Seluruh pasien DBD yang dirawat inap Panjang. Jumlah sampel dalam penelitian ini
Interne RSUD Kota Padang Panjang. Bagian sebanyak 30 orang yang berumur 14 sampai 27
dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi tahun, yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
dan ekslusi dengan jumlah sampel 30 orang eksklusi. Terhadap pasien dilakukan
pasien DBD di ruang rawatan interne RSUD pemeriksaan kadar hemoglobin, nilai
Kota Padang Panjang. hematokrit dan jumlah trombosit. Penelitian di
lapangan dilakukan dari tanggal 29 Mei sampai
HASIL dengan 5 Juli 2017. Rata-rata
Telah dilakukan penelitian observasional umur,hemoglobin,hematokrit pasien secara
dengan desain cross sectional pada pasien umum dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Rata - Rata Umur, Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit Pasien
DBD di RSUD Padang Panjang

Variabel Mean ± SD Min Maks

- Umur pasien (tahun) 19,37 ± 3,19 14 27

- Kadar hemoglobin (gr/dl) 13,76 ± 1,56 11,0 17,6

- Nilai Hematokrit (%) 41,27 ± 4,73 32,0 53,0

- Jumlah Trombosit 60733,33 ± 27838,12 14000 100000

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Tabel 3 Hubungan Kadar Hemoglobin dan
bahwa rata-rata umur pasien adalah 19,37 Trombosit Pasien DBD di RSUD Padang
tahun ± SD, kadar hemoglobin pasien memiliki Panjang
rata-rata 13,76 gr/dl ± SD, rata-rata nilai
hematokrit pasein adalah 41,27 ± SD dan rata- Trombosit
rata jumlah trombosit pasien adalah 60733,33 ± Variabel
R p value
SD.
Kadar
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan hemoglobin -0,245 0,192
Jenis Kelamin (gr/dl)
Variabel F %
Jenis kelamin :
- Laki-laki 16 53,3 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kadar
- Perempuan 14 46,7 hemoglobin dan trombosit pasien DBD
menunjukkan korelasi lemah (r = -0,245) dan
berpola negatif artinya semakin tinggi kadar
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa lebih dari hemoglobin semakin rendah jumlah trombosit
separoh responden (53,3%) berjenis kelamin pasien. Berdasarkan uji statistik, hasil yang
laki-laki. Setelah dilakukan uji normalitas data didapatkan adalah tidak ada hubungan yang
dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov signifikan antara kadar hemoglobin dengan
pada kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah trombosit pasien DBD (p>0,05). Kadar
jumlah trombosit, maka didapatkan data hemoglobin hanya berkontribusi 6,0% terhadap
terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya trombosit dan 94,0% dari faktor lain yang tidak
untuk melihat hubungan kadar hemoglobin, diteliti.
hematokrit dan trombosit digunakan uji
korelasi pearson (parametrik).

45
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

Tabel 4 Hubungan Kadar Hematokrit dan dalam kisaran normal nilai hematokrit baik
Trombosit Pasien DBD di RSUD Padang pada wanita maupun pria. Adapun kadar
Panjang normal hematokrit pada wanita adalah 36-47%,
sedangkan pada pria 42-50% (Aziz et al, 2008).
Trombosit Penelitian ini menemukan rata-rata jumlah
Variabel trombosit pasien adalah 60733,33. Hasil rata-
R p value
rata jumlah trombosit ini berada di bawah batas
Kadar normal jumlah trombosit yaitu 150000-
-0,165 0,385 450000/mm3.
hematokrit (%)
Hasil penelitian ini menunjukkan
korelasi sedang (r= -0,165) dan berpola negatif
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui antara kadar hemoglobin dan trombosit pasien
bahwa nilai hematokrit dan trombosit pasien DBD. Hasil penelitian ini sesuai dengan
DBD menunjukkan menunjukkan korelasi penelitian Patandinan (2013) yang
lemah (r = -0,165) dan berpola negatif artinya menyimpulkan tidak ada hubungan yang
semakin tinggi nilai hematokrit semakin rendah signifikan antara kadar hemoglobin dengan
jumlah trombosit pasien. Berdasarkan uji jumlah trombosit pasien DBD.
statistik, hasil yang didapatkan adalah tidak ada Secara teori pada kejadian DBD ini
hubungan yang signifikan antara nilai disebabkan karena kebocoran plasma akibat
hematokrit dengan jumlah trombosit pasien peningkatan permeabilitas vaskuler yang
DBD (p>0,05). Kadar hematokrit hanya merupakan manifestasi klinis dari DBD,
berkontribusi 2,7% terhadap trombosit dan Kebocoran tersebut antara lain kebocoran
97,3% dari faktor lain yang tidak diteliti. protein dan masuknya cairan ke dalam ruangan
ekstravaskuler sehingga mengakibatkan
PEMBAHASAN terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hemoglobin).
Namun demikian hasil penelitian ini
menerapkan rancangan potong lintang (cross
sectional study) sehingga tidak dapat tidak sesuai dengan yang ditemukan oleh Utri
menentukan arah hubungan sebab akibat antara (2009) yang menyimpulkan terdapat hubungan
kadar hemoglobin dan trombosit pasien DBD. yang signifikan antara kadar hemoglobin
dengan trombosit pasien DBD. Perbedaan hasil
Penurunan jumlah trombosit secara teoritis
dipengaruhi oleh banyak factor, tetapi karena yang didapatkan pada penelitian ini dengan
keterbatasan dana dan waktu peneliti, maka teori kemungkinan disebabkan pada penelitian
peneliti dalam penelitian ini hanya meneliti ini yang diambil adalah pasien yang telah
terdiagnosa DBD tanpa membedakan fasenya.
kadar hemoglobin dan hematokrit saja seperti
yang tercantum dalam kerangka konsep
penelitian ini. Karakteristik pasien terdiri dari Hasil penelitian ini menunjukkan
umur pasien, jenis kelamin, kadar hemoglobin, korelasi lemah (r=-0,165) dan berpola negatif
antara nilai hematokrit dan trombosit pasien
hematokrit dan jumlah trombosit. Pada
penelitian ini ditemukan rata-rata umur pasien DBD . Hasil ini sesuai dengan penelitian
adalah 19,37 tahun. Rata-rata umur pasien Rasyada et al (2014) yang menyimpulkan tidak
tersebut menunjukkan bahwa pasien berada hubungan yang signifikan antara nilai
hematokrit dan trombosit pasien DBD.
dalam batas usia remaja akhir (18-21 tahun).
Pada penelitian ini ditemukan bahwa lebih dari Kecenderungan ini disebabkan karena
separoh pasien berjenis kelamin laki-laki. Pada peningkatan agregasi trombosit tidak hanya
penelitian ini ditemukan rata-rata kadar dipengaruhi oleh peningkatan hematokrit saja.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya
hemoglobin pasien 13,76 gr/dl. Rata-rata kadar
hemoglobin ini berada dalam kisaran normal agregasi trombosit antara lain kompleks virus
kadar hemoglobin baik pada wanita maupun antibodi maupun trombosit itu sendiri. Dalam
pria. Adapun kadar normal hemoglobin pada trombosit itu sendiri terdapat ADP yang dapat
memicu agregasi trombosit. Peningkatan
wanita adalah 12-16 gr/dl, sedangkan pada pria
14-18 gr/dl (Aziz et al, 2008) .Dalam penelitian hematokrit yang bermakna belum tentu
ini didapatkan rata-rata nilai hematokrit pasien menandakan pelepasan ADP dalam jumlah
41,27%. Rata-rata nilai hematokrit ini berada yang cukup untuk dapat mempengaruhi nilai
jumlah trombosit pada pasien DBD, sehingga

46
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

tidak mutlak terdapat hasil yang bermakna Knowlton K, Solomon G, Rotkin-Ellman


hubungan antara keduanya. M,Pitch F 2009. Mosquito-Borne
Selain itu ketidaksesuaian hasil Dengue Fever Threat Spreading in the
penelitian ini dengan hipotesis awal Americas. NewYork: Natural
kemungkinan disebabkan oleh berbagai macam Resources Defense CouncilIssue
faktor yaitu jumlah eritosit, ukuran eritrosit, Paper;.
penggantian cairan, status gizi pasien, dan
kondisi pasien saat datang ke rumah sakit. Nilai Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT,
hematokrit tidak saja didasarkan pada plasma Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics
darah namun juga oleh jumlah eritrosit. of Dengue Virus-specific
Sebagian besar penelitian yang Immunoglobulin Classes and
ditemukan senada dengan hasil yang Subclasses Correlate with Clinical
didapatkan pada penelitian ini antara lain Outcome of Infection. J
Hukom et al (2013) juga menemukan hal yang ClinMicrobio.2001;Vol. 39 4332-8.
sama yaitu tidak ada hubungan yang signifikan
antara hematokrit dan trombosit pasien DBD, Kristina, Ismaniah, Wulandari L. Kajian
serta penelitian Widyanti (2016) yang Masalah Kesehatan : Demam
menyimpulkan tidak ada hubungan yang BerdarahDengue. In: -
signifikan antara nilai hematokrit dan trombosit 601.Balitbangkes, editor.: Tri
pasien DBD. DjokoWahono. . 2004. p. hal 1-9

Daftar Pustaka KuraneI.Dengue Hemorrhagic Fever with


Chuansumrit A, Tangnararatchakit K, 2006. Spesial Emphasis on
Pathophysiology and Management of Immunopathogenesis. Comparative
Dengue Hemorrhagic Fever. Bangkok: Immunology, Microbiology &
Departmentof Pediatrics, Faculty of Infectious Disease, 2007 Vol 30: 329-
Medicine, Ramathibodi Hospital, 40.
Mahidol University
Kusriastuti R. Kebijaksanaan Penanggulangan
Dewi BE, Takasaki T, Sudiro TM, Nelwan R, Demam Berdarah Dengue Di
Kurane I, 2007. Elevated Levels of Indonesia. Jakarta: Depkes R.I; 2005
SolubeTumour Necrosis Factor
Receptor 1, Thrombomodulin and Malavinge G, Fernando S,SeneviranteS.Dengue
Solube Endothelial Cell adhesion Viral Infection. Postgraduate Medical
Molecules in Patients with Dengue Journal. 2004;Vol 80:p588
Hemorrhagic Fever. Dengue
Bulletin.Vol 31:103-10. Pusparini.Kadar Hematokrit danTrombosit
sebagai indicator diagnosis infeksi
Dinas Kesehatan KotaPadang. Profil dengue Primer dan Sekunder. Jurnal
kesehatan kota Padang tahun 2010. Kedokteran Trisakti: 2004-23(2) : 51-
Padang: DKK; 6.htp:// k.unand.ac.id Jurnal.2014.
2011.http://jurnal.fk.unand.ac.id
diakses 2014 Shepherd SM .Dengue Fever (serial online)
2007. (diunduh 27 April 2013).
Ganda, Idham Jaya. 2006. Comparison of blood Tersediadari:
gases analysis in patient with DSS and URL:HYPERLINKhttp://www.emedi
DHF. J Med Nus cine.me scape.com.
Vol.27.http://med.unhas.ac.iddiakses:
November 2012. Suhendro N, Chen L,Khie, 2009.Demam
Berdarah Dengue.Dalam
Hassan, R.., Alatas, H (Ed.), 2005. Dengue, in: (AruS,etal.ed. Buku Ajar
Buku KuliajIKA 2. Cet.11. Jakarta: Ilmu Penyakit Dalam Jilid III EdisiV
Bag. IKA FKUI,pp 607-16. ). Jakarta:Interna Publishing,pp 2773-
2779.

47
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018

Sutaryo.PerkembanganPatogenesisDemamBe Berdarah Dengue (DBD) di RSUD DR.


darahDengue.Dalam:Hadinegoro,Sat Pringadi Medan Periode 1 Januari-31
ariHI,editor (penyunting). Demam Desember 2009. Skripsi FK USU.
Berdarah Dengue Edisi ke-1. Jakarta: 2010.
Balai Penerbit FKUI; 2004.
Soegijanto S. Patogenesadan Widyanti NNA, 2016. Hubungan Jumlah
Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus Hematokrit Dan Trombosit Dengan
Dengue Tingkat Keparahan Pasien Demam
.www.pediatrikcom/buletin/20060220 8ma2gi- Berdarah Dengue Di Rumah Sakit
buletindoc; 2002 [cited 2010]; Sanglah Tahun 2013-2014. E-Jurnal
Available from: Medika, vol.no.8
www.pediatrikcom/buletin/20060220-8ma2gi
buletindoc.

Sutedjo AY. Mengenal Penyakit Melalui Hasil


Pemeriksaan
Laboratorium.Yokyakarta:Amal.Book
s;2007. http:// k.unand.ac.id Jurnal..
2014.

WHO. Dengue: Guidlines for


Diagnosis,Treatment, Prevention and
Control. New Edition. World Health
Organisation.Regional Office for South
East Asia, 2007. Variableendemicity
for DF/DHF in countries of SEA
Region, 2007. www. searo. who. int.
diakses : Januari 2013.

Aziz F, Witjaksono J, Rasjidi I. 2008. Panduan


Pelayanan Medik. Jakarta : EGC.
Ginanjar G, 2004. Demam Berdarah
A Survival G. Yogyakarta: B’First.

Hukom AOE, Warouw SM, Memah M,


Mongan AE. 2013. Hubungan Nilai
Hematokrit Dan Nilai Jumlah
Trombosit Pada Pasien Demam
Berdarah Dengue. Jurnal e Biomedik.
Vol 1 no1.

Patandianan R, Mantik MFJ, Manoppo


F,Mongan AE. 2013. Hubungan Kadar
Hemoglobin Dengan Jumlah Trombosit
Pada Pasien Demam Berdarah Dengue.
Jurnal e Biomedik. Vol 1. No2

Rasyada A, Nasrul E, Edward Z. 2014.


Hubungan Nilai Hematokrit Terhadap
Jumlah Trombosit pada Penderita
Demam Berdarah Dengue. Jurnal
Kesehatan Andalas. Vol 3 no3.

Utri, A.K. Hubungan Nilai Trombosit dan


Hematokrit dengan Derajat Demam

48

Anda mungkin juga menyukai