Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

PROYEK RANCANGAN LISTRIK


TL 131432

Oleh:

Nama /NIDN: Bersiap Ginting,S.T.,M.T./ 0023036308

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
BAHAN AJAR

NAMA MATA KULIAH : PROYEK RANCANGAN LISTRIK


KODE MATA KULIAH : TL131432
NAMA PENULIS : BERSIAP GINTING,S.T.,M.T.
NIP/NIDN : 196303231989031002/0023036308
JURUSAN/PRODI : TEKNIK LISTRIK

Palembang, Desember 2014


Menyetujui, Penulis,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

(Ir.Ali Nurdin,M.T.) (Bersiap Ginting,S.T.,M.T.)


NIDN.0015056306 NIDN.0023036308

Mengetahui
a.n. Direktur
Pembantu Direktur I,

(H.Fidaus,S.T.,M.T.)
NIDN.0007126208
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis berhasil
menyelesaikan Bahan Ajar berbasis e-learning yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan
dalam Proses Belajar Mengajar pada mata kuliah:

PROYEK RANCANGAN LISTRIK (kode mata kuliah TL131432)

Dalam penulisan Bahan Ajar berbasis e-learning, tentunya masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan adanya saran dan kritik demi perbaikan bahan ajar ini.

Penulis,
BAB I
PENGENALAN PROYEK PERANCANGAN LISTRIK

CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning Out Come)


1. Memahami tentang ruang lingkup perancangan proyek instalasi listrik.
2. Memahami tentang perancangan proyek instalasi.

PENDAHULUAN / DESKRIPSI SINGKAT

Perancangan adalah menuangkan suatu ide dalam gambar, tulisan agar dapat dikoreksi
orang lain. Hal-hal yang dirancang atau dikalkulasi adalah gambar, material, biaya, lama
waktu dan aturan yang berlaku.
Proyek adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan tujuan, biaya, jangka waktu dan
aturan yang telah disepakati sebelumnya. jadi dalam bab ini akan dibahas jenis proyek,
langkah-langkah pelaksanaan proyek serta bagaimana mengkalkulasi proyek.

1.1 Pengertian Perancangan dan Proyek

 Proyek adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan tujuan, biaya, jangka waktu dan
aturan yang telah disepakati sebelumnya. Jadi, proyek instalasi listrik adalah suatu
pekerjaan kelistrikan yang yang memiliki tujuan, biaya, jangka waktu dan aturan yang
telah disepakati sebelumnya.

Merancang

Orang Badan Hukum

Perusahaa
nnn
Langkah-langkah mendirikan perusahaan:

1. Tentukan nama (inisial)


2. Ada nama pemilik
3. Modal (dinyatakan dalam bentuk referensi bank), maksudnya dinyatakan dalam bentuk
surat resmi yang menyatakan kepemilikan modal
4. Tempat atau alamat yang tetap dan strategis
5. Didaftarkan di akta notaris pendirian perusahaan
6. Didaftarkan ke Pemda setempat untuk mendapatkan:
- SITU (Oleh Dinas Penanaman Modal Daerah)
- SIUP (Oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan) Perdagangan Umum
- TDP (Oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan)
- Dll

1.2 Syarat merubah Jenis Perusahaan

Untuk merubah jenis perusahaan dari perdagangan umum (Penyedia, Supplier, Distributor
Peralatan) menjadi jenis perusahaan usaha umum (dalam Bidang Teknis), suatu badan usaha
harus memenuhi persyaratan berikut ini:

1. Personil dari CV minimal ada yang berijazah D3


2. Punya pengalaman minimal 2 tahun bekerja dibidang kelistrikan
3. Mengikuti ujian sertifikasi yang diadakan Oleh Lembaga Sertifikasi Uji Kompetensi dan
lulus dengan sertifikat Level 3
Note :

Teknisi ( Penanggung Jawab Teknik Mulai Level 1 s/d Level 9)

Kelas atau Klasifikasi Instalatir:

a. Kelas A, diperbolehkan memasang pekerjaan listrik instalasi bangunan dengan daya


maksimal 25 KVA. Penanggung jawab teknik minimal Level 3

b. Kelas B, diperbolehkan memasang pekerjaan listrik instalasi bangunan dan JTR


dengan daya maksimal 99 KVA. Penanggung jawab teknik minimal Level 3
c. Kelas C, diperbolehkan memasang pekerjaan listrik instalasi bangunan, JTR, JTM dan
pembangkit listrik dengan daya maksimal 5 MW. Penanggung jawab teknik minimal
Level 5
d. Kelas D, diperbolehkan memasang semua pekerjaan listrik. Penanggung jawab teknik
Level 7
4. Sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Uji Kompetensi kita daftarkan ke
Asosiasi kontraktor listrik:
- AKLI
- AKLINDO
5. AKLI atau AKLINDO akan mengeluarkan SP-PJT (Surat Penetapan Penanggung Jawab
Teknik)
6. SP-PJT dan Company Profile didaftarkan di asosiasi korporasi LPJK (Lembaga
Penanggung Jawab Jasa Konstruksi).LPJK meliputi konstruksi sipil, mekanik maupun
kelistrikan.

1.3 Instansi yang terlibat dalam Sebuah Proyek

1. Pemilik (Owner atau Pemilik modal proyek)


2. Konsultan listrik (Perencana proyek)
3. Kontraktor listrik (Pekerja proyek)
4. Pimpro (Pimpinan Proyek atau Panitia pelaksaan proyek)
5. Konsultan Pengawas

1.4 Tahapan sebelum Pelaksanaan Proyek

Jenis proyek:

 Pengadaan baru
 Pemeliharaan / Maintenance (Terjadwal)
a. Pengadaan baru
Owner berinisiatif untuk membuat sesuatu yang baru.Disini owner merangkap sebagai
pimpinan.
- Tahap 1

OWNER JENIS PROYEK

HAL HAL TERKAIT


TIM PROYEK

- Tahap 2
SWASTA

TIM OWNER

PEMERINTAH

BUMN

AHLI AHLI AHLI CAMPURAN


KOMPETEN KOMPETEN KOMPETEN

KESEPAKATAN

HAL HAL TERKAIT

PELAKSANAAN
KONTRAKTOR
PROYEK

- Tahap 3

OWNER PANITIA TENDER

DOKUMEN MENGENAI PROYEK

Penentuan Pelaksana Proyek:


- Swasta : berhak menentukan langsung atau melalui tender
- Pemerintah : Berhak menentukan langsung jika nilai proyek < 100 Jt dan
melalui tender jika > 100 Jt.

1.5 Tugas Panitia Tender

Tugas Panitia Tender adalah:


1. Menyusun Scope Of Work (Ruang Lingkup Kerja)
2. Menentukan persyaratan yang harus dipenuhi kontraktor yang ikut tender
3. Membuat jadwal pelelangan / tender yang meliputi :
a. Tanggal undangan terbuka / pengumuman tender di minimal dua harian surat
kabar bertaraf Nasional/ harus diumumkan di weside PUPR setempat/PUPR
propinsi.
*Undangan kepada rekanan yang sudah dikenal diperbolehkan berupa
undangan langsung
b. *Undangan kepada rekanan yang belum dikenal (umum) harus melalui minimal
dua surat kabar harian bertaraf nasional /harus diumumkan di weside PUPR
setempat/PUPR propinsi.
c. Tanggal pendaftaran
d. Tanggal pengambilan dokumen (Scope Of Work dan hal-hal terkait)
Dokumen penawaran tender biasanya terdiri dari 2 buah amplop atau sampul.
*Sampul 1 Form yg berisi data-data administrasi dan teknis
*Sampul 2 Form berisi harga penawaran atau estimasi biaya proyek

e. Tanggal AAN Wijing, yaitu penjelasan dokumen dan diskusi antara panitia dan
peserta lelang mengenai proyek.
Terdapat dua jenis AAN Wijing yaitu, AAN Wijing Lapangan (Survey Lapangan)
dan AAN Wijing Dokumen.
Hasil kesepakatan final merupakan gabungan persyaratan dari panitia dan hasil
notulen AAN Wijing.
AAN WijingDokumen harus ditanda tangani oleh panitia dan minimal 2 orang
perwakilan peserta tender.
AAN Wijing Lapangan dapat dilakukan jika diminta oleh minimal 3 orang
peserta tender, tetapi jika kurang dari 3 orang peserta yang meminta maka
panitia akan melakukan survey lapangan hanya dengan peserta yang meminta tsb.

f. Tanggal pengembalian dokumen


*Dokumen administrasi dan design (perencanaan) dalam 1 amplop
*Dokumen Harga dalam 1 amplop
*Kemudian kedua dokumen dimasukkan dalam sebuah amplop

g. Tanggal evaluasi (seleksi atau checklist dokumen dan persyaratan), jika lulus
seleksi maka peserta baru berhak mengikuti tender harga.
Evaluasi administrasi ini biasanya dibuat dalam bentuk tabel checklist seperti
berikut :

No. Dokumen Kelengkapan Point Kelengkapan


Ada Tidak Ada
1 Sertifikat Keahlian + 10
2 SPPJT -10
3 dll
Total
Lalu diberi ketentuan seperti berikut :
Jika <200, tidak lulus.
Jika >/= 200, lulus.
h. Tanggal pengumuman, dilakukan lebih dahulu daripada penetapan pemenang
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk melakukan
sanggahan.
Pengumuman pemenang ada dua yaitu berdasarkan:
*Harga terendah dibawah estimasi
*Sistem tawar menawar (E. Ouction)
i. Tanggal penetapan pemenang
j. Tanggal Kick Of Meeting (Penyerahan Pekerjaan), biasanya terdapat ketentuan
tambahan

4. Menyusun metode penentuan pemenang

Metode penentuan pemenang untuk suatu proyek berdasarkan :

1. Harga terendah dibawah estimasi


Maksudnya adalah dalam suatu tender, peserta tender yang berani menawarkan
harga paling rendah dibawah estimasi dari peserta lain adalah yang akan
memenangkan tender, tetapi tetap dengan estimasi keuntungan untuk peserta tender
itu sendiri. Sistem ini dilakukan secara manual atau konvensional. Syarat-syarat
pelaksanaan metode ini adalah :
- Peserta telah dinyatakan lulus administrasi.
- Minimal tiga perusahaan menawar dibawah HPS (Harga Perkiraan Sementara).
Pengumuman pemenang berdasarkan harga yang paling rendah, contohnya :
Pemenang 1 : Perusahaan A (menawar 100 Juta)
Pemenang 2 : Perusahaan B (menawar 120 Juta )
Pemenang 3 : Perusahaan C (menawar 125 Juta )
Pada metode ini dimungkinkan adanya sanggahan, dimana peserta lain
diberi waktu selama satu minggu untuk melakukan sanggahan (protes). Jika
dalam satu minggu tidak ada sanggahan maka harga terendahlah menjadi
pemenang.

2. Sistem tawar menawar (E-Ouction)


Sistem ini merupakan sistem penentuan pemenang tender berbasis
elektronik. E-ouction merupakan bagian dari layanan e-procurement. Masing-
masing peserta tender mengajukan penawaran melalui sebuah pc (personal
computer). Peserta dapat melalukan penawaran (bid) secara berulang sampai
waktu yang ditentukan selesai. Keuntungan maksimal dari harga penawaran yang
ditawarkan oleh peserta tender adakah 10%. Peserta dengan nilai penawaran
terendah sampai waktu yang ditentukan selesai adalah pemenang tender. Urutan
ranking penawaran akan terlihat secara otomatis di layar pc masing-masing
peserta tender. Ranking pertama saat waktu terakhirlah yang menang. Contoh
pelaksanaannya seperti berikut :

Peserta II
Menawar 125 Juta
(Rank 3 )

Peserta III Peserta I


Menawar 120 Juta Menawar 110 Juta
(Rank 2 ) (Rank 1 )
Panitia

Kelebihan sistem ini dibandingkan dengan sistem konvensional atau


manual adalah dapat mengurangi kemungkinan terjadinya praktek KKN antara
panitia tender dengan peserta tender atau antara sesame peserta tender, karena
baik peserta maupun panitia tidak saling mengetahui satu sama lain.
Sementara untuk PT. PLN sendiri memiliki website e-procurement yaitu
www.eproc.pln.co.id

1.6 Penentuan Upah Netto

Contoh : Upah Tukang Listrik Rp 160.000 / hari dan Upah kenek Rp 120.000 / hari. Total
Upah Rp 280.000

Jam kerja per hari 7 jam, Rp.280000:7 sehingga upah per jamnya Rp 40.000

 Kemampuan Tukang Listrik dan kenek adalah :

1) Stop Kontak, saklar tunggal, saklar seri 5 buah per jam

2) Box MCB 4 buah per hari

3) 200 meter kabel NYA per hari

4) Elektroda pentanahan 4 unit per hari

5) Kemampuan kenek membobok tembok dan memasang pipa pvc 5/8 inci serta
mangkokan = 10m/hari

6) Kemampuan memasang piting lampu 4 buah/jam


 Sehingga upah untuk masing-masing pekerjaan :

Rp 40.000
1) Stop kontak, saklar tunggal, saklar seri = = Rp 8.000/buah waktu 12
5
menit

Rp 280.000
2) Box MCB = = Rp 70.000, waktunya 420 menit:4= 105 menit.
4

Rp 280.000
3) Kabel = = Rp 1400, waktu 420 menit :200=2,1 menit.
200

Rp 280.000
4) Elektroda pentanahan = = Rp 70.000, waktunya 420:4= 105 menit
4

5) Piting lampu Rp.40000 : 4 = Rp.10.000 waktunya 60:4=15 menit.

 Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan adalah :

60 menit
1) Stop kontak, saklar tunggal, saklar seri = = 12 menit / unit
5

420 menit
2) Box MCB = = 105 menit / unit
4

420 menit
3) Kabel = = 2,1 menit / meter
200

420 menit
4) Elektroda pentanahan = = 105 menit / unit
4

1.7 Jumlah Biaya Instalasi dan Ongkos Pasang

Jumlah titik adalah jumlah stop kontak + fitting lampu dalam sebuah instalasi

jumlahharga komponeninstalasi
 Biaya Instalasi =
jumlah titik
jumlah biaya pasang
 Ongkos Pasang =
jumlah titik

1.8 Metode Penentuan Harga Proyek

Dalam menentukan harga proyek, ada tiga metode yang dapat digunakan oleh seorang
kontraktor, yaitu :
1. Metode Harga Riil :
Total dari harga netto material (misal A) ditambah dengan harga biaya pasang (misal
B) : A+B =C
Lalu ditambah keuntungan 10 persen ( 10 % ) C + 10 % . C = D
Lalu ditambah pajak 10 persen ( 10 % ) D + 10%. D = E
Maka, harga proyek menurut metode harga riil adalah E rupiah.

2. Metode Harga Pendekatan :


a. Harga Netto
Harga Netto adalah harga barang terendah yang dapat diperoleh pada agen
distributor terdekat.
b. Ongkos atas bahan-bahannya
Dinaikkan 4% s/d 6% dari harga netto untuk menutupi ongkos angkut, biaya
penyimpanan, resiko rusak. Diambil rata-rata 5%
c. Keuntungan atas bahan-bahannya
Dinaikkan 10% s/d 20% dari harga netto sebagai keuntungan perusahaan atas harga
bahan. Diambil rata-rata 15%
d. Upah Netto.
Ongkos pasang atau biaya instalasi.
e. Ongkos atas upah
Dihitung 40% s/d 80% dari upah netto untuk menutupi biaya cuti, asuransi dan
kesehatan. Diambil rata-rata 60%
f. Keuntungan atas upah
Besarnya 10% s/d 20% dari upah netto sebagai keuntungan perusahaan atas upah
diambil rata-rata 15%
g. Biaya tidak terduga
h. Pajak
Jadi misalkan harga netto adalah A dan upah netto adalah B maka :

A + 20 % . A = C

B + 75 % . B = D

Totalnya C+D = E rupiah. Maka, harga proyek menurut metode harga pendekatan
adalah E rupiah ditambah pajak 10%
3. Metode Internasional :
Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan total harga netto (A) dan upah netto (B)
dengan faktor pengali sebesar 1,8.
Jadi,
A+B=C
C x faktor pengali ( 1,8 ) = D
Maka, harga proyek menurut metode harga internasional adalah D rupiah.

1.9 Contoh RAB Tender

RAB Tender adalah analisa harga untuk menentukan harga tender yang nantinya akan
ditawarkan. Contohnya :

CONTOH TABEL RAB TENDER


No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga
1 Box MCB 2 Grup Set 1 Rp 20.700 Rp 20.700
Merk Presto
2 MCB 2 Ampere Buah 1 Rp 20.000 Rp 20.000
Merk Shukaku
3 Saklar Seri Merk Buah 1 Rp 19.100 Rp 19.100
Panasonic
4 Saklar Tunggal Buah 4 Rp 13.500 Rp54.000
Merk Panasonic
5 Stop Kontak Merk Buah 3 Rp 15.000 Rp45.000
Panasonic
6 Fitting Lampu Merk Buah 6 Rp 6.500 Rp39.000
Kawa
7 Bola Lampu Merk Buah 6 Rp 36.000 Rp 216.000
Philips
8 Elektroda Buah 1 Rp 55.000 Rp 55.000
Pentanahan
9 Biaya Instalasi Titik 9 Rp47.272,2 Rp425.450
10 Ongkos Pasang Titik 9 Rp 43.793,3 Rp 394.139,7
Total Harga Instalasi Rp 1.288.389,7

Dari tabel tersebut, kontraktor dapat menentukan harga proyek, poin nomor satu sampai
sembilan adalah harga netto bahan-bahan sedangkan poin kesepuluh adalah harga biaya pasang.
Tiga metode yang dapat digunakan oleh seorang kontraktor, yaitu :

1) Metode Harga Riil :

Total dari harga netto material (misal A) ditambah dengan harga biaya pasang (misal
B) :
A+B=C
Contoh dari tabel, harga barang (poin nomor 1-9) adalah Rp 894.250 dan harga biaya
pasang adalah Rp 394.139,7
Jadi, Rp 894.250 + Rp 394.139,7= Rp 1.288.389,7
Lalu ditambah keuntungan 10 persen ( 10 % )
C + 10 % . C = D
Rp 1.288.389,7+ ( 10 % x Rp 1.288.389,7) = Rp 1.417.228,67
Maka, harga proyek menurut metode harga riil adalah Rp 1.417.228,67
Harga tersebut harus ditambah lagi 10 % untuk biaya pajak.

2. Metode Harga Pendekatan :

A + (20 % x A) = C

Rp 894.250 + (20 % x Rp 894.250) = Rp 1.073.100

B + (75 % x B) = D

Rp 394.139,7 + (75% x Rp 394.139,7) = Rp 689.744,475


Totalnya C+D = E rupiah.

Rp Rp 1.073.100 + Rp 689.744,475 = Rp 1.762.844,475

Maka, harga proyek menurut metode harga pendekatan adalah


Rp 1.762.844,475. Harga tersebut harus ditambah lagi 10 % untuk biaya pajak.

3. Metode Internasional :

A+B=C
Rp 894.250 + Rp 394.139,7= Rp 1.288.389,7
C x faktor pengali ( 1,8 ) = D
Rp 1.288.389,7 x 1,8 = Rp 2.319.101,46
Maka, harga proyek menurut metode harga internasional adalah
Rp 2.319.101,46 Harga tersebut harus ditambah lagi 10 % untuk biaya pajak.

Anda mungkin juga menyukai